2018
Kasih Murni: Tanda Sejati dari Setiap Murid Sejati Yesus Kristus
May 2018


Kasih Murni: Tanda Sejati dari Setiap Murid Sejati Yesus Kristus

Injil Yesus Kristus berpusat pada kasih Bapa dan Juruselamat bagi kita dan kasih kita bagi Mereka dan bagi satu sama lain.

Kita mengasihi dan kehilangan Presiden Monson, dan kita mengasihi serta mendukung Presiden Nelson. Presiden Nelson memiliki tempat khusus di hati saya.

Ketika saya masih seorang ayah muda, putra kecil kami yang berusia lima tahun, pulang dari sekolah suatu hari dan bertanya kepada ibunya, “Pekerjaan apa yang Ayah lakukan?” Dia kemudian menjelaskan bahwa teman-teman sekelasnya mulai berdebat mengenai pekerjaan ayah mereka. Seorang mengatakan bahwa ayahnya adalah kepala polisi kota, sementara yang lainnya dengan bangga menyatakan bahwa ayahnya adalah kepala dari sebuah perusahaan besar.

Maka ketika ditanya mengenai ayahnya, putra saya dengan sederhana menjawab, “Ayah saya bekerja di sebuah kantor menggunakan komputer.” Kemudian, mencermati bahwa jawabannya tidak terlalu mengesankan teman-teman kecilnya yang baru, dia menambahkan, “Dan lagi pula, ayah saya adalah kepala dari alam semesta.”

Saya rasa itulah akhir dari perbincangan tersebut.

Saya memberi tahu istri saya, “Sudah waktunya untuk mengajari dia lebih banyak perincian mengenai rencana keselamatan dan siapa yang sebenarnya berkuasa.”

Tetapi saat kami mengajari anak-anak kami rencana keselamatan, kasih mereka bagi Bapa Surgawi dan bagi Juruselamat tumbuh saat mereka mengetahui bahwa itu adalah rencana kasih. Injil Yesus Kristus berpusat pada kasih Bapa dan Juruselamat bagi kita dan kasih kita bagi Mereka dan bagi satu sama lain.

Penatua Jeffrey R. Holland menuturkan: “Perintah yang terutama dan yang pertama dari segala kekekalan adalah untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, daya, pikiran, dan kekuatan kita—itulah perintah yang pertama dan terutama. Tetapi kebenaran yang terutama di segala kekekalan adalah bahwa Allah mengasihi kita dengan segenap hati, daya, pikiran, dan kekuatan-Nya. Kasih itu adalah batu landasan kekekalan, dan itu hendaknya menjadi batu landasan kehidupan sehari-hari kita.”1

Sebagai batu landasan kehidupan sehari-hari kita, kasih murni adalah suatu persyaratan bagi setiap murid sejati Yesus Kristus.

Nabi Mormon mengajarkan, “Karenanya, saudara-saudara terkasihku, berdoalah kepada Bapa dengan sekuat tenaga hati, agar kamu boleh dipenuhi dengan kasih ini, yang telah Dia limpahkan kepada semua yang adalah pengikut sejati Putra-Nya, Yesus Kristus.”2

Kasih sesungguhnya merupakan tanda sejati dari setiap murid sejati Yesus Kristus.

Murid sejati suka melayani. Mereka mengetahui bahwa melayani merupakan suatu pernyataan dari kasih sejati dan suatu perjanjian yang mereka buat saat pembaptisan.3 Terlepas dari pemanggilan mereka di Gereja atau peranan mereka di masyarakat, mereka merasakan hasrat yang meningkat untuk mengasihi dan melayani Tuhan serta satu sama lain.

Murid sejati suka mengampuni. Mereka mengetahui bahwa Pendamaian Juruselamat mencakup semua dosa dan kesalahan masing-masing di antara kita. Mereka mengetahui bahwa harga yang Dia bayarkan merupakan “harga termasuk semua.” Pajak, ongkos, komisi, dan biaya rohani yang berhubungan dengan dosa, kesalahan, dan perbuatan keliru semuanya tercakup. Murid sejati cepat untuk mengampuni dan cepat untuk meminta pengampunan.

Brother dan sister terkasih, jika Anda bergumul untuk menemukan kekuatan untuk mengampuni, jangan berpikir mengenai apa yang telah orang lain lakukan kepada Anda, tetapi pikirkan mengenai apa yang telah Tuhan lakukan bagi Anda, dan Anda akan menemukan kedamaian dalam berkat-berkat Pendamaian-Nya.

Murid sejati suka berserah diri kepada Tuhan dengan kedamaian di hati mereka. Mereka rendah hati dan berserah diri karena mereka mengasihi Dia. Mereka beriman untuk sepenuhnya menerima kehendak-Nya, bukan hanya dalam apa yang Dia lakukan tetapi juga dalam bagaimana dan kapannya. Murid sejati mengetahui bahwa berkat-berkat yang sebenarnya bukanlah selalu apa yang mereka inginkan tetapi alih-alih apa yang Tuhan inginkan bagi mereka.

Murid sejati mengasihi Tuhan lebih daripada dunia serta tabah dan tak tergoyahkan dalam iman mereka. Mereka bertahan kuat dan teguh dalam dunia yang berubah dan membingungkan. Murid sejati suka mendengarkan suara Roh dan nabi serta tidak dibingungkan oleh suara-suara dunia. Murid sejati senang tinggal di “tempat-tempat kudus”4 dan senang menjadikan kudus tempat di mana mereka tinggal. Ke mana pun mereka pergi, mereka membawa kasih Tuhan dan kedamaian ke dalam hati orang lain. Murid sejati suka mematuhi perintah-perintah Tuhan, dan mereka patuh karena mereka mengasihi Tuhan. Saat mereka mengasihi dan menepati perjanjian mereka, hati mereka diperbarui dan watak mereka berubah.

Kasih murni merupakan tanda sejati dari setiap murid sejati Yesus Kristus.

Saya belajar mengenai kasih murni dari ibu saya. Dia bukanlah anggota Gereja.

Suatu hari bertahun-tahun lalu, saya mengunjungi ibu saya, yang sedang bergumul dengan kanker. Saya tahu bahwa dia akan meninggal, tetapi saya khawatir bahwa dia menderita. Saya tidak mengatakan apa pun, tetapi mengenal saya dengan baik, dia berkata, “Ibu melihat kamu khawatir.”

Lalu yang mengejutkan saya, dia bertanya kepada saya dengan suara yang lemah, “Dapatkah kamu mengajari Ibu cara berdoa? Ibu ingin berdoa untuk kamu. Ibu tahu kamu mulai dengan mengucapkan ‘Bapa Surgawi terkasih,’ tetapi kemudian apa yang harus Ibu katakan?”

Saat saya berlutut di sisi tempat tidurnya dan dia berdoa untuk saya, saya merasakan kasih yang belum pernah terasakan sebelumnya. Itu adalah kasih yang sederhana, sejati, dan murni. Meski dia tidak mengetahui mengenai rencana keselamatan, dia memiliki di dalam hatinya rencana kasih pribadinya, rencana kasih seorang ibu bagi putranya. Dia sedang kesakitan, bergumul bahkan dalam menemukan kekuatan untuk berdoa. Saya nyaris tidak dapat mendengar suaranya, tetapi saya secara pasti merasakan kasihnya.

Saya ingat berpikir, “Bagaimana seseorang yang begitu kesakitan dapat berdoa bagi orang lain? Dialah yang memiliki kebutuhan.”

Kemudian jawabannya datang dengan jelas di benak saya: kasih murni. Dia mengasihi saya sedemikian dalamnya sehingga dia lupa akan dirinya sendiri. Pada saat-saatnya yang paling kritis, dia mengasihi saya lebih daripada dirinya sendiri.

Nah, brother dan sister terkasih, bukankah itu yang telah Juruselamat lakukan? Tentu saja, dalam perspektif kekal dan lebih luas. Tetapi di tengah rasa sakit-Nya yang terbesar, di taman pada malam itu, Dialah yang membutuhkan bantuan, menderita dengan cara yang bahkan tidak dapat kita bayangkan atau pahami. Tetapi pada akhirnya, Dia melupakan diri-Nya dan berdoa bagi kita sampai Dia membayar lunas harganya. Bagaimana Dia mampu melakukannya? Karena kasih murni-Nya bagi Bapa, yang mengutus Dia, dan bagi kita. Dia mengasihi Bapa dan kita lebih daripada diri-Nya sendiri.

Dia membayar untuk sesuatu yang tidak Dia lakukan. Dia membayar bagi dosa-dosa yang tidak Dia perbuat. Mengapa? Kasih murni. Setelah membayar lunas harganya, Dia berada dalam posisi untuk menawari kita berkat-berkat dari apa yang telah Dia lunasi jika kita mau bertobat. Mengapa Dia menawarkan ini? Sekali lagi, dan senantiasa, kasih murni.

Kasih murni merupakan tanda sejati dari setiap murid sejati Yesus Kristus.

Presiden Thomas S. Monson bertutur: “Semoga kita mulai sekarang, hari ini juga, menyatakan kasih kepada semua anak Allah, baik mereka adalah anggota keluarga kita, teman-teman kita, sekadar kenalan, atau benar-benar orang asing. Sewaktu kita bangun setiap pagi, marilah kita bertekad untuk menanggapi dengan kasih dan kebaikan hati apa pun yang mungkin terjadi.”5

Brother dan sister sekalian, Injil Yesus Kristus adalah Injil kasih. Perintah yang pertama dan terutama adalah mengenai kasih. Bagi saya, semuanya adalah mengenai kasih. Kasih Bapa, yang mengurbankan Putra-Nya bagi kita. Kasih Juruselamat, yang mengurbankan segalanya bagi kita. Kasih seorang ibu atau ayah yang rela memberikan apa pun demi anak-anak mereka. Kasih dari mereka yang melayani secara diam-diam dan tidak diketahui kebanyakan dari kita tetapi sangat diketahui oleh Tuhan. Kasih dari mereka yang mengampuni semua dan selalu. Kasih dari orang-orang yang memberikan lebih daripada yang mereka terima.

Saya mengasihi Bapa Surgawi saya. Saya mengasihi Juruselamat saya. Saya mengasihi Injil. Saya mengasihi Gereja ini. Saya mengasihi keluarga saya. Saya mengasihi kehidupan ini. Bagi saya, semuanya adalah mengenai kasih.

Semoga hari peringatan akan Kebangkitan Juruselamat ini menjadi hari pembaruan rohani bagi kita masing-masing. Semoga hari ini menjadi awal dari kehidupan yang penuh kasih, “batu landasan kehidupan sehari-hari kita.”

Semoga hati kita dipenuhi dengan kasih murni Kristus, tanda sejati dari setiap murid sejati Yesus Kristus. Inilah doa saya dalam nama Yesus Kristus, amin.