2010–2019
“Aku Seorang Asing”
April 2016


“Aku Seorang Asing”

Dengan doa yang sungguh-sungguh tentukan apa yang dapat Anda lakukan—sesuai waktu dan keadaan Anda sendiri—untuk melayani para pengungsi yang tinggal di komunitas Anda.

Pada hari Lembaga Pertolongan diorganisasi, Emma Smith menyatakan: “Kita akan melakukan sesuatu yang luar biasa .… Kita menantikan peristiwa luar biasa dan panggilan yang mendesak.”1 Panggilan yang mendesak dan peristiwa luar biasa itu sering kali muncul pada saat itu—sebagaimana saat ini.

Salah satunya datang pada konferensi umum bulan Oktober 1856 sewaktu Presiden Brigham Young mengumumkan kepada jemaat bahwa para pionir kereta tangan masih di perjalanan dan akan datang terlambat. Dia menyatakan: “Iman, agama, dan pengakuan keagamaan Anda, tidak akan pernah menyelamatkan satu jiwa pun dari Anda di kerajaan selestial Allah kita, kecuali Anda melaksanakan dengan persis asas-asas yang sekarang saya ajarkan kepada Anda. Pergi dan bawalah kemari orang-orang yang berada di dataran itu, dan lakukan dengan saksama hal-hal yang kita sebut jasmani, … jika tidak iman Anda akanlah sia-sia.”2

Kita mengingat dengan rasa kagum yang penuh syukur para pria yang pergi menyelamatkan para Orang Suci yang menderita. Namun, apa yang para sister lakukan?

“Sister [Lucy Meserve] Smith mencatat … bahwa setelah imbauan Presiden Young, mereka yang hadir mengambil tindakan …. Para wanita ‘[melepaskan] rok bagian dalam mereka [lapisan dalam rok yang lebar yang menjadi mode pada saat itu yang juga membuat hangat], stoking, dan segala hal yang dapat mereka sisihkan, tepat di sana di Tabernakel [lama], dan menumpuk[nya] ke dalam kereta wagon untuk dikirimkan kepada para Orang Suci di pegunungan.’”3

Beberapa minggu kemudian, Presiden Brigham Young mengumpulkan para Orang Suci lagi di Tabernakel lama sewaktu para penyelamat dan rombongan kereta tangan semakin mendekati Salt Lake City. Dengan desakan yang hebat, dia memohon kepada para Orang Suci—khususnya para sister—untuk merawat yang menderita, memberi makan, dan menerima mereka, dengan mengatakan: “Beberapa akan Anda temukan dengan kaki yang membeku sampai ke pergelangan kaki; beberapa membeku sampai ke lutut mereka dan beberapa mengalami tangan yang membeku .… Kami ingin Anda menerima mereka seperti anak-anak Anda sendiri, dan untuk memiliki perasaan yang sama bagi mereka.”4

Lucy Meserve Smith juga mencatat:

“Kami melakukan semampu kami, dengan bantuan dari para brother dan sister yang baik, untuk membuat mereka yang membutuhkan merasa nyaman .… Tangan dan kaki mereka membeku parah .… Kami tidak menghentikan upaya kami [sampai] semua dibuat merasa nyaman .…

Saya tidak pernah merasakan kepuasan lebih, dapat saya katakan, sukacita dalam pekerjaan yang pernah saya lakukan dalam kehidupan saya, perasaan tidak dikenal tersebar luas.

Apa yang dapat tangan-tangan yang bersedia lakukan selanjutnya?”5

Para sister terkasih, kisah ini dapat dipersamakan dengan zaman kita dan mereka yang menderita di seluruh dunia. “Peristiwa luar bisa” lainnya menyentuh hati kita.

Gambar
Tenda-tenda di kamp pengungsi
Gambar
Anak-anak di kamp pengungsi
Gambar
Wanita di kamp pengungsi
Gambar
Keluarga di kamp pengungsip
Gambar
Pekerja bantuan dikelilingi oleh anak-anak di kamp pengungsi
Gambar
Menyambut keluarga pengungsi
Gambar
Pekerja bantuan memeluk seorang pengungsi

Ada lebih dari 60 juta pengungsi termasuk orang-orang yang dipaksa pindah di seluruh dunia. Separuh dari mereka adalah anak-anak.6 “Individu-individu ini telah mengalami kesulitan-kesulitan yang dahsyat dan sedang memulai kembali di negara dan kebudayaan yang baru. Sementara [terkadang] ada organisasi yang membantu mereka dengan tempat tinggal dan kebutuhan dasar, apa yang mereka perlukan adalah teman dan sekutu yang dapat menolong mereka [beradaptasi] terhadap tempat tinggal baru mereka, orang yang dapat menolong mereka mempelajari bahasa, memahami sistem, dan merasa terhubung.”7

Gambar
Yvette Bugingo

Musim panas lalu saya bertemu Sister Yvette Bugingo, yang pada usia 11 tahun melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain setelah ayahnya dibunuh dan tiga saudara lelakinya hilang dalam perang yang menghancurkan dunia. Yvette dan anggota keluarganya yang tersisa akhirnya tinggal selama enam setengah tahun sebagai pengungsi di negara tetangga sampai mereka dapat pindah ke rumah permanen. Mereka diberkati oleh pasangan yang peduli, yang membantu dengan transportasi, sekolah, dan hal lainnya, dan sebagaimana dia katakan, “pada dasarnya jawaban atas doa-doa kami.”8 Ibunya yang cantik dan adik perempuannya yang manis bersama kita malam ini, menyanyi di paduan suara. Saya telah sering kali bertanya-tanya sejak bertemu dengan para wanita yang menawan ini, “Bagaimana jika kisah mereka adalah kisah saya?”

Sebagai para sister kita adalah lebih dari separuh dari gudang Tuhan untuk menolong anak-anak Bapa Surgawi. Gudang-Nya tidak hanya terdiri dari barang-barang tetapi juga waktu, bakat, keterampilan, dan kodrat ilahi kita. Sister Rosemary M. Wixom telah mengajarkan, “Kodrat ilahi dalam diri kita menyalakan hasrat kita untuk menjangkau orang lain dan mendorong kita untuk bertindak”9

Mengenali kodrat ilahi kita yang mendorong kita untuk bertindak, Presiden Russell M. Nelson mengimbau:

“Kita membutuhkan para wanita yang mengetahui cara membuat hal-hal yang penting terjadi melalui iman mereka dan yang adalah para pembela pemberani akan moralitas dan keluarga di dunia yang terpuruk dalam dosa …; para wanita yang mengetahui cara memohon kuasa surga untuk melindungi dan memperkuat anak-anak serta keluarga ….

… Menikah maupun lajang, Anda, para sister, memiliki kemampuan tertentu dan intuisi khusus yang telah Anda terima sebagai karunia dari Allah. Kami, para brother, tidak dapat meniru pengaruh unik Anda.”10

Sepucuk surat dari Presidensi Utama yang dikirimkan kepada Gereja pada 27 Oktober 2015, mengungkapkan keprihatinan hebat dan rasa iba bagi jutaan orang yang telah melarikan diri dari rumah mereka mencari pertolongan dari konflik sipil dan kesulitan lainnya. Presidensi Utama mengundang individu, keluarga, dan unit Gereja untuk berperan serta dalam pelayanan seperti Kristus dalam proyek bantuan pengungsi lokal dan untuk berkontribusi ke dana kemanusiaan Gereja, ketika memungkinkan

Presidensi umum Lembaga Pertolongan, Remaja Putri, dan Pratama telah mempertimbangkan bagaimana merespons undangan Presidensi Utama. Kami tahu bahwa Anda, para sister terkasih kami dari segala usia, memiliki latar belakang yang berbeda dan hidup dalam beragam keadaan. Setiap anggota dari persaudaraan antarsister yang mendunia ini telah berjanji pada saat pembaptisan untuk “menghibur mereka yang berada dalam kebutuhan akan penghiburan.”11 Meskipun demikian kita harus ingat bahwa tidak seorang pun dari kita hendaknya berlari lebih cepat lebih daripada dia memiliki kekuatan.12

Dengan kebenaran-kebenaran ini dalam benak, kita telah mengorganisasi sebuah upaya bantuan yang disebut “I Was a Stranger [Aku Seorang Asing]”. Adalah doa kami agar Anda akan dengan doa yang sungguh-sungguh menentukan apa yang dapat Anda lakukan—sesuai dengan waktu dan situasi Anda sendiri—untuk melayani para pengungsi yang tinggal di lingkungan dan komunitas Anda. Ini adalah kesempatan untuk melayani secara pribadi, dalam keluarga, dan sebagai bagian dari organisasi untuk menawarkan persahabatan, menjadi mentor, dan pelayanan seperti Kristus lainnya dan adalah satu dari banyak cara para sister dapat melayani.

Dalam semua upaya kita yang penuh doa, kita hendaknya menerapkan nasihat bijak dari Raja Benyamin, yang diberikan kepada orang-orangnya setelah dia mengimbau mereka untuk memelihara mereka yang membutuhkan: “Pastikanlah bahwa segala hal ini dilakukan dalam kebijaksanaan dan ketertiban.”13

Sister sekalian, kita tahu bahwa menjangkau orang lain dengan kasih penting bagi Tuhan. Renungkanlah nasihat alkitabiah berikut:

“Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri.”14

“Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.”15

Dan Juruselamat berfirman:

“Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;

Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku.”16

Gambar
Peser sang janda

Juruselamat dengan penuh kasih mengakui janda yang menyumbang hanya dua peser karena dia melakukan apa yang dia mampu lakukan.17 Dia juga menceritakan perumpamaan tentang Orang Samaria yang Murah Hati, yang Dia akhiri dengan pernyataan “Pergilah, dan perbuatlah demikian.”18 Terkadang menjangkau tidaklah nyaman. Namun ketika kita bekerja bersama dalam kasih dan persatuan, kita dapat mengharapkan bantuan surga

Pada kebaktian pemakaman bagi seorang putri Allah yang menakjubkan, seseorang membagikan bahwa sister ini, sebagai presiden Lembaga Pertolongan pasak, bekerja bersama orang-orang lain di pasaknya untuk menyumbangkan selimut perca untuk menghangatkan orang-orang yang menderita di Kosovo selama tahun 1990-an. Dan seperti Orang Samaria yang murah hati, dia melakukan upaya ekstra sewaktu dia dan putrinya mengendarai sebuah truk yang dipenuhi dengan selimut perca dari London ke Kosovo. Dalam perjalanan pulang, dia menerima kesan rohani yang tidak mungkin salah yang meresap ke dalam hatinya. Kesan tersebut adalah yang berikut: “Apa yang telah kamu lakukan adalah hal yang sangat baik. Sekarang pulanglah, berjalanlah ke seberang jalan, dan layanilah tetanggamu!”19

Pemakaman dipenuhi dengan tambahan kisah mengilhami tentang bagaimana wanita yang setia ini mengenali dan menanggapi panggilan yang luar biasa dan mendesak—dan juga peristiwa biasa—dari mereka dalam lingkup pengaruhnya. Sebagai contoh, dia membuka rumah dan hatinya untuk menolong kaum muda yang bergumul kapan pun—siang atau malam.

Para sister terkasih, kita dapat diyakinkan akan bantuan Bapa Surgawi sewaktu kita berlutut dan memohon bimbingan ilahi untuk memberkati anak-anak-Nya. Bapa Surgawi; Juruselamat kita, Yesus Kristus; dan Roh Kudus siap untuk menolong.

Presiden Henry B. Eyring membagikan kesaksian penuh kuasa berikut kepada para wanita Gereja:

“Bapa Surgawi mendengar dan menjawab doa-doa Anda yang lahir dari iman memohon bimbingan dan bantuan untuk bertahan dalam pelayanan Anda bagi-Nya.

Roh Kudus dikirimkan kepada Anda dan kepada mereka yang Anda pedulikan. Anda akan diperkuat namun diilhami untuk mengetahui batasan dan sejauh mana kemampuan Anda untuk melayani. Roh akan menghibur Anda ketika Anda mungkin bertanya-tanya, ‘Sudah cukupkah yang saya lakukan?’”20

Sewaktu kita memikirkan “panggilan mendesak” dari mereka yang membutuhkan bantuan kita, marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri, “Bagaimana jika kisah mereka adalah kisah saya?” Semoga kita kemudian mencari ilham, menindaki kesan yang kita terima, dan menjangkau dalam persatuan untuk menolong mereka yang membutuhkan sewaktu kita mampu dan diilhami untuk melakukannya. Mungkin kemudian akan dikatakan tentang kita, sebagaimana Juruselamat berkata tentang sister pengasih yang melayani Dia: “Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik …. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya.”21 Saya menyebut itu luar biasa! Dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. Emma Smith, dalam Daughters in My Kingdom: The History and Work of Relief Society (2011), 14.

  2. Brigham Young, dalam Daughters in My Kingdom, 36.

  3. Daughters in My Kingdom, 36–37.

  4. Brigham Young, dalam James E. Faust, “Go Bring Them in from the Plains,” Liahona, November 1997, 7; lihat jjuga LeRoy R. and Ann W. Hafen, Handcarts to Zion: The Story of a Unique Western Migration 1856–1860 (1960), 139.

  5. Lucy Meserve Smith, dalam Jill Mulvay Derr and others, eds., The First Fifty Years of Relief Society: Key Documents in Latter-day Saint Women’s History (2016), 217, 218, ejaan dan tanda baca distandarkan; lihat juga Daughters in My Kingdom, 37.

  6. Lihat “Facts and Figures about Refugees,” unhcr.org.uk/about-us/key-facts-and-figures.html.

  7. 40 Ways to Help Refugees in Your Community,” 9 September 2015, mormonchannel.org.

  8. Posel dari Yvette Bugingo, 23 Maret 2016.

  9. Rosemary M. Wixom, “Menemukan Keilahian dalam Diri Kita,” Liahona, November 2015, 8. Emily Woodmansee, salah satu dari mereka yang diselamatkan pada tahun1856 dalam rombongan kereta tangan Willie, menguraikan kodrat ilahi seperti ini (dengan sedikit perubahan di pihak saya):

    Tugas malaikat diberi pada wanita;

    Dan inilah hak karunia wanita:

    Lakukan apa pun yang lembut dan [seperti Kristus],

    Hibur dan berkati dalam nama [Juruselamat] . (“As Sisters in Zion,” Hymns, no. 309)

  10. Russell M. Nelson, “Permohonan kepada Para Sister Saya,”Liahona, November 2015, 96, 97.

  11. Mosia 18:9.

  12. Lihat Mosia 4:27.

  13. Mosia 4:27.

  14. Imamat 19:34.

  15. Ibrani 13:2.

  16. Matius 25:35–36.

  17. Lihat Lukas 21:1–4.

  18. Lukas 10:37.

  19. Upacara pemakaman bagi Rosemary Curtis Neider, Januari 2015.

  20. Henry B. Eyring, “Sang Pengurus,”Liahona, November 2012, 124.

  21. Markus 14:68.