2018
Langkah Pertama Menuju Pertobatan
Oktober 2018


Dewasa Muda

Langkah Pertama Menuju Pertobatan

Penulis tinggal di Ouest, Haiti.

Saya merasakan kegelapan berdiam di atas kehidupan saya. Kemudian saya menyadari bahwa saya perlu berbicara dengan uskup saya.

Gambar
man praying, thinking of Christ

Ilustrasi oleh Joshua Dennis

Saya ingat menetapkan tanggal pembaptisan saya dengan para misionaris. Mereka bertanya apakah saya siap untuk membuat perjanjian ini dengan Bapa Surgawi kita. Tanpa memikirkannya dan dengan hati penuh sukacita, saya berkata, “Ya!” Saya ingin menerima karunia khusus yang Bapa terkasih saya telah berikan kepada saya, dan saya tahu bahwa saya tidak akan sebahagia ini tanpa Juruselamat dalam kehidupan saya. Tetapi saya tidak begitu yakin dengan masa depan saya.

Akhirnya, hari besar itu tiba. Itu tak terlupakan, dan saya sungguh bahagia.

Hari-Hari yang Gelap

Setelah pembaptisan dan pengukuhan saya, hari-hari tiba-tiba tampak gelap. Saya berhadapan dengan masalah keluarga, dan saya bergumul untuk mematuhi semua hukum Allah. Saya tidak tahu harus berbuat apa, dan saya ingin menyerah dalam segala hal. Sepertinya tidak ada yang memahami saya.

Saya selalu senang membaca Kitab Mormon, tetapi selama saat itu saya mengesampingkannya. Suatu hari, saya di rumah sendirian, saya merasakan manisnya bisikan Roh kepada saya untuk membaca Kitab Mormon. Saya berdoa sebelumnya, ingin menemukan jawaban yang dapat memberi penghiburan terhadap kesengsaraan saya. Saya membuka langsung di Alma pasal 5. Ayat 27 berbunyi: “Apakah kamu telah berjalan, menjaga dirimu tanpa salah di hadapan Allah? Dapatkah kamu berkata, jika kamu dipanggil untuk mati pada waktu ini, di dalam dirimu sendiri, bahwa kamu telah cukup rendah hati? Bahwa pakaianmu telah dibersihkan dan dijadikan putih melalui darah Kristus, yang akan datang untuk menebus umat-Nya dari dosa-dosa mereka?”

Akhirnya, saya merasa tersentuh oleh firman ini. Saya tahu saya perlu untuk bertobat, maka saya membuat janji untuk menemui uskup saya. Saya tak diragukan lagi merasa takut, tetapi saya memaksa diri saya untuk pergi dan berbicara dengannya.

Memahami Janji Allah

Ketika saya tiba di kantor uskup, saya merasa begitu bersalah sehingga saya ingin berbalik dan pergi. Tetapi saya berdoa untuk memiliki keberanian untuk mengatakan segala sesuatu yang perlu saya katakan. Uskup menyambut saya ke dalam kantornya, dan kemudian dia mengucapkan doa untuk menerima bantuan Allah. Dia berbicara kepada saya seolah-olah saya adalah putranya dan menunjukkan kasihnya bagi saya melalui kata-katanya. Dia memberi saya nasihat dan meminta saya untuk melakukan hal-hal agar dapat menerima pengampunan dari Allah dan kemudian untuk kembali bertemu dengan dia.

Saya sangat senang dengan kesempatan ini. Saya mengikuti nasihatnya dan akhirnya jadi memahami janji Allah akan pengampunan kepada Alma: “Jika dia mengakui dosa-dosanya di hadapanmu dan Aku, dan bertobat dalam ketulusan hatinya, dia hendaknya kamu ampuni, dan Aku akan mengampuninya juga” (Mosia 26:29). Setelah bertobat secara tulus, saya tahu bahwa Allah telah mengampuni saya. Saya akhirnya dapat merasakan kasih Bapa Surgawi dalam hati saya, dan kegelapan terangkat. Saya bahagia dan bangga atas diri saya.

Uskup Ada di Sana untuk Membantu

Uskup adalah perwakilan Tuhan untuk lingkungan. Ketahuilah bahwa dia ada di sana untuk membantu Anda menemukan kebahagiaan sejati yang Allah telah cadangkan bagi Anda. Percayalah kepadanya. Jika Anda memiliki masalah besar atau perlu untuk bertobat, pergi dan temuilah dia. Dia akan membantu Anda.

Saya tahu terkadang ini bukan hal mudah untuk menemui dia. Tetapi sebagaimana Presiden Lorenzo Snow (1814–1901) jelaskan tentang rencana kekal Bapa Surgawi kita: “Saya berani mengatakan bahwa di dunia roh [prafana], ketika ditawarkan kepada kita … melewati pengalaman yang sekarang kita terima, tidaklah kesemuanya menyenangkan dan sejalan .… Namun tidak ada keraguan bahwa kita melihat dan memahami dengan jelas di sana bahwa, untuk mencapai permuliaan dan kemuliaan kita, ini merupakan pengalaman yang perlu.” Dia melanjutkan berkata, “Kita bersedia untuk menyepadankan diri dengan kehendak Allah, dan karenanya kita berada di sini” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Lorenzo Snow [2012], 127).

Pertobatan adalah bagian dari menyepadankan dengan kehendak Allah. Maka, alih-alih merasa takut dengan uskup, jadikan dia teman Anda. Dia dipilih oleh Allah, dan dia dapat membantu Anda bertobat dan menyembuhkan jiwa Anda melalui datang kepada Yesus Kristus. Tuhan ingin membantu kita, tetapi kita perlu untuk mengambil langkah pertama menuju pertobatan. Dengan cara itu kita dapat melihat janji dalam Yesaya 1:18 dipenuhi: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” Dan untuk itu, uskup ada di sana untuk membantu.

Saya bersaksi bahwa Allah hidup dan bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat kita. Mereka sangat mengasihi kita!