2018
Rakotomalala Alphone, Sarodroa, Madagaskar
April 2018


Potret Iman

Rakotomalala Alphonse

Sarodroa, Madagascar

Ketika Rakotomalala menjadi tertarik dengan Injil, gereja yang terdekat adalah di Antsirabe, sebuah kota yang berjarak 30 mil (50 km) dari desanya di Sarodroa. Rakotomalala dan seorang teman menemukan cara untuk melakukan perjalanan tersebut setiap hari Minggu.

Saat ini, Sarodroa memiliki sebuah gedung pertemuan kecil di mana lebih dari 100 anggota hadir setiap hari Minggu. Rakotomalala telah melihat desanya memeluk Injil. Empat misionaris telah melayani dari Sarodroa dan Gereja terus bertumbuh.

Cody Bell, fotografer

Saat kakek saya jatuh sakit, saya melakukan perjalanan ke Antsirabe untuk menemaninya. Para misionaris mengunjungi rumahnya beberapa kali. Kakek dan saya bukan anggota Gereja, namun dia senang bertemu dengan para misionaris. Suatu malam, mereka memberi berkat kepada kakek, dan setelah malam keluarga, mereka memberi kami Kitab Mormon.

“Tolong baca kitab ini dan tanyakan kepada Allah apakah kitab ini benar,” kata mereka.

Sewaktu saya pulang ke Sarodroa, saya tidak ingin membaca Kitab Mormon karena saya pikir itu tidak benar. Kemudian, suatu hari saya menjadi begitu sakit sehingga saya harus tinggal di rumah saya selama beberapa hari. Sewaktu saya mencari sesuatu untuk dilakukan, saya menemukan Kitab Mormon dan mulai membaca.

Kemudian, saya kembali ke Antsirabe dan bertemu dengan para misionaris. Mereka mengajari saya lebih banyak tentang Kitab Mormon dan tentang Nabi Joseph Smith. Saya mengatakan kepada mereka bahwa kita tidak memerlukan nabi dan bahwa sudah tidak ada lagi nabi di zaman sekarang. Para misionaris meminta saya untuk berdoa kepada Allah dan menanyakan apakah ada nabi saat ini. Mereka berjanji bahwa Allah akan menjawab saya. Saya berdoa dan merasakan bahwa apa yang para misionaris katakan benar adanya.

Saya ingin menghadiri gereja, tetapi saya tidak memiliki uang untuk bus. Saya berbicara dengan teman saya, Razafindravaonasolo, dan dia mengatakan kami bisa naik sepeda saya. Kami berkendara dua jam sekali jalan dari Sarodroa ke Antsirabe setiap hari Minggu. Ketika saya merasa lelah mengayuh, saya akan naik di belakang dan dia akan mulai mengayuh. Kemudian ketika dia kelelahan, kami akan berganti tempat lagi.

Akhirnya, keluarga Razafindravaonasolo dan saya bergabung dengan Gereja. Kami menghadiri gereja di Antsirabe sampai sebuah cabang di buka di Sarodroa. Kami sangat bahagia ketika kami dapat menghadiri gereja di desa kami sendiri!

Ayah Razafindravaonasolo dipanggil sebagai presiden cabang. Suatu hari dia bertemu dengan saya dan mendorong saya untuk bersiap menjalankan misi. Saya pikir saya tidak dapat melayani, namun dia meyakinkan saya bahwa saya bisa. Saya menerima panggilan untuk melayani di Misi Madagaskar Antananarivo. Saya telah menikah sekarang dan saya memiliki dua anak. Saya bersyukur untuk keluarga saya, dan saya telah memiliki lebih banyak pengalaman daripada yang dapat saya bagikan yang telah menolong saya mengetahui bahwa Gereja ini adalah benar.

Gambar
Rakotomalala and friend

Setelah bergabung dengan Gereja, Rakotomalala (kanan) melayani di Misi Madagaskar Antananarivo, dan Razafindravaonasolo (kiri) melayani di Misi Republik Demokrasi Kongo.

Gambar
sitting inside the chapel

Tahun 2013, para anggota di Sarodroa membangun gedung gereja kecil dari kayu ini untuk beribadat. Rakotomalala senang dapat menolong membuat perubahan yang diperlukan pada bangunan tersebut.

Gambar
rice fields

Padi adalah tanaman pokok di Madagaskar. Hampir semua orang di Sarodroa bekerja di sawah untuk menafkahi keluarga mereka.

Gambar
constructing a chapel

Sewaktu Gereja terus bertumbuh, para anggota di Sarodroa memerlukan sebuah gedung gereja baru. Dengan gedung gereja baru di sebelahnya, Rakotomalala dan yang lain bekerja untuk mengubah gedung gereja lama dari kayu menjadi ruangan-ruangan kelas dan kantor uskup.

Gambar
sitting outside the chapel

Sejak hari-hari mereka berkendara dua jam sekali jalan ke gereja setiap hari Minggu, Rakotomalala dan Razafindravaonasolo tetap menjadi teman karib. Mereka bersyukur untuk berkat-berkat yang Injil telah bawa bagi mereka dan keluarga mereka.

Gambar
standing in front of a new chapel

Rakotomalala dan Razafindravaonasolo berdiri di depan gedung gereja yang baru di Sarodroa. Gedung gereja ini, terbuat dari beton dan bata, dibangun oleh para anggota.