Seminari
Pelajaran 38: Ajaran dan Perjanjian 31–32


Pelajaran 38

Ajaran dan Perjanjian 31–32

Pendahuluan

Pada bulan September 1830, Tuhan memanggil Thomas B. Marsh untuk mengkhotbahkan Injil dan membantu menegakkan Gereja. Pemanggilan ini, terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian 31, juga mencakup janji-janji dan nasihat untuk membimbing Thomas dalam kehidupan pribadinya dan sebagai misionaris. Pada bulan Oktober 1830, Joseph smith menerima wahyu yang sekarang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian 32, di mana Tuhan memanggil Parley P. Pratt dan Ziba Peterson untuk bergabung dengan Oliver Cowdery serta Peter Whitmer Jr. dalam misi kepada orang-orang Laman di bagian barat Missouri. Tuhan berjanji untuk menyertai para pria ini dalam pekerjaan misionaris mereka.

Saran untuk Pengajaran

Ajaran dan Perjanjian 31:1–8

Tuhan memanggil Thomas B. Marsh untuk mengkhotbahkan Injil dan membantu menegakkan Gereja

Undanglah siswa untuk memikirkan tentang anggota keluarga mereka dan perasaan yang mereka miliki bagi mereka. Anda dapat memperlihatkan foto keluarga Anda dan dengan singkat menjelaskan kasih Anda bagi mereka. Sewaktu siswa memikirkan apakah ada orang dalam keluarga mereka yang bukan anggota Gereja atau yang saat ini tidak hidup sesuai dengan perjanjian mereka dengan Tuhan. Anda juga dapat mengundang siswa untuk merenungkan pengharapan mereka untuk anggota keluarga seperti itu.

Jelaskan bahwa dalam Ajaran dan Perjanjian 31, Tuhan menujukan kepada seorang insaf baru yang bernama Thomas B. Marsh dan berbicara kepadanya mengenai keluarganya.

Untuk membantu anggota kelas memahami latar belakang bagian ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan uraian berikut tentang bagaimana Thomas B. Marsh menjadi anggota Gereja.

Sementara tinggal di Boston, Massachusetts, tahun 1829, Thomas B. Marsh menyimpulkan bahwa tidak ada gereja yang dia kenal selaras dengan ajaran-ajaran dari Alkitab. Dia menulis, “Saya percaya Roh Allah memerintahkan saya untuk melakukan perjalanan ke barat.” Dia berangkat dari istrinya, Elizabeth, dan keluarga muda mereka untuk mencari kebenaran. Setelah tiga bulan perjalanan, Thomas dalam perjalanan pulang ketika dia “mendengar tentang [sebuah] Kitab Emas oleh seorang pemuda bernama Joseph Smith.” Dia melanjutkan perjalanannya ke Palmyra, New York, di mana dia bertemu Martin Harris. Pencetak itu memberikan kepada Thomas lembar bukti yang memuat enam belas halaman pertama dari Kitab Mormon. Thomas belakangan menulis, “Setibanya di rumah … saya memperlihatkan kepada istri saya enam belas halaman Kitab Mormon … yang dengannya dia sangat senang, percaya itu adalah karya Allah.” Kira-kira satu tahun kemudian, setelah mengetahui tentang pengorganisasian Gereja, Thomas dan keluarganya pindah ke Palmyra. Sementara tinggal di area itu dia dibaptiskan dekat Fayette dan ditahbiskan sebagai penatua oleh Oliver Cowdery pada bulan September 1830 (lihat “History of Thomas Baldwin Marsh,” Millennial Star, 11 Juni 1864, 375).

  • Apa kesan Anda mengenai pencarian Thomas B. Marsh akan kebenaran?

Mintalah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 31:1–2 dengan lantang, dan undanglah anggota kelas untuk mencari ungkapan-ungkapan yang Tuhan gunakan untuk memberikan dorongan semangat kepada Thomas setelah pembaptisannya.

  • Apa dorongan semangat yang Tuhan berikan kepada Thomas dalam ayat ini?

  • Apa janji yang Tuhan berikan kepada Thomas mengenai keluarganya?

  • Apa asas yang dapat kita pelajari dari Ajaran dan Perjanjian 31:1–2 yang dapat membantu kita jika kita memiliki anggota keluarga yang bukan anggota Gereja atau yang tidak dengan setia hidup sesuai dengan perjanjian-perjanjian mereka? (Meskipun siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Melalui kesetiaan kita, anggota keluarga kita dapat diberkati untuk memercayai dan mengetahui kebenaran. Tulislah asas ini di papan tulis).

  • Apa beberapa cara individu-individu dapat diberkati melalui kesetiaan dari anggota keluarga? Apa contoh dari hal ini yang telah Anda lihat?

Mintalah siswa untuk meneliti Ajaran dan Perjanjian 31:3–4 dan mengidentifikasi Tuhan memanggil Thomas B. Marsh untuk melakukan apa. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan. Kemudian mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dari Presiden Gordon B. Hinckley mengenai berkat-berkat yang dapat datang kepada mereka yang dengan setia melayani sebagai misionaris. (Anda mungkin ingin menyediakan bagi siswa salinan pernyataan ini untuk disimpan dalam tulisan suci mereka). Undanglah anggota kelas untuk mendengarkan siapa yang diberkati melalui pelayanan misionaris.

Gambar
Presiden Gordon B. Hinckley

“Anda akan memberkati kehidupan mereka yang Anda ajar, dan keturunan mereka setelah mereka. Anda akan memberkati kehidupan Anda sendiri. Anda akan memberkati kehidupan keluarga Anda, yang akan mendukung Anda serta berdoa bagi Anda” (“Of Missions, Temples, and Stewardship,” Ensign, November 1995, 52).

  • Siapakah yang diberkati melalui pelayanan misionaris?

Bagilah anggota kelas menjadi tiga kelompok. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 31:5–8 dengan lantang. Mintalah satu kelompok untuk mencari berkat-berkat yang akan datang kepada mereka yang Thomas B. Marsh akan ajar. Mintalah kelompok kedua untuk mencari berkat-berkat yang akan datang kepada Thomas sewaktu dia melayani sebagai misionaris. Mintalah kelompok ketiga untuk mencari berkat-berkat yang akan datang kepada keluarga Thomas sementara dia pergi jauh meninggalkan mereka. Setelah siswa membaca, ajukan pertanyaan berikut:

  • Apa berkat-berkat yang datang kepada mereka yang Thomas akan ajar?

  • Bagaimana Thomas diberkati karena pelayanan misionarisnya?

  • Bagaimana keluarga ini diberkati?

  • Bagaimana pelayanan misionaris orang lain telah memberkati kehidupan Anda atau kehidupan seseorang yang Anda kenal?

Anda mungkin ingin membagikan contoh tentang bagaimana Anda telah melihat pelayanan misionaris memberkati kehidupan orang-orang.

Ajaran dan Perjanjian 31:9–13

Yesus Kristus memberikan nasihat pribadi kepada Thomas B. Marsh

Jelaskan bahwa Ajaran dan Perjanjian 31:9–13 berisikan nasihat yang Tuhan berikan untuk membantu Thomas B. Marsh dalam kehidupan pribadinya dan sebagai misionaris. Sebelum kelas, tulislah petunjuk berikut di papan tulis atau persiapkan itu pada selebaran untuk siswa:

Telaahlah Ajaran dan Perjanjian 31:9–12, dan identifikasilah satu pokok dari nasihat yang Anda rasa akan penting untuk kita ikuti di zaman sekarang. Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Manakah pokok dari nasihat itu yang Anda pilih? Menurut Anda mengapa nasihat ini penting bagi kita di zaman sekarang?

  2. Apa satu cara kita dapat menerapkan nasihat ini dalam kehidupan kita?

  3. Bagaimana kita mendapat manfaat dari mengikuti nasihat ini?

Tugasi siswa untuk bekerja berpasangan. Mintalah mereka untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 31:9–12 secara individu dan kemudian membagikan jawaban mereka terhadap pertanyaan itu dengan rekan mereka.

Setelah siswa berbagi, undanglah mereka untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 31:13 dalam hati dan mengidentifikasi berkat-berkat yang Tuhan janjikan kepada Thomas B. Marsh jika dia mau setia. Undanglah seorang siswa untuk maju ke papan tulis dan menuliskan janji ini dalam bentuk sebuah asas, dengan menggunakan kata jika dan maka. Imbaulah siswa lainnya untuk membantu siswa yang membutuhkan. Meskipun siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, asas berikut hendaknya jelas: Jika kita setia sampai akhir, maka Tuhan akan menyertai kita. Tandaskan bahwa kebenaran ini berlaku kepada kita sewaktu kita berusaha untuk membagikan Injil kepada orang lain juga dalam situasi lain.

  • Kapan Anda telah merasa bahwa Tuhan menyertai Anda sewaktu Anda berusaha untuk setia kepada-Nya? (Berilah siswa waktu untuk merenungkan pertanyaan ini sebelum mereka merespons. Pertimbangkanlah untuk membagikan pengalaman Anda sendiri.)

Ajaran dan Perjanjian 32

Tuhan memanggil Parley P. Pratt dan Ziba Peterson untuk bergabung dalam misi kepada orang-orang Laman

Mintalah siswa untuk melihat pada peta dalam tulisan suci mereka yang berjudul “Perpindahan Gereja ke Bagian Barat” (lihat Peta Sejarah Gereja, Peta 6). Atau Anda dapat memperlihatkan sebuah peta besar yang memperlihatkan jarak antara New York dan Missouri, AS.

  • Di manakah Oliver Cowdery dan Peter Whitmer Jr. dipanggil untuk mengkhotbahkan Injil? (Jika siswa tidak ingat, undanglah mereka untuk merujuk pada Ajaran dan Perjanjian 28:8–9; 30:5. Para misionaris ini dipanggil untuk berkhotbah “kepada orang-orang Laman,” di perbatasan barat Missouri. Bantulah siswa menemukan area ini pada peta.)

Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang bagian pendahuluan dari Ajaran dan Perjanjian 32. Mintalah anggota kelas untuk mengikuti dan mengidentifikasi pertanyaan yang beberapa penatua Gereja miliki mengenai misi Oliver Cowdery dan Peter Whitmer Jr. yang dipanggil untuk lakukan.

  • Apa pertanyaan yang sejumlah penatua Gereja miliki mengenai misi kepada orang-orang Laman? (Mereka ingin mengetahui apakah misionaris tambahan dapat dipanggil untuk mengajar orang-orang Laman).

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 32:1–3 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mengikuti, dengan mencari untuk melakukan apa Parley P. Pratt dan Ziba Peterson dipanggil dan apa yang Tuhan janjikan kepada mereka.

  • Untuk melakukan apa Parley dan Ziba dipanggil?

  • Apa yang Tuhan janjikan kepada mereka?

Anda mungkin ingin menandaskan kesamaan antara janji yang diberikan dalam Ajaran dan Perjanjian 32:3 dengan asas yang ditulis di papan tulis: Jika kita setia sampai akhir, maka Tuhan akan menyertai kita.

Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa selama musim gugur tahun 1830 dan musim dingin tahun 1830–1831, kelompok kecil misionaris ini (belakangan seorang insaf dari Ohio yang bernama Frederick G. Williams bergabung) melakukan perjalanan sekitar 1.500 mil (kira-kira 2.400 km) dari Fayette, New York, ke Independence, Missouri, sebagian besar dengan berjalan kaki. Empat misionaris ini tiba di Independence pada pertengahan Januari 1831. Selama bagian dari perjalanan mereka, mereka mengalami kedinginan yang luar biasa, dan kelelahan, hidup hanya dengan roti jagung beku dan daging babi mentah. Di beberapa tempat, salju yang mereka lalui sedalam tiga kaki. Terlepas dari kesulitan-kesulitan ini, para misionaris berhasil dalam memperkenalkan Injil kepada orang-orang Indian Amerika yang tinggal di Wilayah Indian dekat perbatasan barat Missouri. Mereka juga mengkhotbahkan Injil di Mentor dan Kirtland, Ohio, kepada jemaat dari orang-orang yang sedang mencari pemulihan akan agama Kristen Perjanjian Baru. (Siswa akan belajar lebih lanjut mengenai orang-orang ini dan para pemimpin mereka, Sidney Rigdon, dalam penelaahan mereka akan Ajaran dan Perjanjian 35). Tuhan menggenapi janji-Nya bahwa Dia akan menyertai para misionaris ini dan bahwa tidak ada yang akan berjaya melawan mereka. (Lihat Buku Pedoman Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 [buku pedoman Church Educational System, 2003], 84–85.)

Anda mungkin ingin mengakhiri pelajaran ini dengan bersaksi tentang kebenaran-kebenaran yang telah Anda bahas.

Ulasan dan Informasi Latar Belakang

Ajaran dan Perjanjian 31

Wahyu yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 31 adalah salah satu dari beberapa (lihat A&P 30–36) yang Tuhan berikan mengenai pekerjaan misionaris antara waktu Dia pertama kali mewahyukan asas pengumpulan umat-Nya (lihat A&P 29:1–8) dan ketika Dia pertama kali menyebutkan tempat pengumpulan bagi mereka (lihat A&P 37).

Ajaran dan Perjanjian 31:2, 5–8. Melalui kesetiaan kita, anggota keluarga kita dapat mengetahui kebenaran.

Setiap individu yang belajar tentang Injil Yesus Kristus harus memilih bagi diri mereka sendiri apakah menerimanya. Meskipun demikian, teladan kesetiaan kita dapat memengaruhi orang lain untuk kebaikan. Cara dan waktu Tuhan untuk memenuhi janji-janji seperti yang Dia buat kepada Thomas B. Marsh dalam Ajaran dan Perjanjian 31:2, 5–8 mungkin tidak selalu memenuhi pengharapan atau ekpektasi kita. Akan tetapi, kisah berikut oleh Presiden Thomas S. Monson mengenai sebuah pengalaman yang dia miliki sebagai presiden misi di Kanada memperlihatkan bahwa Tuhan sungguh memenuhi janji-janji-Nya kepada yang setia:

Gambar
Presiden Thomas S. Monson

“Suatu hari di kantor saya duduk seorang misionaris yang baru tiba. Dia cerdas, kuat, penuh dengan antusiasme dan hasrat untuk melayani, bahagia, serta bersyukur untuk menjadi misionaris. Sewaktu saya berbicara dengannya saya mengatakan, ‘Elder, saya membayangkan bahwa ayah dan ibu Anda sepenuh hati mendukung Anda dalam panggilan misi Anda.’ Dia menunduk dan menjawab, ‘Sebenarnya tidak. Anda tahu, Presiden, ayah saya bukan anggota Gereja. Dia tidak percaya sebagaimana saya percaya, jadi dia tidak dapat sepenuhnya menghargai pentingnya penugasan saya.’ Tanpa ragu-ragu dan dibisiki oleh sumber yang bukan dari diri saya, saya mengatakan kepadanya, ‘Elder, jika Anda mau jujur dan bersungguh-sungguh dalam mengabarkan pesannya, ayah Anda akan bergabung dengan Gereja sebelum misi Anda selesai.’ Dia menggenggam tangan saya dalam satu genggaman yang sangat kuat, air mata memenuhi matanya dan mulai menetes di pipinya, dan dia menuturkan, ‘Melihat ayah saya menerima kebenaran akan menjadi berkat terbesar yang dapat datang dalam kehidupan saya.’

Remaja putra ini tidak duduk diam, berharap dan menginginkan bahwa janji itu akan dipenuhi, melainkan dia mengikuti teladan Abraham Lincoln, yang mengenainya telah dikatakan, ‘Ketika dia berdoa, dia berdoa seolah-olah semuanya bergantung kepada Allah, dan kemudian dia bekerja seolah-olah semuanya bergantung kepadanya.’ Yang demikian adalah pelayanan misionaris dari remaja putra ini.

Di setiap konferensi misionaris saya akan mencarinya sebelum pertemuan akan dimulai dan bertanya, ‘Elder, bagaimana kemajuan ayah Anda?’

Jawabannya selalu, ‘Tidak ada kemajuan, Presiden, namun saya tahu Tuhan akan memenuhi janji yang diberikan kepada saya melalui Anda sebagai presiden misi saya.’ Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan dan akhirnya, hanya dua minggu sebelum kami sendiri meninggalkan ladang misi untuk pulang ke rumah, saya menerima sepucuk surat dari ayah misionaris tersebut. Saya ingin membagikannya kepada Anda hari ini.

“Saudara Monson terkasih:

Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena merawat dengan sedemikian baik putra saya yang baru saja menuntaskan misi di Kanada.

Dia telah menjadi inspirasi bagi kami.

Putra saya dijanjikan ketika dia pergi menjalankan misinya bahwa saya akan menjadi anggota Gereja sebelum kepulangannya. Janji ini, saya percaya, dibuat kepadanya melalui Anda, yang tidak saya ketahui.

Saya bahagia melaporkan bahwa saya dibaptiskan dalam Gereja satu minggu sebelum dia menuntaskan misinya .…

… Adik lelakinya juga baru-baru ini dibaptiskan dan dikukuhkan sebagai anggota Gereja.

Izinkan saya sekali lagi berterima kasih untuk semua kebaikan dan kasih yang dicurahkan kepada putra saya oleh saudara-saudaranya di ladang misi selama dua tahun terakhir.

Salam kasih,

‘Ayah yang bersyukur.’

Doa yang rendah hati penuh iman sekali lagi telah dijawab” (dalam Conference Report, April 1964, 131–132).

Ajaran dan Perjanjian 31:10. Bagaimana Thomas B. Marsh adalah “tabib bagi gereja”?

Thomas B. Marsh telah memperoleh beberapa keterampilan dalam penggunaan obat-obatan herbal ringan dan mampu membantu orang-orang dengan pengetahuannya. Meskipun demikian, pemanggilannya yang lebih besar adalah menyembuhkan jiwa-jiwa. Ada banyak contoh yang dicatat tentang Thomas B. Marsh yang memberikan waktunya untuk membantu para anggota Gereja mengatasi masalah mereka.

Ajaran dan Perjanjian 32. Apakah misi kepada orang-orang Laman berhasil?

Meskipun misi pertama kepada orang-orang Laman tidak begitu berhasil dalam pencarian jiwa orang-orang Indian Amerika, itu tidak memiliki dampak signifikan dalam sejarah awal Gereja. Presiden Joseph Fielding Smith menjelaskan:

Gambar
Presiden Joseph Fielding Smith

“Perjalanan menempuh hampir seribu lima ratus mil, melintasi padang belantara sebagian besar perjalanan, dan dalam cuaca buruk sebagian besar waktu, memerlukan sekitar empat bulan. Meskipun demikian, itu merupakan perjalanan yang menguntungkan, karena banyak yang memeluk Injil di sepanjang jalan dan cabang-cabang besar didirikan di Kirtland dan bagian-bagian lain, dan banyak pria yang setia datang ke dalam Gereja. Ini adalah perjalanan misionaris pertama ke sebelah barat di negara bagian New York, dan hasilnya terbukti sedemikian besar dalam keuntungan bagi Gereja” (Church History and Modern Revelation, 2 jilid [1953], 1:150).

Ajaran dan Perjanjian 32:1–3. Parley P. Pratt dan Ziba Peterson

Wahyu dalam Ajaran dan Perjanjian 32 ditujukan kepada Parley P. Pratt dan Ziba Peterson. Pertimbangkan membaca dengan lantang informasi bersejarah berikut untuk membantu anggota kelas belajar lebih lanjut mengenai dua pria ini:

Pada musim panas tahun 1830, Parley P. Pratt dan istrinya, Thankful, melakukan perjalanan dari rumah mereka di Amherst, Ohio, untuk mengunjungi sanak keluarga di negara bagian New York. Roh Kudus membisiki Parley untuk singgah di desa Newark, New York, dekat Palmyra, di mana dia belajar tentang Kitab Mormon. Dia belakangan menuliskan tentang tanggapannya terhadap kitab itu:

Gambar
Parley P. Pratt

“Saya membaca sepanjang hari; makan adalah sebuah beban, saya tidak memiliki hasrat pada makanan; tidur adalah beban ketika malam tiba, karena saya lebih suka membaca daripada tidur.

Sewaktu saya membaca, roh Tuhan berada bersama saya, dan saya tahu dan memahami bahwa kitab itu benar” (Autobiography of Parley P. Pratt, diedit oleh Parley P. Pratt [1938], 20).

Parley melakukan perjalanan ke Palmyra, di mana dia bertemu dan diajar oleh Hyrum Smith. Segera, Hyrum dan Parley melakukan perjalanan ke Fayette, New York, untuk bertemu dengan para anggota dari cabang Gereja yang tumbuh. Parley dibaptiskan dan ditahbiskan sebagai penatua oleh Oliver Cowdery pada bulan September 1830.

Sedikit yang diketahui mengenai keinsafan Ziba Peterson. Kita tidak tahu bahwa dia dibaptiskan oleh Oliver Cowdery pada bulan April 1830 dan ditahbiskan sebagai penatua pada bulan Juni tahun yang sama.

Ajaran dan Perjanjian 32:3. “Tidak ada yang akan berjaya melawan mereka”

Kisah berikut adalah contoh tentang bagaimana Tuhan memberkati Parley P. Pratt sewaktu dia memenuhi misinya:

Lima puluh mil bagian barat Kirtland, Parley ditangkap atas “tuduhan sembrono,” diadili, dan “dijebloskan dalam penjara” atau membayar denda (Autobiography of Parley P. Pratt, diedit oleh Parley P. Pratt [1938], 36). Karena dia tidak dapat membayar, Parley menghabiskan malam itu terkunci dalam sebuah penginapan umum. Esok harinya, dia dikunjungi secara singkat oleh rekan-rekannya dan mendesak mereka untuk terus maju dalam perjalanan mereka, berjanji untuk segera menyusul mereka. Parley melaporkan, “Setelah duduk sejenak dekat perapian dalam pengawasan seorang petugas, saya meminta untuk keluar. Saya berjalan ke luar ke sebuah lapangan umum ditemani oleh dia. Saya berkata, ‘Tn. Peabody, apakah Anda hebat dalam perlombaan?’ ‘Tidak,’ katanya, ‘tetapi anjing big bull saya hebat, dan dia telah dilatih untuk membantu saya dalam pekerjaan saya beberapa tahun ini; dia akan melumpuhkan pria mana pun dengan perintah saya.’ ‘Nah, Tn. Peabody, Anda memaksa saya untuk pergi satu mil, saya telah pergi bersama Anda dua mil. Anda telah memberi saya kesempatan untuk berkhotbah, menyanyi, dan juga telah menjamu saya dengan penginapan serta sarapan. Saya harus pergi sekarang melanjutkan perjalanan saya; jika Anda hebat dalam perlombaan Anda bisa menemani saya. Saya berterima kasih untuk kebaikan Anda—selamat siang, pak.’

“Saya kemudian memulai perjalanan saya, sementara dia berdiri terpana dan tidak mampu melangkahkan satu kaki pun .… Dia tidak terjaga dari keterpanaannya untuk mulai mengejar saya sampai saya telah mencapai, mungkin, sekitar 182 meter .… Dia sekarang memanggil saya, dan memerintahkan anjingnya untuk menangkap saya. Anjing itu, salah satu yang paling besar yang pernah saya lihat, nyaris mendekati jejak kaki saya dengan semua amarahnya; petugas itu masih di belakang mengejar, menepuk tangan dan berteriak, ‘stu-boy, stu-boy—tangkap dia—awas—tahan dia, kata saya—jatuhkan dia,’ sambil mengarahkan jarinya ke arah saya berlari. Anjing itu cepat menyusul saya, dan dalam tindakan melompat ke arah saya, ketika, secepat kilat, gagasan muncul, untuk membantu petugas itu, dalam mengarahkan anjing yang marah itu ke hutan yang agak jauh di depan saya. Saya mengarahkan jari saya ke arah itu, menepuk tangan saya, dan berteriak meniru petugas itu. Anjing tersebut bergegas meninggalkan saya dengan kecepatan dua kali lipat ke arah hutan; dipaksa oleh petugas dan saya sendiri, dan kami berdua berlari ke arah yang sama.

Setelah lolos dari baik anjing maupun petugas itu, Elder Pratt bergabung dengan rekan-rekannya melalui rute alternatif. Parley belakangan mengetahui bahwa Simeon Carter, yang dia telah tinggali sejilid Kitab Mormon, bersama sekitar enam puluh yang lainnya di area itu, bergabung dengan Gereja (lihat Autobiography of Parley P. Pratt, 38–39).