2019
Para Rasul Melayani di Seluruh Dunia
Mei 2019


Para Rasul Melayani di Seluruh Dunia

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja yang dipulihkan, semua anggota Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul berkumpul bersama di satu tempat di luar Amerika Serikat, ketika mereka semua pergi ke Italia untuk pendedikasian Bait Suci Roma Italia pada Maret 2019. (Lihat kisahnya di halaman xx.)

Dalam tugas pelayanan lainnya selama enam bulan terakhir:

Setelah mengunjungi Carolina Utara dan Selatan, AS, Presiden Dallin H. Oaks dan Penatua David A. Bednar berbicara kepada para korban angin topan yang kelelahan di sebuah kebaktian malam di Tallahassee, Florida, AS Presiden Oaks mengingatkan para pemirsa bahwa kemalangan dan kesengsaraan adalah bagian dari kehidupan fana, tetapi “jika kita setia dan berdoa dengan sungguh-sungguh, Tuhan akan menolong kita melewatinya.”

Di Chicago, Illinois, AS, Presiden Oaks menasihati pasangan muda Gereja yang menikah bahwa, “Keinsafan kepada Tuhan mendahului keinsafan kepada Gereja. Dan keinsafan kepada Tuhan datang melalui doa dan penelaahan dan pelayanan.” Dan di Arizona bersama Presiden Russell M. Nelson, Presiden Oaks mengingatkan para remaja dan dewasa muda bahwa, “Kualitas tunggal terbaik kita untuk mencirikan diri kita adalah bahwa kita adalah putra atau putri Allah.”

Para anggota Kuorum Dua Belas Rasul juga memenuhi tugas tambahan di seluruh dunia:

Di Inggris, Penatua Jeffrey R. Holland adalah pembicara tunggal di program Natal di Pembroke College Chapel di Oxford University, di mana dia mengajarkan bahwa makna sukacita dari inti Natal bukan hanya pada kelahiran Kristus tetapi juga pada kehidupan, kematian, dan “kemenangan kurban pendamaian-Nya.”

Di São Paulo dan Salvador, Brasil, Penatua Dieter F. Uchtdorf melayani kelompok-kelompok besar dalam pertemuan-pertemuan tetapi juga kelompok-kelompok kecil dan individu-individu, termasuk menghibur keluarga dari misionaris penuh waktu yang baru-baru ini meninggal, menghadiri dua pertemuan sakramen dan Sekolah Minggu lingkungan, menemani beberapa kerekanan misionaris sewaktu mereka mengunjungi keluarga-keluarga yang sebagian anggota, dan dikenali oleh seorang insaf baru sewaktu menaiki kereta bawah tanah São Paulo. Dia menuturkan bahwa Brasil adalah sebuah “tempat di mana pemikiran bahwa kita semua adalah anak-anak Bapa Surgawi sangat terlihat dan diterapkan.”

Di Uni Emirat Arab, Penatua David A. Bednar melakukan pertemuan khusus dengan remaja dan dewasa muda dari Pasak Abu Dhabi. Dia melakukan tur di pusat pembelajaran untuk pengungsi Afrika di Mesir dan pusat untuk para pengungsi internal di Kurdistan Irak. “Kita semua adalah putra dan putri Allah,” Penatua Bednar menuturkan setelah pertemuan dengan para pengungsi. Di Israel, dia mengetuai sebuah konferensi Distrik Yerusalem dan sebuah kebaktian di Brigham Young University Jerusalem Center. Selama konferensi sejarah keluarga RootsTech di Salt Lake City, Utah, AS, Penatua Bednar menyerahkan sumbangan 2 juta dolar mewakili Gereja kepada International African American Museum Center for Family History.

Di Ukraina, Armenia, Prancis, Hongaria, Swiss, Rumania, dan Česka, Penatua Quentin L. Cook berceramah dengan tema menjalankan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan setiap hari dan membagikannya melalui teladan dan dengan menjangkau orang lain. Di New York City, AS, Penatua Cook berbicara tentang kepercayaan yang sama yang muncul antara Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dengan komunitas Yahudi. “Kita berbagi dengan teman-teman Yahudi kita kepedulian terhadap orang-orang yang tertekan dan mereka yang menghadapi tantangan khusus,” tuturnya.

Di Mexico City, Mérida, dan Cancún, Meksiko, Penatua Cook melayani para pemimpin Gereja, anggota, misionaris, dan para pemimpin keagamaan, pemerintahan, serta bisnis. Sebuah kebaktian remaja yang dihadiri oleh 800 remaja dari delapan pasak di Mexico City disiarkan ke 38.000 remaja di seluruh Meksiko. Dan Penatua Cook juga berbicara di sebuah forum di aula Mexican Senate, di mana dia meminta orang-orang yang beriman untuk berdiri kukuh serta bersatu dalam membela kebebasan beragama.

Di Puerto Riko dan Republik Dominika, Penatua D. Todd Christofferson menemukan bahwa terlepas dari kerusakan akibat badai, para anggota kembali bangkit. Dia menuturkan bahwa area ini “disemangati,” mengetahui bahwa segera akan ada tiga bait suci di Karibia (di Haiti, Puerto Riko, dan Republik Dominika). Dia juga berbicara di konferensi etika bisnis dan konferensi kebebasan beragama. Di sebuah konferensi tingkat tinggi berita di Washington, D.C., AS, Penatua Christofferson berceramah tentang pentingnya kebenaran dan integritas. Dan sementara dalam penugasan di Guatemala dan El Salvador, selain pertemuan lainnya, Penatua Christofferson berperan serta dalam siaran yang ditayangkan di seluruh Amerika Tengah, yang menekankan pentingnya penelaahan Injil di rumah.

Di Afrika Selatan dan Zimbabwe, Penatua Neil L. Andersen menasihat para anggota untuk mengingat Juruselamat dan mendukung konsep pembelajaran dipusatkan di rumah, didukung di Gereja. Di Inggris, Wales, Prancis, dan Austria, dia memperhatikan kekuatan yang datang ketika keluarga-keluarga di Gereja menjadi multi-generasi dan menuturkan bahwa para anggota di Eropa terus memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan kestabilan Gereja. Mereka adalah, ujarnya, para pembela iman.

Gereja menanggapi secara serius masalah bunuh diri remaja, Penatua Ronald A. Rasband menekankan sewaktu dia berbicara kepada para guru seminari dan institut di Salt Lake City, Utah. Para guru seminari dan institut dapat membantu mereka yang berisiko dengan menggunakan banyak sumber daya pencegahan bunuh diri yang disediakan Gereja dan dengan mengingatkan para siswa bahwa bantuan dan pelayanan ilahi ditemukan melalui Juruselamat.

Di Rwanda, Penatua Gary E. Stevenson mengunjungi peringatan genosida (pembataian), di mana dia menuturkan bahwa terlepas dari masalah di masa lalu, saat ini orang-orang Rwanda dipenuhi dengan “kebaikan hati, kelembutan, kedamaian, dan pengampunan” yang meneladankan kemanusiaan terbaik. Dia menyerahkan sumbangan pada peringatan itu mewakili Gereja. Penatua Stevenson juga mengunjungi Uganda, Etiopia, Tanzania, dan Madagaskar, melakukan konferensi kepemimpinan imamat, berbicara kepada para anggota dan misionaris, berperan serta dalam kebaktian remaja dan dewasa muda, mengunjungi para pejabat pemerintahan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan media.

Penatua Dale G. Renlund mengunjungi lokasi-lokasi terpencil sewaktu dalam tugas di Argentina dan Cile, seperti Antofagasta di wilayah padang pasir di bagian utara Cile; sebuah konferensi untuk Misi Argentina Comodoro Rivadavia; Cabang El Calafate di Argentina, di mana sebuah kapel kecil dipenuhi dengan orang jauh melebihi 30–40 yang diperkirakan hadir, dan sebuah pertemuan di Ushuaia, Argentina, di mana 600 orang hadir mewakili mayoritas anggota aktif di seluruh wilayah Tierra del Fuego. Di tempat-tempat seperti Rio Gallegos, Argentina, Penatua Renlund berbicara tentang berkat-berkat dari kurikulum yang dipusatkan di rumah, didukung Gereja dan bagaimana keluarga-keluarga diberkati dengan menaati hari Sabat.

Di Paraguay, Uruguay, Cile, dan Argentina, Penatua Gerrit W. Gong membagikan asas-asas dari tulisan suci dan dari ajaran-ajaran Presiden Nelson—termasuk tema Pelayanan, tetap berada di jalan perjanjian, wahyu pribadi, penggunaan yang tepat nama Gereja, dan menggunakan Injil untuk menemukan jawaban serta mengatasi tantangan dan rintangan.

Di pusat pelatihan misionaris di Guatemala, Penatua Ulisses Soares membagikan pelajaran yang dia pelajari dari keinsafan orangtuanya. Dia menggunakan pelajaran-pelajaran itu untuk mendorong para misionaris tetap setia dan kuat. Dia juga mengunjungi Kosta Rika dan Panama serta menuturkan bahwa para anggota di Amerika Tengah “ingin melayani Tuhan. Mereka ingin melakukan apa yang Dia minta untuk mereka lakukan.” Dalam kunjungan selanjutnya yang mencakup Republik Dominika serta Trinidad dan Tobago, dia menuturkan bahwa di Karibia, “orang-orang menikmati Injil Yesus Kristus dalam hidup mereka.” Dia juga mendedikasikan negara pulau Curaçao untuk pengkhotbahan Injil. “Gereja memiliki masa depan yang hebat di Curaçao,” dia menambahkan. “Orang-orangnya setia dan bersedia untuk menerima Injil.”