Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 16: Kuasa Kitab Mormon


Bab 16

Kuasa Kitab Mormon

“Bagi dunia yang ragu dalam imannya, Kitab Mormon adalah [sebuah] kesaksian yang kuat akan keilahian Tuhan.”

Dari Kehidupan Gordon B. Hinckley

Ketika Gordon B. Hinckley masih remaja, dia menetapkan sebuah pola untuk penelaahan tulisan suci. “Sebagai seorang misionaris, saya membaca setiap malam sebelum pergi tidur beberapa bab Kitab Mormon,” dia berkata, “dan muncul dalam hati saya suatu keyakinan yang tidak pernah lenyap: bahwa ini adalah firman Allah, dipulihkan ke bumi melalui kuasa dari Yang Mahakuasa, diterjemahkan melalui karunia kuasa Allah untuk meyakinkan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi bahwa Yesus adalah Kristus.”1

Pengetahuan dan kesaksiannya akan Kitab Mormon telah memengaruhi banyak orang setelah misinya, ketika dia bekerja sebagai seorang karyawan Radio Gereja, Publisitas, dan Komite Kepustakaan Misi. Dia menerima penugasan untuk menulis naskah untuk serial radio berjudul A New Witness for Christ. Serial tersebut menyiarkan secara langsung petikan-petikan Kitab Mormon untuk para pendengar radio. Saat itu, dia memberikan komentar kepada seorang rekan: “Saya selalu mengira bahwa kami akan melakukan pekerjaan terbaik kami ketika kami membuat orang-orang tertarik terhadap Kitab Mormon sampai pada titik mereka akan membacanya. Barulah kemudian Roh dapat memberikan kesaksian akan keilahiannya.”2

Di sepanjang pelayanannya, Presiden Hinckley menekankan mengenai pentingnya Kitab Mormon. Di bulan Agustus 2005, sebagai Presiden Gereja, dia menantang para Orang Suci Zaman Akhir untuk membaca seluruh kitab itu sebelum akhir tahun. Dia kemudian menceritakan: “Sungguh luar biasa betapa banyak yang memenuhi tantangan itu. Setiap orang yang melakukannya diberkati karena usaha mereka. Ketika mereka membenamkan diri dalam kesaksian tambahan mengenai Penebus kita, hati mereka dipuaskan dan roh mereka disentuh.”3

Gambar
pria sedang membaca buku

“Bukti untuk kebenaran dan keabsahan [Kitab Mormon] terletak dalam sampul kitab itu sendiri. Pengujian akan kebenarannya terletak pada membacanya.”

Ajaran-Ajaran Gordon B. Hinckley

1

Secara bersama-sama Alkitab, Kitab Mormon bersaksi mengenai Yesus Kristus.

Dikatakan di masa lalu, difirmankan oleh Juruselamat, bahwa baru dengan keterangan dua orang saksi atau lebih suatu perkara sah.4

Sebagaimana Alkitab adalah perjanjian dari Dunia Lama, Kitab Mormon adalah perjanjian dari Dunia Baru. Keduanya secara bersama-sama menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Bapa.5

Kitab Mormon … bersaksi tentang Dia yang dilahirkan di Betlehem dari Yudea dan yang mati di bukit Kalvari. Untuk menghindari dunia yang ragu dalam imannya, Kitab Mormon adalah sebuah kesaksian yang kuat akan keilahian Tuhan. Kata pengantarnya, yang ditulis oleh seorang nabi yang hidup di benua Amerika satu setengah milenium yang lalu, dengan jelas menyatakan bahwa itu ditulis “untuk diyakinkannya orang Yahudi dan orang bukan Israel bahwa Yesus adalah Kristus, Allah Yang Kekal, yang menyatakan diri-Nya kepada segala bangsa.”6

Tidak ada yang dapat kita lakukan yang lebih penting daripada memiliki kehidupan individu yang diperkuat dalam suatu keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa Yesus adalah Kristus .… Dan, brother dan sister yang terkasih, itulah tujuan dari kemunculan kitab yang menakjubkan dan luar biasa ini.7

2

Melalui kuasa Roh Kudus, kita dapat menerima kesaksian akan asal usul ilahi Kitab Mormon.

Saya telah membaca Kitab Mormon, yang [Joseph Smith] terjemahkan melalui karunia dan kuasa dari Allah. Melalui kuasa Roh Kudus saya telah menerima kesaksian dan saksi akan asal usul ilahi catatan sakral ini.8

Asal usulnya adalah menakjubkan; ketika kisah mengenai asal usul itu pertama kali diceritakan kepada orang yang tidak familier dengannya, itu hampir tidak dapat dipercaya. Tetapi kitab itu di sini untuk dirasakan dan dipegang dan dibaca. Tidak seorang pun dapat memperdebatkan keberadaannya. Segala upaya untuk menyelidiki asal usulnya, selain laporan yang diberikan oleh Joseph Smith, terbukti kurang substansi.9

Bukti untuk kebenarannya, untuk keabsahannya di dunia yang cenderung menuntut bukti, terletak bukan pada ilmu arkeologi atau antropologi, meskipun melalui ini mungkin membantu bagi beberapa orang. Itu tidak terletak pada riset kata atau analisis sejarah, meskipun ini mungkin dapat menegaskan kebenarannya. Bukti untuk kebenaran dan keabsahannya terletak dalam sampul kitab itu sendiri. Pengujian akan kebenarannya terletak pada membacanya. Itu adalah sebuah kitab dari Allah. Orang yang bernalar mungkin secara tulus mempertanyakan asal-usulnya; tetapi mereka yang telah membacanya dengan doa yang sungguh-sungguh jadi mengetahui melalui kuasa di luar indera alaminya mereka bahwa kitab itu benar, bahwa itu berisikan firman Allah, bahwa itu menguraikan kebenaran-kebenaran yang menyelamatkan dari Injil kekal, bahwa itu “[tampil] melalui karunia dan kuasa Allah … untuk diyakinkannya orang Yahudi dan orang bukan Israel bahwa Yesus adalah Kristus.”10

[Moroni] menulis perjanjian terakhirnya dalam kitab ini yang menyandang namanya dan yang mengakhiri catatan orang Nefi. Dia menulis sebagai orang yang memiliki pengetahuan yang pasti bahwa catatannya pada akhirnya akan terungkap ….

Dalam pasal terakhir dari komposisinya sendiri dia memberikan kesaksian tentang catatan umatnya dan dengan pasti menjanjikan bahwa mereka yang mau membacanya dapat mengetahui melalui kuasa Roh Kudus akan kebenarannya [lihat Moroni 10:3–5].

Tidak ada kitab lain yang berisikan janji seperti itu. Jika Moroni tidak menulis hal lain, janji ini dalam kesaksian penutupnya akan menandai dia selamanya sebagai saksi yang fasih tentang kebenaran kekal. Karena, dia berkata, “melalui kuasa Roh Kudus kamu boleh mengetahui kebenaran akan segala hal” (Moroni 10:5).11

3

Kesaksian akan Kitab Mormon menuntun pada keyakinan akan kebenaran-kebenaran lain.

Setiap kali kita mendorong orang lain untuk membaca Kitab Mormon, kita melakukan kebaikan bagi mereka. Jika mereka membacanya dengan doa yang sungguh-sungguh dan dengan hasrat yang tulus untuk mengetahui kebenaran, mereka akan tahu melalui kuasa Roh Kudus bahwa kitab tersebut adalah benar.

Dari pengetahuan itu akan mengalir suatu keyakinan mengenai kebenaran dari banyak hal lainnya. Karena jika Kitab Mormon adalah benar, maka Allah hidup. Kesaksian demi kesaksian menghiasi lembar-lembarnya mengenai fakta agung bahwa Bapa kita adalah nyata, bahwa Dia adalah pribadi, bahwa Dia mengasihi anak-anak-Nya dan mengupayakan kebahagiaan.

Jika Kitab Mormon benar, maka Yesus adalah Putra Allah, Putra Tunggal Bapa dalam daging, lahir dari Maria, “Seorang gadis, yang paling cantik … melebihi semua gadis lain” (lihat 1 Nefi 11:13–21), karena kitab itu memberikan kesaksian demikian dalam suatu gambaran yang tak tertandingi dalam segala literatur.

Jika Kitab Mormon adalah benar, maka Yesus sesungguhnya adalah Penebus kita, Juruselamat dunia ….

Jika Kitab Mormon adalah benar, Joseph Smith adalah seorang Nabi Allah, karena dia adalah alat dalam tangan Allah dalam membawa pada terang kesaksian ini mengenai keilahian Tuhan kita.

Jika kitab ini adalah benar, [Presiden Gereja] adalah seorang nabi, karena dia memegang semua kunci, karunia, kuasa, dan wewenang yang dipegang oleh Nabi Joseph, yang memunculkan pekerjaan zaman akhir ini.

Jika Kitab Mormon adalah benar, Gereja adalah benar, karena wewenang yang sama yang melaluinya catatan sakral ini datang pada terang, hadir dan dinyatakan di antara kita dewasa ini. Itu adalah suatu pemulihan dari Gereja yang didirikan oleh Juruselamat di Palestina. Itu adalah suatu pemulihan dari Gereja yang didirikan oleh Juruselamat ketika dia mengunjungi benua ini sebagaimana dinyatakan dalam catatan sakral ini.

Jika Kitab Mormon adalah benar, maka Alkitab benar. Alkitab adalah perjanjian dari Dunia Lama, Kitab Mormon adalah perjanjian dari Dunia Baru. Yang satu adalah catatan tentang Yehuda; yang lainnya adalah catatan tentang Yusuf, dan keduanya telah disatukan di tangan Tuhan sebagai penggenapan akan nubuat Yehezkiel. (Lihat Yehezkiel 37:19.) Bersama-sama kedua kitab itu menyatakan kedudukan sebagai Raja dari Penebus dunia dan realitas akan kerajaan-Nya.12

4

Kitab Mormon menyediakan ajaran-ajaran yang dapat membantu kita menemukan solusi terhadap masalah-masalah dalam masyarakat zaman sekarang.

Narasi [Kitab Mormon] adalah sebuah riwayat mengenai bangsa-bangsa yang sudah lama hilang. Tetapi dalam gambarannya tentang masalah-masalah di masyarakat zaman sekarang, itu sama terkininya dengan surat kabar pagi dan lebih definitif, yang diilhami, dan mengilhami mengenai solusi untuk masalah-masalah itu.13

Saya membuka halaman-halamannya dan membaca, dan itu memiliki bahasa yang indah dan meneguhkan. Catatan kuno yang darinya kitab itu diterjemahkan muncul dari bumi sebagai suara yang berbicara dari debu. Itu datang sebagai kesaksian tentang generasi-generasi pria dan wanita yang menjalani kehidupan mereka di bumi, yang bergumul dengan kemalangan, yang bertengkar dan bertempur, yang pada berbagai waktu hidup sesuai dengan hukum ilahi dan menjadi makmur dan di waktu-waktu yang lain meninggalkan Allah mereka dan mengalami kehancuran.14

Saya tahu tidak ada tulisan lain yang memaparkan dengan sedemikian jelas konsekuensi-konsekuensi tragis kepada masyarakat yang mengikuti jalan yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah. Halaman-halamannya menelusuri kisah-kisah tentang dua peradaban yang berbeda yang berkembang di Belahan Bumi Bagian Barat. Masing-masing dimulai sebagai sebuah bangsa kecil, umatnya hidup takut akan Tuhan. Masing-masing mengalami kemakmuran, tetapi dengan kemakmuran datang kejahatan yang meningkat. Orang-orang menyerah pada tipu muslihat para pemimpin yang ambisi dan licik yang menindas mereka dengan pajak yang memberatkan, yang menenangkan mereka dengan janji-janji kosong, yang menoleransi dan bahkan mendorong kehidupan bebas dan cabul, yang menuntun mereka ke dalam perang yang mengerikan yang mengakibatkan kematian jutaan orang dan kepunahan akhir dua peradaban besar dalam dua era yang berbeda.

Tidak ada perjanjian tertulis lain yang menggambarkan sedemikian jelas fakta bahwa ketika manusia dan bangsa-bangsa hidup dengan takut akan Allah dan patuh pada perintah-perintah-Nya, mereka menjadi makmur dan tumbuh, tetapi ketika mereka mengabaikan Dia dan firman-Nya, datanglah kerusakan yang, kecuali dihentikan melalui kesalehan, menuntun pada ketidakmampuan dan kematian. Kitab Mormon adalah penegasan dari peribahasa Perjanjian Lama, “Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.” (Amsal 14:34).15

5

Kitab Mormon memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan dan sudut pandang kita.

Di bulan Agustus 1830, sebagai seorang pengkhotbah awam, Parley Parker Pratt mengadakan perjalanan dari Ohio ke bagian timur New York. Di Newark, di sepanjang Kanal Erie, dia meninggalkan perahu dan berjalan sepuluh mil [16 kilometer] ke pedesaan, di mana dia bertemu dengan seorang diaken Baptis bernama Hamlin, yang mengatakan kepadanya “mengenai sebuah kitab, sebuah KITAB YANG ANEH, YANG SANGAT ANEH! … Kitab ini, dia berkata, yang diakui awalnya ditulis pada lempengan-lempengan dari emas atau kuningan, oleh sebuah cabang dari suku-suku Israel; dan telah ditemukan dan diterjemahkan oleh seorang pemuda dekat Palmyra, di Negara Bagian New York, dengan bantuan penglihatan, atau pelayanan para malaikat. Saya bertanya kepadanya bagaimana atau di mana kitab itu bisa diperoleh. Dia menjanjikan kepada saya bahwa saya dapat melihat kitab itu, di rumahnya keesokan harinya. … Keesokan paginya saya datang ke rumahnya, di mana, untuk pertama kalinya, mata saya melihat ‘KITAB MORMON’—kitab itu dari kitab-kitab … yang arti utamanya, dalam tangan Allah, menentukan seluruh arah kehidupan masa depan saya.

Gambar
Parley P. Pratt sedang membaca

Kitab Mormon memiliki pengaruh mendalam terhadap Parley P. Pratt, yang kemudian menjadi seorang Rasul.

“Saya membukanya dengan semangat, dan membaca halaman judulnya. Saya kemudian membaca kesaksian dari beberapa saksi sehubungan dengan cara itu ditemukan dan diterjemahkan. Setelah itu saya mulai membaca isinya dengan berurutan. Saya membacanya seharian; makan adalah beban, saya tidak menghasratkan makanan; tidur adalah beban ketika malam tiba, karena saya lebih memilih untuk membaca daripada tidur.

“Sewaktu saya membaca, roh Tuhan berada bersama saya, dan saya tahu dan memahami bahwa kitab itu adalah benar, segamblang dan senyata sebagaimana orang memahami dan mengetahui bahwa dia ada.” (Autobiography of Parley P. Pratt, edisi ke-3 Salt Lake City: Deseret Book Co., 1938, hlm. 36–37).

Parley Pratt waktu itu berusia dua puluh tiga tahun. Membaca Kitab Mormon memengaruhi dia sangat mendalam sehingga dia segera dibaptis ke dalam Gereja dan menjadi salah satu dari pendukungnya yang paling efektif dan kuat ….

Pengalaman Parley Pratt dengan Kitab Mormon tidaklah unik. Sewaktu jilid-jilid edisi pertama diedarkan dan dibaca, ratusan pria dan wanita yang kuat begitu mendalam tersentuh sehingga mereka menyerahkan semua yang mereka miliki, dan tahun-tahun setelah itu, tidak sedikit yang memberikan nyawa mereka untuk kesaksian yang mereka bawa di dalam hati mereka akan kebenaran kitab yang luar biasa ini.

Di zaman sekarang … kitab ini dibaca lebih luas daripada di masa kapan pun dalam sejarahnya .… Daya tariknya adalah seabadi kebenaran, seuniversal umat manusia.16

[Kitab Mormon] telah memengaruhi untuk kebaikan kehidupan jutaan orang yang telah membacanya dengan doa yang sungguh-sungguh dan merenungkan bahasanya. Izinkanlah saya menceritakan kepada Anda satu cerita seperti itu ….

Dia adalah seorang pengusaha, yang berhasil dalam bisnisnya. Saat dalam perjalanannya dia bertemu dengan misionaris kita. Mereka mencoba membuat janji untuk mengajar dia. Dia mencoba menghindari perjanjian bertemu dengan mereka, tetapi akhirnya setuju untuk mendengarkan. Dia agak kurang tertarik menerima apa yang mereka katakan. Dia menjadi yakin di dalam benaknya bahwa mereka mengatakan kebenaran, tetapi dia tidak tergerak di dalam hatinya.

Dia memutuskan bahwa dia akan membaca Kitab Mormon tersebut. Dia mengatakan bahwa dia adalah seorang pria duniawi, tidak pernah menangis. Tetapi sewaktu dia membaca kitab itu, air matanya mengalir di pipinya. Kitab itu telah memengaruhinya. Dia membacanya kembali dan merasakan emosi yang sama. Apa yang telah menjadi keinsafan pikiran menjadi keinsafan hati.

Cara hidupnya diubah, sudut pandangnya berubah. Dia melibatkan dirinya ke dalam pekerjaan Tuhan. Sekarang dia mengisi sebuah panggilan yang tinggi dan kudus dalam tujuan yang dia sukai.17

Izinkanlah saya menceritakan kepada Anda cerita [lain] mengenai Kitab Mormon. Saya mendengar seorang pria yang berprofesi sebagai bankir di Kalifornia menceritakan kisah ini. Dia mengatakan bahwa sekretarisnya merokok, terus-menerus merokok. Dia kecanduan rokok. Dia tidak bisa menghentikannya. Dia berkata kepadanya suatu hari, “Bagaimana caranya supaya saya bisa berhenti merokok?”

Dia membuka laci mejanya dan mengambil satu jilid Kitab Mormon dan menyerahkan kepadanya. Dia berkata, “Sekarang, kamu baca ini.”

Dia berkata, “Baiklah, saya akan membacanya.”

Dia kembali beberapa hari kemudian dan berkata, “Saya telah membaca 200 halaman, dan saya tidak melihat kata merokok di mana pun. Saya tidak melihat kata tembakau di mana pun. Saya tidak melihat apa pun yang merujuk padanya.”

Dia berkata, “Teruslah baca.”

Dia kembali lagi beberapa hari kemudian dan berkata, “Saya telah membaca 200 halaman lagi—tidak ada sebutan tentang merokok, tidak ada sebutan tentang nikotin, tidak ada sebutan tentang apa pun yang berhubungan dengan tembakau.”

Dia berkata, “Teruslah baca.”

Dia kembali tiga atau empat hari kemudian. Dia berkata, “Saya telah membaca seluruh kitab. Saya tidak melihat kata tembakau di mana pun; saya tidak melihat kata merokok di mana pun. Tetapi,” dia berkata, “telah datang ke dalam hati saya sebagai akibat dari membaca kitab itu semacam pengaruh, semacam kekuatan, yang telah menghilangkan dari saya hasrat untuk merokok, dan itu luar biasa.”18

Izinkan saya menceritakan kepada Anda mengenai sepucuk surat yang kami terima .… Seorang pria menulis, mengatakan, “Saya berada di penjara federal. Saya baru-baru ini menemukan sebuah Kitab Mormon di perpustakaan penjara. Saya telah membacanya, dan ketika saya membaca ratapan Mormon atas umatnya yang telah jatuh—‘Hai kamu yang rupawan, bagaimanakah kamu bisa telah meninggalkan jalan Tuhan! Hai kamu yang rupawan, bagaimanakah kamu bisa telah menolak Yesus itu, yang berdiri dengan lengan terbuka untuk menyambutmu! Lihatlah, jika kamu tidak melakukan ini, kamu tidak akan roboh’ (Mormon 6:17–18)—Saya merasa bahwa Mormon sedang berbicara kepada saya. Bisakah saya mendapatkan satu jilid kitab itu?”

Kami mengirimkan kepadanya satu jilid. Beberapa waktu kemudian, dia datang ke kantor saya sebagai pria yang telah berubah. Dia tersentuh oleh roh Kitab Mormon dan sekarang dia adalah pria yang berhasil, telah dipulihkan kehormatannya, memperoleh nafkah dengan jujur untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

Demikianlah kekuatan kitab yang hebat ini dalam kehidupan mereka yang membacanya dengan doa yang sungguh-sungguh.

Brother dan sister, tanpa ragu saya berjanji kepada Anda bahwa jika Anda akan membaca Kitab Mormon dengan doa yang sungguh-sungguh, terlepas berapa sering Anda telah membaca sebelumnya, akan datang ke dalam hati Anda ukuran yang ditambahkan dari Roh Tuhan. Akan datang tekad yang diperkuat untuk mematuhi perintah-perintah-Nya, dan akan datang kesaksian yang lebih kuat akan kenyataan hidup Putra Allah.19

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Mengapa kita membutuhkan Kitab Mormon? Apa beberapa petikan dalam Kitab Mormon yang telah memperkuat kesaksian Anda akan Yesus Kristus? Contoh-contoh apa yang telah Anda lihat mengenai Kitab Mormon dan Alkitab “bersama-sama” dalam memberikan kesaksian tentang Juruselamat? (Lihat bagian 1.)

  • Mengapa menurut Anda janji dalam Moroni 10:3–5 lebih penting daripada bukti fisik tentang Kitab Mormon? (Lihat bagian 2.) Apa pengalaman yang pernah Anda miliki dengan janji ini?

  • Sewaktu Anda meninjau bagian 3, perhatikan kebenaran-kebenaran yang dapat kita ketahui ketika kita memiliki kesaksian tentang Kitab Mormon. Bagaimana Kitab Mormon bersaksi tentang kebenaran-kebenaran ini?

  • Pikirkanlah mengenai beberapa “masalah masyarakat di zaman sekarang” (bagian 4). Dengan cara apa Kitab Mormon dapat membantu kita menemukan solusi untuk masalah-masalah itu? Apa beberapa petikan dalam Kitab Mormon yang telah membantu Anda di saat-saat menghadapi tantangan pribadi?

  • Renungkanlah cerita-cerita di bagian 5. Jika seseorang menanyakan kepada Anda mengenai Kitab Mormon, apa yang dapat Anda katakan mengenai bagaimana itu telah memengaruhi kehidupan Anda?

Tulisan Suci Terkait

Yesaya 29:9–18; 1 Nefi 13:35–41; 2 Nefi 29:6–9; Moroni 10:27–29; A&P 20:8–12; 42:12–13

Bantuan Belajar

“Saya bersyukur atas penekanan mengenai membaca tulisan suci. Saya berharap agar bagi Anda ini akan menjadi sesuatu yang jauh lebih menyenangkan daripada sebuah tugas; bahwa, alih-alih, ini akan menjadi kecintaan dengan firman Allah. Saya berjanji kepada Anda bahwa sewaktu Anda membaca, pikiran Anda akan diterangi dan roh Anda akan diangkat. Awalnya ini mungkin tampak membosankan, tetapi itu akan berubah menjadi suatu pengalaman yang luar biasa dengan pikiran dan perkataan akan hal-hal ilahi” (Gordon B. Hinckley, “The Light within You,” Ensign, Mei 1995, 99).

Catatan

  1. “Gifts to Bring Home from the Mission Field,” New Era, Maret 2007, 2.

  2. Dalam Sheri L. Dew, Go Forward with Faith: The Biography of Gordon B. Hinckley (1996), 100.

  3. “Biarlah Kebajikan Tak Henti-Hentinya Menghiasi Pikiranmu,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 116.

  4. “Inspirational Thoughts,” Ensign, Juli 1998, 2.

  5. “The Great Things Which God Has Revealed,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 82.

  6. “The Symbol of Our Faith,” Ensign, April 2005, 4; mengutip halaman judul dari Kitab Mormon.

  7. “Excerpts from Recent Addresses by President Gordon B. Hinckley,” Ensign, Juli 1997, 72.

  8. “Believe His Prophets,” Ensign, Mei 1992, 51.

  9. “An Angel from on High, the Long, Long Silence Broke,” Ensign, November. 1979, 7.

  10. “Four Cornerstones of Faith,” Ensign, Februari 2004, 6; mengutip halaman judul dari Kitab Mormon.

  11. Dalam Heroes from the Book of Mormon (1995), 198.

  12. “The Power of the Book of Mormon,” Ensign, Juni 1988, 6.

  13. “The Power of the Book of Mormon,” 4.

  14. “Four Cornerstones of Faith,” 5.

  15. “The Power of the Book of Mormon,” 5.

  16. “The Power of the Book of Mormon,” 2, 4.

  17. Mormon Should Mean ‘More Good,’” Ensign, November. 1990, 52.

  18. Discourses of President Gordon B. Hinckley, Volume 2: 2000–2004 (2005), 402–403.

  19. “The Power of the Book of Mormon,” 6.