2010–2019
Pujian Terhadap Mereka yang Menyelamatkan
April 2016


Pujian Terhadap Mereka yang Menyelamatkan

Sewaktu kita meniru kasih Juruselamat, Dia pasti akan memberkati dan mendukung upaya-upaya saleh kita untuk menyelamatkan pernikahan kita dan memperkuat keluarga kita.

Beberapa tahun yang lalu, saya berada di Bait Suci Frankfurt Jerman ketika saya memerhatikan satu pasangan lanjut usia bergandengan tangan. Kelemahlembutan dan kasih sayang yang mereka tunjukkan terhadap satu sama lain membuat hati saya terharu.

Saya tidak yakin sepenuhnya mengapa itu memengaruhi saya sedemikian dalam. Mungkin itu karena kelembutan kasih yang dimiliki kedua orang ini terhadap satu sama lain—simbol ketekunan dan komitmen yang meyakinkan. Jelas bahwa pasangan ini telah bersama untuk waktu yang lama dan kasih sayang mereka terhadap satu sama lain masih hidup dan kuat.

Masyarakat yang Sekali Pakai Buang

Saya rasa alasan lain kejadian itu tetap tertanam begitu lama adalah perbedaan yang kontras dengan beberapa sikap orang-orang di zaman sekarang. Di begitu banyak masyarakat di seluruh dunia, segala sesuatu tampaknya bersifat sekali pakai lalu dibuang. Segera setelah sesuatu mulai rusak atau usang—atau bahkan ketika kita hanya bosan dengannya—kita membuangnya dan menggantinya dengan yang ditingkatkan, sesuatu yang lebih baru atau berkilau.

Kita melakukan ini dengan ponsel, pakaian, mobil—dan, tragisnya, bahkan hubungan.

Walaupun mungkin bermanfaat menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan lagi dalam kehidupan kita, ketika itu mengenai hal-hal yang memiliki makna kekal yang penting—pernikahan kita, keluarga kita, dan nilai-nilai kita—pola pikir mengganti yang asli dengan yang modern dapat mendatangkan rasa penyesalan yang mendalam.

Saya bersyukur bahwa saya menjadi anggota Gereja yang menghargai pernikahan dan keluarga. Para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dikenal di seluruh dunia karena memiliki sejumlah pernikahan dan keluarga yang paling berhasil. Saya yakin ini, sebagian, karena kebenaran berharga yang dipulihkan melalui Joseph Smith bahwa pernikahan dan keluarga dimaksudkan untuk kekekalan. Keluarga bukan dimaksudkan untuk membuat segala sesuatu menjadi lebih lancar di bumi ini dan disingkirkan setelah kita masuk surga. Alih-alih, itu adalah tata tertib dari surga. Itu adalah cerminan pola selestial, emulasi keluarga kekal Allah.

Tetapi hubungan pernikahan dan keluarga yang kuat tidak terjadi secara kebetulan, hanya karena kita anggota Gereja. Itu membutuhkan kerja secara terus-menerus dan dengan sengaja. Ajaran tentang keluarga kekal harus mengilhami kita untuk membaktikan upaya terbaik kita untuk menyelamatkan dan memperkaya pernikahan dan keluarga kita. Saya mengagumi dan memuji mereka yang telah mempertahankan dan memelihara hubungan yang penting dan kekal ini.

Hari ini saya ingin berbicara mengenai pujian terhadap mereka yang menyelamatkan.

Menyelamatkan Pernikahan Kita

Selama bertahun-tahun saya telah melakukan tata cara pemeteraian bagi banyak pasangan yang penuh harapan dan kasih. Saya tidak pernah menemukan seorang pun yang, ketika memandang ke mata pasangannya di altar, memikirkan bahwa mereka akan berakhir dalam perceraian atau kesedihan.

Sayangnya, beberapa demikian.

Entah bagaimana, seiring berjalannya waktu dan warna kasih yang romantis berubah, ada yang perlahan-lahan berhenti memikirkan kebahagiaan satu sama lain dan mulai memerhatikan kesalahan-kesalahan kecil. Dalam lingkungan seperti itu, ada yang tergoda oleh kesimpulan tragis bahwa pasangan mereka tidak cukup cerdas, tidak cukup menyenangkan, atau tidak cukup muda. Dan entah bagaimana mereka memperoleh gagasan bahwa ini memberi mereka pembenaran untuk mulai melihat ke tempat lain.

Brother sekalian, jika ini hampir menggambarkan mengenai Anda sama sekali, saya memperingatkan Anda bahwa Anda berada di jalan yang menuntun pada pernikahan yang hancur, keluarga yang berantakan, dan hati yang sedih. Saya memohon kepada Anda untuk berhenti sekarang, berpalinglah, dan kembalilah ke jalan integritas yang aman dan kesetiaan pada perjanjian. Dan, tentu saja, asas yang sama berlaku bagi para sister kita yang terkasih.

Sekarang, satu kata bagi para brother lajang kita yang mengikuti tipuan bahwa mereka harus menemukan “wanita yang sempurna” sebelum mereka dapat masuk ke dalam perkencanan serius atau pernikahan.

Brother sekalian yang terkasih, izinkan saya mengingatkan Anda, jika ada seorang wanita yang sempurna, apakah Anda pikir dia akan benar-benar tertarik kepada Anda?

Dalam rencana kebahagiaan Allah, kita tidak benar-benar mencari seseorang yang sempurna melainkan seseorang yang dengannya, di sepanjang kehidupan, kita dapat berusaha bersama menciptakan sebuah hubungan yang saling mengasihi, langgeng, dan lebih sempurna. Itulah golnya.

Brother sekalian, mereka yang menyelamatkan pernikahan mereka memahami bahwa upaya ini memerlukan waktu, kesabaran, dan melebihi semuanya, berkat-berkat Pendamaian Yesus Kristus. Itu mengharuskan Anda untuk murah hati, tidak cemburu, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, bersukacita karena kebenaran. Dengan kata lain, itu membutuhkan kasih amal, kasih murni Kristus.1

Semua ini tidak akan terjadi begitu saja dengan seketika. Pernikahan yang hebat dibangun sedikit demi sedikit, hari demi hari, seumur hidup.

Dan itu adalah kabar baik.

Karena tidak peduli betapa pun hambar hubungan kita mungkin saat ini, jika kita terus menambahkan sedikit demi sedikit kebaikan, rasa iba, mendengarkan, pengurbanan, pemahaman, dan rasa tidak mementingkan diri, pada akhirnya hubungan akan mulai berkembang.

Jika itu tampaknya perlu waktu selamanya, ingatlah: pernikahan yang bahagia dimaksudkan untuk bertahan selamanya! Jadi “janganlah letih dalam melakukan yang baik, karena kamu sedang meletakkan landasan suatu pekerjaan besar [pernikahan]. Dan dari hal-hal yang kecil mulailah apa yang besar.”2

Itu mungkin pekerjaan yang bertahap, tetapi itu tidak harus membosankan. Sesungguhnya, dengan risiko menyatakan yang sudah jelas, bolehkah saya mengamati bahwa perceraian jarang terjadi ketika suami dan istri bahagia.

Jadi berbahagialah!

Dan brother sekalian, buatlah istri Anda tercengang dengan melakukan hal-hal yang membuatnya bahagia.

Mereka yang menyelamatkan pernikahan mereka memilih kebahagiaan. Meskipun benar bahwa beberapa jenis depresi kronis membutuhkan penanganan khusus, saya senang dengan sekelumit kebijaksanaan ini dari Abraham Lincoln: “Kebanyakan orang berbahagia sewaktu mereka memutuskan untuk menjadi bahagia.” Itu sungguh sesuai dengan padanan tulisan suci: “Carilah, maka kamu akan mendapat.”3

Jika kita mencari ketidaksempurnaan dalam pasangan kita atau kelemahan-kelemahan dalam pernikahan kita, kita pasti akan menemukannya, karena setiap orang memilikinya. Sebaliknya, jika kita mencari yang baik, kita pasti akan menemukannya, karena setiap orang memiliki banyak sifat-sifat yang baik juga.

Mereka yang menyelamatkan pernikahan mencabuti ilalang dan menyirami bunga-bunga. Mereka merayakan tindakan-tindakan kecil kasih karunia yang menimbulkan perasaan kasih amal yang lembut. Mereka yang menyelamatkan pernikahan menyelamatkan generasi-generasi penerus.

Brother sekalian, ingatlah mengapa Anda telah jatuh cinta.

Bekerjalah setiap hari untuk menjadikan pernikahan Anda lebih kuat dan lebih bahagia.

Teman-temanku yang terkasih, marilah kita melakukan yang terbaik untuk digolongkan di antara jiwa-jiwa yang kudus dan bahagia itu yang menyelamatkan pernikahan mereka.

Menyelamatkan Keluarga Kita

Hari ini saya juga ingin berbicara mengenai pujian terhadap mereka yang menyelamatkan hubungan mereka dengan keluarga mereka. Setiap keluarga membutuhkan penyelamatan.

Betapa pun hebat Gereja ini dikenal atas keluarga-keluarganya yang kuat, kita mungkin sering merasa bahwa ini pasti berlaku bagi setiap keluarga Orang Suci Zaman Akhir kecuali keluarga kita. Tetapi kenyataannya tidak ada keluarga yang sempurna.

Setiap keluarga memiliki saat-saat yang canggung.

Misalnya, ketika orangtua Anda meminta Anda untuk melakukan “selfie” untuk mereka, atau ketika bibi dari pihak ayah Anda bersikeras bahwa Anda masih lajang karena Anda terlalu pilih-pilih, atau ketika ipar laki-laki Anda sangat yakin bahwa pandangan politiknya adalah pandangan Injil, atau ketika ayah Anda mengatur potret keluarga dengan setiap orang berpakaian seperti karakter dalam film favoritnya.

Dan Anda mendapat kostum Chewbacca.

Keluarga-keluarga memang seperti itu.

Kita mungkin memiliki kelompok gen yang sama, tetapi kita tidak sama. Kita memiliki roh yang unik. Kita dipengaruhi dalam cara yang berbeda oleh pengalaman-pengalaman kita. Dan kita masing-masing mengakhirinya berbeda sebagai hasil.

Alih-alih mencoba memaksakan kehendak kita terhadap orang lain, kita dapat memilih untuk menghormati perbedaan ini dan menghargainya karena telah menambah kekayaan dan kejutan secara terus-menerus terhadap kehidupan kita.

Namun, terkadang anggota keluarga kita membuat pilihan atau melakukan hal-hal tanpa dipikirkan terlebih dahulu, yang menyakitkan, atau amoral. Apa yang harus kita lakukan dalam kasus-kasus ini?

Bukan satu solusi yang bisa mengatasi setiap situasi. Mereka yang menyelamatkan keluarga mereka berhasil karena mereka berembuk dengan pasangan dan keluarga mereka, mengupayakan kehendak Tuhan, dan mendengarkan bisikan Roh Kudus. Mereka tahu bahwa apa yang benar bagi satu keluarga mungkin tidak benar bagi keluarga lain.

Namun, ada satu hal yang benar dalam setiap kasus.

Dalam Kitab Mormon kita mempelajari mengenai sebuah umat yang menemukan rahasia kebahagiaan. Selama beberapa generasi, “tidak ada perselisihan .… Dan pastilah tidak dapat ada bangsa yang lebih bahagia di antara segala bangsa yang telah diciptakan oleh tangan Allah.” Bagaimana mereka melakukannya? “Karena kasih Allah yang berdiam dalam hati orang-orang.”4

Apa pun masalah yang keluarga Anda hadapi, apa pun yang harus Anda lakukan untuk mengatasinya, awal dan akhir dari solusi itu adalah kasih amal, kasih murni Kristus. Tanpa kasih ini, bahkan keluarga-keluarga yang tampaknya sempurna masih akan bergumul. Dengan kasih amal itu, bahkan keluarga-keluarga yang memiliki banyak tantangan akan berhasil.

“Kasih amal tidak pernah gagal.”5

Demikian halnya dengan menyelamatkan pernikahan! Demikian halnya dengan menyelamatkan keluarga!

Mengesampingkan Kesombongan

Musuh besar kasih amal adalah kesombongan. Kesombongan adalah salah satu alasan terbesar pernikahan dan keluarga bergumul. Kesombongan adalah mudah marah, kasar, dan iri hati. Kesombongan melebih-lebihkan kekuatannya sendiri dan mengabaikan kebajikan orang lain. Kesombongan adalah egois dan mudah terprovokasi. Kesombongan mengira ada niat jahat padahal tidak ada kejahatan dan menyembunyikan kejahatan sendiri di balik alasan-alasan palsu. Kesombongan adalah sinis, pesimis, marah, dan tidak sabar. Sesungguhnya, jika kasih amal adalah kasih murni Kristus, maka kesombongan adalah ciri-ciri yang menentukan dari Setan.

Kesombongan mungkin merupakan kegagalan manusia yang umum. Tetapi itu bukan bagian dari warisan rohani kita, dan itu tidak memiliki tempat di antara para pemegang imamat dari Allah.

Hidup itu singkat, brother sekalian. Penyesalan dapat berlangsung sangat lama—ada yang akan memiliki dampak yang bertahan hingga kekekalan.

Cara Anda memperlakukan istri atau anak-anak atau orangtua atau saudara-saudara kandung Anda dapat memengaruhi generasi yang akan datang. Warisan apakah yang ingin Anda tinggalkan kepada keturunan Anda? Apakah kekerasan, balas dendam, kekerasan, amarah, atau pengasingan? Ataukah kasih, kerendahhatian, pengampunan, rasa iba, pertumbuhan rohani, dan persatuan?

Kita semua perlu mengingat, “Penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan.”6

Demi hubungan keluarga Anda, demi jiwa Anda, berbelas kasihanlah, karena “belas kasihan akan menang atas penghakiman.”7

Mengesampingkan Kesombongan

Meminta maaf dengan tulus kepada anak-anak, istri, keluarga, atau teman-teman Anda bukan suatu tanda kelemahan melainkan kekuatan. Apakah merasa benar lebih penting daripada menciptakan suatu lingkungan yang memelihara, menyembuhkan, dan mengasihi?

Bangunlah jembatan; jangan menghancurkannya.

Bahkan walaupun Anda tidak salah—terutama sekali ketika Anda memang tidak bersalah—biarlah kasih mengalahkan kesombongan.

Jika Anda bersedia melakukan ini, kesengsaraan apa pun yang Anda hadapi akan berlalu, dan karena kasih Allah dalam hati Anda, perselisihan akan pudar. Asas-asas menyelamatkan hubungan ini berlaku bagi kita semua, terlepas apakah status kita menikah, cerai, duda, atau lajang. Kita semua dapat menjadi penyelamat dari keluarga-keluarga yang kuat.

Kasih yang Terluhur

Brother sekalian, dalam upaya kita untuk menyelamatkan pernikahan dan keluarga, sebagaimana dalam segala sesuatu, marilah kita mengikuti teladan Dia yang menyelamatkan kita. Juruselamat memenangi “jiwa kita dengan kasih.”8 Yesus Kristus adalah Guru kita. Pekerjaan-Nya adalah pekerjaan kita. Ini adalah pekerjaan penyelamatan, dan ini dimulai di rumah kita.

Kasih dalam tatanan rencana keselamatan adalah tidak mementingkan diri dan mengupayakan kesejahteraan bagi orang lain. Itulah kasih yang Bapa Surgawi miliki bagi kita.

Sewaktu kita meniru kasih Juruselamat, Dia pasti akan memberkati dan mendukung upaya-upaya saleh kita untuk menyelamatkan pernikahan kita dan memperkuat keluarga kita.

Semoga Tuhan memberkati Anda dalam upaya-upaya Anda yang tak kenal lelah dan saleh untuk digolongkan di antara mereka yang menyelamatkan. Inilah doa saya dalam nama Yesus Kristus, amin.