2004
Ya, Tuhan Tambahkan
November 2004


Ya, Tuhan Tambahkan

Adalah penting bagi keluarga dan individu untuk dengan semangat mencari lebih banyak nilai-nilai yang akan berlanjut sampai setelah kehidupan fana ini.

Sebelum pernikahan kami, Sister Burton dan saya diwawancarai oleh ayah Penatua Richards. Kami mengetahui apa yang dibicarakan Penatua Richards dalam sesi konferensi ini.

Pada konferensi distrik baru-baru ini, seorang wanita muda menemui saya di akhir pertemuan. Sewaktu kami berjabatan tangan, dia berkata, “Uskup, Anda dapat meningkatkan ceramah-ceramah Anda pada konferensi umum dengan tersenyum.” Saya ingin menjelaskan kepadanya mengenai ketakutan dan senyuman, tetapi saya tidak memiliki waktu. Namun saya akan mencoba dan mengharapkan yang terbaik.

Di akhir setiap konferensi umum, saya mendambakan bertambahnya—perasaan damai, bertambahnya penyertaan Roh, bertambahnya pemeliharaan yang mencerahkan serta memberkati jiwa saya.

Saat ini biasanya orang berpikir bahwa bertambah adalah lebih baik dan berkurang biasanya tidak diinginkan. Bagi beberapa orang, pencarian untuk memperoleh lebih banyak harta dan pelayanan duniawi menjadi suatu obsesi. Bagi yang lain, memiliki banyak kekayaan dunia diperlukan hanya untuk menunjang kehidupan atau meningkatkan standar hidup ke tingkat yang lebih baik. Hasrat yang tak terkendali itu lebih sering membawa akibat-akibat tragis. Misalnya, Presiden Boyd K. Packer mengingatkan kita, “Kita dapat menjadi seperti ayah yang bertekad untuk menyediakan segalanya bagi keluarganya. Dia mengabdikan segenap tenaga untuk tujuan itu dan berhasil; hanya saja kemudian dia menemukan bahwa apa yang paling mereka butuhkan, untuk berada bersama sebagai suatu keluarga, tetap diabaikan. Dan dia menuai kedukaan daripada kepuasaan hati” (“Para Orang Tua di Sion,” Liahona, Januari 1999, 25).

Orang tua yang telah berhasil memperoleh hal-hal duniawi sering kali kesulitan untuk mengatakan tidak atas permintaan anak-anak mereka yang manja. Anak-anak mereka terancam bahaya tidak mempelajari nilai-nilai penting seperti kerja keras, menahan nafsu, kejujuran, dan belas kasih. Orang tua yang kaya dapat dan mampu membesarkan anak-anak yang dapat dididik, penuh kasih, dan memiliki nilai-nilai yang baik, namun upaya untuk menetapkan batasan-batasan, dan menghindari memperturutkan keinginan “yang tidak ada habisnya” sangatlah sulit. Memang sulit menolak permintaan anak-anak ketika Anda dapat menyediakannya.

Orang tua berhak mencemaskan masa depan. Sulit untuk menolak peralatan olahraga, barang elektronik, kursus, pakaian, menonton pertandingan olahraga, dan sebagainya, ketika orang tua percaya itu akan menolong anak-anak tumbuh di dalam dunia yang semakin meningkat persaingannya. Kaum remaja tampaknya menginginkan lebih banyak, sebagian karena adanya banyak hal yang menarik perhatian mereka. Akademi Ilmu Kesehatan Anak Amerika memperkirakan bahwa anak-anak Amerika melihat lebih dari 40.000 iklan setiap tahunnya.

Semakin sedikit orang tua yang menyuruh anak-anak mereka untuk melakukan tugas sehari-hari di rumah karena mereka pikir mereka sudah terlalu banyak dibebani dengan tugas-tugas di sekolah. Namun anak-anak yang tidak diberi tanggung jawab akan berisiko tidak pernah belajar bahwa setiap orang dapat melakukan pelayanan dan bahwa kehidupan itu memiliki arti melebihi kebahagiaan mereka sendiri.

Dalam bukunya My Grandfather’s Blessings, Dr. Rachel Remen menceritakan tentang berteman baik dengan pasangan suami istri dan anak lelaki kecil mereka, Kenny. Ketika berkunjung, dia biasanya duduk di lantai bersama Kenny dan bermain dengan dua mobil-mobilannya. Kadang-kadang dia memegang mobil yang tidak ada sepatbornya dan Kenny memegang mobil yang tidak ada pintunya dan kadang-kadang sebaliknya. Dia menyukai mobil tersebut!

Ketika beberapa pom bensin memberikan mobil-mobilan kepada setiap orang yang mengisi bensin di situ, dia menyuruh staf di kliniknya untuk pergi ke pom bensin itu dan mengambil mobil-mobilan tersebut. Segera setelah dia mendapatkan semua modelnya, dia membungkusnya dalam sebuah kotak besar untuk dibawa kepada Kenny. Dia berharap tidak menyinggung perasaan orang tuanya, yang kehidupannya sederhana. Kenny dengan gembira membuka kotak besar itu dan mengeluarkan mobil-mobilan tersebut satu per satu. Mobil-mobilan itu memenuhi ambang jendela dan bahkan sampai ke lantai. Sungguh banyak sekali koleksinya! Kemudian, ketika mengunjungi keluarga itu, Rachel melihat Kenny menatap keluar jendela. Ketika dia bertanya kepada Kenny, “Ada apa? Tidakkah kamu menyukai mobil-mobil barumu itu?” Kenny memandang ke bawah dengan sangat malu. “Maaf, Rachel. Saya merasa tidak tahu bagaimana caranya menyukai mobil-mobilan yang amat banyak ini” (lihat “Owning” [2000], 60–61).

Kita telah mendengar semua anak, setelah mereka membuka hadiah Natal dan ulang tahun, berkata, “Apakah masih ada lagi?” Dengan semua tantangan yang ada pada generasi ini, masih ada nasihat ilahi untuk mengajar anak-anak kita “untuk memahami ajaran pertobatan, beriman kepada Kristus, Putra Allah yang hidup, dan tentang baptisan serta karunia Roh Kudus … untuk berdoa dan hidup tanpa cela di hadapan Tuhan, [dan untuk] merayakan hari Sabat sebagai hari yang kudus” (A&P 68:25, 28–29).

Arti kata bertambah dan berkurang tidak selalu jelas. Ada saat ketika kata berkurang pada kenyataannya berarti lebih banyak dan bertambah dapat berarti lebih sedikit. Misalnya, tidak [kurang] mengejar hal-hal duniawi memungkinkan adanya kebersamaan keluarga. Lebih [tambah] memanjakan anak dapat mengakibatkan kurangnya pemahaman akan nilai-nilai penting kehidupan.

Beberapa segi kehidupan dapat sungguh-sungguh diperkaya melalui gagasan yang lebih baik. Nyanyian rohani “Ya, Tuhan Tambahkan” (Nyanyian Rohani, no. 48) mengingatkan kita akan nilai-nilai yang lebih layak untuk kita perhatikan. Yesus Sendiri menjelaskan apa yang disyaratkan untuk “menjadi, s’perti Tuhanku.” Dia berfirman, “Aku ingin agar kamu menjadi sempurna bahkan seperti Aku, atau Bapamu yang di surga itu sempurna adanya” (3 Nefi 12:48).

Kelemahlembutan penting untuk menjadi lebih menyerupai Kristus. Tanpa hal itu seseorang tidak dapat mengembangkan nilai-nilai penting lainnya. Mormon menyatakan, “Tiada seorang pun dapat diterima di hadapan Allah kecuali orang yang lemah lembut dan rendah hati” (Moroni 7:44). Memperoleh kelemahlembutan merupakan suatu proses. Kita diminta untuk “memikul salib-Nya setiap hari” (Lukas 9:23). Salib kita seharusnya bukan latihan sekali waktu. Bertambahnya kelemahlembutan bukan berarti kita lebih lemah, namun itu “penunjukan diri dalam bentuk kebaikan hati dan kelembutan. Itu memancarkan kekuatan, keteduhan, dan harga diri dan kendali diri yang baik” (Neal A. Maxwell, “Meekly Drenched in Destiny,” dalam Brigham Young University 1982–1983 Fireside and Devotional Speeches [1983], 2). Bertambahnya kelemahlembutan akan mengizinkan kita dibimbing oleh Roh.

Nilai-nilai yang diungkapkan dalam “Ya Tuhan Tambahkan” terbagi menjadi beberapa gol. Beberapa di antaranya adalah gol pribadi, seperti bertambahnya kekudusan; bertambahnya usaha untuk mengatasi kelemahan; bertambahnya iman, rasa syukur, dan kemurnian; bertambah layak untuk kerajaan surga; bertambahnya tujuan dalam doa; dan bertambah mempercayai Tuhan. Yang lainnya terpusat pada kemalangan. Hal itu mencakup bertambah sabar dalam penderitaan, bertambah rendah hati dalam pencobaan, bertambah banyak memuji untuk kelegaan, bertambah kekuatan untuk mengatasi, bertambah kebebasan dari kejahatan dunia, dan bertambah kerinduan untuk kembali kepada Allah Bapa. Yang lainnya dengan kuat mendekatkan kita kepada Juruselamat: bertambah untuk merasakan perhatian-Nya; bertambah bangga dalam kemuliaan-Nya; bertambah harapan dalam firman-Nya; bertambah sukacita dalam pelayanan-Nya; bertambah air mata bagi kesengsaraan-Nya; bertambah rasa sakit saat penderitaan-Nya; bertambah diberkati dan kudus; dan bertambah, seperti Juruselamat. Bertambah dalam nilai-nilai tersebut adalah lebih baik. Kekurangan bukanlah yang diinginkan.

Banyak orang mengalami sukacita dalam melakukan pelayanan-Nya dengan mengajarkan Injil Yesus Kristus dan Pemulihannya serta bersaksi mengenai Juruselamat, dan kehidupan, pelayanan, serta Kurban Tebusan-Nya.

Seorang pemimpin misionaris distrik bertanya-tanya mengapa Elder Parker, yang akan mengakhiri misinya, berhasil terlepas dari ketidakmampuannya untuk menghafalkan pembahasan. Untuk memahami hal itu, dia berekanan dengan Elder Parker untuk memberikan pembahasan. Penyajian Elder Parker tidak teroganisasi dengan baik sehingga di akhir pelajaran formal tersebut, pemimpin distrik itu bingung dan merasa bahwa keluarga yang diajar itu merasakan hal yang sama.

Kemudian Elder Parker maju ke depan dan merangkul ayah itu. Dia menatap mata si ayah, memberitahunya betapa dia mengasihi ayah itu dan keluarganya, dan memberikan kesaksian yang paling rendah hati serta kuat yang pernah didengar pemimpin distrik itu. Setelah dia selesai, setiap anggota keluarga, termasuk si ayah, dan kedua elder itu, menitikkan air mata. Selanjutnya Elder Parker mengajarkan kepada si ayah cara berdoa, dan mereka semua berlutut ketika si ayah berdoa agar mereka dapat menerima kesaksian mereka sendiri dan bersyukur kepada Bapa Surgawi atas kasih besar yang dia rasakan. Dua minggu kemudian seluruh keluarga dibaptiskan.

Kemudian, Elder Parker meminta maaf kepada pemimpin distriknya karena tidak mengetahui pembahasan. Dia mengatakan bahwa dia berusaha menghafalkan, meskipun meluangkan waktu berjam-jam untuk melakukan hal itu. Dia mengatakan bahwa dia berdoa sebelum mengajar setiap keluarga dan memohon agar Bapa Surgawi memberkatinya ketika dia memberikan kesaksiannya, agar orang-orang akan merasakan kasih serta Roh-Nya dan mengetahui bahwa mereka diajar kebenaran (lihat Allan K. Burgess dan Max H. Molgard, “That Is the Worst Lesson I’ve Ever Heard” dalam Sunshine for the Latter-day Saint Soul [1998], hlm. 181–183).

Apa yang dapat kita petik dari pelajaran sederhana ini? Apakah menurut Anda Elder Parker merasa perlu berusaha lebih banyak untuk mempelajari pembahasan itu? Apakah mungkin Elder Parker memahami perlunya mengucapkan doa dengan suatu tujuan? Apakah menurut Anda doa-doanya dipenuhi dengan permohonan untuk menerima lebih banyak kekuatan untuk mengatasi? Apakah ketidakmampuan untuk menghafal mendatangkan kesabaran dalam penderitaan dan kelembutan dalam kesengsaraan? Apakah dia memperlihatkan iman yang besar kepada Juruselamat dan kepercayaan kepada Tuhan? Kebanyakan memang sudah dia lakukan!

Lebih dari tujuh minggu yang lalu, empat badai topan yang besar melanda Florida dan sepanjang Teluk Meksiko. Makanan, pakaian, dan tempat perlindungan sulit didapat. banyak sekali puing dari jalan-jalan dan pekarangan rumah yang hancur. Sarana-sarana umum hancur atau perlu perbaikan serius.

Minggu lalu saya berada di Tallahassee, Florida, dan menerima banyak ucapan terima kasih untuk bantuan yang disediakan oleh Gereja selama masa-masa darurat ini. Gubernur Florida Bush, Gubernur Letnan Toni Jennings, mitra kerja seperti Palang Merah dan Bala Keselamatan, bersama para personel keadaan darurat federal dan wilayah mengucapkan terima kasih yang saya sampaikan kepada Anda yang telah memberikan tenaga Anda untuk meringankan beban membersihkan jalan ini dan kepada mereka yang telah berkontribusi pada Dana Kesejahteraan Gereja. Terima kasih. Saya yakin Anda merasakan sukacita lebih banyak dan lebih berguna dalam pelayanan-Nya.

Mengikuti pola dari minggu-minggu sebelumnya di lokasi yang berbeda, lebih dari dua ribu sukarelawan dari seluruh bagian tenggara Amerika Serikat berkumpul di Pensacola, Florida, minggu lalu untuk membantu setelah Topan Ivan. Mereka menggelar kantung tidur mereka di lantai gedung pertemuan, di gereja-gereja lain, dan di rumah-rumah anggota. Mereka menanggapi ribuan permintaan kerja untuk membantu di mana pun mereka dibutuhkan. Para misionaris berperan serta dengan cara menutup atap gereja Metodis setempat dengan bahan penutup anti air. Para personel keadaan darurat tersebut, anggota pemadam kebakaran dan polisi, mengutarakan penghargaan mereka bahwa Orang-orang Suci Zaman Akhir telah ditugaskan untuk menolong keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka.

Semua hal ini dicapai pada saat yang sama ketika Topan Jeanne melanda dari pantai setelah menyebabkan kehancuran besar di Haiti dan di lokasi-lokasi Karibia lainnya. Sekali lagi terima kasih kepada Anda yang menyumbangkan uang Anda dan mereka yang bekerja membantu banyak orang. Saya menghargai hasrat Anda untuk tambah diberkati dan tambah kudus serta tambah seperti Juruselamat. Akhir minggu ini 2.500 orang akan memberikan bantuan setelah terjadinya Topan Jeanne.

Dalam membahas berbagai kerinduan kita untuk mendapatkan lebih banyak, saya tidak menyarankan agar kita mengambil contoh Scrooge sebagai model peran untuk orang tua yang baik. Saran saya adalah penting bagi keluarga dan individu untuk dengan semangat mencari lebih banyak nilai-nilai yang akan berlanjut sampai setelah kehidupan fana ini. Pendekatan yang penuh doa dan konservatif adalah kunci menuju kehidupan yang berhasil dalam masyarakat yang makmur secara keuangan dan membangun sifat-sifat yang datang dari menunggu, berbagi, menyelamatkan, bekerja keras, serta puas dengan apa yang kita miliki. Semoga kita diberkati dengan hasrat dan kemampuan untuk memahami ketika bertambah itu menjadi hal yang sebenarnya kurang dan ketika bertambah itu menjadi hal yang lebih baik. Dalam nama kudus Yesus Kristus, amin.