2019
Memperkuat Iman kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus
April 2019


Pesan Pemimpin Area

Memperkuat Iman kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus

Kita masing-masing memiliki pengalaman yang membangun kesaksian kita kepada Bapa dan Putra-Nya. Kita akan memiliki lebih banyak lagi sewaktu kita menjalankan Injil Yesus Kristus dan tetap setia kepada perjanjian-perjanjian yang kita buat. Saya ingin menyarankan empat cara tentang meningkatkan dan memperkuat iman kita kepada Bapa Surgawi dan kepada Putra-Nya.

1. Menaati hari Sabat dan mengambil sakramen dengan layak.

Tuhan hari sabat telah memerintahkan agar kita mempersembahkan sakramen kita kepada Yang Mahatinggi dan menjaga diri kita tak ternoda dari dunia.1 Sabat adalah hari Tuhan; Dia telah menguduskannya dan menetapkannya untuk istirahat. Ibadat sakramen hendaknya menjadi sebuah pengalaman rohani. Juruselamat memperkenalkan tata cara ini selama Perjamuan Malam Terakhir. Pada hari yang sakral ini, kita mempersiapkan diri kita untuk mengambil sakramen dan mengingat kurban pendamaian-Nya. Sewaktu kita melakukannya, kita dijanjikan bahwa Roh-Nya akan senantiasa bersama kita. Memiliki Roh bersama kita menolong kita menjadi lebih peka dan patuh pada perintah-perintah-Nya. Kita menjadi lebih kuat daripada sebelumnya dalam menghadapi dunia dan membawa salib kita. Menaati hari Sabat dan mengambil sakramen akan mempersucikan kita dan menolong meningkatkan iman kita kepada Allah.

2. Menerima wahyu pribadi.

Dalam ceramah pertamanya kepada para anggota Gereja setelah menjadi Nabi Gereja, Presiden Russell M. Nelson menuturkan, “Salah satu hal yang telah berulang kali digerakkan oleh Roh di benak saya sejak pemanggilan baru saya sebagai Presiden Gereja adalah betapa Tuhan rela mengungkapkan pikiran dan kehendak-Nya. Kesempatan istimewa menerima wahyu adalah salah satu karunia terbesar dari Allah bagi anak-anak-Nya.” Dia lebih lanjut menyatakan, “Berdoalah dalam nama Yesus Kristus tentang kekhawatiran Anda, ketakutan Anda, kelemahan Anda—ya, kerinduan hati Anda. Dan kemudian dengarkan! Tuliskan pikiran yang muncul di benak Anda. Catatlah perasaan Anda dan tindak lanjuti dengan tindakan yang diminta untuk Anda ambil. Saat Anda mengulangi proses ini dari hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, Anda akan “tumbuh ke dalam asas wahyu.”2 Belajar untuk menerima wahyu kita sendiri adalah kunci menuju kedamaian dan kebahagiaan. Kita akan senantiasa mengetahui hal-hal yang kita lakukan adalah selaras dengan kehendak-Nya. Pengetahuan itu akan memberi kita kedamaian dan memperkuat iman kita.

3. Pelayanan

Cara lain untuk memperkuat iman kita adalah dengan melakukan apa yang Juruselamat lakukan sementara Dia berada di bumi ini. Lihatlah pada kehidupan-Nya: Dia mengajar, Dia melayani, Dia memberkati, Dia menyembuhkan, dan Dia memuliakan Bapa-Nya yang di surga melalui perbuatan-perbuatan-Nya. Sebagai tanggapan terhadap pertanyaan Ahli Taurat, Dia mengajari kita dua perintah besar: untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesamamu manusia.3 Pelayanan menolong kita menaati dua perintah besar ini. Kita menjadi para malaikat Allah ketika kita memelihara anak-anak-Nya. Sewaktu kita melihat bahwa kita telah menjadi jawaban bagi doa orang lain, iman kita diperkuat dan tekad kita untuk melayani saudara dan saudari kita meningkat. Ketika kita melupakan diri sendiri dalam pelayanan kepada orang lain, kita menemukan sukacita dalam kehidupan kita. Sebagaimana Raja Benyamin menyatakan, “bilamana kamu berada dalam pelayanan bagi sesamamu manusia kamu semata-mata berada dalam pelayanan bagi Allahmu.”4

4. Petunjuk Injil yang dipusatkan di rumah

Cara terakhir untuk meningkatkan iman kita adalah dengan mengikuti wahyu terkini tentang petunjuk Injil yang dipusatkan di rumah. Kita diperintahkan untuk mengajar anak-anak kita di rumah.5 Secara tradisional, kita telah senantiasa mengandalkan Gereja untuk memimpin dalam petunjuk Injil, namun kini kita diminta untuk mengambil tanggung jawab itu di rumah. Tidak ada tempat yang lebih baik daripada di rumah untuk mempelajari Injil. Iman saya kepada Yesus Kristus berakar sewaktu saya belajar tentang Yesus Kristus dari nenek saya. Saya sering merenungkan saat-saat itu dan bersyukur kepada Allah saya karena menempatkan saya dalam tatanan di mana saya dapat belajar tentang Dia. Keluarga dan anak-anak kita akan menemukan sukacita dan meningkatkan iman mereka jika Injil diajarkan di rumah dan didukung oleh Gereja.

Sewaktu kita menguduskan hari Sabat dan dengan khidmat mengambil sakramen, kita belajar kehendak Tuhan dan menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak-Nya, melayani sesama saudara dan saudari kita, dan terus mengajarkan Injil di rumah kita, iman kita kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus akan diperkuat. Kita akan memiliki sukacita yang berlimpah dalam hidup kita.

Saya bersaksi bahwa Allah adalah Bapa kita. Saya tahu bahwa Putra-Nya, Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Penebus kita. Kebahagiaan sejati datang dari mengenal Allah. Ini adalah Gereja-Nya dan Yesus Kristus adalah kepalanya. Presiden Russell M. Nelson adalah juru bicara Allah di bumi dewasa ini. Saya menyatakan kesaksian ini dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan:

  1. Lihat Ajaran dan Perjanjian 59:9–10.

  2. Russell M. Nelson, “Wahyu untuk Gereja, Wahyu untuk Kehidupan Kita”, Ensign atau Liahona Mei 2018.

  3. Lihat Matius 22:36–39.

  4. Mosia 2:17.

  5. Lihat Ajaran dan Perjanjian 68:25.