2004
Ingatlah Ajaran-ajaran Ayahmu
November 2004


Ingatlah Ajaran-ajaran Ayahmu

Kitab Mormon dapat dan memang mengubah kehidupan.

Pada tanggal 10 Januari 1945, saya menerima berkat bapa bangsa saya dari presiden misi ayah saya, John M. Knight. Itulah kali pertama saya bertemu dengannya. Setelah menyebutkan garis keturunan saya, kalimat berikutnya—kata-kata nasihat pertama dalam berkat saya—adalah, “Ingatlah ajaran-ajaran ayahmu.” Nasihat itu telah, dan terus, menjadi berkat besar dalam kehidupan saya.

Tidak lama setelah menerima berkat bapa bangsa saya, saya pulang ke rumah dari Sekolah Minggu. Saat itu pelajaran kami ialah mengenai Penglihatan Pertama Joseph Smith, dan saya bertanya-tanya apakah hal itu sungguh-sungguh benar. Ayah saya baru akan berangkat ke pertemuan Gereja. Saya menghentikan dia dan bertanya, “Ayah, bagaimana kita sungguh-sungguh mengetahui bahwa Joseph Smith mendapat penglihatan itu?” Ayah saya merangkul saya, dan duduk di sofa ruang tamu kami. Di sana dia menceritakan kisah Nabi Joseph, dan ayah saya memberikan kesaksiannya sendiri tentang kebenaran kisah itu. Pengalaman dengan ayah saya mendatangkan perasaan kuat di dalam hati saya saat ini. Sejak itu, saya tidak pernah meragukan kisah Nabi Joseph mengenai Penglihatan Pertamanya.

Selama masa remaja saya, saya ingat dengan jelas pembelajaran ayah saya mengenai Kitab Mormon. Kasihnya terhadap Kitab Mormon dan nasihatnya kepada saya untuk mempelajari dan merenungkannya merupakan pengalaman awal dengan catatan suci itu yang menjadi dasar bagi kesaksian pribadi saya saat ini. Itu adalah pengalaman yang harus kita ambil.

Hal-hal lainnya dalam kehidupan saya menolong saya dalam perjalanan pribadi saya dengan Kitab Mormon. Guru pertama seminari saya membagikan pengalamannya sebagai misionaris muda yang ingin mengetahui apakah Kitab Mormon itu benar. Dia memberitahu tentang membaca khotbah Raja Benyamin, dan dia membayangkan melihat Raja Benyamin berdiri di atas menara dan mendengarkan dia menyampaikan khotbah besar itu. Kesaksiannya, yang disertai oleh Roh, meninggalkan kesan mendalam di dalam hatinya.

Saya ingat musim semi sebelum masuk universitas, ketika berkesempatan untuk pergi ke Monument Valley untuk menyelesaikan pembangunan SMA pertama di sana untuk suku Navajo. Saat saya akan pulang ke rumah, ayah saya bertanya kepada saya apakah saya mau membawa Kitab Mormon. Saya bermaksud tidak membawanya, namun saya mengindahkan pertanyaannya. Saya ingat tidur larut malam di tempat pembangunan itu dan merasakan semangat dan kekuatan Kitab Mormon.

Saya ingat sebagai misionaris muda di Misi Great Lakes ketika mendapat pengetahuan besar itu dan kesaksian kuat bahwa Kitab Mormon adalah kesaksian tambahan dari bangsa lainnya bahwa Yesus adalah Kristus dan Gereja ini benar. Dari pengalaman itu kesaksian ilahi mengenai pesan Kitab Mormon, mengenai Kristus sebagai Juruselamat dan Penebus, serta Pemulihan Gereja-Nya di zaman akhir ini membara di dalam hati saya saat ini.

Saya ingin membagikan kepada Anda beberapa berkat besar dari Kitab Mormon yang dapat datang kepada kita. Kitab Mormon dapat dan memang mengubah kehidupan. Setelah putra kami John menerima panggilan misinya ke Jepang, dia mengatakan kepada saya, “Ayah, sebelum saya masuk Pusat Pelatihan Misionaris, saya akan membaca Kitab Mormon dua kali.” Saya mengatakan kepada John, “Itu gol yang sulit dicapai.” Saya merasakan tekadnya dan membuat keputusan untuk mengikuti teladannya. Saya mulai membaca setiap pagi. Beberapa hari kemudian ketika saya pulang ke rumah seusai bekerja, John berkata kepada saya, “Hari ini saya sampai pada tempat yang sama seperti ayah.” Saya bertanya, “Apa maksudmu?” Jawabannya, “Saya sampai di halaman dimana ayah membaca Kitab Mormon. Ayah membiarkan kitab mormon ayah terbuka di atas meja ayah sehingga saya tahu sampai di mana ayah membacanya.” Keesokan harinya setelah saya membaca, karena tahu bahwa dia akan melihat sejauh mana saya membaca, saya tergoda untuk membuka kitab mormon saya 150 halaman berikutnya. Saya membiarkan Kitab Mormon saya terbuka agar dia dapat melihat halamannya, dan kemudian pergi bekerja. Setelah pertemuan pagi itu, saya memeriksa mesin penjawab di telepon saya. Pesan pertama yang muncul adalah, “Ya, percaya yah.…”

Mengapa saya menceritakan kisah ini? Sewaktu saya melihat putra saya membaca Kitab Mormon, saya mulai melihat suatu perubahan khusus dalam kehidupannya saat dia mempersiapkan diri masuk Pusat Pelatihan Misionaris. Pengalaman itu memberi putra saya landasan yang lebih kuat mengenai Injil Yesus Kristus.

Saya ingat sebuah pengalaman dengan seorang pemimpin daerah di Inggris yang datang kepada saya selama istirahat makan siang di konferensi daerah itu. Dia berkata, “Kami sedang mengajar seorang wanita yang buta dan nyaris tuli. Dia ingin mengetahui apakah Kitab Mormon itu benar. Apa yang akan kita lakukan?” Saya tidak bisa menjawab saat itu, namun berkata, “Saya akan memberitahu Anda setelah konferensi kami.” Selama sesi siang itu, saya mendapat kesan kuat yang datang mengenai bagiamana menolongnya. Seusai pertemuan, saya berkata kepada pemimpin daerah tersebut, “Mintalah sister ini memegang Kitab Mormon dan membuka halaman-halamannya perlahan-lahan. Jika dia telah melakukan ini, mintalah dia menanyakan apakah kitab itu benar.” Meskipun dia tidak dapat membaca maupun mendengarkan kata-kata, dia merasakan roh dan kekuatan Kitab Mormon, dan itu mengubah kehidupannya.

Saya menyukai pesan Kitab Mormon. Untuk menolong Anda masing-masing merasakan kekuatan dan roh Kitab Mormon dan, saya berharap, untuk menolong Anda sepanjang pengalaman Anda itu, bolehkah saya memberi Anda tiga undangan?

Pertama, saya ingin merujuk pada kisah Helaman dan 2.060 prajurit terunanya.

“Dan ketika sisa tentara kami hampir menghindarkan diri dari bangsa Laman, lihatlah, dua ribu enam puluh orang itu masih kuat dan tak gentar.

Ya, dan mereka menaati dan berusaha melaksanakan setiap perintah dengan seksama. Ya, dan terjadilah bagi mereka bahkan sesuai dengan iman mereka dan aku teringat akan kata-kata yang menurut mereka telah diajarkan kepada mereka oleh ibu mereka.…

Maka diselamatkannya mereka itu mencengangkan segenap tentara kami.… Dan kami menganggap hal itu berasal dari kuasa Allah yang menakjubkan karena iman mereka yang sangat besar itu, dalam hal mana mereka telah diajarkan agar percaya” (Alma 57:20–21, 26).

Jika saya bertanya kepada Anda siapa yang telah mengajari para teruna muda itu, Anda semua pastilah mengetahui jawabannya—ibu mereka. Undangan pertama saya kepada Anda adalah untuk menemukan apa yang ibu mereka ajarkan kepada mereka.

Kedua, kita sudah mengetahui ajaran-ajaran Alma mengenai iman, ketika dia menantang orang-orang,

“Tetapi lihatlah, jika kamu bersedia menyadarkan dan membangkitkan bakatmu, bahkan untuk suatu percobaan terhadap kata-kataku dan menjalankan sepercik iman saja, ya, bahkan jika kamu tidak dapat berbuat lain daripada keinginan untuk percaya, biarlah keinginan ini bekerja di dalam dirimu.…

Maka, kita akan membandingkan firman itu dengan sebiji benih. Maka, jika kamu memberi tempat, sehingga benih itu dapat ditanam di dalam hatimu, lihatlah, jika itu adalah benih yang benar atau benih yang baik, jika kamu tidak membuangnya karena ketidakpercayaanmu, sehingga kamu menolak Roh Tuhan, lihatlah, benih itu akan mulai menggembung di dalam dadamu dan apabila kamu merasakan gerak penggembungan ini, kamu akan mulai berkata di dalam dirimu sendiri: Sepatutnyalah bahwa ini adalah benih yang baik.…

Karena itu, jika sebutir benih tumbuh, maka benih itu adalah baik, tetapi jika tidak tumbuh, lihatlah, benih itu tidak baik. Karena itu benih tersebut dibuang” (Alma 32:27–28, 32).

Undangan kedua saya kepada Anda adalah untuk menemukan secara khusus apa firman atau benih itu dan menanamkannya di dalam hati Anda. Anda akan pergi pada Alma, pasal 33, untuk menemukannya. Ketika Anda telah mendapatkannya, iman Anda akan berkembang dalam cara-cara dan bidang-bidang baru.

Ketiga, jika Anda harus mengajarkan kepada anak-anak Anda tiga kebenaran besar yang Anda inginkan harus mereka ingat, apakah ketiga kebenaran itu? Helaman meminta putra-putranya, Lehi dan Nefi, untuk mengingat tiga kebenaran besar “agar kamu dapat melakukan hal-hal ini untuk mengumpulkan harta di surga … agar kamu dapat memperoleh anugerah hidup yang kekal” (Helaman 5:8). Undangan ketiga saya kepada Anda adalah apa yang Helaman minta kepada para putranya agar diingat dan kemudian mengajarkan hal itu kepada anak-anak Anda. Saya sudah membantu Anda sejauh ini. Baca dan renungkanlah Helaman, pasal 5.

Mengapa pertentangan besar itu diarahkan pada Kitab Mormon bahkan sebelum penerjemahannya dan berlanjut terus hingga zaman sekarang? Mengenai hal ini, Penatua Bruce R. McConkie menulis, “Ada apa dengan kata-kata pada halaman-halaman yang dicetak—semuanya adalah hal yang bersih dan meneguhkan serta berhubungan dengan sejarah dan ajaran—sehingga menimbulkan pertentangan keras semacam itu? … Mengapa orang menentang Kitab Mormon? Untuk alasan yang sama tepatnya mereka menentang Joseph Smith” (A New Witness for the Articles of Faith, [1985], 459, 461).

Alasan Setan sangat menentang Kitab Mormon terdapat pada dua alinea terakhir dalam kata pengantar kitab itu:

“Kami mengundang semua orang di mana pun untuk membaca Kitab Mormon, untuk merenungkan di dalam hati mereka pesan-pesan yang terkandung di dalamnya, dan kemudian menanyakan kepada Allah, Bapa Kekal, di dalam nama Kristus apakah kitab itu benar. Mereka yang mengikuti jalan ini dan bertanya dengan iman akan memperoleh sebuah kesaksian mengenai kebenaran dan keilahiannya melalui kuasa Roh Kudus” (lihat Moroni 10:3–5).

Sekarang dengarkan dengan seksama: “Mereka yang memperoleh kesaksian ilahi ini dari Roh Kudus juga akan mengetahui melalui kuasa yang sama bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia, bahwa Joseph Smith adalah pewahyu dan nabi-Nya di zaman akhir ini, dan bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah kerajaan Tuhan yang sekali lagi dipulihkan di atas bumi, persiapan bagi kedatangan kedua Mesias.”

Alasan Setan berperang dan terus menentang Kitab Mormon adalah karena tiga kebenaran ilahi tersebut. Dia tidak ingin kita mengetahui pengetahuan kudus itu.

“Ingatlah ajaran-ajaran ayahmu.” Saya akan senantiasa bersyukur atas ayah saya. Meskipun dia telah meninggal hampir tiga puluh tahun yang lalu, ajaran-ajaran terus hidup di dalam hati saya. Saya bersyukur bahwa jangka waktu tertentu dalam kehidupan saya, saya memiliki kesempatan menjadi saksi khusus akan Kristus. Karena Kitab Mormon, pesannya, dan kesaksian ilahi yang telah saya terima, saya dapat meninggalkan bagi Anda kesaksian saya bahwa Yesus adalah Kristus, Putra Tunggal Allah Bapa dalam daging. Dia menyelesaikan pekerjaan Kurban Tebusan yang tak terbatas dan kekal. Kristus sekali lagi akan datang dan memerintah kita sebagai Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mengenai Dia dan pekerjaan ini saya meninggalkan kepada Anda kesaksian kudus saya dalam nama kudus Yesus Kristus, amin.