2012
Gagasan Malam Keluarga
April 2012


Gagasan Malam Keluarga

Terbitan ini memuat artikel dan kegiatan yang dapat digunakan untuk malam keluarga. Yang berikut adalah dua contohnya.

“Berkat-Berkat Seminari,” halaman 20: Kajilah ulang artikelnya sebelum waktunya dan tentukan cara terbaik untuk menerapkan pesan tersebut kepada keluarga Anda. Jika Anda memiliki remaja di seminari, mulailah dengan menanyai mereka mengapa seminari penting bagi mereka. Kemudian bacalah bagian yang disebut “Menerima Berkat-Berkat yang Dijanjikan.” Imbaulah anak-anak yang lebih muda untuk bersiap menghadiri seminari ketika mereka cukup usia. Jika Anda tidak memiliki remaja usia seminari, Anda mungkin ingin membacakan artikelnya dan kemudian membahas pentingnya seminari bagi para remaja saat ini.

“Semua Mengenal Bleck,” halaman 42: Pertimbangkan menyanyikan “Hal yang Benar” (Nyanyian Rohani no. 114) sebagai lagu pembuka. Baca atau rangkumlah kisah mengenai Bleck. Mintalah anggota keluarga untuk berbagi pengalaman ketika mereka harus membuat keputusan sulit di antara jalan-jalan yang berbeda dan konsekuensi apa yang datang dari keputusan yang mereka buat. Akhiri dengan membaca kutipan dari Presiden Thomas S. Monson.

Sederhana, Tenang, dan Tak Terlupakan

Itu adalah malam keluarga yang tak terlupakan dengan dua gadis kecil kami, Angélique, 6 tahun, dan Béthanie, 4 tahun. Suami saya dan saya terhempas ke kursi kami, lelah dan tidak tahu harus mulai dari mana. Maka putri-putri kami mengambil inisiatif dan memutarkan roda penugasan malam keluarga, memberikan kepada kami masing-masing sebuah tugas. Tugas suami saya adalah memimpin, Béthanie menangani musik, saya kegiatan, dan Angélique memberikan pelajaran.

Béthanie memilih “Ku Ingin ke Bait Suci” (Buku Nyanyian Anak-Anak, 99), dan kami menyanyikannya bersama-sama. Papa mengucapkan doa pembuka. Kemudian Angélique mengambil terbitan terbaru Liahona dan memilih sebuah artikel di bagian anak-anak. Dia sedang belajar cara membaca di sekolah, maka dia membacakan artikel tersebut bagi kami. Perasaan di rumah kami adalah perasaan yang tenang. Roh bersaksi bahwa apa yang dia bacakan adalah benar.

Kami memainkan beberapa permainan bersama, dan saya mengucapkan doa penutup. Sementara saya berdoa, saya tidak dapat menahan diri untuk berterima kasih kepada Bapa Surgawi atas Roh dan kasih-Nya, dan juga karena telah memberkati rumah kami dengan roh-roh kecil ini. Suami saya dan saya tahu bahwa tanggung jawab kami adalah untuk memelihara mereka dan untuk mengajari mereka Injil. Mengadakan malam keluarga merupakan bagian dari tanggung jawab sakral itu.

Sylvie Poussin, Réunion