Ajaran-Ajaran Presiden
Pekerjaan Bait Suci: Membalikkan Hati Kita kepada Keluarga Kita dan kepada Tuhan


Bab 17

Pekerjaan Bait Suci: Membalikkan Hati Kita kepada Keluarga Kita dan kepada Tuhan

Sewaktu kita memasuki rumah Tuhan dengan layak, kita menerima tata cara yang akan membantu mempersiapkan kita, leluhur kita, dan keturunan kita untuk tinggal di hadirat Allah selamanya.

Dari Kehidupan Wilford Woodruff

Ketika Bait Suci Kirtland dikuduskan pada tanggal 27 Maret 1836, Wilford Woodruff sedang melayani sebagai misionaris penuh-waktu di Amerika Serikat bagian selatan. Tiga minggu sesudahnya dia mendengar tentang peristiwa pengudusan itu dan menulis di dalam buku hariannya bahwa berita itu “teramat agung .”1 Setelah dia menyelesaikan pekerjaan misionarisnya, dia kembali ke Kirtland, tiba “berjalan kaki di tengah badai salju yang besar.” Dia mencatat, “Kami melihat bait suci Tuhan sebelum kami mencapai desa, dan saya sungguh merasa perlu bersukacita atas pemandangan itu karena itu merupakan pertama kalinya mata saya melihat rumah Tuhan yang dibangun melalui perintah dan wahyu.”2

Kasih Wilford Woodruff bagi pekerjaan bait suci tidak pernah pudar. Dia berperan serta dalam setiap tahap dari pekerjaan itu—dari pembangunan hingga pengudusan dan dari pekerjaan sejarah keluarga hingga pekerjaan tata cara bagi orang yang telah meninggal. Dia juga bersukacita dalam tata cara-tata cara bait suci yang diterima dirinya dan keluarganya bagi diri mereka sendiri.

Presiden Woodruff sering berbicara mengenai saat ketika dia menerima endowmen. Nabi Joseph Smith, merasakan bahwa pelayanan duniawinya akan segera berakhir, melaksanakan endowmen bagi Kuorum Dua Belas Rasul di Nauvoo, bahkan sebelum bait suci itu selesai dibangun. Presiden Woodruff bersaksi: “Joseph Smith pertama kali memberitahu saya tata cara-tata cara yang kita berikan kepada para Orang Suci Zaman Akhir dalam endowmen kita. Saya menerima endowmen saya di bawah petunjuk Joseph Smith.”3

Sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul dan kemudian sebagai Presiden Gereja, Wilford Woodruff berperan serta dalam upaya berkesinambungan untuk membangun bait suci-bait suci. Dia membantu dalam pekerjaan di Bait Suci Nauvoo, Illinois, dan di bait suci-bait suci di empat kota di Utah: Logan, St. George, Manti, dan Salt Lake City. Dia mengucapkan doa pengudusan di bait suci-bait suci Manti dan Salt Lake City.

Bait Suci Salt Lake, yang selesai setelah kerja penuh pengabdian para Orang Suci selama 40 tahun, memiliki makna khusus bagi Presiden Woodruff. Pertama kali dia melihat bait suci itu dalam sebuah penglihatan terperinci sebelum para Orang Suci mencapai Lembah Salt Lake.4 Empat hari setelah tiba di lembah itu, dia hadir ketika Presiden Brigham Young terilhami untuk memilih lahan bait sucinya.5 Bertahun-tahun sebelum bait suci itu rampung, dia bermimpi dimana dia diberi kunci ke bait suci itu dan diperintahkan oleh Presiden Young untuk “membiarkan semua yang mencari keselamatan masuk ke dalam bait suci.”6 Dia adalah pendukung yang tidak mengenal lelah bagi terselesaikannya bait suci itu, bahkan selama masa-masa pencobaan dan penganiayaan. Dan ketika pembangunan bait suci itu akhirnya selesai di bulan April 1893, dia mengikuti petunjuk Presiden Young di dalam mimpinya, mengorganisasi upacara pengudusan selama tiga minggu untuk memastikan bahwa semua Orang Suci berkesempatan untuk hadir.

Setelah pengudusan Bait Suci Salt Lake, Presiden Woodruff menekankan pentingnya keluarga dalam pekerjaan bait suci. Dia mengatakan, “Kami ingin para Orang Suci Zaman Akhir mulai saat ini mencari silsilah mereka sejauh mereka bisa, dan untuk dimeteraikan kepada para ayah dan ibu mereka. Meteraikanlah anak-anak kepada orang tua mereka, dan lengkapilah mata rantai ini sejauh yang bisa Anda dapatkan.”7 (Untuk membaca laporan sejarah di balik ajaran ini, lihat halaman xxxix–xli di bagian pendahuluan buku ini).

Pada tahun 1894, Presiden Woodruff mengawasi pendirian Lembaga Silsilah Utah, yang menuntun pada usaha Gereja dewasa ini yang menjangkau seluruh dunia untuk membantu orang mencari leluhur mereka. Seratus tahun kemudian, Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul mengamati, “Peristiwa-peristiwa pada tahun bersejarah itu menegakkan penelitian sejarah keluarga dan pelayanan bait suci sebagai satu pekerjaan di dalam Gereja.”8 Peristiwa-peristiwa ini merupakan bagian dari penggenapan yang berkelanjutan dari nubuat bahwa “hati anak-anak akan dibalikkan kepada ayah mereka” (A&P 2:2; lihat juga Maleakhi 4:5–6).

Karena banyaknya ajaran penting Presiden Woodruff mengenai pekerjaan bait suci, ini merupakan satu dari dua bab mengenai topik tersebut di dalam buku ini. Bab ini berfokus pada berkat-berkat kehadiran bait suci dan sifat kekal keluarga, sedangkan bab 18 lebih berfokus pada pekerjaan orang yang telah meninggal.

Ajaran-Ajaran Wilford Woodruff

Kita berperan serta dalam pekerjaan bait suci dengan sukacita surgawi, mengetahui bahwa itu membantu mempersiapkan kita, keturunan kita, dan leluhur kita untuk tinggal di hadirat Allah.

Tidak ada pekerjaan dimana para Orang Suci Zaman Akhir merasa lebih tertarik secara mendalam daripada dalam pembangunan dan penyelesaian bait suci-bait suci.9

Ketika saya merenungkan kuasa yang kita miliki untuk menegakkan Bait Suci-Bait Suci bagi nama Allah yang Mahatinggi … dan hak-hak istimewa yang kita miliki untuk pergi ke Bait Suci tersebut dan melakukan pekerjaan yang perlu bagi keselamatan kita sendiri dan juga bagi penebusan orang-orang kita yang telah meninggal, saya sangat bersukacita, dan merasa bahwa kita telah sangat diberkati.10

Sejarah Bait Suci ini ada di hadapan Anda. Anda tahu para Nabi [Joseph dan Hyrum Smith] telah dibunuh, dan Tuhan menuntut pembangunan Bait Suci [Nauvoo] dari tangan para Orang Suci sebelum mereka terusir ke padang belantara. Ada wahyu tertentu yang diberikan yang mengilhami secara kuat bagi para Penatua Gereja Allah untuk melakukan pekerjaan itu [lihat A&P 124:25–41]. Mereka bekerja dengan segala kekuatan yang mereka miliki, dan mereka menyelesaikan pekerjaan itu. Mereka pergi ke dalam Bait Suci serta menerima tata cara-tata cara dan endowmen sebelum mereka berangkat pergi ke padang belantara. Bait Suci-Bait Suci yang telah kita bangun … berdiri sebagai monumen di hadapan Allah, para malaikat dan manusia, bagi iman dan karya para Orang Suci Zaman Akhir.11

Jelaslah bahwa para Orang Suci Zaman Akhir menghargai berkat-berkat yang dapat diperoleh melalui pekerjaan Bait Suci ini .… Hati kita dipenuhi dengan kesukaan dan kita tidak dapat menahan diri dari memuji Allah dan kebaikan-Nya terhadap umat-Nya dalam memperkenankan mereka, terlepas dari pertentangan dan banyaknya kesulitan yang harus mereka hadapi, untuk mendirikan bangunan-bangunan seperti itu serta untuk menguduskannya, sesuai dengan pola yang telah Dia berikan bagi penggunaan kudus ini.

Setiap Orang Suci Zaman Akhir yang memikirkan dengan benar topik ini merasakan sukacita surgawi atas apa yang telah Allah lakukan bagi kita dalam generasi kita, menyediakan bagi kita, seperti yang telah dilakukan-Nya, dengan segala sarana untuk mempersiapkan kita, keturunan kita dan leluhur kita untuk dunia kekal itu yang terbentang di hadapan kehidupan kita saat ini. Para Orang Suci Zaman Akhir adalah, sesungguhnya, umat yang amat dikasihi, dan pujian bagi Allah hendaknya dilayangkan dari setiap hati dan tempat di negeri kita bagi kasih karunia serta kebaikan besar yang telah Dia perlihatkan kepada kita. Dia telah membuat janji-janji kepada kita yang amat berharga sifatnya, dan Dia telah menggenapinya sampai saat ini. Kita adalah umat yang paling tidak bersyukur dan tidak layak yang pernah hidup jika, setelah menerima perwujudan yang begitu luar biasa dari kebaikan-Nya, kita melemah dalam ketekunan kita atau gagal dalam kepatuhan serta pengabdian kita kepada-Nya dan tujuan-Nya yang agung.12

Kita ingin berlanjut di dalam bait suci-bait suci ini. Kita ingin bait suci-bait suci itu dipenuhi oleh para Orang Suci Zaman Akhir. Kita ingin saudara dan saudari kita terus pergi ke sana dan menebus orang yang telah meninggal serta memberkati orang yang hidup.13

Dari doa pengudusan Bait Suci Salt Lake: Ya Tuhan, kami memandang dengan perasaan yang kuat dan tak terlukiskan selesainya rumah kudus ini. Berkenanlah untuk menerima bait suci keempat dimana anak-anak perjanjian-Mu telah Engkau bantu dalam pendiriannya di pegunungan ini. Pada zaman dahulu Engkau telah mengilhami dengan Roh Kudus-Mu—hamba-hamba-Mu, para Nabi, untuk berbicara mengenai suatu waktu di zaman akhir ketika puncak rumah Tuhan akan ditegakkan di puncak gunung, dan akan ditinggikan di batas bukit [lihat Yesaya 2:2; Mikha 4:2]. Kami berterima kasih kepada-Mu bahwa kami telah memiliki kesempatan mulia untuk memberikan sumbangsih pada penggenapan penglihatan ini dari para pelihat kuno-Mu, dan bahwa Engkau telah merendahkan diri untuk memungkinkan kami mengambil bagian dalam pekerjaan besar ini.14

Melalui pekerjaan sejarah keluarga dan tata cara bait suci, kita dimeteraikan kepada keluarga kita, membentuk sebuah ikatan yang menyatukan antargenerasi.

Asas-asas Injil Yesus Kristus memiliki kekuasaan dan keabsahan setelah kematian; itu akan mempersatukan pria dan istri serta anak-anak mereka dalam organisasi keluarga dan akan menyatukan mereka untuk selama-lamanya .… Kepada para Orang Suci Zaman Akhir tata cara-tata cara pemeteraian telah diwahyukan, dan itu akan berlaku setelah kematian, dan, seperti telah saya katakan, akan menyatukan pria dan wanita secara kekal dalam organisasi keluarga. Inilah sebabnya asas-asas ini merupakan bagian dari agama kita, dan melaluinya para suami dan istri, orang tua dan anak-anak akan dipersatukan kembali sampai ikatan mata rantai itu tergabung kembali hingga Bapa Adam. Kita tidak dapat memperoleh kegenapan kemuliaan selestial tanpa tata cara pemeteraian ini.15

Saudara dan saudari, keagungan dari semua hal ini adalah, bahwa ketika kita telah melalui semuanya kita akan memiliki keluarga kita bersama kita—ayah dan ibu kita, saudara lelaki dan perempuan kita, istri serta anak-anak kita—pada fajar kebangkitan, dalam organisasi keluarga dunia selestial, untuk menetap selama-lamanya. Ini sepadan nilainya dengan semua yang Anda dan saya dapat kurbankan dalam beberapa tahun yang kita luangkan di sini di dalam daging.16

Biarlah setiap pria [dimeteraikan] kepada ayahnya, maka Anda akan melakukan dengan benar apa yang Allah katakan ketika Dia memaklumkan Dia akan mengutus Elia sang Nabi di zaman akhir [lihat Maleakhi 4:5–6]. Elia sang Nabi menampakkan diri kepada Joseph Smith dan memberitahu dia bahwa harinya telah tiba ketika asas ini harus dilaksanakan [lihat A&P 110:12–16]. Joseph Smith tidak hidup cukup lama untuk membeberkan lebih lanjut mengenai hal-hal ini. Jiwanya terbenam dalam pekerjaan ini sebelum dia mati syahid bagi firman Allah dan kesaksian Yesus Kristus. Dia memberitahu kita bahwa harus ada ikatan yang menyatukan semua masa kelegaan dan pekerjaan Allah dari satu generasi ke generasi lainnya [lihat A&P 128:18]. Ini berada dalam benaknya lebih daripada kebanyakan topik lainnya yang telah diberikan kepadanya.

Di dalam doa-doa saya Tuhan mewahyukan kepada saya bahwa adalah kewajiban saya untuk mengatakan kepada seluruh Israel agar melaksanakan asas ini, dan dalam penggenapan wahyu itu saya meletakkannya di hadapan umat ini .… Kami ingin para Orang Suci Zaman Akhir mulai saat ini untuk mencari silsilah mereka sejauh mereka bisa, dan untuk dimeteraikan kepada para ayah dan ibu mereka. Meteraikanlah anak-anak kepada orang tua mereka, dan lengkapilah mata rantai ini sejauh yang bisa Anda dapatkan.17

Dari doa pengudusan Bait Suci Salt Lake: Bapa kami di Surga, kami mempersembahkan di hadapan-Mu altar yang telah kami siapkan bagi para hamba-Mu, pria dan wanita, untuk menerima berkat-berkat pemeteraian mereka. Kami menguduskannya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, demi nama-Mu yang paling kudus, dan kami mohon kepada-Mu untuk mempersucikan altar ini, agar mereka yang datang ke hadapannya boleh merasakan kuasa Roh Kudus di atas mereka, serta menyadari kekudusan perjanjian yang mereka buat. Dan kami berdoa agar perjanjian dan kontrak kami yang kami buat dengan-Mu dan dengan satu sama lain akan diarahkan oleh Roh Kudus-Mu, dipatuhi dengan khidmat oleh kami serta diterima oleh-Mu, dan agar semua berkat yang dinyatakan boleh direalisasikan oleh semua Orang Suci yang datang ke altar ini, pada fajar kebangkitan orang yang benar .…

Ya, Allah, Engkaulah Allah leluhur kami, Abraham, Ishak, dan Yakub, di mana Engkau berkenan disebut Allah mereka, kami berterima kasih kepada-Mu dengan segala rasa syukur yang berlimpah bahwa Engkau telah mewahyukan kuasa yang melaluinya hati anak-anak dibalikkan kepada para ayah mereka dan hati para ayah kepada anak-anak, agar para putra manusia, dalam segala generasi dapat dijadikan pengambil bagian dalam kemuliaan dan sukacita kerajaan surga. Anugerahkan ke atas kami roh Elia, kami mohon kepada-Mu, agar dengan demikian kami dapat menebus orang-orang kami yang meninggal dan juga menghubungkan diri kami dengan para ayah kami yang telah meninggal, dan lebih lanjut memeteraikan orang-orang kami yang telah meninggal untuk tampil dalam kebangkitan pertama agar kami yang hidup di bumi boleh diikat kepada mereka yang tinggal di surga. Kami berterima kasih kepada-Mu demi orang-orang yang telah menyelesaikan pekerjaan mereka dalam kefanaan, dan juga demi diri kami sendiri, bahwa pintu penjara telah dibukakan, bahwa pembebasan telah dimaklumkan kepada yang tertawan, dan ikatan telah dilepaskan dari mereka yang terikat. Kami memuji Engkau karena para ayah kami, dari yang terakhir hingga yang pertama, dari sekarang, kembali hingga permulaan, dapat disatukan dengan kami dalam ikatan rantai yang tak terlepaskan, yang disatukan oleh Imamat Kudus, dan bahwa sebagai satu keluarga besar yang disatukan di dalam Engkau dan dikukuhkan oleh kuasa-Mu kami akan berdiri bersama di hadapan-Mu, dan melalui kuasa darah kurban Putra-Mu yang menebus dapat dibebaskan dari semua kejahatan, diselamatkan dan dikuduskan, dipermuliakan serta dimuliakan.18

Kita harus mempersiapkan diri kita sendiri secara rohani untuk menerima berkat-berkat pelayanan bait suci.

Sebelum Anda pergi ke Bait Suci, … pergilah menyendiri, dalam doa pribadi. Persembahkan doa Anda kepada Tuhan, dan berdoalah agar dosa-dosa Anda bukan saja diampuni, tetapi agar Anda semua dapat memiliki Roh Allah dan kesaksian akan Tuhan Yesus Kristus, agar Roh Allah boleh berada bersama mereka yang akan berkumpul di dalam Bait Suci ….

Saya berkeinginan agar para Orang Suci melakukan hal ini, karena saya ingin melihat mereka yang pergi ke Bait Suci pergi dengan hati yang murni, dan agar Roh Allah boleh berada bersama mereka, agar mereka sendiri dapat menikmatinya, agar mereka semua boleh merasakan pengaruh kuasa itu.19

Tidak seorang anggota Gereja pun yang ingin dinyatakan layak memasuki rumah kudus itu dapat dianggap bersikap masa bodoh tentang asas-asas Injil. Tidaklah berlebihan untuk mengira bahwa setiap orang mengetahui apa kewajibannya terhadap Allah dan terhadap sesamanya. Tidak seorang pun sedemikian pelupanya sehingga kehilangan pandangan akan nasihat bahwa kita haruslah dipenuhi dengan kasih bagi dan kasih amal terhadap saudara-saudara kita. Dan karenanya tidak seorang pun dapat untuk sekejap pun meragukan kepentingan yang utama bagi setiap anggota jemaat untuk berdamai dengan semua saudaranya, dan berdamai dengan Allah. Bagaimana lagi kita dapat berharap untuk memperoleh berkat-berkat yang telah dijanjikan-Nya kecuali melalui menyelaraskan diri dengan persyaratan dimana berkat-berkat itulah pahalanya!

Dapatkah pria dan wanita yang melanggar hukum Allah, atau mereka yang lalai untuk menunjukkan kepatuhan pada perintah-perintah-Nya, berharap bahwa sekadar pergi ke dalam rumah kudus-Nya … akan menjadikan mereka layak untuk menerima, dan menyebabkan mereka menerima, berkat-berkat-Nya?

Apakah mereka berpikir bahwa pertobatan dan berpaling dari dosa dapat diabaikan dengan sedemikian mudahnya?

Beranikah mereka, bahkan dalam pikiran saja, sehingga menuduh Bapa kita akan ketidakadilan dan keberpihakan, serta menuding Dia akan kesembronoan dalam penggenapan firman-firman-Nya sendiri?

Tentunya tidak seorang pun yang mengaku menjadi bagian dari umat-Nya akan bersalah mengenai hal seperti itu.

Maka haruslah mereka yang tidak layak berhenti mengharapkan sebuah berkat dari kehadiran mereka di Bait Suci sementara dosa-dosa yang belum dibereskan masih menyebarkan aroma busuknya ke sekitarnya, dan sementara kegetiran atau bahkan suatu keengganan untuk mengampuni masih berada di dalam hati mereka terhadap saudara-saudari mereka.

Mengenai hal terakhir ini kami merasa bahwa banyak yang dapat dikatakan. Dalam upaya mencapai keselarasan dengan apa yang tampaknya terpenting dalam hukum, ada kemungkinan bahwa pentingnya roh kasih dan keramahan serta kasih amal ini bisa diremehkan .…

… Sebelum memasuki Bait Suci untuk menghadirkan diri kita di hadapan Tuhan …, kita harus melepaskan diri dari setiap perasaan kasar dan tidak ramah terhadap satu sama lain, agar bukan saja percekcokan-percekcokan kita berakhir, tetapi agar penyebabnya pun disingkirkan, dan setiap perasaan yang mendorong dan mempertahankannya dienyahkan; agar kita saling mengakui dosa-dosa kita, dan saling meminta maaf; agar kita memohon kepada Tuhan untuk roh pertobatan, dan, setelah mendapatkannya, mengikuti bisikannya; agar dalam merendahkan hati kita sendiri di hadapan-Nya dan saling meminta maaf, kita akan membuahkan kasih amal dan kemurahan hati itu bagi mereka yang mendambakan pengampunan kita yang kita minta dan harapkan dari Surga.

Dengan demikian kita dapat datang ke tempat kudus itu dengan hati kita bebas dari tipu muslihat dan jiwa kita siap untuk peneguhan yang dijanjikan! Dengan demikian permohonan kita, tanpa terganggu oleh pikiran tentang perbantahan, secara terpadu masuk ke dalam telinga Yehova dan menarik turun berkat-berkat pilihan dari Allah Surga! …

… Kami menyerukan kepada [anggota Gereja secara perorangan] untuk berupaya mendapatkan penemanan dari saudara mereka dan saudari mereka, serta segenap kepercayaan dan kasih mereka; di atas segalanya untuk berupaya mendapatkan penemanan dan persatuan Roh Kudus. Biarlah Roh ini dicari dan dihargai sama tekunnya di dalam lingkaran keluarga yang paling kecil dan rendah hati seperti di dalam keanggotaan organisasi dan kuorum tertinggi. Biarlah ini merasuki hati para saudara dan saudari, para orang tua dan anak-anak dalam rumah tangga itu, seperti juga hati Presidensi Utama dan Dewan Dua Belas. Biarlah itu melembutkan dan melunakkan segala perbedaan di antara para anggota Presidensi Wilayah serta Dewan Tinggi, seperti juga di antara sesama tetangga yang hidup di lingkungan yang sama. Biarlah itu menyatukan muda dan tua, pria dan wanita, kawanan dan gembala, orang serta Imamat di dalam ikatan rasa syukur dan pengampunan serta kasih, agar [kita] boleh merasa diterima Tuhan, dan agar kita semua dapat datang ke hadapan-Nya dengan hati nurani yang terbebas dari pelanggaran di hadapan semua orang. Maka tidak akan ada kekecewaan berkaitan dengan berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang dengan tulus beribadat kepada-Nya. Bisikan manis Roh Kudus akan diberikan kepada mereka dan harta Surga, kebersamaan dengan para malaikat, akan ditambahkan dari waktu ke waktu, karena janji-Nya telah diberikan dan itu tidak akan gagal!20

Dari doa pengudusan Bait Suci Salt Lake: Bapa kami di Surga, Engkau yang telah menciptakan surga dan bumi, dan segala hal di dalamnya; Engkau yang Mahamulia, sempurna di dalam belas kasihan, kasih, dan kebenaran, kami, anak-anak-Mu, datang pada hari ini ke hadapan-Mu dan di dalam rumah ini yang telah kami bangun demi nama-Mu yang paling kudus dengan rendah hati memohon darah kurban Putra Tunggal-Mu yang menebus, agar dosa-dosa kami dapat tidak diingat lagi menentang kami selamanya, namun agar doa-doa kami dapat naik kepada-Mu dan memiliki hubungan langsung ke takhta-Mu, agar kami dapat didengar di hadirat kudus-Mu. Dan semoga melalui kasih karunia berkenanlah bagi-Mu untuk mengindahkan permohonan-permohonan kami, menjawabnya sesuai dengan kebijaksanaan dan kasih-Mu yang tak terbatas, dan memperkenankan agar berkat-berkat yang kami cari boleh dianugerahkan kepada diri kami, bahkan seratus kali lipat, sejauh kami mencari dengan kemurnian hati dan kegenapan tujuan untuk melakukan kehendak-Mu dan memuliakan nama-Mu .…

Kami datang ke hadapan-Mu dengan sukacita dan berterima kasih, dengan roh yang riang dan hati yang dipenuhi dengan pujian, bahwa Engkau telah mengizinkan kami untuk menyaksikan hari ini, dimana, selama 40 tahun ini, telah kami harapkan, dan upayakan, serta doakan, ketika kami dapat menguduskan bagi-Mu rumah ini yang telah kami bangun demi nama-Mu yang paling agung. Satu tahun lalu kami menempatkan batu tudung dengan seruan Hosana kepada Allah dan Anak Domba. Dan hari ini kami menguduskan keseluruhannya kepada-Mu, dengan segala yang berhubungan dengannya, agar boleh kiranya kudus dalam pandangan-Mu; agar itu boleh menjadi rumah doa, rumah pujian dan ibadat; agar kemuliaan-Mu boleh berada di atasnya; agar kehadiran kudus-Mu dapat terus-menerus berada di dalamnya; agar itu dapat menjadi tempat tinggal Putra-Mu yang terkasih, Juruselamat kami; agar para malaikat yang berdiri di depan wajah-Mu boleh menjadi utusan-utusan kudus yang mengunjunginya, membawa kepada kami keinginan-Mu dan kehendak-Mu, agar dapat dikuduskan dan dipersucikan dalam segala bagiannya kudus bagi-Mu, Allah Israel, Penguasa Yang Mahakuasa umat manusia. Dan kami memohon kepada-Mu agar semua orang yang mungkin memasuki ambang pintu rumah-Mu ini, dapat kiranya merasakan kekuasaan-Mu, dan mau tidak mau mengakui bahwa Engkau telah mempersucikannya, bahwa inilah rumah-Mu, tempat kekudusan-Mu.21

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan-gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–ix.

  • Bagaimana Penatua Wilford Woodruff menanggapi ketika dia mendengar tentang pengudusan Bait Suci Kirtland dan ketika dia melihat Bait Suci untuk pertama kalinya? (lihat halaman 193). Pernahkah Anda memiliki pengalaman serupa yang pantas untuk dibagikan?

  • Dalam hal apa para Orang Suci Zaman Akhir terdahulu memperlihatkan minat mereka dalam bait suci? (lihat halaman 195–197). Mengapa kita hendaknya “tertarik secara mendalam” akan pekerjaan bait suci?

  • Ulaslah alinea pertama di halaman 195. Dalam hal apa Anda melihat pelayanan bait suci dan penelitian sejarah keluarga sebagai “satu pekerjaan”? (lihat halaman 197–200). Bagaimana pekerjaan ini telah membantu Anda membalikkan hati Anda kepada leluhur Anda dan keturunan Anda?

  • Mengapa kita membutuhkan tata cara pemeteraian untuk “memperoleh kegenapan kemuliaan selestial”? (lihat halaman 197–199; lihat juga A&P 131:1–4).

  • Periksalah seluruh bab, sambil mencari pernyataan-pernyataan tentang hubungan keluarga. Apa yang dapat kita pelajari dari ajaran-ajaran ini? Bagaimana pemahaman kita mengenai rumah Tuhan dapat memengaruhi perasaan kita mengenai rumah tangga kita sendiri?

  • Dalam hal apa menghadiri bait suci telah memberkati Anda dan keluarga Anda? Bagaimana orang tua dapat mengajar anak-anak mereka untuk menghormati bait suci dan bersiap menerima tata cara-tata cara bait suci?

  • Halaman 200–202 berisikan beberapa nasihat Presiden Woodruff untuk membantu para Orang Suci mempersiapkan diri bagi pengudusan Bait Suci Salt Lake. Bagaimana nasihat ini dapat membantu kita setiap kali kita memasuki bait suci?

  • Apa saja beberapa asas yang diajarkan dalam doa pengudusan Bait Suci Salt Lake? (lihat halaman 197, 199–200, 202–203). Renungkan atau bahaslah bagaimana perkataan di dalam doa tersebut dapat membantu kita dalam usaha kita untuk melakukan pekerjaan bait suci dan sejarah keluarga.

Tulisan Suci Terkait: Mazmur 24:3–5; Matius 16:18–19; A&P 27:9; 97:10–17; 109; 110; Joseph F. Smith—Penglihatan mengenai Penebusan Orang yang Telah Mati:46–48

Catatan

  1. Buku harian Wilford Woodruff, 19 April 1836, Arsip Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.

  2. Buku harian Wilford Woodruff, 25 November 1836.

  3. The Discourses of Wilford Woodruff, diseleksi oleh G. Homer Durham (1946), 148.

  4. Lihat The Discourses of Wilford Woodruff, 162.

  5. Lihat Buku harian Wilford Woodruff, 28 Juli 1847.

  6. Buku harian Wilford Woodruff, 12 Maret 1887.

  7. The Discourses of Wilford Woodruff, 157.

  8. Dalam Conference Report, Oktober 1994, 114; atau Ensign, November 1994, 85.

  9. Dalam James R. Clark, kumpulan Messages of the First Presidency of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 6 jilid (1965–1975), 3:236.

  10. Salt Lake Herald Church and Farm, 15 Juni 1895, 386.

  11. Deseret Weekly, 6 Agustus 1892, 193.

  12. “An Epistle to the Members of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints,” Millennial Star, 14 November 1887, 730–731.

  13. Deseret Weekly, 14 November 1891, 660.

  14. The Discourses of Wilford Woodruff, 337.

  15. Deseret News: Semi-Weekly, 21 Desember 1869, 2.

  16. Deseret Weekly, 22 Oktober 1892, 548.

  17. Millennial Star, 28 Mei 1894, 338–339.

  18. The Discourses of Wilford Woodruff, 339–341.

  19. Millennial Star, 7 Mei 1893, 305. Presiden Woodruff memberikan instruksi ini untuk membantu para Orang Suci mempersiapkan diri untuk menghadiri pengudusan Bait Suci Salt Lake.

  20. Dalam Messages of the First Presidency, 3:242–244. Presiden Woodruff memberikan instruksi ini untuk membantu para Orang Suci mempersiapkan diri untuk menghadiri pengudusan Bait Suci Salt Lake.

  21. The Discourses of Wilford Woodruff, 335, 337–338.