2021
Nilai Setiap Jiwa
Januari 2021


Ikutlah Aku: Ajaran dan Perjanjian 18–19

Nilai Setiap Jiwa

Mengapa kita sangat bernilai bagi Bapa Surgawi kita?

Baru-baru ini saya merasa terkesan untuk terhubung kembali dengan sebuah keluarga yang rekan saya dan saya telah ajar dan baptiskan sewaktu saya sebagai seorang misionaris muda hampir 40 tahun silam di Brussels, Belgia. Sudah agak lama sejak saya berbicara dengan salah seorang dari mereka.

Melalui keajaiban teknologi zaman sekarang, saya melihat ibu dari keluarga ini di media sosial. Saya dapat mengadakan percakapan video bersamanya. Kami mengenang pengalaman-pengalaman sakral yang telah kami miliki bersama bertahun-tahun yang lalu sewaktu keluarganya belajar tentang Injil yang dipulihkan.

Dia tidak sedang dalam kondisi kesehatan terbaik, dan keadaan telah memisahkannya dengan keluarganya. Sewaktu kami berbicara, saya merasakan kasih mendalam yang Bapa Surgawi dan Juruselamat telah tunjukkan kepada sister yang baik ini. Saya merasakan nilai kekalnya yang besar, meski dia sedikit telah menjauh dari Gereja. Saya mengungkapkan kasih saya kepadanya dan bersaksi bahwa Allah mengasihinya dan peduli kepadanya. Air mata membasahi mata kami sewaktu kami mengungkapkan kasih bagi satu sama lain. Kami berkomitmen untuk berkomunikasi lebih sering. Saya sangat bersyukur Allah yang mengetahui dan mengasihi semuanya telah mengilhami saya untuk menjangkau kepada teman terkasih saya pada hari itu.

Alasan “Mengapa” dari Kasih Allah

Ketika Nefi ditanyai oleh seorang malaikat mengenai abdikasi Allah, dengan rendah hati dia menjawab, “Aku tahu bahwa Dia mengasihi anak-anak-Nya; walaupun demikian, aku tidak tahu arti segala sesuatu” (1 Nefi 11:17). Saya telah sering kali merenungkan bagaimana Nefi sampai pada pemahaman akan kebenaran sederhana dan indah ini: Allah mengasihi anak-anak-Nya. Jelas bahwa dia mengetahui ajaran Kristus yang diajarkan oleh “orangtua[nya] yang baik” (1 Nefi 1:1). Namun Dia juga tahu alasan “mengapa” Juruselamat. Dan apakah alasan “mengapa” itu?

Mengapa Allah mau membiarkan Putra-Nya melayani sebagai sebuah kurban? Mengapa Dia mengutus kita ke sini untuk dibuktikan dan diuji? Karena, seperti diajarkan dalam sebuah kebenaran setara yang indah, “Nilai jiwa adalah mahal dalam pandangan Allah” (Ajaran dan Perjanjian 18:10).

Mengapa kita sangat bernilai bagi Dia? Secara alami, karena kita adalah anak-anak-Nya, Dia mengasihi kita. Namun dalam beberapa ayat berikutnya, Dia menguraikan karunia besar yang diberikan kepada kita masing-masing karena kasih-Nya bagi kita—Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus. Dia mengutus Putra-Nya untuk menderita “kematian dalam daging; karenanya Dia menderita rasa sakit semua orang, agar semua orang boleh bertobat dan datang kepada-Nya. Dan Dia telah bangkit lagi dari yang mati, agar Dia boleh membawa semua orang kepada-Nya, dengan syarat pertobatan” (Ajaran dan Perjanjian 18:11–12). Dia memberi tahu kita, “Inilah pekerjaan-Ku dan kemuliaan-Ku—untuk mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia” (Musa 1:39).

Pertobatan dan Sukacita

Tidaklah mengherankan Bapa Surgawi merasakan sukacita yang besar ketika kita bertobat. Kerelaan kita untuk bertobat adalah bukti dari rasa syukur mendalam kita atas karunia besar dan tiada tara dari Juruselamat dan Penebus dunia. Hanya oleh dan melalui Yesus Kristus kita dapat menjadi layak untuk berdiri dengan rasa percaya di hadirat Allah (lihat Ajaran dan Perjanjian 121:45).

Presiden Russell M. Nelson menjelaskan: “Terlalu banyak orang menganggap pertobatan sebagai hukuman—sesuatu yang harus dihindari kecuali dalam keadaan paling serius. Namun perasaan dihukum ini ditimbulkan oleh Setan. Dia berusaha menutupi kita dari melihat kepada Yesus Kristus, yang berdiri dengan lengan terbuka, berharap dan bersedia untuk menyembuhkan, mengampuni, membersihkan, memperkuat, memurnikan, dan menguduskan kita .…

Tidak ada yang lebih melegakan, lebih memuliakan, atau lebih krusial bagi kemajuan individu kita selain fokus rutin dan setiap hari pada pertobatan. Pertobatan bukanlah suatu peristiwa; itu sebuah proses. Itu adalah kunci untuk kebahagiaan dan kedamaian pikiran. Ketika dipadukan dengan iman, pertobatan membuka akses kita pada kuasa Pendamaian Yesus Kristus.”1

Diajak untuk Membantu

Sering kali dalam wahyu zaman akhir, Tuhan mengajak para hamba-Nya untuk membantu Dia dan Putra-Nya dalam pekerjaan penyelamatan dan permuliaan (lihat Ajaran dan Perjanjian 18:14). Pikirkanlah itu! Dalam keadaan kita yang tidak sempurna, Allah alam semesta menyampaikan ajakan kepada kita untuk menolong anak-anak-Nya, yang sangat berharga, untuk kembali kepada-Nya. Dia tahu pekerjaan itu menantang. Akan ada banyak yang tidak bersedia menerima ajakan kita untuk “dengarlah Dia.” Meski demikian, Dia menegaskan bahwa Dia adalah Allah dari “satu” jiwa. “Dan jika demikian halnya bahwa kamu akan bekerja sepanjang hidupmu dalam menyerukan pertobatan kepada orang-orang ini, dan membawa, meski hanya satu jiwa kepada-Ku, betapa akan besar sukacitamu bersamanya di dalam kerajaan Bapa-Ku!” (Ajaran dan Perjanjian 18:15; penekanan ditambahkan).

Anda mungkin bertanya kepada diri Anda, “Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu seseorang datang kepada Kristus, bertobat dan diberkati melalui kurban pendamaian-Nya?”

Penatua Dieter F. Uchtdorf dari Kuorum Dua Belas Rasul memberikan nasihat ini tentang mengambil bagian dalam pekerjaan penyelamatan dan permuliaan: “Pahamilah bahwa adalah bukan pekerjaan Anda untuk menginsafkan orang. Itu adalah peranan Roh Kudus. Peranan Anda adalah untuk membagikan apa yang ada dalam hati Anda dan hiduplah konsisten dengan kepercayaan Anda.

Jadi, janganlah merasa putus asa jika seseorang tidak menerima pesan Injil dengan segera. Itu bukan kegagalan pribadi.

Itu adalah antara individu tersebut dengan Bapa Surgawi.

Bagian Anda adalah untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama Anda, anak-anak-Nya.

Memercayai, mengasihi, melakukan.

Ikutilah jalan ini, dan Allah akan mengerjakan mukjizat melalui Anda untuk memberkati anak-anak-Nya yang berharga.”2

Di Kedua Sisi Tabir

Undangan untuk datang kepada Kristus melalui pertobatan tidak dicadangkan hanya untuk orang-orang yang hidup di bumi ini. “Orang mati yang bertobat akan ditebus, melalui kepatuhan pada tata cara-tata cara rumah Allah” (Ajaran dan Perjanjian 138:58). Bait suci dan pekerjaan sejarah keluarga merupakan aspek penting dari pengumpulan Israel yang tercerai-berai di kedua sisi tabir. Kita dapat merasakan sukacita besar sewaktu kita melakukan pekerjaan itu bagi mereka yang telah pergi ke dunia roh mengetahui bahwa di alam tersebut, sebagaimana Presiden Wilford Woodruff (1807–1898) tuturkan, “sedikit sekali, kalaupun ada, yang tidak mau menerima Injil.”3 Tak diragukan lagi, mereka akan menanti-nantikan harinya ketika tata cara penyelamatan dilaksanakan bagi mereka di rumah Tuhan.

Penatua Dale G. Renlund dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan: “Ketika kita mengumpulkan sejarah keluarga kita dan pergi ke bait suci atas nama leluhur kita, Allah memenuhi banyak dari berkat-berkat yang dijanjikan ini secara bersamaan di kedua sisi tabir. Demikian pula, kita diberkati saat kita membantu orang lain di lingkungan dan pasak kita melakukan hal yang sama. Anggota yang tidak tinggal dekat dengan bait suci juga menerima berkat-berkat ini dengan berperan serta dalam pekerjaan sejarah keluarga, mengumpulkan nama leluhur mereka untuk tata cara bait suci yang akan dilakukan.”4

Adalah luar biasa untuk mengetahui bahwa Bapa Surgawi kita mengasihi setiap anak-Nya. Kita sangat bernilai bagi-Nya. Kita masing-masing memiliki tanggung jawab sakral untuk melayani anak-anak-Nya di kedua sisi tabir dan membantu mereka menyadari nilai besar mereka.

Bantu Mereka Memahami Nilai Mereka

Saya mengajak Anda untuk mengulurkan tangan kepada mereka yang telah menjadi bagian dari kehidupan Anda dan mungkin telah terlupakan selama beberapa waktu. Ulurkanlah tangan kepada mereka yang telah meninggalkan jalan perjanjian. Lakukan Pelayanan kepada mereka yang membutuhkan kasih seperti Kristus. Terhubunglah dengan mereka di balik sisi tabir melalui pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga, termasuk pengindeksan. Bantulah orang lain merasakan kasih Allah melalui Anda.

Sebagaimana dijanjikan, teman Belgia terkasih saya dan saya berbicara setiap hari Minggu selama lebih dari empat bulan. Saya mengundangnya untuk mengunduh aplikasi Perpustakaan Injil. Presiden cabang lokal diperkenalkan kepadanya, dan misionaris penuh waktu mengunjungi dan memberi berkat imamat. Minggu berikutnya, untuk pertama kali dalam 30 tahun, dia menghadiri pertemuan sakramen. Terakhir kali kami berbicara, dia dipenuhi dengan sukacita karena dihubungkan kembali dengan tubuh Gereja Yesus Kristus.

Dia juga memberi tahu saya putri sulungnya masih aktif di Gereja. Saya segera menjangkau kepada sang putri melalui percakapan video. Dia memperkenalkan saya kepada masing-masing dari empat anaknya yang cantik, kemudian memberi tahu saya para misionaris penuh waktu akan datang ke rumah mereka pada malam itu untuk makan malam. Sungguh sebuah berkat melihat bahwa dia masih menjadi anggota Gereja yang setia!

Sewaktu saya bertemu dia, saya memahami, sebagian kecil, pesan dari tulisan suci ini: “Dan sekarang, jika sukacitamu akan besar dengan satu jiwa yang telah kamu bawa kepada-Ku ke dalam kerajaan Bapa-Ku, betapa akan besar sukacitamu jika kamu akan membawa banyak jiwa kepada-Ku!” (Ajaran dan Perjanjian 18:16).

Nilai dari setiap jiwa adalah mahal!

Catatan

  1. Russell M. Nelson, “Kita Dapat Melakukan Lebih Baik dan Menjadi Lebih Baik,” Liahona, Mei 2019, 67.

  2. Dieter F. Uchtdorf, “Pekerjaan Misionaris: Membagikan Apa yang Ada di Hati Anda,” Liahona, Mei 2019, 17.

  3. Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Wilford Woodruff (2004), 213.

  4. Dale G. Renlund, “Pekerjaan Sejarah Keluarga dan Bait Suci: Pemeteraian dan Penyembuhan,” Liahona, Mei 2018, 49.

Mengangkat Tangan yang Terkulai, oleh J. Kirk Richards

“Bukan pekerjaan Anda untuk menginsafkan orang. Itu adalah peranan Roh Kudus. Peranan Anda adalah untuk membagikan apa yang ada dalam hati Anda dan hiduplah konsisten dengan kepercayaan Anda.”

Penatua Dieter F. Uchtdorf

Lux Condivis (Terang yang Dibagikan), oleh J. Kirk Richards

Kita masing-masing memiliki tanggung jawab sakral untuk melayani kepada anak-anak Bapa Surgawi di kedua sisi tabir.

Terobosan, oleh J. Kirk Richards