Ajaran-Ajaran Presiden
Mengingat Pusaka Rohani Kita


Bab 14

Mengingat Pusaka Rohani Kita

Catatan mengenai pengurbanan dan iman para Orang Suci Zaman Akhir zaman dahulu dapat mengilhami kita agar lebih tekun dalam mematuhi perjanjian-perjanjian kita dan membangun Kerajaan Allah.

Dari Kehidupan Wilford Woodruff

Dalam mengajar anggota Gereja, Presiden Wilford Woodruff sering mengulangi kisah tentang iman dan keberanian para Orang Suci Zaman Akhir zaman dahulu. Dia mendorong mereka dari generasinya sendiri untuk melanjutkan dalam iman, dan dia mendesak generasi yang baru untuk mengikuti teladan leluhur mereka—untuk “mengingat kerja keras, keprihatinan, dan kesulitan yang dialami leluhur [mereka] dalam meletakkan landasan Sion Allah kita.”1 Dia mengatakan, “Adalah melalui belas kasihan [Allah] kita telah dibimbing sampai saat ini. Berkat-berkat Allah telah digandakan di atas kepala kita tahun demi tahun, dan kita telah menerima lebih dari yang pantas diberikan kepada kita, dan nasihat serta petunjuk yang telah diberikan kepada kita adalah baik. Saya berharap bahwa kita akan bijaksana, serta tidak membiarkan hal-hal itu berlalu sebagai dongeng khayalan, tetapi menindaklanjutinya dan siap untuk apa pun yang dituntut dari tangan kita.”2

Bab ini berisikan laporan Presiden Woodruff mengenai empat peristiwa penting dalam kehidupan pribadinya dan sejarah Gereja: (1) Perkemahan Sion; (2) meletakkan batu penjuru untuk bait suci di Far West, Missouri; (3) menyembuhkan orang-orang yang sakit di Commerce, Illinois, dan Montrose, Iowa; serta (4) kedatangan para pionir di Lembah Salt Lake. Kisah-kisah ini merupakan bagian dari pusaka rohani setiap anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.

Ajaran-Ajaran Wilford Woodruff

Perkemahan Sion

Pada tahun 1833 para Orang Suci Allah diusir dari Jackson County, Missouri, oleh gerombolan liar, menuju Clay County .… Rumah-rumah mereka dibakar dan tanah milik mereka dirusak, dan mereka diusir, tanpa uang sesen pun serta melarat, menyeberangi sungai [Missouri]. Dewan [di daerah itu] meminta sukarelawan untuk pergi ke Kirtland, yang berjarak 1.600 kilometer jauhnya, untuk menemui Nabi Joseph guna meminta nasihat mengenai apa yang harus mereka lakukan. Parley P. Pratt, yang bersama keluarganya kini telah kehilangan semua harta duniawi, dan Lyman Wight, bersama istrinya yang berbaring di sisi sebatang kayu di hutan, dengan seorang bayi berusia tiga hari, dan tanpa makanan, pakaian atau tempat berteduh, menawarkan diri untuk pergi mengunjungi Nabi Allah .…

Ketika Penatua Pratt dan Wight tiba di Kirtland, mereka menceritakan kisah penderitaan mereka kepada Nabi Joseph, yang menanyakan kepada Tuhan apa yang hendaknya dia lakukan. Tuhan memberitahunya untuk pergi dan mengumpulkan kekuatan rumah Tuhan, orang-orang muda dan orang-orang setengah baya, dan pergi serta menebus Sion .… Adalah kehendak Allah agar mereka mengumpulkan 500 pria, tetapi mereka tidak dapat pergi dengan jumlah pria yang kurang dari 100 [lihat A&P 103]. Para Orang Suci Tuhan mengumpulkan 205 pria, yang kebanyakan di antaranya berkumpul di Kirtland pada musim semi tahun 1834 .… Kami diorganisasi ke dalam regu-regu yang terdiri dari 10 orang dengan seorang kapten yang mengepalai, dan Nabi Allah memimpin rombongan 205 pria Perkemahan Sion ini menempuh jarak sejauh 1.600 kilometer.

… Nasihat dan firman Tuhan melalui Nabi Tuhan, dan penggenapannya, bersama sukacita kami dan kedukaan kami sehubungan dengan pemandangan-pemandangan dan peristiwa-peristiwa tersebut, terukir di dalam hati kami bagaikan terukir dengan pena besi di atas batu, dan sejarahnya akan hidup sepanjang segala waktu dan kekekalan.3

Saya sedang berada di Perkemahan Sion dengan Nabi Allah. Saya melihat urusan-urusan Allah dengannya. Saya melihat kuasa Allah bersamanya. Saya melihat bahwa dia adalah seorang Nabi. Apa yang dinyatakan kepadanya melalui kuasa Allah terhadap pekerjaan misionaris itu amatlah berharga bagi saya dan bagi semua yang menerima petunjuknya. Saya akan merujuk pada satu kejadian. Tak lama sebelum kami tiba di Missouri Joseph memanggil anggota perkemahan itu untuk berkumpul. Di sana dia bernubuat kepada kami, dan memberitahu kami apa yang terbentang di hadapan kami. Dia memberi kami alasan mengapa teguran ada di hadapan kami. Dia berkata, “Anda menganggap saya seorang pemuda seperti Anda semua. Anda tidak menyadari kedudukan saya di hadapan Tuhan. Tetapi ada teguran bagi anggota perkemahan ini.” Dia memberitahu kami bahwa hal ini akan menimpa kami karena nasihat-nasihatnya tidak sepenuhnya dipatuhi. Dalam waktu satu jam setelah kami tiba di Missouri dan memasang kemah kami …, satu orang mulai jatuh di sini, satu lagi di sana, dan dalam beberapa saat ada selusin dari anggota perkemahan kami yang terbaring di atas selimut terserang kolera. Nabi Allah, ketika dia melihat hal ini, merasa simpati terhadap mereka, dan dia bersama Hyrum meletakkan tangan mereka ke atas Brother Carter, orang pertama yang jatuh sakit, tetapi begitu mereka melakukannya mereka sendiri pun mendadak terserang, dan mereka berdua harus meninggalkan perkemahan itu. Dia berkata sesudahnya, “Saya telah memberitahu Anda apa yang akan terjadi, dan ketika penderitaan datang saya merentangkan tangan saya untuk menahannya dan saya sendiri pun nyaris menjadi korban karenanya.” Pekerjaan misionaris itu amat menarik bagi saya.4

Ketika kami semakin dekat ke Clay County, Missouri, penduduk Jackson County menjadi amat gelisah, dan sebuah kapal feri, berisikan dua belas orang, menyeberangi Sungai Missouri menuju Liberty, Clay County, menyerukan pertemuan penduduk di Gedung Dewan, dan menyampaikan pidato yang berapi-api untuk menggerakkan orang-orang agar pergi serta memusnahkan Perkemahan Mormon. Tetapi penduduk Clay County tidak merasa tergerak untuk melakukannya .…

Meskipun demikian, sebuah gerombolan yang terbentuk di Jackson County, terdiri dari pasukan berkuda dan tentara, menyeberangi sungai menuju Clay County dan datang untuk menemui dan menghancurkan kami. Kami telah berkemah di sisi timur Sungai Fishing, dan mereka bermaksud untuk memerangi kami. Kami berkemah di samping sebuah gedung pertemuan [gereja] Baptis, di bawah langit yang cerah, tanpa awan yang terlihat. Segera setelah kami memasang kemah-kemah kami, dua orang berkuda melewati perkemahan kami, melontarkan sumpah serapah yang mengerikan .… Saat mereka berkuda ke arah timur meninggalkan perkemahan, tampak awan kecil muncul di barat laut, yang mulai membuka bagaikan gulungan kertas, dan tak lama kemudian seluruh langit di atas kepala kami tertutup awan sepekat tinta. Dalam waktu singkat kilat menyambar, guntur bergemuruh, hujan turun dengan derasnya, dan pecahan-pecahan batu es menghantam bumi, sebagian di perkemahan kami sendiri seukuran telur burung, yang cepat menyelimuti bumi bagaikan jubah putih. Kami semua harus melarikan diri ke dalam gedung pertemuan untuk berlindung. Nabi Joseph berada di antara mereka yang terakhir masuk.5

Ketika Nabi Joseph masuk sambil menepis air dari topi dan pakaiannya dia mengatakan, “Anak-anak, ada makna di balik ini. Allah ada dalam badai ini.” Kami menyanyikan puji-pujian bagi Allah, dan berbaring sepanjang malam di atas bangku-bangku terlindungi sementara para musuh kami berada di bawah amukan badai.6

Sungai, yang tadinya dapat kami seberangi tanpa membasahi sepatu ketika kami berkemah, naik 6 meter, sehingga tidak ada musuh yang dapat mencapai tempat kami dari barat, dan pasukan berkuda itu, yang berada di timur, harus melarikan diri ke sebuah gedung sekolah, atau tempat berlindung mana pun yang dapat mereka temukan untuk menghindari batu-batu es yang berjatuhan di antara mereka. Kuda-kuda mereka tercerai-berai oleh hujan batu es dan badai ke semua arah dan terpencar hingga bermil-mil di sekitar hutan, dengan pelana serta tali kendali yang masih terpasang, dan tidak ditemukan selama berhari-hari.7

Dilaporkan bahwa kapten rombongan yang ada di gedung sekolah itu mengatakan amatlah janggal bahwa mereka tidak dapat melakukan apa pun melawan orang-orang Mormon tanpa adanya badai batu es atau hal lainnya yang merintangi mereka dari melakukan apa pun, tetapi mereka tidak merasa tergerak untuk mengakui bahwa Allah memperjuangkan peperangan kami.8

Kami berterima kasih bahwa Tuhan memperjuangkan peperangan kami dan membebaskan kami, dan bahwa musuh-musuh kami tidak berupaya untuk datang melawan kami lagi.

Keesokan paginya (tanggal 22 Juni) wahyu itu diberikan, di Sungai Fishing, yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian, bagian 105 [lihat ayat 9–14, dimana Tuhan mengakhiri misi asli Perkemahan Sion]. Sejak tanggal itu hati orang-orang dilunakkan di Clay County, dan kami melanjutkan perjalanan ke negara bagian itu, membuat perkemahan kami yang terakhir …, di mana kami melalui beberapa penderitaan dalam penggenapan firman Tuhan melalui mulut Joseph sang Nabi .…

Setelah menetap beberapa hari dan mengatur Gereja di Clay County, Nabi Joseph Smith kembali ke Kirtland bersama para anggota Perkemahan Sion yang memiliki keluarga, tetapi mereka dari kami yang tidak kembali ke sana, menetap di Missouri sampai [kami] pergi ke bagian negeri lainnya untuk mengkhotbahkan Injil Kristus.9

Ketika para anggota Perkemahan Sion dipanggil, banyak di antara kami belum pernah saling bertemu; kami seperti orang asing terhadap satu sama lain dan banyak yang belum pernah melihat nabi. Kami telah tersebar, seperti jagung yang ditampi dalam penampi, ke seluruh negeri. Kami adalah para lelaki muda, dan dipanggil pada masa-masa awal itu untuk pergi serta menebus Sion, dan apa yang harus kami lakukan harus kami lakukan dengan iman. Kami berkumpul bersama dari berbagai negara bagian di Kirtland dan pergi untuk menebus Sion, untuk menggenapi perintah Allah kepada kami. Allah menerima pekerjaan kami seperti Dia menerima pekerjaan Abraham. Kami berhasil mencapai banyak hal, meskipun orang yang murtad dan tidak percaya sering kali mengajukan pertanyaan, “Apa yang telah kalian lakukan?” Kami memperoleh pengalaman yang tidak mungkin dapat kami peroleh dengan cara lain. Kami mendapat hak istimewa untuk melihat wajah Nabi, dan kami mendapat hak istimewa untuk melakukan perjalanan seribu mil bersamanya, serta melihat kerja Roh Allah dengannya, dan wahyu-wahyu Yesus Kristus kepadanya serta penggenapan dari wahyu-wahyu tersebut.10

Pengalaman yang [kami] dapatkan dalam melakukan perjalanan di Perkemahan Sion lebih berharga daripada emas, dan sejarah perkemahan itu akan diteruskan hingga generasi manusia yang terakhir.11

Meletakkan batu penjuru untuk bait suci di Far West, Missouri

Catatan: Pada tanggal 26 April 1838 Tuhan mewahyukan melalui Nabi Joseph Smith bahwa pejabat ketua Gereja hendaknya memulai pembangunan bait suci di Kota Far West, Missouri (lihat A&P 115:7–10). Dia juga memerintahkan mereka untuk “meletakkan lagi dasar”pada tanggal 26 April 1839, tepat satu tahun setelah wahyu ini diberikan (lihat A&P 115:11). Presiden Wilford Woodruff kemudian menjelaskan bahwa ini merupakan sebuah perintah untuk “meletakkan batu penjuru Bait Suci.”12 Pada tanggal 8 Juli 1838, Nabi Joseph memohon, “tuunjukkanlah kehendak-Mu, ya Tuhan, mengenai Dewan Dua Belas” (pengantar bagian, A&P 118). Sebagai jawaban, Tuhan mewahyukan bahwa musim semi berikutnya, anggota Kuorum Dua Belas Rasul akan pergi ke Inggris untuk mengkhotbahkan Injil. Kuorum akan bertemu di lahan bait suci di Far West pada tanggal 26 April 1839, untuk menandai dimulainya pekerjaan misionaris tersebut. Mereka juga harus mengambil tindakan agar Penatua John Taylor, John E. Page, Wilford Woodruff, dan Willard Richards dapat mengisi kekosongan dalam Kuorum Dua Belas (lihat A&P 118:4–6).

Ketika wahyu itu diberikan [pada tahun 1838], semuanya damai dan tenang di Far West, Missouri, kota di mana sebagian besar Orang Suci Zaman Akhir tinggal, tetapi sebelum waktu itu sampai pada penggenapannya, para Orang Suci Allah telah diusir dari Negara Bagian Missouri ke Negara Bagian Illinois, berdasarkan pengumuman resmi Gubernur Boggs; dan orang-orang Missouri telah bersumpah bahwa meskipun semua wahyu Joseph Smith akan digenapi, [yang satu] itu tidak akan. Wahyu itu menyebutkan hari dan tempat di mana Dewan Dua Belas Rasul akan meninggalkan para Orang Suci, untuk pergi menjalankan pekerjaan misionaris mereka di seberang lautan, dan para anggota gerombolan Missouri telah mengumumkan bahwa mereka akan memastikan bahwa hal itu tidak akan digenapi .…

Ketika waktunya semakin dekat untuk penggenapan perintah Tuhan ini, Brigham Young adalah Presiden dari Dewan Dua Belas Rasul; [Thomas] B. Marsh, yang adalah Rasul senior, telah jatuh. Brother Brigham memanggil untuk berkumpul mereka yang berasal dari Dewan Dua Belas yang saat itu berada di Quincy, Illinois, untuk mengetahui apa pendapat mereka untuk pergi ke Far West, memenuhi wahyu itu. Nabi Joseph dan saudara lelakinya, Hyrum, Sidney Rigdon, Lyman Wight, dan Parley P. Pratt berada dalam penjara di Missouri, pada saat itu; tetapi Ayah Joseph Smith [Sr.], Bapa Bangsa, berada di Quincy, Illinois. Dia dan orang lainnya yang hadir merasa tidaklah bijak bagi kami untuk mengusahakan perjalanan itu, karena hidup kami akan berada dalam bahaya besar. Mereka berpikir Tuhan akan menerima niat hati kami akan hal itu. Tetapi ketika Presiden Young menanyakan kepada Dewan Dua Belas tentang bagaimana perasaan kami mengenai hal itu, kami semuanya, bagaikan satu suara, mengatakan bahwa Tuhan telah berfirman, dan adalah tugas kami untuk patuh. Adalah urusan Tuhan untuk memelihara para hamba-Nya, dan kami akan memenuhi perintah itu, atau mati dalam berusaha.

Untuk sepenuhnya memahami risiko yang diambil oleh Dewan Dua Belas Rasul dalam melakukan perjalanan ini para pembaca saya hendaknya mengingat bahwa Lilburn W. Boggs, gubernur dari Negara Bagian Missouri, telah menerbitkan sebuah pernyataan, dimana semua Orang Suci Zaman Akhir dituntut untuk meninggalkan Negara Bagian itu atau akan dimusnahkan. Far West telah dikuasai oleh militer, yang sebenarnya hanyalah sebuah gerombolan yang terorganisasi; penduduknya telah dipaksa untuk menyerahkan persenjataan mereka; semua pimpinan [Gereja] yang dapat ditemukan telah dijadikan tawanan; para Orang Suci yang tersisa—pria, wanita, dan anak-anak—harus melarikan diri sebaik yang dapat mereka lakukan untuk keluar dari Negara Bagian itu menyelamatkan nyawa mereka, meninggalkan semua rumah, tanah, dan harta milik lainnya yang tidak dapat mereka bawa bersama mereka, untuk diambil oleh gerombolan itu. Bahkan, mereka menembaki sapi dan babi milik para Orang Suci di mana pun mereka dapat menemukannya, serta merampok hampir semua barang mereka yang dapat mereka temukan. Para Orang Suci Zaman Akhir diperlakukan dengan kekejaman yang tak berbelaskasihan dan harus mengalami perundungan yang paling memalukan. Dengan kesulitan yang teramat besar banyak di antara mereka berhasil keluar dari Negara Bagian itu, terutama orang-orang terkemuka; karena ada banyak orang dari Negara Bagian tersebut saat itu, yang bertindak seolah mereka berpikir tidaklah lebih buruk untuk menembak seorang “Mormon” daripada seekor anjing gila .…

Dengan bertekad untuk melaksanakan tuntutan wahyu, … kami mulai perjalanan menuju Far West .…

Pada pagi hari tanggal 26 April 1839, tanpa memedulikan ancaman musuh-musuh kami bahwa wahyu yang akan digenapi hari ini tidak akan dibiarkan tergenapi, dan tanpa memedulikan bahwa sepuluh ribu Orang Suci telah diusir dari Negara Bagian itu karena pengumuman resmi gubernur, dan meskipun Nabi Joseph serta saudara lelakinya, Hyrum Smith, bersama pemimpin lainnya berada di dalam tangan musuh-musuh kami, dirantai dan di dalam penjara, kami terus bergerak menuju lahan bait suci di Kota Far West, dan mengadakan pertemuan dewan, serta menggenapi wahyu dan perintah yang diberikan kepada kami, dan kami melakukan banyak hal lainnya dalam pertemuan dewan ini .…

Dengan mengucapkan salam perpisahan kepada sekelompok kecil Orang Suci yang tetap tinggal di lahan bait suci untuk menyaksikan kami menggenapi wahyu dan perintah Allah, kami berbalik dari Far West serta Missouri dan kembali ke Illinois. Kami telah menunaikan pekerjaan misionaris itu tanpa seekor anjing pun menggerakkan lidahnya [menggonggong] ke arah kami [lihat Keluaran 11:7], atau seorang pun yang mengatakan, “Mengapa Anda melakukan itu?”

Kami menyeberangi Sungai Mississippi dengan kapal uap feri, memasuki Quincy pada tanggal 2 Mei, dan semuanya menikmati sukacita menemui keluarga kami sekali lagi dalam kedamaian dan keselamatan.13

Menyembuhkan orang-orang yang sakit di Commerce, Illinois, dan Montrose, Iowa

Sebelum memulai pekerjaan misionaris kami ke Inggris [pada tahun 1839], kami berada dalam tekanan untuk membereskan urusan keluarga kami. Sebuah tempat yang disebut Commerce, kemudian dinamai Nauvoo, dipilih sebagai tempat di mana umat kita hendaknya menetap.

Saya meninggalkan Quincy, dengan ditemani oleh Brother Brigham Young dan keluarga-keluarga kami pada tanggal 15 Mei, serta tiba di Commerce [pada] tanggal 18. Setelah wawancara dengan Joseph kami menyeberangi sungai [Mississippi] di Montrose, Iowa. Presiden Brigham Young dan saya sendiri, bersama keluarga-keluarga kami, menempati satu kamar seluas sekitar 14 kaki persegi. Akhirnya Brother Young mendapatkan kamar lainnya .… Lalu Brother Orson Pratt bersama keluarga pindah ke kamar yang sama dengan saya sendiri dan keluarga.

Sementara saya berbaring di kamar ini dalam barak-barak tua itu, kami mengalami satu hari dimana kuasa Allah bersama Nabi Joseph. Saat itu merupakan saat dengan banyak penyakit dan Joseph telah memberikan rumahnya di Commerce kepada mereka yang sakit, dan telah memasang kemah di halaman dekat pintu rumahnya dan dia sendiri tinggal di sana. Sejumlah besar Orang Suci yang telah diusir dari Missouri, terus berdatangan ke Commerce; tetapi tidak memiliki rumah yang dituju, dan tinggal di kereta gerobak, dalam kemah, serta di tanah terbuka. Oleh karena itu, banyak yang jatuh sakit karena cuaca yang harus mereka hadapi. Brother Joseph telah membantu menunggui mereka yang sakit, sampai dia kelelahan dan hampir jatuh sakit.

Pada pagi hari tanggal 22 Juli 1839, dia bangun merenungkan keadaan para Orang Suci Allah di tengah penganiayaan serta penderitaan mereka, dan dia berseru kepada Tuhan di dalam doa, dan kuasa Allah turun ke atasnya dengan penuh kekuatan, dan seperti Yesus telah menyembuhkan orang yang sakit di sekitar-Nya pada zaman-Nya, demikian pula Joseph, Nabi Allah, menyembuhkan di mana-mana pada kesempatan ini. Dia menyembuhkan semua yang berada di dalam rumah dan di halaman rumahnya; lalu, dengan ditemani oleh Sidney Rigdon serta beberapa orang dari Dewan Dua Belas, dia pergi ke antara orang-orang sakit yang terbaring di tepian sungai, dan dia memerintahkan mereka dengan suara lantang, di dalam nama Yesus Kristus, untuk bangun dan dipulihkan, dan mereka semuanya pun disembuhkan. Setelah dia menyembuhkan semua orang yang sakit di sisi timur sungai, mereka menyeberangi Sungai Mississippi dengan kapal feri ke sisi kanan, ke Montrose, di mana kami berada. Rumah pertama yang mereka datangi adalah milik Presiden Brigham Young. Dia sedang sakit di tempat tidurnya saat itu. Nabi memasuki rumahnya dan menyembuhkannya, dan mereka semua keluar bersama-sama. Ketika mereka melewati pintu saya, Brother Joseph berkata, “Brother Woodruff, ikuti saya.” Ini merupakan satu-satunya perkataan yang diucapkan oleh siapa pun dalam rombongan itu sejak mereka meninggalkan rumah Brother Brigham hingga kami menyeberangi alun-alun, dan memasuki rumah Brother [Elijah] Fordham. Brother Fordham telah sekarat selama satu jam, dan kami mengira bahwa setiap menit merupakan menit terakhirnya.

Saya merasakan kuasa Allah yang menyelimuti Nabi-Nya.

Sewaktu kami memasuki rumahnya, Brother Joseph mendekati Brother Fordham, dan memegang tangan kanannya; di tangan kirinya dia memegang topinya.

Dia melihat bahwa mata Brother Fordham tampak kosong, dan bahwa dia tidak dapat berbicara dan tak sadarkan diri.

Setelah memegang tangannya, dia menatap wajah orang yang sekarat itu dan berkata, “Brother Fordham, tidakkah Anda mengenal saya?” Pada mulanya dia tidak memberikan jawaban; tetapi kami semua dapat melihat dampak dari Roh Allah yang berada di atasnya.

Dia kembali berkata, “Elijah, tidakkah Anda mengenal saya?”

Dengan bisikan perlahan, Brother Fordham menjawab, “Ya!”

Nabi kemudian berkata, “Tidakkah Anda memiliki iman untuk disembuhkan?”

Jawabannya, yang sedikit lebih jelas daripada sebelumnya, adalah: “Saya khawatir sudah terlambat. Jika Anda datang lebih cepat, saya pikir mungkin saja.”

Dia memiliki penampilan seperti seseorang yang terbangun dari tidurnya. Tidur maut.

Joseph kemudian berkata, “Bukankah Anda percaya bahwa Yesus adalah Kristus?”

“Saya percaya, Brother Joseph,” adalah jawabannya.

Kemudian Nabi Allah berbicara dengan suara lantang, bagaikan dalam keagungan Tubuh Ketuhanan, “Elijah, saya menyuruhmu, di dalam nama Yesus dari Nazaret, untuk bangun dan pulih!”

Perkataan Nabi itu bukanlah seperti perkataan manusia, tetapi bagaikan suara Allah. Bagi saya seolah-olah rumah itu bergetar dari landasannya.

Elijah Fordham melompat dari tempat tidurnya seperti seseorang yang dibangkitkan dari kematian. Rona yang sehat terlihat di wajahnya, dan kehidupan dinyatakan dalam setiap tindakan.

Kakinya terbalut dengan … kain berisikan obat-obatan. Dia menendang kain pembalut itu dari kakinya, hingga menyerakkan isinya, dan kemudian meminta bajunya serta mengenakannya. Dia meminta semangkuk susu dan roti, serta memakannya, kemudian mengenakan topinya dan mengikuti kami ke jalan, untuk mengunjungi orang lain yang sakit.

Orang yang tidak percaya mungkin bertanya, “Apakah tidak ada penipuan dalam hal ini?”

Jika ada penipuan dalam benak orang yang tidak percaya, tentunya tidak ada Elijah Fordham, orang yang sekarat itu, ataupun mereka yang hadir bersamanya, karena hanya dalam beberapa menit lagi dia sudah akan berada di dunia roh, seandainya dia tidak diselamatkan .…

Segera setelah kami meninggalkan rumah Brother Fordham, kami pergi ke rumah Joseph B. Noble, yang amat lemah dan sakit amat parah. Sewaktu kami memasuki rumahnya, Brother Joseph memegang tangannya, dan menyuruhnya, di dalam nama Yesus Kristus, untuk bangun dan pulih. Dia memang bangun dan segera disembuhkan.

Sementara hal ini berlangsung, gerombolan orang jahat di tempat itu … mulai menjadi panik, dan mengikuti kami ke rumah Brother Noble.

Sebelum mereka tiba di sana, Brother Joseph telah meminta Brother Fordham untuk berdoa.

Sewaktu dia berdoa, gerombolan itu masuk, dengan semua roh jahat yang menyertai mereka.

Segera setelah mereka masuk, Brother Fordham, yang sedang berdoa, pingsan dan terjatuh ke lantai.

Sewaktu Joseph melihat gerombolan itu di dalam rumah, dia bangkit dan membersihkan ruangan tersebut dari orang-orang seperti itu dan iblis yang menyertai mereka. Kemudian Brother Fordham segera siuman serta menyelesaikan doanya.

Ini memperlihatkan kuasa apa yang dimiliki roh jahat terhadap tubuh manusia. Para Orang Suci hanya diselamatkan dari kuasa iblis melalui kuasa Allah.

Kasus penyembuhan Brother Noble ini merupakan yang terakhir dari penyembuhan pada hari itu. Ini merupakan hari terhebat dari pernyataan kuasa Allah melalui karunia penyembuhan sejak pengorganisasian Gereja.14

Kedatangan para pionir di Lembah Salt Lake

Catatan: Pada bulan April tahun 1834, Wilford Woodruff mendengar Nabi Joseph Smith bernubuat, “Akan ada puluhan ribu Orang Suci Zaman Akhir yang akan dikumpulkan di Pegunungan Rocky, dan di sana mereka akan membukakan pintu bagi penegakan Injil di antara bangsa Laman, yang akan menerima Injil serta endowmen mereka dan berkat-berkat Allah. Umat ini akan pergi ke Pegunungan Rocky; mereka akan berada di sana membangun bait suci-bait suci bagi Yang Mahatinggi.”15 Dalam penggenapan nubuat ini, Orang Suci mulai menetap di Lembah Salt Lake 13 tahun kemudian, setelah dianiaya dan diusir dari satu tempat ke tempat lainnya. Penatua Woodruff, yang saat itu menjadi anggota Kuorum Dua Belas Rasul, adalah bagian dari rombongan pionir pertama yang melakukan perjalanan ke tanah perjanjian mereka yang baru, meninggalkan Winter Quarters, Nebraska, pada bulan April tahun 1847 dan tiba di Lembah Salt Lake pada bulan Juli tahun 1847.

Pada tanggal 22 [Juli 1847] Orson Pratt, [George] A. Smith, dan tujuh orang lainnya berkuda ke lembah, meninggalkan perkemahan mereka untuk mengikuti dan membangun jalan. Presiden Young yang sedang sakit, saya bawa di atas tempat tidur yang dibuat di dalam kereta saya, dan kami berkemah bersama kelompok utama rombongan itu .…

Pada tanggal 24, saya mengendarai kereta saya, dengan Presiden Young terbaring di tempat tidur di dalamnya, memasuki lembah yang terbuka itu, dengan sisa rombongan mengikuti. Sewaktu kami keluar dari ngarai menghadap sepenuhnya ke arah lembah, saya membalikkan sisi kereta saya, yang terbuka ke arah barat, dan Presiden Young bangun dari tempat tidurnya serta meneliti wilayah sekitar itu. Sementara menatap pemandangan di hadapan kami, dia terbawa dalam suatu penglihatan selama beberapa menit. Dia pernah melihat lembah itu sebelumnya dalam penglihatan, dan pada kesempatan ini dia melihat kemuliaan masa depan Sion dan Israel, seperti adanya kelak, tertanam di lembah-lembah pegunungan ini. Sewaktu penglihatan itu berlalu, dia berkata, “Sudah cukup. Inilah tempat yang tepat. Terus maju.” Maka saya berkendaraan menuju tempat perkemahan yang telah dibangun oleh mereka yang telah datang sebelum kami.

Ketika kami tiba di tempat itu, para pria telah mulai membajak. Saya membawa sekeranjang kentang, dan bertekad bahwa saya tidak akan makan atau minum sampai saya selesai menanamnya. Saya berhasil menanamkannya ke dalam tanah pada pukul 1, dan ini, bersama kentang yang ditanam oleh para pria lainnya, menjadi dasar dari hasil pertanian kentang Utah di masa yang akan datang.

Pada malam harinya, dalam rombongan bersama Heber C. Kimball, [George] A. Smith, dan E. T. Benson, saya berkendara ke City Creek [Canyon] untuk mencari kayu. Sementara berada di sana kami diguyur hujan guntur, dan hujan melanda hampir ke seluruh lembah ….

Pada pagi harinya, tanggal 28, … Presiden Young mengadakan pertemuan dengan Dewan Dua Belas, dan berjalan ke atas di wilayah perkemahan kami. Dia kemudian berhenti, menancapkan tongkatnya ke tanah, dan berkata, “Di sinilah akan ada Bait Suci Allah kita.” Ini kira-kira adalah pusat dari lahan Bait Suci [Salt Lake].16

Allah telah memberkati kita, Dia telah memberkati bumi, dan kerja kita dalam mengolah tanah telah dimakmurkan .… Tanah ini tadinya tandus, terpencil, penuh dengan belalang, jangkrik serta anjing hutan, dan hal-hal ini tampaknya merupakan satu-satunya hasil alami tanahnya. Kami mulai bekerja dengan iman, tidak banyak dengan penglihatan, untuk mengolah tanah. Kami mematahkan hampir semua bajak yang kami miliki pada hari pertama. Kami harus mengalihkan aliran sungai untuk membasahi tanah, dan melalui pengalaman kami harus belajar untuk menanam apa pun. Orang asing datang ke Kota Salt Lake dan melihat perkebunan-perkebunan kami, serta pohon-pohon di jalan-jalan kami, dan dia berpikir, betapa ini merupakan tempat yang subur dan menyenangkan. Dia tidak berpikir bahwa, selama 20 atau 24 tahun, hampir setiap pohon yang dilihatnya, sesuai usianya, harus diairi dua kali seminggu sepanjang musim panas, atau pohon-pohon itu semua sudah mati jauh sebelumnya. Kami harus bersatu dalam hal-hal ini, Tuhan telah memberkati pekerjaan kami, dan belas kasihan-Nya telah berada bersama umat ini.17

Dalam perjalanan pionir tersebut, datang ke sini [ke Lembah Salt Lake], kami telah datang dengan iman; kami tidak mengetahui apa-apa tentang negeri ini, tetapi bermaksud untuk datang ke pegunungan. Joseph telah mengorganisasi sebuah rombongan untuk datang ke sini, sebelum kematiannya. Dia melihat semua itu di hadapannya, dan memahaminya dengan sempurna. Allah telah mewahyukan kepadanya masa depan Gereja dan Kerajaan ini, serta telah memberitahu dia, dari waktu ke waktu, bahwa pekerjaan yang landasannya sedang diletakkannya akan menjadi kerajaan yang abadi—akan bertahan selamanya. Presiden Young memimpin para pionir ke negeri ini. Dia beriman untuk percaya bahwa Tuhan akan mendukung kami. Semua yang telah berjalan ke sini pada waktu itu memiliki iman ini. Roh Allah berada bersama kami, Roh Kudus berada bersama kami; dan para Malaikat Tuhan berada bersama kami dan kami diberkati. Semua orang, dan lebih daripada yang dapat kami antisipasi, yang datang ke sini, telah menyadari, sejauh waktu memungkinkan.18

Kita, sebagai pionir dan umat Allah, sedang menggenapi nubuat dan membuat sejarah .… Seluruh kehidupan, sejarah, dan perjalanan kita telah ditunjukkan oleh para nabi zaman dahulu. Ketika para Pionir datang ke padang yang tandus ini, dan para Orang Suci telah mengikuti mereka untuk menggenapi nubuat-nubuat untuk membuat padang berbunga bagaikan bunga mawar [lihat Yesaya 35:1], untuk menabur benih kita di pinggiran semua sungai kecil dan perairan yang tidak mengalir, serta untuk menggunakan cemara, pinus, dan pepohonan, untuk mempercantik tempat kudus Allah, dan untuk menjadikan tempat kaki-Nya mulia [lihat Yesaya 60:13], … marilah kita meningkatkan pemanggilan kita dan membangun Sion serta Kerajaan Allah sampai itu disempurnakan di hadapan surga dan bumi, dan tidak mengecewakan mereka yang telah mengutus kita, ataupun mereka yang telah melihat kita melalui penglihatan dan wahyu, tetapi biarlah kita menyelesaikan serta memenuhi tujuan kita hingga memuaskan Bapa Surgawi Kita, para malaikat-Nya, dan semua orang yang baik.19

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan-gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–xi.

  • Ulaslah komentar Presiden Woodruff di halaman 150. Mengapa kita hendaknya belajar tentang para Orang Suci Zaman Akhir zaman dahulu? Bagaimana kita dapat memastikan agar kisah-kisah mereka tidak “berlalu sebagai dongeng khayalan”? Bagaimana kita dapat memelihara kisah-kisah dari kehidupan para leluhur kita sendiri?

  • Dengan cara apa Wilford Woodruff memetik manfaat dari pengalamannya di Perkemahan Sion? (lihat halaman 151–155). Bagaimana menurut Anda pengalaman-pengalaman ini membantunya mempersiapkan diri untuk memimpin Gereja kemudian di dalam kehidupannya? Dengan cara apa pengalaman-pengalaman Anda telah membantu Anda mempersiapkan diri untuk melayani?

  • Mengapa para anggota Kuorum Dua Belas Rasul merasa mereka harus pergi ke lahan bait suci di Far West, Missouri? (lihat halaman 155–158). Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini?

  • Apa yang Anda pelajari dari kisah penyembuhan Elijah Fordham dan orang lainnya? (lihat halaman 158–163). Bagaimana kisah ini dapat membantu para pemegang Imamat Melkisedek ketika mereka bersiap untuk memberkati orang yang sakit?

  • Apa yang perjalanan pionir ke Lembah Salt Lake ajarkan mengenai iman? Asas-asas Injil lainnya apa yang Anda lihat dalam kehidupan para pionir zaman dahulu ini? (lihat halaman 163–166).

  • Siapa saja pionir modern dalam keluarga Anda? Dalam masyarakat atau negara Anda? Apa yang telah diperbuat oleh orang-orang ini sehingga menjadikan mereka pionir?

  • Dalam hal apa semua anggota Gereja berbagi pusaka rohani dari para Orang Suci Zaman Akhir zaman dahulu?

Tulisan Suci Terkait: Yakobus 5:14–15; Alma 15:1–12; Eter 12:6; A&P 42:44–48; 103; 105; 115; 118; 136

Catatan

  1. Buku harian Wilford Woodruff, tanpa tanggal, arsip Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.

  2. Dalam Journal of Discourses, 9:223.

  3. Deseret News: Semi-Weekly, 27 Juli 1880, 2.

  4. Dalam Conference Report, April 1898, 29–30.

  5. Deseret News: Semi-Weekly, 27 Juli 1880, 2.

  6. Dalam History of the Church, 2:104, catatan kaki.

  7. Deseret News: Semi-Weekly, 27 Juli 1880, 2.

  8. Dalam History of the Church, 2:104, catatan kaki.

  9. Deseret News: Semi-Weekly, 27 Juli 1880, 2.

  10. The Discourses of Wilford Woodruff, diseleksi oleh G. Homer Durham (1946), 305.

  11. Deseret News: Semi-Weekly, 27 Juli 1880, 2.

  12. Deseret News: Semi-Weekly, 21 Desember 1869, 1.

  13. “Leaves from My Journal,” Millennial Star, 10 Oktober 1881, 645–647.

  14. “Leaves from My Journal,” Millennial Star, 10 dan 17 Oktober 1881, 647, 669–671.

  15. Dikutip oleh Wilford Woodruff dalam Conference Report, April 1898, 57.

  16. Deseret News: Semi-Weekly, 27 Juli 1880, 2.

  17. Deseret News, 22 Mei 1872, 216.

  18. Deseret News: Semi-Weekly, 21 Desember 1869, 1.

  19. Deseret News: Semi-Weekly, 27 Juli 1880, 2–3.