2011
Tahun Ini, Itu Adalah Tanaman Liar—Cabutlah
Juli 2011


Sampai Kita Bertemu Lagi

Tahun Ini, Itu Adalah Tanaman Liar—Cabutlah

Ketika saya dibesarkan di Lehi, Utah, AS, keluarga saya memiliki kebun yang cukup luas sehingga kami merotasi tanaman jagung dan kentang setiap tahunnya. Pada suatu hari ayah saya memberi tahu saya untuk menyiangi tanaman jagung sementara dia menyiangi kentang. Saat saya melakukan tugas saya menyusuri sebaris tanaman jagung setinggi 6 inci (15 cm), saya menemukan sebuah tanaman kentang yang tumbuh lebih besar dan lebih bagus daripada tanaman kentang mana pun di sisi kebun Ayah. Saya berseru kepadanya dan bertanya, “Harus saya apakan ini?”

Ayah nyaris tidak mengangkat kepala. “Cabutlah.”

Yakin bahwa dia tidak menyadari bahwa saya sedang menunjuk ke arah sebuah tanaman kentang, saya menyanggah, “Tapi Yah, ini bukan tanaman liar. Ini kentang.” Kembali, tanpa mengangkat kepala, dia berkata, “Tidak tahun ini. Tahun ini itu adalah tanaman liar. Cabutlah.” Maka itu pun saya lakukan.

Sejak saat itu saya telah sering merenungkan kebijaksanaan dari perkataan ayah saya. Saya telah menyadari bahwa kepatuhan bukanlah sekadar membuat pilihan yang benar melainkan membuat pilihan yang benar pada musim yang benar. Ketika saya mempertimbangkan semua yang Bapa Surgawi inginkan saya lakukan dalam kehidupan ini, melakukannya pada saat yang benar tampaknya sama pentingnya dengan melakukannya semata. Misalnya, melayani misi, berkencan, menikah, memiliki anak, memperoleh pendidikan, dan memulai pekerjaan penuh waktu adalah pilihan-pilihan yang benar. Namun ketika orang melakukan apa yang benar ini dalam urutan yang keliru, konsekuensinya sering kali berupa bencana.

Raja Benyamin mengajarkan bahwa kita hendaknya “pastikanlah bahwa segala hal … dilakukan dalam kebijaksanaan dan ketertiban” (Mosia 4:27). Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan, “Iman juga mencakup percaya pada jadwal waktu Allah, karena Dia telah berfirman, ‘Segala hal mesti terjadi pada waktunya’ (A&P 64:32).”1

Saya percaya Setan menipu kita dengan meyakinkan kita untuk melakukan apa yang benar dalam urutan yang salah: keintiman seksual sebelum pernikahan, berkencan sebelum usia 16 tahun, menjadi orang tua dan kemudian menikah, dan seterusnya. Perintah Allah yang terbesar, ketika dikompromikan atau dicemari, menjadi tanaman yang tumbuh di luar musimnya—tanaman liar. Ketika saya tergoda untuk membenarkan melakukan apa yang benar pada musim yang salah, saya bersyukur untuk pelajaran penting ayah saya: “Tidak tahun ini. Tahun ini, itu adalah tanaman liar. Cabutlah.”

Catatan

  1. Neal A. Maxwell, “Lest Ye Be Wearied and Faint in Your Mind,” Ensign, Mei 1991, 90.

Foto © Digital Vision