2005
Hal-Hal Besar yang Telah Allah Nyatakan
Mei 2005


Hal-Hal Besar yang Telah Allah Nyatakan

Di atas dasar yang kuat dari pemanggilan ilahi Nabi Joseph dan wahyu-wahyu Allah, yang datang melalui dia, kita maju terus.

Brother dan sister, sebagaimana kita telah diingatkan, kita akan memperingati pada bulan Desember yang akan datang perayaan ke-200 kelahiran Nabi Joseph Smith. Sementara itu, banyak hal akan terjadi dalam perayaan peristiwa penting ini.

Buku-buku akan diterbitkan, berbagai seminar akan dihadiri oleh cendekiawan di berbagai bidang, pertunjukan, film baru, dan sejumlah hal besar lainnya.

Dalam mengantisipasi hal ini, saya merasa, sebagai yang ke-15 dalam urutan sejak puncak prestasinya yang besar, harus memberikan kesaksian saya akan pemanggilan ilahinya.

Saya memegang dalam tangan saya buku kecil yang berharga ini. Buku ini diterbitkan di Liverpool, Inggris, oleh Orson Pratt pada tahun 1853, 152 tahun yang silam. Buku ini berisi tulisan Lucy Mack Smith tentang kehidupan putranya.

Buku ini mengisahkan kembali secara terperinci berbagai pertemuan Joseph dengan malaikat Moroni dan tampilnya Kitab Mormon.

Buku ini menceritakan bahwa setelah mendengar pertemuan Joseph dengan malaikat itu, kakak lelakinya, Alvin, menyarankan agar keluarga berkumpul bersama dan mendengarkan dia sewaktu dia menjelaskan “hal-hal besar yang telah Allah nyatakan kepada Anda” (Biographical Sketches of Joseph Smith the Prophet and His Progenitors of Many Generations [1853], 84).

Saya mengambil pernyataan itu sebagai topik ceramah saya—hal-hal besar yang telah Allah nyatakan melalui Joseph sang Nabi. Izinkan saya untuk menyebutkan beberapa ajaran dan praktik yang membedakan kita dari gereja-gereja lain, dan yang kesemuanya itu berasal dari wahyu kepada Nabi muda itu. Itu tak asing bagi Anda, namun hal itu layak diulang kembali dan direnungkan.

Yang pertama, tentu saja adalah penampakan Allah Sendiri dan Putra Tunggal-Nya, Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit. Penglihatan Pertama yang menakjubkan ini, menurut saya, adalah yang terbesar di antara peristiwa semacamnya sejak kelahiran, kehidupan, kematian, serta kebangkitan Tuhan kita pada pertengahan zaman.

Kita tidak memiliki catatan lain yang setara dengannya.

Selama berabad-abad orang berkumpul dan berdebat mengenai sifat Ketuhanan. Konstantin mengumpulkan para cendekiawan dari berbagai kelompok di Nicaea pada tahun 325. Setelah dua bulan perdebatan yang sengit, mereka menyepakati satu definisi yang selama berabad-abad telah menjadi pernyataan doktrin di antara umat Kristen mengenai tubuh Ketuhanan.

Saya mengajak Anda untuk membaca definisi itu dan membandingkannya dengan pernyataan dari pemuda Joseph. Dia hanya mengatakan bahwa Allah berdiri di hadapannya dan berbicara kepadanya. Joseph dapat melihat-Nya dan mendengar-Nya. Dia berbentuk seperti manusia, pribadi yang bertubuh jasmani. Di sisi-Nya adalah Tuhan yang telah bangkit, pribadi yang terpisah, yang Dia perkenalkan sebagai Putra Tunggal-Nya dan dengan siapa Joseph juga berbicara.

Saya percaya bahwa dalam waktu singkat saat penglihatan yang menakjubkan itu Joseph belajar lebih banyak mengenai Ketuhanan daripada semua cendekiawan dan pendeta lainnya pada zaman dahulu.

Dalam wahyu ilahi ini ditegaskan kembali tanpa ragu kenyataan akan kebangkitan nyata Tuhan Yesus Kristus.

Pengetahuan tentang Ketuhanan ini, yang tersembunyi dari dunia selama berabad-abad, adalah hal pertama dan besar yang Allah nyatakan kepada hamba pilihan-Nya.

Dan pada kenyataan dan kebenaran penglihatan ini terletak keabsahan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.

Saya berbicara selanjutnya tentang hal lain yang sangat penting yang dinyatakan Allah.

Dunia Kristen menerima Alkitab sebagai firman Allah. Kebanyakan orang tidak tahu bagaimana kitab itu datang kepada kita.

Saya baru saja selesai membaca sebuah buku yang baru diterbitkan oleh seorang cendekiawan ternama. Tampak dari informasi yang dia berikan bahwa berbagai kitab dalam Alkitab dikumpulkan bersama dalam apa yang tampaknya merupakan bentuk yang tidak sistematis. Dalam beberapa hal, tulisan-tulisannya tidak diterbitkan sampai lama setelah terjadinya peristiwa yang dijelaskannya. Orang terdorong untuk bertanya, “Apakah Alkitab itu benar? Apakah itu sungguh-sungguh firman Allah?”

Kami menjawab bahwa kitab itu firman Allah, sejauh diterjemahkan secara benar. Tangan Tuhan terlibat dalam pembuatannya. Namun sekarang Alkitab tidaklah berdiri sendirian. Ada kesaksian lain mengenai kebenaran-kebenaran penting dan bermakna yang terdapat di dalamnya.

Tulisan suci menyatakan bahwa “dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah” (2 Korintus 13:1).

Kitab Mormon telah ditampilkan melalui karunia dan kuasa Allah. Kitab itu berbicara sebagai suara dari debu dalam kesaksian tentang Putra Allah. Kitab itu berbicara tentang kelahiran-Nya, tentang pelayanan-Nya, tentang Penyaliban dan Kebangkitan-Nya, serta tentang penampakan-Nya kepada orang-orang yang saleh di negeri Bountiful di Benua Amerika.

Kitab itu adalah benda nyata yang dapat dipegang, yang dapat dibaca, yang dapat diuji. Kitab itu membawa di dalam sampulnya janji tentang asal usul ilahinya. Jutaan orang dewasa ini telah menguji janji dalam kitab itu dan mendapati kitab itu adalah catatan yang benar dan kudus.

Kitab itu disebut oleh orang-orang yang tidak seiman dengan kita sebagai salah satu dari 20 kitab yang pernah diterbitkan di Amerika yang paling besar pengaruhnya terhadap orang-orang yang telah membacanya.

Sebagaimana Alkitab adalah kesaksian dari Dunia Lama, Kitab Mormon adalah kesaksian dari Dunia Baru. Keduanya bekerja sama dalam menyatakan Yesus sebagai Putra Bapa.

Dalam waktu 10 tahun terakhir saja, 51 juta salinan kitab itu telah didistribusikan. Dewasa ini kitab itu tersedia dalam 106 bahasa.

Kitab yang kudus ini, yang datang sebagai wahyu dari Yang Mahakuasa, sesungguhnyalah merupakan kesaksian lain tentang keilahian Tuhan kita.

Saya berpikir bahwa seluruh umat Kristen di dunia akan merentangkan tangan dan menyambutnya serta memeluknya sebagai kesaksian yang kuat. Kitab itu melambangkan kontribusi besar dan mendasar lainnya yang datang sebagai wahyu kepada sang Nabi.

Yang lainnya adalah imamat yang dipulihkan. Imamat adalah wewenang untuk bertindak dalam nama Allah. Wewenang itu merupakan batu kunci dari agama apa pun. Saya telah membaca buku lain baru-baru ini. Buku itu membahas Kemurtadan dalam gereja zaman dahulu. Jika wewenang dalam gereja itu hilang, bagaimana wewenang itu harus digantikan?

Wewenang imamat berasal dari satu-satunya tempat dimana wewenang itu dapat datang, yaitu dari surga. Imamat dianugerahkan melalui tangan orang-orang yang memegangnya ketika Juruselamat hidup di bumi.

Pertama, ada Yohanes Pembaptis, yang menganugerahkan Imamat Harun, atau imamat yang lebih rendah. Ini diikuti oleh kunjungan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, Rasul-rasul Tuhan Yesus Kristus, yang menganugerahkan ke atas Joseph dan Oliver Cowdery Imamat Melkisedek, yang telah diterima oleh para Rasul ini melalui tangan Tuhan Sendiri ketika semasa hidup Dia berfirman, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga” (Matius 16:19).

Betapa indahnya pengungkapan pola pemulihan yang menuntun pada pengorganisasian Gereja pada tahun 1830, pada minggu ini 175 tahun yang silam. Nama Gereja itu sendiri diberikan melalui wahyu. Gereja siapakah ini? Apakah itu Gereja Joseph Smith? Gereja Oliver Cowdery? Bukan, itu adalah Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan ke bumi pada zaman akhir ini.

Wahyu besar dan tunggal lainnya yang diberikan kepada Nabi adalah rencana untuk kehidupan kekal bagi keluarga.

Keluarga merupakan ciptaan Yang Mahakuasa. Keluarga melambangkan yang paling kudus dari semua hubungan. Keluarga melambangkan yang paling serius dari semua upaya. Keluarga adalah organisasi dasar masyarakat.

Melalui wahyu-wahyu dari Allah kepada Nabi-Nya datanglah ajaran dan wewenang melalui mana keluarga dapat dimeteraikan bersama bukan hanya untuk kehidupan ini, namun juga untuk sepanjang kekekalan.

Saya berpikir bahwa jika kita memiliki kemampuan untuk mengajarkan satu ajaran ini dengan efektif, ajaran itu akan menarik minat jutaan suami dan istri yang saling mengasihi dan yang mengasihi anak-anak mereka, namun yang pernikahannya hanya berlaku “sampai kematian memisahkan kalian.”

Ketidakberdosaan anak-anak kecil adalah wahyu lain yang Allah berikan melalui perantaraan Nabi Joseph. Praktik yang umum adalah pembaptisan anak-anak yang baru lahir untuk membersihkan dampak dari apa yang disebut sebagai dosa Adam dan Hawa. Dalam ajaran pemulihan, pembaptisan adalah untuk pengampunan dosa-dosa perorangan dan pribadi. Itu menjadi perjanjian antara Allah dengan manusia. Pembaptisan dilaksanakan pada usia pertanggungjawaban, ketika orang cukup umur untuk mengenali yang benar dan yang salah. Baptisan adalah melalui pencelupan, sebagai lambang kematian dan penguburan Yesus Kristus serta kedatangan-Nya dalam Kebangkitan.

Saya akan melanjutkan untuk menyebutkan kebenaran lainnya yang diwahyukan.

Kita diberitahu bahwa Allah tidak membedakan orang, namun, di dalam tidak satu pun gereja lain yang saya ketahui, disediakan jalan bagi mereka yang berada di balik tabir kematian untuk menerima setiap berkat yang disediakan bagi orang-orang yang masih hidup. Ajaran besar keselamatan bagi yang telah meninggal adalah unik dalam Gereja ini.

Manusia merasa bangga bahwa mereka “diselamatkan,” dan pada saat yang sama mengakui bahwa leluhur mereka belum atau tidak dapat diselamatkan.

Kurban Tebusan Yesus mewakili semua orang melambangkan pengurbanan perwakilan yang besar. Dia memberikan pola melalui mana Dia menjadi wakil bagi seluruh umat manusia. Pola ini dimana seseorang dapat bertindak mewakili orang lain diteruskan dalam tata cara-tata cara rumah Tuhan. Di sini kita melayani mewakili orang-orang yang telah meninggal tanpa pengetahuan tentang Injil. Merupakan milik merekalah pilihan untuk menerima atau menolak tata cara yang dilaksanakan. Mereka ditempatkan pada keadaan yang sama dengan orang-orang yang masih hidup di bumi. Mereka yang telah meninggal diberi kesempatan yang sama seperti mereka yang masih hidup. Sekali lagi, sungguh mulia dan luar biasa kelengkapan yang telah dibuat Yang Mahakuasa melalui wahyu-Nya kepada Nabi-Nya.

Sifat kekal manusia telah diwahyukan. Kita adalah para putra dan putri Allah. Allah adalah Bapa roh kita. Kita hidup sebelum kita datang ke sini. Kita memiliki kepribadian. Kita dilahirkan ke kehidupan ini di bawah sebuah rencana ilahi. Kita berada di sini untuk menguji kelayakan kita, bertindak dengan hak pilihan yang telah Allah berikan kepada kita. Ketika kita mati kita akan terus hidup. Kehidupan kekal kita terdiri dari tiga fase: pertama, kehidupan prafana kita; kedua, kehidupan fana kita; dan ketiga, kehidupan setelah kefanaan kita. Saat mati kita meninggalkan dunia ini dan melangkah melalui tabir menuju alam yang layak kita masuki. Sekali lagi, ini, adalah ajaran yang unik, tunggal dan berharga dari Gereja ini yang telah datang melalui wahyu.

Saya memberikan rangkuman singkat ini tentang pencurahan luar biasa pengetahuan dan wewenang dari Allah ke atas kepala Nabi-Nya. Seandainya ada waktu, saya dapat membahas hal-hal lainnya. Ada satu hal lagi yang harus saya sebutkan. Ini adalah asas wahyu modern. Pasal- pasal kepercayaan yang Nabi tulis menyatakan,

“Kami percaya akan segala yang telah dinyatakan Allah, segala yang sekarang dinyatakan-Nya, dan kami percaya bahwa Dia masih akan menyatakan banyak hal yang besar dan penting mengenai kerajaan Allah” (Pasal-Pasal Kepercayaan ke-9).

Gereja yang tumbuh, gereja yang menyebar ke seluruh dunia pada masa yang sukar ini, membutuhkan wahyu yang terus-menerus dari takhta surga untuk membimbingnya dan menggerakkannya maju.

Dengan doa dan pencarian yang sungguh-sungguh akan kehendak Tuhan, kami bersaksi bahwa petunjuk diterima, bahwa wahyu datang, dan bahwa Tuhan memberkati Gereja-Nya sewaktu Gereja maju terus menuju tujuan akhirnya.

Di atas dasar yang kuat pemanggilan ilahi Nabi Joseph dan wahyu-wahyu dari Allah, yang datang melalui dia, kita maju terus. Banyak yang telah dicapai dalam membawa kita ke zaman ini. Tetapi masih banyak lagi yang harus dilakukan dalam proses membawa Injil yang dipulihkan ini kepada “semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum” (Wahyu 14:6).

Saya bersukacita dalam kesempatan berhubungan dengan Anda sewaktu kita terus maju dalam iman. Kadang-kadang beban terasa berat, seperti yang Anda ketahui. Namun kita hendaknya tidak menggerutu. Marilah kita berjalan dalam iman, masing- masing melakukan bagian kita.

Pada tahun perayaan ini, melalui kinerja kita sendiri, marilah kita menghormati Nabi, melalui siapa Allah telah mewahyukan demikian banyak.

Matahari terbit dalam kehidupan Joseph pada suatu hari yang dingin di tahun 1805 di [negara bagian] Vermont. Matahari itu terbenam di [negara bagian] Illinois pada suatu sore yang hangat di tahun 1844. Selama 38 setengah tahun kehidupan singkatnya, telah datang melalui dia pencurahan pengetahuan, karunia, dan ajaran yang tak terbandingkan. Dilihat secara obyektif, tidak ada yang sebanding dengannya. Secara subyektif, itu merupakan unsur inti dari kesaksian pribadi jutaan Orang Suci Zaman Akhir di seluruh dunia. Anda dan saya mendapat kehormatan berada di antara mereka.

Semasa kecil saya senang mendengar seorang pria yang, dengan suara bariton yang kuat, menyanyikan lirik dari John Taylor:

Pelihat, Pelihat, Joseph sang Pelihat! …

Aku senang memikirkannya;

Nabi pilihan Allah dan teman manusia,

Dia memulihkan imamat;

Dia dapat melihat masa lalu dan masa depan, juga …

Memperlihatkan rencana surgawi.

(“The Seer, Joseph, the Seer,” Hymns [1948], no. 296, diterjemahkan secara bebas).

Dia sungguh-sungguh seorang pelihat, Dia seorang pewahyu. Dia adalah Nabi Allah yang hidup yang telah berbicara kepada generasinya dan semua generasi yang akan datang.

Untuk ini saya menambahkan kesaksian kudus saya tentang keilahian pemanggilannya, tentang kebajikan kehidupannya, dan tentang pemeteraian kesaksiannya dengan kematiannya, dalam nama kudus Penebus kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus, amin.