2018
Menangani Pertanyaan Sulit: Tiga Asas yang Dapat Membantu
Juli 2018


Menangani Pertanyaan Sulit: 3 Asas yang Dapat Membantu

Inilah cara mencari jawaban dengan cara yang memperkuat iman Anda.

Gambar
young man contemplating scriptures

Pernahkah Anda memiliki pertanyaan tentang Injil atau Gereja? Pernahkah Anda khawatir apakah pertanyaan Anda berarti bahwa Anda tidak memiliki cukup iman atau bahwa kesaksian Anda tidak cukup kuat?

Pertanyaan adalah bagian normal dan penting dari perjalanan Anda melalui kefanaan. Itu dapat membawa Anda pada wawasan dan iman yang lebih besar. Namun, sikap, motivasi, dan proses Anda untuk menemukan jawaban akan memengaruhi hasilnya.

Di seminari Anda akan mempelajari ketiga asas penguasaan ajaran ini yang dapat membantu membimbing Anda pada kebenaran abadi.

  1. Bertindak dalam Iman

    Ketika Anda memiliki sebuah pertanyaan, Anda dapat bertindak dalam iman dengan memilih untuk memercayai Allah dan berpaling kepada Dia terlebih dahulu untuk mendapatkan jawaban. Allah memberi jawaban “baris demi baris, ajaran demi ajaran” (2 Nefi 28:30). Adalah penting untuk mengandalkan kesaksian yang sudah Anda miliki saat memiliki keraguan.

    “Ragukanlah keraguan Anda sebelum Anda meragukan iman Anda.”1 —Penatua Dieter F. Uchtdorf

    “Peganglah dengan erat apa yang telah Anda ketahui dan berdirilah dengan kukuh sampai pengetahuan tambahan datang.”2 —Penatua Jeffrey R. Holland

  2. Meneliti Konsep dan Pertanyaan dengan Perspektif Injil

    Jika Anda mempertimbangkan pertanyaan dalam konteks rencana keselamatan dan ajaran Juruselamat, Anda dapat mulai melihat hal-hal dengan cara Allah melihatnya. Ini akan membantu Anda meneliti kembali pertanyaan Anda dengan menggunakan standar kebenaran Allah daripada standar dunia.

    “Berlabuh pada kebenaran kekal … akan memberi kita kedamaian yang datang dari iman kepada Yesus Kristus dan pengetahuan bahwa kita berada di jalan menuju kehidupan kekal.”3 —Presiden Dallin H. Oaks

    “Jika Anda menemukan sesuatu yang tampaknya menghalangi sukacita dan terang Injil dalam hidup Anda, saya mengundang Anda untuk menempatkannya dalam perspektif Injil. Lihatlah melalui lensa Injil dan waspadalah untuk tidak membiarkan hal-hal sepele dan tidak penting menutupi pandangan kekal Anda akan rencana kebahagiaan yang besar.”4 —Penatua Gary E. Stevenson

  3. Mencari Pemahaman Lebih Lanjut melalui Sumber-Sumber yang Ditetapkan Secara Ilahi

    Allah telah memberikan kepada Anda banyak sumber untuk digunakan saat Anda mencari kebenaran. Ini termasuk Roh Kudus, tulisan suci, keluarga Anda, pemimpin Gereja, dan bahkan sumber-sumber di luar Gereja yang memperkuat iman Anda kepada Yesus Kristus. Saat mencari jawaban, pastikan untuk membedakan antara sumber yang tidak dapat dipercaya dan sumber terpercaya, yang akan memperkuat iman Anda dan mengundang Roh Kudus ke dalam kehidupan Anda.

    “Manfaat kekayaan … datang dari upaya Anda untuk memperbesar, memperluas, dan meningkatkan pemahaman Anda tentang kebenaran. Gunakan tulisan suci dan pernyataan para nabi untuk memperluas pengetahuan Anda.”5 —Penatua Richard G. Scott (1928–2015)

    “Kita terus-menerus mencari kebenaran dari semua buku yang baik dan sumber-sumber yang meneguhkan lainnya. ‘Jika ada apa pun yang bajik, indah, atau dikatakan baik atau layak dipuji, kami mengupayakan hal-hal ini’ [Pasal-Pasal Kepercayaan 1:13].”6 —Penatua Dieter F. Uchtdorf

Cobalah sendiri!

Contoh berikut menunjukkan bagaimana hal itu bisa dilakukan. Perhatikan bahwa ini bukan jawaban yang lengkap, hanya contoh bagaimana seorang remaja putra atau remaja putri dapat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini untuk mereka sendiri. Anda akan ingin untuk terus belajar dan berdoa tentang topik-topik di mana Anda memiliki pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dan memperkuat kesaksian Anda.

Mengapa Bapa Surgawi yang penuh kasih membiarkan hal-hal buruk terjadi?

Bertindak dalam iman: Saya telah merasakan kasih Allah bagi saya dan tahu bahwa Dia ada, walaupun saya tidak mengerti mengapa Allah membiarkan hal-hal buruk terjadi.

Meneliti konsep dan pertanyaan dari perspektif Injil: Hak pilihan adalah bagian penting dari rencana keselamatan. Allah mengutus kita turun ke bumi untuk mengalami pencobaan, membuat keputusan, dan menerima tubuh jasmani. Tetapi membiarkan orang membuat keputusan berarti bahwa terkadang orang membuat pilihan yang salah dan memengaruhi kehidupan orang lain. Dan pencobaan-pencobaan yang bukan akibat dari pilihan yang buruk—seperti bencana alam, disabilitas, dan kematian—dapat memberikan kesempatan bagi kita untuk memperkuat kesaksian dan kepercayaan kita kepada Allah.

Mencari pemahaman lebih lanjut melalui sumber-sumber yang ditetapkan secara ilahi: Apa yang tulisan suci dan nabi modern katakan tentang mengapa kita mengalami hal-hal yang sulit? “Kemalanganmu dan kesengsaraanmu akan terjadi hanya sesaat; dan kemudian, jika engkau bertahan di dalamnya dengan baik, Allah akan mempermuliakan engkau di tempat yang tinggi” (A&P 121:7–8). Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata, “Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian, tidak pernah meninggalkan kita tanpa bantuan dalam tantangan-tantangan yang kita hadapi.”7 Saya tidak tahu alasan untuk semua pencobaan saya, tetapi saya percaya bahwa Yesus Kristus melakukan Pendamaian untuk saya dan untuk semua orang. Saya dapat berpaling kepada-Nya dan kepada Bapa Surgawi untuk kedamaian, kekuatan, dan dukungan selama pencobaan saya (lihat Alma 7:11–12).

Bagaimana saya dapat mengetahui kapan Roh Kudus berbicara kepada saya?

Gambar
young woman reading scriptures

Bertindak dalam iman: Walaupun terkadang sulit bagi saya untuk mengatakan kapan saya menerima ilham, saya tahu dari mendengar kesaksian orang lain dan membaca tulisan suci bahwa Roh akan membantu saya mengerti jika saya terus berusaha untuk mendengar nasihat-Nya.

Meneliti konsep dan pertanyaan dari perspektif Injil: Allah memberi kita karunia Roh Kudus agar kita dapat menerima ilham untuk melakukan yang benar. Jika saya mendapat bisikan untuk melakukan sesuatu yang baik, saya dapat mengetahui bahwa itu berasal dari Roh, bahkan jika itu terdengar seperti pikiran saya sendiri.

Mencari pemahaman lebih lanjut melalui sumber-sumber yang ditetapkan secara ilahi: Tulisan suci mengajarkan: “Jadilah engkau rendah hati; dan Tuhan Allahmu akan menuntun tanganmu, dan memberi engkau jawaban terhadap doa-doamu” (A&P 112:10). Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bahwa “keinginan tulus dan kelayakan mengundang roh wahyu ke dalam kehidupan kita.”8 Jika saya mencoba untuk menjadi rendah hati dan melakukan yang terbaik untuk menjadi layak bagi Roh, Tuhan akan membantu mengarahkan saya untuk memperoleh jawaban. Dia akan mengajari saya bagaimana Roh Kudus berbicara kepada saya secara khusus.

Kesimpulan

Pertanyaan bukanlah pertanda kurangnya iman; itu sering merupakan indikasi kesaksian yang berkembang. Sewaktu kita bertindak dalam iman, meneliti konsep dan pertanyaan dari perspektif Injil, dan mencari pemahaman lebih lanjut melalui sumber-sumber yang ditetapkan secara ilahi, Allah dapat menemukan jawaban yang bermanfaat terhadap pertanyaan Anda iman yang lebih besar kepada Yesus Kristus.

Catatan

  1. Dieter F. Uchtdorf, “Mari, Bergabunglah Bersama Kami,” konferensi umum Oktober 2013.

  2. Jeffrey R. Holland, “Tuhan, Aku Percaya,” konferensi umum April 2013.

  3. Dallin H. Oaks, “As He Thinketh in His Heart” (Kebaktian Church Educational System untuk dewasa muda, 8 Februari 2013), lds.org/prophets-and-apostles.

  4. Gary E. Stevenson, “Gerhana Rohani,” konferensi umum Oktober 2017.

  5. Richard G. Scott, “Acquiring Spiritual Knowledge,” konferensi umum Oktober 1993.

  6. Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran Itu?” (Kebaktian Church Educational System untuk dewasa muda, 13 Januari 2013), broadcasts.lds.org.

  7. Jeffrey R. Holland, “Pelayanan Para Malaikat,” konferensi umum Oktober 2008.

  8. David A. Bednar, “Roh Wahyu,” konferensi umum April 2011.