2014
Bagaimana Mengetahui Tubuh Ke-Allah-an Dapat Mengubah Saya?
Januari 2014


Bagaimana Mengetahui Tubuh Ke-Allah-an Dapat Mengubah Saya?

Lima asas tentang tubuh Ke-Allah-an dapat membuat perbedaan dalam cara Anda hidup.

Gambar
Aaronic Priesthood meeting in Manaus, Brazil.

Joseph Smith menyatakan, “Adalah asas pertama Injil untuk mengetahui secara pasti sifat Allah.”1 Apa yang kita ketahui tentang tubuh Ke-Allah-an dapat mengubah cara kita hidup, bukan hanya dalam hal-hal besar namun dalam hal-hal kecil setiap hari. Pertimbangkan bagaimana pengetahuan Anda tentang tubuh Ke-Allah-an memengaruhi kehidupan Anda sewaktu Anda membaca lima asas ini.

Tubuh Ke-Allah-an mengasihi kita dan menginginkan yang terbaik dari kita.

Anggota tubuh Ke-Allah-an adalah abadi dan mahakuasa, namun Mereka masih peduli bahwa kita bahagia dan baik-baik saja. Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) bersaksi: “Mereka tertarik pada kita, dan kita adalah substansi keprihatinan besar Mereka. Mereka ada bagi kita masing-masing. Kita mendekati Bapa melalui sang Putra. Dia adalah pembela kita pada takhta Allah. Betapa menakjubkan bahwa kita boleh berbicara kepada Bapa dalam nama Putra.”2

Karena anggota tubuh Ke-Allah-an mengasihi kita dan menginginkan yang terbaik bagi kita, pilihan-pilihan kita berarti, terutama hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari yang membawa kita lebih dekat kepada Mereka. Kita memiliki potensi tak terbatas, dan Allah peduli terhadap kesuksesan kita, bahkan dalam hal-hal kecil.

Bapa Surgawi memberi kita segalanya.

Kita tahu bahwa Bapa Surgawi telah memberikan kepada kita semuanya, karena itu kita hendaknya berusaha untuk mengenali tangan-Nya dan bersyukur. Ketika kita bersyukur, kita bertindak secara berbeda. Presiden Thomas S. Monson berjanji bahwa “kita dapat mengangkat diri kita sendiri dan juga orang lain ketika kita menolak untuk tetap memikirkan pikiran-pikiran negatif dan memupuk di dalam hati kita sikap rasa syukur.”3

Karena semua yang kita miliki berasal dari Allah (lihat Mosia 2:20–21; A&P 59:21), rasa syukur dapat membuat kita lebih bersedia untuk berbagi dengan orang lain. Ini mencakup waktu dan bakat kita juga berkat-berkat materi kita.

Bapa Surgawi berbelaskasihan.

Pekerjaan dan kemuliaan Allah adalah “untuk mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia” (Musa 1:39). Dia menginginkan kesuksesan kita, karena itu Dia menawari kita pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Belas kasihan-Nya bahkan menyediakan pengampunan ketika kita melakukan kesalahan yang sama lagi. Bapa Surgawi, Yesus Kristus, dan Roh Kudus akan menolong kita berubah.

Belas kasihan Allah mengajari kita untuk diampuni. Presiden Dieter F. Uchtdorf, Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, menuturkan, “Karena Allah begitu mengasihi kita, kita juga harus saling mengasihi dan mengampuni.”4 Ini mencakup mengampuni diri kita sendiri.

Yesus Kristus menderita bagi kita.

Melalui Pendamaian, Juruselamat mengalami semua rasa sakit dan kesengsaraan kita (lihat Alma 7:11–13). Jika kita pernah mengalami hari yang sulit dan merasa seolah tidak ada yang memahami, kita dapat mengetahui bahwa Juruselamat sungguh memahami. Dan ketika kita mengalami hari yang indah dan ingin berbagi dengan seseorang, Juruselamat ada di sana bagi kita. Dia ingin berbagi sukacita kita sama seperti Dia berbagi rasa sakit kita.

Roh Kudus membimbing kita.

Yesus Kristus menjanjikan kepada para Rasul-Nya bahwa Penghibur, atau Roh Kudus, dapat menyertai mereka selalu untuk mengajar dan menghibur mereka (lihat Yohanes 14:16–17, 26–27). Kita juga dapat memiliki karunia Roh Kudus untuk membimbing kita. Dan kita dapat memercayai bahwa jawaban yang Roh Kudus berikan akan menolong kita. Dengan arahan-Nya, kita dapat terus berhubungan dengan tubuh Ke-Allah-an. Dan sewaktu kita mengikuti bisikan-bisikan yang kita terima, kita akan mulai mengenal Mereka bahkan lebih baik.

Catatan

  1. Joseph Smith, dalam History of the Church, 6:305.

  2. Gordon B. Hinckley, “Kepada Tiga Pribadi Ini Saya Menaruh Kepercayaan,” Liahona, Juli 2006, 8.

  3. Thomas S. Monson, “Karunia Ilahi Rasa Syukur,” Liahona, November 2010, 88.

  4. Dieter F. Uchtdorf, “Yang Penuh Belas Kasihan Mendapatkan Belas Kasihan,” Liahona, Mei 2012, 76.

Pelajaran Hari Minggu

Topik Bulan Ini: Tubuh Ke-Allah-an

Ilustrasi foto oleh Welden C. Andersen dan Matthew Reier; Penglihatan Pertama, oleh Del Parson; Kristus di Getsemani, oleh Harry Anderson