Penatua Denelson Silva

Perjalanan pulang sejauh 4.000 mil (6.400 km) dari Luanda, Angola, ke São Paulo, Brasil, memberi Penatua Denelson Silva dan istrinya, Regina, waktu untuk bergulat dengan sebuah bisikan. Setelah melayani sebagai presiden misi, Penatua Silva merasa bahwa dia dan istrinya hendaknya tidak membeli rumah.

Mereka telah menjual rumah mereka sebelum pergi misi. Mereka berencana untuk membeli sebuah rumah baru setelah kepulangan mereka tetapi merasa terdorong untuk menunggu. “Rumah-rumah di Brasil bukanlah aset yang Anda pasang untuk dijual dan kemudian langsung laku,” kata Penatua Silva. “Itu dapat berlangsung berhari-hari atau berbulan-bulan atau bertahun-tahun.”

Sister Silva mengatakan mereka berfokus pada fakta bahwa Bapa Surgawi telah membimbing mereka sebelum misi mereka dan bahwa Dia akan membimbing mereka lagi. “Kami memutuskan bersama untuk menunggu beberapa saat,” ujarnya. Alih-alih mereka memilih untuk menyewa rumah.

Seperti menjual rumah di Brasil, jawabannya tidak datang dalam hari atau bulan atau bahkan setahun. Jawaban datang lebih dari dua tahun kemudian ketika Penatua Silva menerima panggilan untuk melayani sebagai Pembesar Umum Tujuh Puluh.

“Kami harus memiliki pola pikir bahwa jika Dia meminta kami untuk melakukan sesuatu, jawaban kami selalu ya,” kata Penatua Silva. “Jika jawabannya tidak selalu ‘ya,’ itu meninggalkan ruang untuk ‘tidak’ atau ‘mungkin.’” Namun, bagi Juruselamat, dia menjelaskan, “tidak ada ruang untuk ‘tidak’ atau ‘mungkin’ di Getsemani.”

Denelson Urbano da Silva lahir pada 4 Juli 1965, di Recife, Brasil, dari pasangan Domingos Urbano da Silva dan Maria José de Almeida Silva. Dia dibesarkan di Recife dan dimeteraikan kepada Regina Maria de Carvalho Silva di Bait Suci São Paulo Brasil pada Mei 1987. Pasangan ini memiliki dua anak.

Dia memiliki gelar S1 dalam bidang administrasi bisnis (pengolahan data). Dia bekerja di industri perjalanan selama 30 tahun.

Dari tahun 2016 hingga 2019, Penatua Silva melayani sebagai presiden misi bersama istrinya di Misi Luanda Angola. Dia juga telah melayani sebagai Tujuh Puluh Area, presiden pasak, uskup, anggota dewan tinggi, dan misionaris penuh waktu di Misi Curitiba Brasil.