2012
Pelatihan Kepemimpinan Sedunia Menandai Jalan Menuju Pertumbuhan Sejati
April 2012


Pelatihan Kepemimpinan Sedunia Menandai Jalan Menuju Pertumbuhan Sejati

Pemimpin Gereja menjelaskan signifikansi “pertumbuhan sejati” dan cara mencapainya selama Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia, 11 Februari 2012.

Presiden Dieter F. Uchtdorf, Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, dan para anggota Kuorum Dua Belas Rasul, Presidensi Tujuh Puluh, serta presidensi organisasi pelengkap Gereja berperan serta dalam pemberian petunjuk kepada para pemimpin Gereja di seluruh dunia.

“Dalam istilah Gereja, pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai ‘anggota baru.’ … Namun, Pertumbuhan sejati, didefinisikan sebagai ‘pertumbuhan dalam jumlah anggota yang aktif,’” Presiden Uchtdorf menjelaskan.

Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul menambahkan, “Pertumbuhan terjadi ketika keinsafan pribadi seumur hidup pada Injil menghasilkan kesetiaan yang meningkat dalam diri setiap individu dan keluarga.”

Kesetiaan yang meningkat itu mencakup hal-hal yang tidak dapat dengan mudah diukur, seperti doa harian, penelaahan tulisan suci, malam keluarga, kasih dalam rumah tangga, dan pengalaman pribadi dengan Pendamaian, tutur Presiden Uchtdorf.

“Terlalu sering, kita merumitkan keindahan dan kesederhanaan Injil Yesus Kristus dengan daftar tanpa akhir dari pengharapan yang amat teliti,” katanya. “Namun, ketika kita berfokus pada ‘mengapa’-nya Injil, banyak dari kekacauan tersebut pun sirna.”

Sebagian besar dari siaran berfokus pada ajaran-ajaran dan asas-asas kunci, yang menyediakan jawaban terhadap pertanyaan “mengapa.”

“Pertanyaan ‘mengapa’ yang tepat akan menuntun kita pada keputusan ‘siapa,’ ‘apa,’ ‘kapan,’ ‘di mana,’ ‘mengapa,’ dan ‘bagaimana’ yang tepat,” kata Presiden Uchtdorf.

Pernikahan dan Keluarga dalam Rencana

“Gereja terdiri dari keluarga-keluarga,” Presiden Boyd K. Packer, Presiden dari Kuorum Dua Belas Rasul, berkata. “Lingkungan dan pasak bersifat insidentil. Ketika kita berbicara mengenai keluarga, maka kita melihat pertumbuhan sejati dalam Gereja.”

Dia menyatakan bahwa setiap suami dan ayah hendaknya menjadi pejabat dalam imamat dalam rumah tangganya, mengetuai keluarganya dalam kesalehan. Begitu pula, katanya, pemimpin imamat hendaknya memimpin secara layak—meskipun jabatan dalam keimamatan beragam, setiap pemegang imamat yang layak memiliki imamat sama banyaknya dengan orang yang berikutnya (lihat A&P 1:20).

Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul menekankan bahwa suami dan istri, ayah dan ibu, harus membangun hubungan kasih, pertobatan, dan doa untuk secara berhasil menguatkan dan melindungi keluarga, yang “merupakan inti dalam rencana Sang Pencipta bagi tujuan kekal anak-anak-Nya” (“Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,” Liahona, November 2010, 129).

“Tiga kali dalam tulisan suci yang sakral peringatan dibuat bahwa seluruh bumi akan sepenuhnya dilenyapkan pada saat kembalinya Tuhan jika keadaan-keadaan tertentu tidak dipenuhi,” katanya. “Dalam setiap kalinya, peringatan itu berhubungan dengan keadaan keluarga umat manusia tanpa tata cara pemeteraian bait suci. Tanpa tata cara-tata cara permuliaan ini, kemuliaan Allah tidak akan dinyatakan.”

Mencapai gol akhir itu—kehidupan kekal dan permuliaan bagi semua anak Allah—menuntut agar pertumbuhan sejati terjadi di dalam rumah tangga kita, dalam lingkungan dan cabang, dan di seluruh Gereja.

Penerapan Injil

Pertumbuhan dan keinsafan sejati muncul dari menerapkan Injil dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembahasan tanya-jawab, Penatua L. Tom Perry dan Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul menjelaskan bahwa penerapan puncak dari Injil adalah membuat dan menaati perjanjian-perjanjian bait suci. Kepatuhan pada perjanjian, Penatua Christofferson menuturkan, dapat mengubah manusia alami menjadi Orang Suci seiring berjalannya waktu.

Mengulurkan tangan kepada orang lain merupakan aspek penting lainnya dari penerapan Injil. Anggota bertanggung jawab secara individu dan sebagai Gereja untuk mengulurkan tangan untuk menyelamatkan mereka yang membutuhkan secara duniawi dan rohani, para pemimpin bertutur.

Kita hendaknya tidak ragu untuk berpegangan tangan dengan kepercayaan dan organisasi berorientasi pelayanan lainnya untuk memelihara yang miskin dan yang membutuhkan, tutur Penatua Christofferson. Para pemimpin imamat hendaknya memimpin dalam upaya-upaya ini, tetapi anggota dan misionaris hendaknya juga turut mendukung peran tersebut.

Sebuah diskusi panel menekankan berfokus pada melayani keluarga, menguatkan pemegang Imamat Melkisedek, dan membantu membangun iman serta kesaksian remaja. Penatua Ballard dan Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul berperan serta, bersama Penatua Ronald A. Rasband dari Presidensi Tujuh Puluh; Elaine S. Dalton, presiden umum Remaja Putri; dan Rosemary M. Wixom, presiden umum Pratama.

Penatua Rasband berkata bahwa setiap pemimpin perlu terlibat dalam membawa anggota kembali dalam keaktifan penuh, dan Penatua Andersen menekankan bahwa remaja perlu lebih terlibat dalam mengaktifkan kembali serta menguatkan remaja lainnya.

Mencapai Pertumbuhan Sejati

Pertumbuhan sejati datang sewaktu kita menerapkan asas-asas Injil dalam kehidupan sehari-hari kita, Presiden Uchtdorf menekankan.

“Sewaktu Anda mempertimbangkan topik-topik ini, tanyakan kepada diri sendiri ‘mengapa’-nya pengabdian dan pelayanan Anda serta ‘karenanya, apa’ yang dihasilkannya dalam tanggung jawab Anda sebagai individu dan sebagai dewan,” katanya.

Belajar Lebih Banyak

Individu dapat menonton, mendengarkan, mencetak, dan mengunduh materi dari siaran tersebut dalam lusinan bahasa dengan pergi ke lds.org/study/other-addresses dan mengklik Worldwide Leadership Training.

Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul berbicara selama suatu diskusi panel yang diadakan sebagai bagian dari Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia di bulan Februari 2012.

© IRI