2018
4 Pelajaran dari Joseph Smith Mendatangkan Kitab Mormon
Oktober 2018


Hanya Digital

4 Pelajaran dari Joseph Smith Mendatangkan Kitab Mormon

Di usia yang baru 24 tahun, Joseph Smith menghadapi tantangan sewaktu dia berusaha untuk merampungkan perintah Allah. Tetapi dia telah mengatasinya dengan bantuan Allah, dan kita juga bisa.

Gambar
young adult woman holding an old Book of Mormon

Sebagai dewasa muda, kita mungkin diminta untuk melakukan hal-hal yang tampak mustahil tanpa bantuan Allah. Demikian juga, Joseph Smith, di usia yang baru 24 tahun, menghadapi tantangan dan merasa tidak mumpuni sewaktu dia berupaya merampungkan sebuah perintah penting—menerbitkan terjemahan dari Kitab Mormon. Tetapi dengan bantuan Allah, dia merampungkan segala sesuatu yang diminta darinya, dan teladannya memperlihatkan banyak cara yang kita dapat membuat yang mustahil menjadi mungkin ketika Allah di pihak kita.

  1. Kita tidak perlu menjadi hebat bagi Allah untuk melakukan mukjizat melalui kita. Ketika Joseph bersiap untuk menerbitkan Kitab Mormon, dia adalah seorang dewasa muda tanpa banyak uang atau pendidikan formal—apalagi pengetahuan mengenai bagaimana menerjemahkan dan menerbitkan catatan yang sedemikian penting. Namun, dia terus maju dengan iman dan karunia serta kuasa dari Allah untuk merampungkan pekerjaan yang diminta darinya. Jika kita memercayai Bapa Surgawi, Dia dapat memampukan kita untuk melakukan pekerjaan-Nya.

  2. Ketika Allah memberi kita sebuah tugas, Dia akan menyediakan cara untuk berhasil. Bagi Joseph, mencetak 5.000 kopi dari sebuah kitab berisi 590 halaman pastilah tampak mustahil. Tetapi, ketika sudah saatnya untuk menerbitkan manuskrip itu, Tuhan mengilhami Martin Harris untuk menggadaikan pertaniannya yang sukses, memberikan $3.000 (setara dengan sekitar $76.000 saat ini) untuk membantu Joseph memenuhi misinya. Sebagaimana Nefi mengajarkan, “[Tuhan] akan mempersiapkan jalan bagi mereka agar mereka boleh merampungkan apa yang Dia perintahkan kepada mereka” (1 Nefi 3:7). Bapa Surgawi menempatkan sumber-sumber yang diperlukan dalam jangkauan Joseph untuk menyelesaikan proyek itu. Dan Dia akan melakukan yang sama bagi kita.

  3. Allah memberi kesempatan kedua. Joseph Smith membuat kesalahan yang menuntun pada hilangnya 116 halaman manuskrip Kitab Mormon. Karena hilangnya 116 halaman itu, Joseph juga kehilangan kemampuannya untuk menerjemahkan selama suatu waktu. Tetapi karena dia memilih untuk bertobat, dia pada akhirnya diampuni dan diberi kesempatan kedua untuk memenuhi misinya. Tuhan berfirman, “Tetapi ingatlah, Allah penuh belas kasihan; oleh karena itu, bertobatlah dari apa yang telah engkau lakukan yang bertentangan dengan perintah yang Aku berikan kepadamu, dan engkau masih dipilih, dan kembali dipanggil pada pekerjaan itu” (A&P 3:10). Kehidupan kita akan penuh dengan kesalahan dalam hidup ini, tetapi sewaktu kita bertobat dan menaruh hati kita di tempat yang tepat, Tuhan akan senantiasa memberi kita kesempatan lain.

  4. Menantikan sukacita yang dijanjikan dapat menolong kita melewati tantangan. Terlepas dari semua tantangan yang harus Joseph hadapi, dia menerima banyak berkat dan merasakan sukacita sejati di sepanjang usahanya untuk mendatangkan Kitab Mormon. Setelah Kitab Mormon diterbitkan, Gereja diorganisasi dan orangtua Joseph dibaptiskan. Pada hari itu, Joseph pergi ke hutan sendirian dan mulai menangis dengan kebahagiaan. Jika kita melanjutkan sepanjang pencobaan kita dengan kepala tegak, menaruh kepercayaan penuh kepada Allah, kita juga akan dapat menemukan sukacita dan kedamaian.