2010–2019
Ajaran Yesus
Oktober 2011


Ajaran Yesus

Yesus Kristus adalah Putra Tunggal dan Putra Terkasih Allah .… Dia adalah Juruselamat kita dari dosa dan kematian. Ini adalah pengetahuan yang paling penting di bumi.

Apakah pendapatmu tentang Mesias?” (Matius 22:37). Dengan perkataan itu Yesus mencengangkan orang-orang Farisi di zaman-Nya. Dengan perkataan yang sama saya bertanya kepada sesama saya Orang Suci Zaman Akhir dan orang Kristen lainnya apa yang sungguh-sungguh Anda percayai mengenai Yesus Kristus dan apa yang Anda lakukan karena kepercayaan itu.

Sebagian besar kutipan tulisan suci saya akan berasal dari Alkitab, karena itu familiar bagi kebanyakan orang Kristen. Penafsiran saya tentu saja akan berasal dari apa yang tulisan suci modern, terutama Kitab Mormon, ajarkan kepada kita mengenai makna ayat-ayat suci Alkitab yang sedemikian ambigu sehingga orang-orang Kristen yang berbeda tidak sepakat akan maknanya. Saya berbicara kepada orang-orang yang percaya namun juga yang lainnya. Seperti yang Penatua Tad R. Callister ajarkan kepada kita pagi ini, sebagian orang yang menyebut diri mereka Kristen memuji Yesus sebagai guru yang hebat tetapi menahan diri dari menegaskan keilahiannya. Untuk menanggapi mereka, saya telah menggunakan perkataan Yesus Sendiri. Kita semua hendaknya mempertimbangkan apa yang Dia Sendiri ajarkan mengenai siapa Dia adanya dan untuk melakukan apa Dia diutus ke bumi.

Putra Tunggal

Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah Putra Tunggal. Firman-Nya:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yohanes 3:16–17).

Allah Bapa menegaskan ini. Dalam puncak pengalaman sakral di Gunung Perubahan Rupa, Dia menyatakan dari surga, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Matius 17:5).

Yesus juga mengajarkan bahwa penampilan-Nya adalah sama seperti Bapa-Nya. Kepada para Rasul-Nya Dia berfirman:

“‘Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.’

Kata Filipus kepada-Nya: ‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.’

Kata Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa’” (Yohanes 14:7–9).

Sesudahnya, Rasul Paulus menguraikan sang Putra sebagai “gambar wujud [Allah Bapa]” (Ibrani 1:3; lihat juga 2 Korintus 4:4).

Pencipta

Rasul Yohanes menulis bahwa Yesus, yang dia sebut “Firman,” “pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1:2–3). Jadi, di bawah rencana Bapa, Yesus Kristus adalah Pencipta segala sesuatu.

Tuhan Allah Israel

Selama pelayanan-Nya kepada umat-Nya di Palestina, Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah Yehova, Tuhan Allah Israel (lihat Yohanes 8:58). Kemudian, sebagai Tuhan yang telah bangkit, Dia melayani kepada umat-Nya di Benua Amerika. Di sana Dia berfirman:

“Lihatlah, Aku adalah Yesus Kristus, yang para nabi persaksikan akan datang ke dunia .…

… Aku adalah Allah Israel, dan Allah seluruh bumi” (3 Nefi 11:10, 14).

Yang Telah Dia Lakukan bagi Kita

Di sebuah konferensi pasak bertahun-tahun lalu, saya bertemu seorang wanita yang mengatakan bahwa dia telah diminta untuk datang kembali ke gereja setelah bertahun-tahun pergi namun tidak bisa memikirkan alasan apa pun mengapa dia sebaiknya kembali. Untuk memberinya semangat saya berkata, “Ketika Anda mempertimbangkan semua yang telah Juruselamat lakukan bagi kita, bukankah Anda memiliki banyak alasan untuk datang kembali ke gereja untuk beribadat dan melayani Dia?” Saya takjub pada jawabannya, “Apa yang telah Dia lakukan bagi saya?” Bagi mereka yang tidak memahami apa yang telah Juruselamat lakukan bagi kita, saya akan menjawab pertanyaan itu dengan kata-kata-Nya sendiri dan dengan kesaksian saya sendiri.

Hidup Dunia

Alkitab mencatat ajaran Yesus: “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Kemudian, di Dunia Baru, Dia berfirman, “Aku adalah terang dan kehidupan dunia” (3 Nefi 11:11). Ia adalah Hidup Dunia karena Dia adalah Pencipta kita dan karena, melalui Kebangkitan-Nya, kita semua diyakinkan bahwa kita akan hidup kembali. Dan kehidupan yang Dia berikan kepada kita bukanlah sekadar kehidupan fana. Dia mengajarkan, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:28; lihat juga Yohanes 17:2).

Terang Dunia

Yesus juga mengajarkan, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan” (Yohanes 8:12). Dia juga memfirmankan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). Dia adalah jalan dan Dia adalah terang karena ajaran-ajaran-Nya menerangi jalan kita dalam kehidupan fana dan memperlihatkan kepada kita jalan kembali kepada Bapa.

Melakukan Kehendak Bapa

Senantiasa, Yesus menghormati Bapa dan mengikuti Dia. Bahkan semasa muda Dia menyatakan kepada orang tua fananya, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:49). “Sebab Aku telah turun dari surga,” Dia kemudian mengajarkan, “bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yohanes 6:38; lihat juga Yohanes 5:19). Dan Juruselamat mengajarkan, “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6; lihat juga Matius 11:27).

Kita kembali kepada Bapa dengan melakukan kehendak-Nya. Yesus mengajarkan, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku; Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga” (Matius 7:21). Dia menjelaskan:

“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?

Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka, dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:22–23).

Lalu siapa yang akan memasuhi kerajaan surga? Bukan mereka yang hanya melakukan pekerjaan yang baik dengan menggunakan nama Tuhan, Yesus ajarkan, tetapi hanya “dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.”

Teladan Besar

Yesus memperlihatkan kepada kita cara melakukan ini. Berkali-kali Dia mengundang kita untuk mengikuti-Nya: “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku” (Yohanes 10:27).

Kuasa Imamat

Dia memberikan kuasa imamat kepada para Rasul-Nya (lihat Matius 10:1) dan kepada yang lainnya. Kepada Petrus, Rasul senior, Dia berfirman, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga” (Matius 16:19; lihat juga Matius 18:18).

Lukas mencatat bahwa “Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya” (Lukas 10:1). Kemudian Tujuh Puluh ini dengan penuh sukacita memberi tahu Yesus, “Juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu” (Lukas 10:17). Saya adalah saksi tentang kuasa imamat itu.

Bimbingan melalui Roh Kudus

Di akhir pelayanan fana-Nya, Yesus mengajari para Rasul-Nya, “Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:26), dan “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yohanes 16:13).

Bimbingan melalui Perintah-Perintah-Nya

Dia juga membimbing kita melalui perintah-perintah-Nya. Karena itu, Dia memerintahkan orang-orang Nefi agar mereka hendaknya tidak lagi memiliki perselisihan mengenai pokok-pokok ajaran, karena, Dia berfirman:

“Dia yang memiliki semangat perselisihan bukanlah dari-Ku, tetapi dari iblis, yang adalah bapa perselisihan, dan dia menghasut hati manusia untuk beselisih dengan amarah, satu sama lain.

Lihatlah, ini bukanlah ajaran-Ku, untuk menghasut hati manusia dengan amarah, satu terhadap yang lain; tetapi inilah ajaran-Ku, bahwa hal-hal seperti itu hendaknya diakhiri” (3 Nefi 11:29–30).

Berfokus pada Kehidupan Kekal

Dia juga menantang kita untuk berfokus kepada Dia, bukan pada apa yang dari dunia. Dalam khotbah besar-Nya mengenai roti hidup, Yesus menjelaskan perbedaan antara pemeliharaan fana dan kekal. “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa,” firman-Nya, “melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu” (Yohanes 6:27). Juruselamat mengajarkan bahwa Dia adalah Roti Hidup, sumber pemeliharaan kekal. Berbicara mengenai pemeliharaan fana yang dunia tawarkan, termasuk manna yang telah Yehova kirimkan untuk memberi makan anak-anak Israel di padang belantara, Yesus mengajarkan bahwa mereka yang bersandar pada roti ini sekarang binasa (lihat Yohanes 6:49). Sebaliknya, pemeliharaan yang Dia tawarkan adalah “roti hidup yang telah turun dari surga,” dan, Yesus mengajarkan, “Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (Yohanes 6:51).

Beberapa murid-Nya mengatakan bahwa “perkataan ini keras,” dan sejak saat itu banyak dari pengikut-Nya “mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia” (Yohanes 6:60, 66). Tampaknya mereka tidak menerima ajaran-Nya yang terdahulu bahwa mereka hendaknya “mencari dahulu kerajaan Allah” (Matius 6:33). Bahkan dewasa ini sebagian orang yang mengaku Kristen lebih tertarik pada apa yang dari dunia—apa yang menyokong hidup di bumi namun tidak memberi pemeliharaan menuju kehidupan kekal. Bagi beberapa orang, “perkataan[Nya yang] keras” masih menjadi alasan untuk tidak mengikuti Kristus.

Pendamaian

Puncak dari pelayanan fana Juruselamat kita adalah Kebangkitan-Nya dan Pendamaian-Nya bagi dosa-dosa dunia. Yohanes Pembaptis menubuatkan ini ketika dia menyatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia” (Yohanes 1:29). Setelahnya Yesus mengajarkan bahwa “Anak Manusia datang … untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28). Dalam Perjamuan Malam Terakhir, Yesus menjelaskan, menurut kisah dalam Matius, bahwa anggur yang telah Dia berkati adalah “darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Matius 26:28).

Menampakkan diri kepada orang-orang Nefi, Tuhan yang telah bangkit mengundang mereka untuk maju dan meraba luka di sisi-Nya serta bekas paku di tangan-Nya dan kaki-Nya. Dia melakukan ini, Dia menjelaskan, “agar kamu boleh tahu bahwa Aku adalah Allah Israel, dan Allah seluruh bumi, dan telah dibunuh untuk dosa-dosa dunia” (3 Nefi 11:14). Dan, kisahnya berlanjut, khalayak ramai itu “menjatuhkan diri di kaki Yesus, dan menyembah-Nya” (ayat 17). Untuk inilah, seluruh dunia pada akhirnya akan menyembah-Nya.

Yesus mengajarkan lebih lanjut kebenaran-kebenaran berharga mengenai Pendamaian-Nya. Kitab Mormon, yang memaparkan ajaran-ajaran Juruselamat dan memberikan penjelasan yang paling baik tentang misi-Nya, melaporkan ajaran ini:

“Bapa-Ku mengutus-Ku agar Aku boleh diangkat ke atas salib …, agar Aku boleh menarik semua orang kepada-Ku, ….

… Agar mereka boleh dihakimi menurut pekerjaan mereka.

Dan … barangsiapa yang bertobat dan dibaptis dalam nama-Ku akan dipenuhi; dan jika dia bertahan sampai akhir, lihatlah, dia akan Aku anggap tak bersalah di hadapan Bapa-Ku pada hari itu ketika Aku akan berdiri untuk menghakimi dunia .…

Dan tidak ada apa pun yang tidak bersih dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya; oleh karena itu tidak ada apa pun yang masuk ke dalam peristirahatan-Nya kecuali itu adalah mereka yang telah membasuh pakaian mereka dalam darah-ku, karena iman mereka, dan pertobatan dari segala dosa mereka, dan kesetiaan mereka sampai akhir” (3 Nefi 27:14–16, 19).

Dan demikianlah kita memahami bahwa Pendamaian Yesus Kristus memberi kita kesempatan untuk mengatasi kematian rohani yang menjadi akibat dari dosa dan, dengan membuat serta menaati perjanjian-perjanjian sakral, untuk memiliki berkat-berkat kehidupan kekal.

Tantangan dan Kesaksian

Yesus memberikan tantangan: “Apakah pendapatmu tentang Mesias?” (Matius 22:42). Rasul Paulus menantang orang-orang Korintus “ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman” (2 Korintus 13:5). Kita semua hendaknya menanggapi tantangan ini bagi diri kita sendiri. Di manakah kesetiaan utama kita? Apakah kita seperti orang-orang Kristen dalam uraian mengesankan Penatua Neal A. Maxwell yang telah memindahkan tempat tinggal mereka ke Sion namun masih mencoba mempertahankan tempat tinggal kedua di Babilon?1

Tidak ada tempat yang netral. Kita adalah para pengikuti Yesus Kristus. Kewarganegaraan kita adalah di dalam Gereja-Nya dan Injil-Nya, dan kita hendaknya tidak menggunakan visa untuk mengunjungi Babilon atau bertindak seperti salah satu warganya. Kita hendaknya menghormati nama-Nya, menaati perintah-perintah-Nya, dan “janganlah mengupayakan apa yang dari dunia ini tetapi berupayalah … lebih dahulu untuk membangun kerajaan Allah, dan untuk menegakkan kebenaran-Nya” (Matius 6:33, catatan kaki a [dalam Alkitab versi Bahasa Inggris; dari TJS, Matius 6:38).

Yesus Kristus adalah Putra Tunggal dan Putra Terkasih Allah. Dia adalah Pencipta kita. Dia adalah Terang Dunia. Dia adalah Juruselamat kita dari dosa dan kematian. Ini adalah pengetahuan yang paling penting di bumi, dan Anda dapat mengetahui ini bagi diri Anda sendiri, seperti saya mengetahuinya bagi diri saya sendiri. Roh Kudus, yang bersaksi tentang Bapa dan Putra serta memimpin kita ke dalam kebenaran, telah mengungkapkan kebenaran-kebenaran ini kepada saya, dan Dia akan mengungkapnya kepada Anda. Caranya adalah hasrat dan kepatuhan. Sehubungan dengan hasrat, Yesus mengajarkan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Sehubungan dengan kepatuhan, Dia mengajarkan, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yohanes 7: 17). Saya bersaksi tentang kebenaran hal-hal ini dalam nama Yesus Kristus, amin.

  1. Lihat Neal A. Maxwell, A Wonderful Flood of Light (1990), 47.