Pekerjaan Bait Suci

Anggota Gereja yang hidup saleh pergi ke bait suci untuk menerima tata cara dan membuat perjanjian, atau mengikat janji, dengan Allah. Satu tata cara yang kita terima di bait suci adalah pemberkahan. Kata pemberkahan berarti “karunia.” Pemberkahan bait suci adalah karunia dari Allah. Dalam tata cara ini kita belajar tentang rencana Bapa Surgawi untuk keselamatan kita, dan kita membuat perjanjian untuk menaati perintah-perintah Allah. Jika kita setia pada perjanjian-perjanjian yang kita buat, Allah akan memberkati kita.

Pernikahan di bait suci juga disebut pemeteraian. Ketika suatu pasangan dimeteraikan di bait suci dan mereka menepati perjanjian-perjanjian mereka, mereka akan terikat pernikahan selamanya. Jika mereka memiliki anak, anak-anak itu juga akan dimeteraikan kepada mereka. Orangtua yang dimeteraikan setelah mereka memiliki anak dapat mengupayakan agar anak-anak mereka dimeteraikan kepada mereka. Jika mereka hidup dengan saleh, mereka akan menjadi keluarga di sepanjang kekekalan.

Kita melakukan pekerjaan sejarah keluarga untuk mencari tahu tentang leluhur kita. Kita kemudian melakukan pekerjaan bait suci atas nama mereka. Kita melakukan untuk mereka semua tata cara yang dibutuhkan orang yang masih hidup: pembaptisan, pengukuhan, menerima imamat (untuk pria), pemberkahan, dan pemeteraian. Mereka kemudian dapat memilih apakah mereka ingin menerima tata cara-tata cara ini. Dengan cara ini, semua anak Allah dapat menikmati berkat-berkat Injil.

Jika kita menepati perjanjian-perjanjian yang kita buat di bait suci, kita akan diberkati, dilindungi, dan dikuatkan. Kita akan memiliki kuasa imamat bersama kita. Keluarga kita akan bersama selamanya.

Bait suci juga adalah tempat penuh kedamaian dan wahyu. Sewaktu kita melakukan pekerjaan bait suci, kita dapat menerima bimbingan rohani dan merasakan kasih Allah.