2005
Berkat-Berkat yang Dihasilkan dari Membaca Kitab Mormon
November 2005


Berkat-Berkat yang Dihasilkan dari Membaca Kitab Mormon

Adalah tanggung jawab kita untuk mempelajari Kitab Mormon dan memahami asas-asasnya serta menerapkannya di dalam kehidupan kita.

Setiap bulan saya menanti- nantikan datangnya majalah yang luar biasa ini, Ensign. Majalah itu memperkuat saya dengan pesan-pesan dari Presidensi Utama, yang terdapat di dalam setiap terbitannya. Majalah Ensign dan Liahona edisi bulan Agustus berisi tantangan dari Presiden Hinckley untuk membaca atau membaca ulang Kitab Mormon sebelum akhir tahun ini.

Mengapa Presiden Hinckley memercayai membaca Kitab Mormon akan sangat bermanfaat bagi kita masing-masing? Dia menyatakan:

“Seruan kitab itu seabadi kebenaran, seuniversal umat manusia. Itu adalah satu-satunya kitab yang di dalam halaman-halamannya berisikan sebuah janji bahwa melalui kuasa ilahi pembacanya dapat mengetahui dengan kepastian mengenai kebenarannya.

Asal usulnya menakjubkan; ketika kisah tentang asal usulnya pertama kali diceritakan kepada seseorang yang belum mengenalnya, kitab itu nyaris tidak dapat dipercaya. Namun kitab itu ada di sini untuk dirasakan dan dipegang serta dibaca. Tidak seorang pun dapat membantah kehadirannya ….

Tidak ada kesaksian tertulis lainnya yang sedemikian jelas menggambarkan kenyataan bahwa ketika pria [dan wanita] serta bangsa-bangsa hidup dengan takut akan Allah dan hidup dalam kepatuhan terhadap perintah-perintah-Nya, mereka makmur dan berkembang, namun ketika mereka tidak menghormati Dia maupun firman-Nya, maka terjadilah suatu kehancuran yang, kecuali dihentikan oleh kebenaran, akan menuntun pada kelemahan serta kematian” (“A Testimony Vibrant and True,” Liahona, Agustus 2005, 4–5).

Mengapa membaca Kitab Mormon sangat penting bagi kita di zaman sekarang? Itu karena para penulis utama Kitab Mormon sungguh-sungguh memahami bahwa tulisan mereka terutama diperuntukkan bagi orang-orang dari generasi yang akan datang daripada bagi orang-orang yang hidup pada generasi mereka sendiri. Moroni menulis untuk generasi kita, “Aku berbicara kepadamu seolah-olah kamu hadir” (Mormon 8:35). Nabi Nefi menyatakan:

“Oleh karena itu, untuk alasan inilah Tuhan Allah telah menjanjikan kepadaku, bahwa hal-hal yang kutuliskan ini akan disimpan dan dipelihara serta diteruskan kepada keturunanku turun-temurun, agar janji kepada Yusuf dapat digenapi, bahwa keturunannya tidak akan pernah binasa selama bumi berdiri” (2 Nefi 25:21).

Kitab Mormon adalah suara peringatan bagi generasi ini. Lihatlah betapa jelasnya kitab ini menggambarkan kondisi-kondisi di bumi pada zaman sekarang:

“Dan tidak seorang pun perlu mengatakan bahwa hal-hal itu tidak akan datang, karena hal-hal itu pasti akan datang, karena Tuhan telah mengucapkannya; karena dari dalam tanah hal-hal itu akan datang, oleh tangan Tuhan, dan tidak seorang pun dapat menahannya; dan hal itu akan datang pada suatu hari apabila akan dikatakan bahwa mukjizat-mukjizat telah ditiadakan, dan hal itu akan datang bahkan seolah-olah seperti seseorang yang akan berbicara dari antara orang mati.

Dan hal itu akan terjadi pada suatu hari apabila darah orang-orang suci akan berseru kepada Tuhan, disebabkan oleh perkumpulan-perkumpulan rahasia dan pekerjaan-pekerjaan kegelapan.

Ya, hal itu akan datang pada suatu hari apabila kuasa Allah akan disangkal dan gereja-gereja menjadi cemar dan terangkat-angkat di dalam kesombongan hati mereka. Ya, bahkan pada suatu hari bilamana para pemimpin gereja dan para pengajar akan bangkit dalam kesombongan hati mereka, bahkan sampai mereka iri hati terhadap orang-orang yang masuk dalam gereja mereka.

Ya, hal itu akan datang pada suatu hari bilamana akan terdengar ten tang kebakaran, badai dan tabir asap di negeri-negeri asing;

Dan juga akan terdengar tentang peperangan, desas-desus tentang peperangan dan gempa bumi di berbagai tempat.

Ya, hal itu akan datang pada suatu hari bilamana akan ada penajisan besar di atas permukaan bumi; akan ada pembunuhan-pembunuhan, perampokan, dusta, penipuan, pelacuran, dan segala macam kekejian; apabila banyak orang yang akan mengatakan: Lakukan ini, atau lakukan itu, dan hal itu tidaklah menjadi soal, karena orang yang demikian akan dibenarkan Tuhan pada akhir zaman. Tetapi celakalah bagi orang-orang yang demikian, karena mereka berada dalam kepahitan empedu dan dalam belenggu kedurhakaan” (Mormon 8:26–31).

Presiden Ezra Taft Benson menegaskan kembali kenyataan bahwa Kitab Mormon sangatlah berharga bagi zaman kita ketika dia mengatakan:

“Kitab Mormon ditulis untuk kita pada zaman sekarang. Allah adalah penulis kitab itu. Kitab itu merupakan catatan dari sebuah bangsa yang jatuh, yang dikumpulkan oleh orang-orang yang diilhami untuk memberkati kita pada zaman sekarang. Orang-orang itu tidak pernah memiliki kitab tersebut—kitab itu diperuntukkan bagi kita. Mormon, nabi kuno yang namanya digunakan untuk menamai kitab itu, meringkas catatan yang memakan waktu berabad-abad dalam penulisannya. Allah, yang mengetahui akhir dari sejak permulaan, memberitahu dia apa yang harus disertakan dalam ringkasannya yang akan kita butuhkan di zaman kita” (“The Book of Mormon Is the Word of God,” Ensign, Mei 1975, 63).

Betapa sering kita membaca catatan itu terutama sebagai sejarah tentang sebuah bangsa yang jatuh, dan gagal untuk mengingat bahwa catatan itu dikumpulkan oleh para nabi yang diilhami untuk tujuan membantu kita datang kepada Kristus. Para penulis utama Kitab Mormon sama sekali tidak bermaksud menjadikannya sebagai kitab sejarah. Sesungguhnya, Yakub mengatakan bahwa saudara lelakinya, Nefi, memerintahkannya agar dia “jangan menyinggung, kecuali sepintas lalu, mengenai sejarah bangsa ini” (Yakub 1:2).

Setiap kali kita membaca kitab itu barangkali kita seharusnya bertanya kepada diri sendiri: “Mengapa para penulis ini memilih kisah-kisah atau peristiwa-peristiwa khusus ini untuk disertakan di dalam catatan itu? Apakah manfaatnya bagi kita di zaman ini?”

Yang terdapat di antara pelajaran-pelajaran yang kita pelajari dari Kitab Mormon adalah sebab dan akibat peperangan serta dengan kondisi-kondisi apa hal itu dibenarkan. Kitab itu mengungkapkan kejahatan dan bahaya perkumpulan rahasia, yang dibangun untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan dari orang-orang. Kitab itu mengungkapkan tentang kenyataan Setan dan memberi petunjuk mengenai sejumlah metode yang dia gunakan. Kitab itu menasihati kita mengenai penggunaan yang benar akan kekayaan. Kitab itu mengungkapkan kepada kita kebenaran-kebenaran Injil yang jelas dan berharga serta tentang kenyataan dan keilahian Yesus Kristus serta kurban penebusan-Nya bagi seluruh umat manusia. Kitab itu memberitahu kita tentang pengumpulan umat Israel pada zaman akhir. Kitab itu mengungkapkan kepada kita tujuan dan asas-asas pekerjaan misionaris. Kitab itu memperingatkan kita akan kesombongan, pengabaian, penangguhan, bahaya dari tradisi yang salah, kemunafikan, serta ketidaksetiaan.

Nah, adalah tanggung jawab kita untuk mempelajari Kitab Mormon dan memahami asas-asasnya serta menerapkannya di dalam kehidupan kita.

Kitab Mormon dimulai dengan kisah luar biasa mengenai pentingnya keluarga memiliki dan menggunakan tulisan suci. Lehi, seorang bapa-nabi, diperingatkan bahwa ada orang-orang yang berusaha mengambil nyawanya karena pernyataannya mengenai kejahatan mereka. Dia diperintahkan untuk membawa keluarganya dan pergi jauh.

“Dan terjadilah bahwa ia berangkat ke padang belantara. Dan ia meninggalkan rumahnya, tanah warisannya, emas serta peraknya dan barang- barangnya yang berharga dan ia tidak membawa apa-apa selain keluarganya, perbekalan serta kemah-kemah dan berangkat ke padang belantara” (1 Nefi 2:4).

Setelah melakukan perjalanan jauh, Lehi mendapat sebuah mimpi dimana Tuhan berfirman bahwa mereka hendaknya tidak boleh melanjutkan perjalanan lebih jauh tanpa kembali ke Yerusalem dan mendapatkan catatan tentang leluhur mereka yang diukir di atas lemping-lemping kuningan. Lemping-lemping ini juga berisikan perkataan para nabi dan perintah- perintah Tuhan. Tugas diberikan kepada empat putra Lehi untuk melakukan perjalanan kembali mengambil catatan tersebut.

Setelah tiba di Yerusalem, mereka membuang undi untuk memutuskan siapa yang akan pergi ke rumah Laban dan meminta lemping-lemping kuningan itu. Undi itu jatuh kepada Laman. Dia mendatangi Laban, “dan lihatlah, terjadilah bahwa Laban marah dan mengusirnya pergi dari hadapannya dan ia tidak mau Laman memperoleh catatan itu. Oleh karena itu, berkatalah ia kepadanya: Lihatlah, engkau ini seorang perampok dan aku akan membunuhmu” (1 Nefi 3:13).

Satu hal yang mengesankan saya mengenai usaha pertama ini adalah bahwa keempat bersaudara ini kelihatannya tidak memiliki rencana yang baik. Ini mengajarkan kepada kita sebuah pelajaran penting bahwa kita dapat menerapkan dalam pembelajaran kita tentang tulisan suci. Marilah kita memperlihatkan komitmen kita untuk membaca Kitab Mormon dengan melakukan pembelajaran kita dengan sebuah rencana khusus.

Dalam artikelnya di Ensign dan Liahona, Presiden Hinckley memberikan sebuah “tantangan kepada para anggota Gereja di seluruh dunia dan kepada teman-teman kita di mana pun untuk membaca atau membaca ulang Kitab Mormon.” Kemudian dia memberi kita sebuah rencana untuk memenuhi tantangan itu: “Jika Anda mau membaca sedikit lebih banyak daripada satu setengah pasal setiap hari, Anda akan dapat menyelesaikan kitab itu sebelum akhir tahun ini” (Liahona, Agustus 2005, 6). Agustus dan September sekarang telah berlalu. Menurut rencana Presiden Hinckley, kita sekarang hendaknya membaca dari Kitab Alma—antara pasal 4 sampai 12. Apakah Anda mendahului atau tertinggal dari jadwal tersebut?

Ketika usaha pertama untuk mendapatkan lemping-lemping kuningan gagal, saudara-saudara Nefi ingin menyerah dan kembali kepada keluarga mereka di padang belantara. Namun Nefi mendorong mereka untuk terus berusaha dan menawarkan pendekatan lain untuk memperoleh catatan itu: “Hendaklah kita setia dalam mematuhi perintah-perintah Tuhan, karena itu marilah kita pergi ke tanah warisan ayah kita, karena lihatlah, ia meninggalkan emas dan perak dan segala macam kekayaan. Dan semua ini telah dilakukannya karena perintah-perintah Tuhan ….

Dan terjadilah bahwa kami pergi kepada Laban dan meminta kepadanya supaya ia mau memberikan kepada kami catatan-catatan …, untuk itu kami akan memberi kepadanya emas, perak dan segala barang kami yang berharga” (1 Nefi 3:16, 24).

Teladan Nefi mengajarkan kepada kita bahwa berkat-berkat dari tulisan suci jauh lebih berharga daripada kekayaan dan benda-benda duniawi lainnya. Mengejar hal-hal duniawi kadang-kadang hanya memberi kesenangan sesaat namun bukan sukacita dan kebahagiaan kekal. Ketika kita berusaha mencari hal-hal dari Roh, pahalanya adalah kekal dan akan memberi kita kepuasan yang kita cari melalui pengalaman fana ini.

Presiden Hinckley telah mengimbau kita untuk membaca Kitab Mormon untuk mengangkat kita dari hal-hal duniawi, untuk menikmati hal-hal dari Tuhan. Dia mengatakan, “Tanpa keraguan saya berjanji kepada Anda bahwa jika Anda masing-masing mau menaati program yang sederhana ini, terlepas dari berapa kali sebelumnya Anda mungkin telah membaca Kitab Mormon, maka akan datang ke dalam kehidupan dan rumah tangga Anda Roh Tuhan yang berlimpah, suatu keputusan yang diperkuat untuk berjalan dalam kepatuhan terhadap perintah-perintah-Nya, serta suatu kesaksian yang lebih kuat mengenai kenyataan yang hidup akan Putra Allah” (Liahona, Agustus 2005, 6). Berkat-berkat ini jauh lebih berharga daripada harta duniawi.

Ketika Nefi dan saudara-saudaranya menawarkan untuk menukarkan kekayaan mereka dengan lemping- lemping kuningan, Laban mencuri harta mereka dan berusaha merenggut nyawa mereka. Sangat kecewa setelah upaya lainnya yang juga gagal, Laman dan Lemuel kembali putus asa dengan apa yang menurut mereka suatu tugas yang mustahil. Meskipun demikian, Nefi dengan tekad yang bulat ingin mematuhi perintah-perintah Tuhan. Dia berunding dengan saudara-saudaranya dengan cara ini: “Marilah kita pergi lagi ke Yerusalem dan hendaklah kita setia dalam mematuhi perintah-perintah Tuhan; karena lihatlah, Ia lebih perkasa daripada seluruh bumi, lalu, tidakkah Ia lebih perkasa daripada Laban beserta lima puluh orangnya, ya, atau bahkan daripada puluhan ribu orangnya?” (1 Nefi 4:1).

Melakukan tugas dengan iman kepada Tuhan membawa hasil yang diinginkan. Sewaktu Nefi pergi untuk mendapatkan catatan itu, dibimbing oleh Roh, Laban diserahkan ke dalam tangannya. Melalui iman dan kepatuhannya, Nefi memperoleh bagi dirinya sendiri serta keluarganya berkat-berkat memiliki tulisan suci. Sekarang, dengan lemping-lemping kuningan yang telah menjadi milik mereka, Nefi serta saudara-saudaranya dapat kembali kepada ayah mereka di padang belantara dan melanjutkan perjalanan mereka.

Jika kita mau menjalankan tantangan Presiden Hinckley dengan iman, kita memiliki janji yang pasti dari nabi kita mengenai berkat-berkat yang akan kita terima sebagai hasil dari pembelajaran kita akan Kitab Mormon. Kita akan menemukan, sebagaimana Nefi dan keluarganya, bahwa tulisan suci “patut diinginkan; ya, bahkan sangat berharga bagi kami” (1 Nefi 5:21). Kita juga dapat menerima berkat yang dijanjikan Moroni sewaktu dia mengakhiri tulisannya tentang Kitab Mormon:

“Ya, datanglah kepada Kristus dan jadilah sempurna di dalam Dia dan tolaklah segala hal yang tidak bertuhan; dan jika kamu akan menyangkal segala hal yang tidak bertuhan dan mengasihi Allah dengan segala daya, pikiran dan kekuatanmu, maka karunia-Nya cukup untukmu, supaya oleh kasih karunia-Nya kamu dapat menjadi sempurna dalam Kristus; dan apabila oleh kasih karunia Allah kamu sempurna dalam Kristus; maka bagaimanapun kamu sekali-kali tidak dapat menyangkal kuasa Allah” (Moroni 10:32).

Inilah tahun kita merayakan peringatan ulang tahun ke-200 Nabi Joseph Smith. Kitab Mormon menyediakan bukti yang meyakinkan tentang pelayanan Nabi Joseph dan pemulihan Gereja Yesus Kristus. Presiden Hinckley, pada konferensi umum bulan April yang lalu, mengatakan yang berikut mengenai Kitab Mormon: “Kitab itu adalah benda nyata yang dapat dipegang, yang dapat dibaca, yang dapat diuji …. Saya berpikir bahwa seluruh umat Kristen di dunia akan merentangkan tangan dan menyambutnya serta memeluknya sebagai kesaksian yang kuat. Kitab itu melambangkan kontribusi besar dan mendasar lainnya yang datang sebagai wahyu kepada sang Nabi [Joseph]” (“Hal-Hal Besar yang Telah Allah Nyatakan,” Liahona, Mei 2005, 82).

Saya berdoa semoga kita masing-masing mau membaca Kitab Mormon menjelang akhir tahun ini sebagai tanggapan terhadap tantangan dari Nabi kita di zaman ini, Gordon B. Hinckley, untuk menghormati Nabi Pemulihan, Joseph Smith. Semoga kita memiliki rencana yang akan kita ikuti dengan iman untuk merasakan dan dipenuhi dengan apa yang kekal serta sangat berharga, yaitu firman Allah yang terdapat di dalam Kitab Mormon, adalah doa saya yang rendah hati dalam nama Yesus Kristus, amin.