2021
Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Prasangka?
September/Oktober 2021


Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Prasangka?

Berikut ini adalah enam cara kita dapat meninggalkan prasangka dan mempromosikan respek.

Gambar
women sitting in circle enjoying sharing stories in group meeting

Apa yang Dapat Saya Lakukan Untuk Mengatasi Prasangka?

1. Lihat ke dalam dahulu. Kita dapat berkomitmen untuk mengenali dalam diri kita sendiri dan meninggalkan “sikap dan tindakan prasangka.”1

Presiden Russell M. Nelson mengatakan, “Siapa pun di antara kita yang memiliki prasangka terhadap ras lain perlu bertobat!”2

2. Upayakan untuk memahami. Luangkan waktu untuk mendengarkan mereka yang telah mengalami prasangka. Ini dapat mencakup buku-buku, film, dan laporan berita yang dapat diandalkan tentang topik tersebut.3

Darius Gray, seorang anggota Afrika-Amerika dan pemimpin Gereja yang terkemuka, mengamati, “Jika kita berusaha untuk bersungguh-sungguh mendengar dari mereka yang kita anggap sebagai ‘yang lain,’ dan jika fokus jujur kita adalah untuk membiarkan mereka berbagi tentang kehidupan mereka, sejarah mereka, keluarga mereka, harapan mereka, dan rasa sakit mereka, kita tidak saja akan mendapatkan pemahaman yang lebih besar, namun praktik ini akan sangat membantu penyembuhan luka rasisme.”4

3. Berbicaralah. Jika Anda mendengar seseorang membagikan ide yang salah atau negatif tentang ras, berbicaralah dengan cara baik tetapi dengan jelas.

Presiden Dallin H. Oaks, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama, mengatakan, “Sebagai anggota dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kita harus berbuat lebih baik untuk membantu membasmi rasisme.”5

Penatua Gerrit W. Gong dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan, “Kita diundang untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, dari dalam ke luar, satu orang, satu keluarga, satu lingkungan pada satu waktu.’’6

Apa yang Dapat Saya Lakukan Jika Saya Pernah Mengalami Diskriminasi?

Gambar
man in wheelchair communicates cheerfully with employees at the office

1. Memaafkan, dan dapatkan teman. Ketika kita disakiti oleh tindakan orang lain, kita dapat mengajar dan memaafkan serta berupaya membangun sebuah hubungan.

Saat melayani sebagai Area Tujuh Puluh, Penatua Fred A. “Tony” Parker menuturkan: “Ketika saya menjadi korban rasisme, saya menemukan keberhasilan dalam menghadapinya secara langsung, memaafkan individunya dan mengatasi masalah tersebut. Jika seseorang mengatakan sesuatu untuk menyakiti perasaan saya, saya perlu mencari cara untuk membantunya memahami mengapa hal itu menyakitkan. Ini merupakan kesempatan untuk tidak hanya memaafkan tetapi untuk membangun hubungan sehingga orang tersebut tidak hanya melihat Tony Parker sebagai seorang Afrika-Amerika tetapi sebagai seorang anak Allah. Yesus mengajarkan pengampunan (lihat Matius 18:21–35), dan Dia mengajari kita ketika kita telah tersinggung untuk menyampaikan hal itu kepada individu tersebut dan menyelesaikannya (lihat Matius 18:15).”7

2. Pelajari pelajaran-pelajaran yang bermanfaat dari pengalaman yang menyakitkan (lihat Ajaran dan Perjanjian 122:7).

Pendeta Amos C. Brown menceritakan sebuah kisah tentang Howard Washington Thurman. Howard tinggal di sebelah rumah seorang wanita yang menganiaya keluarganya karena mereka berkulit Hitam—bahkan membuang kotoran dari kandang ayamnya ke halaman keluarga Thurman.

Ketika wanita itu jatuh sakit, ibu Howard membawakannya sup dan bunga mawar. Dengan rasa syukur, wanita itu bertanya dari masa asal bunga itu. Nyonya Thurman menjelaskan, “Saat Anda membuang kotoran ayam, Allah sedang mempersiapkan tanahnya.”

“Itulah yang harus kita lakukan di tengah kejahatan,” tutur Pendeta Brown. “Ambil kotorannya tetapi berimanlah kepada Allah untuk menggunakannya untuk menumbuhkan taman bunga mawar.”8

3. Berpalinglah kepada Kristus untuk penyembuhan dan bimbingan. Memercayai Juruselamat dengan rasa sakit Anda dan mengikuti Dia dapat membawa kedamaian.

Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bahwa selain menebus kita dari dosa dengan memuaskan tuntutan keadilan atas diri kita, Yesus Kristus, “juga memuaskan utang yang keadilan berikan kepada kita dengan menyembuhkan dan memberikan kompensasi kepada kita untuk penderitaan apa pun yang secara tak bersalah kita tanggung.”9

Juruselamat memberikan teladan yang sempurna untuk kita ikuti. Dia mengajar kita apa yang harus dilakukan saat tersinggung (lihat Matius 18:15), dianiaya (lihat Matius 5:38–48), dan bahkan dihukum mati secara tidak adil (lihat Lukas 23:34).

Catatan

  1. Buku Pegangan Umum: Melayani dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, 38.6.14, ChurchofJesusChrist.org.

  2. Russell M. Nelson, dalam “Presiden Nelson Berbagi Posting Sosial tentang Rasisme dan Seruan untuk Menghormati Martabat Manusia,” Newsroom, 1 Juni 2020, newsroom.ChurchofJesusChrist.org.

  3. Lihat “Mencari Informasi dari Sumber Tepercaya,” Buku pegangan Umum, 38.8.45.

  4. Darius Gray, “Menyembuhkan Luka Rasisme,” 5 April 2018, blog.ChurchofJesusChrist.org.

  5. Dallin H. Oaks, “Kasihilah Musuhmu,” Liahona, November 2020, 28.

  6. Gerrit W. Gong, “Semua Bangsa, Kaum, dan Bahasa” Liahona, November 2020, 38.

  7. Fred A. “Tony” Parker, “Juruselamat Menyembuhkan Luka Kita,” Ensign, Juni 2018, 44–45.

  8. “Kita adalah Keluarga: Sebuah Diskusi tentang Mengatasi Prasangka dengan Penatua Jack N. Gerard dan Pendeta Amos C. Brown,” Liahona, September 2021, versi digital.

  9. D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Liahona, Mei 2013, 110.