Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 3: Kemalangan—Bagian dari Rencana Allah untuk Kemajuan Kekal Kita


Bab 3

Kemalangan—Bagian dari Rencana Allah untuk Kemajuan Kekal Kita

“Ketika [kesulitan-kesulitan kefanaan] merendahkan hati kita dan memurnikan kita serta mengajar kita dan memberkati kita, itu dapat menjadi alat yang kuat di dalam tangan Allah untuk menjadikan kita orang yang lebih baik.”

Dari Kehidupan Howard W. Hunter

Pada konferensi umum April 1980, Penatua Howard W. Hunter, waktu itu anggota Kuorum Dua Belas Rasul, menceritakan tentang bergabung dengan sekelompok orang banyak untuk menonton perlombaan perahu panjang di Samoa. “Kelompok orang banyak tersebut gelisah,” katanya, “dan kebanyakan mata tertuju ke arah laut, mengamati kemunculan pertama [perahu-perahu] tersebut. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari kelompok orang banyak tersebut sewaktu perahu-perahu terlihat dari kejauhan. Setiap perahu memiliki awak yang terdiri dari lima puluh pendayung yang kuat membenamkan dan mengayuh dayung dengan gerakan berirama yang mendorong perahu menembus ombak dan air berbuih—sebuah pemandangan yang indah.

“Perahu-perahu dan orang-orang tersebut segera terlihat sepenuhnya sementara mereka berlomba menuju garis akhir. Meskipun para pria yang kuat ini mengayuh dengan segenap daya mereka, bobot perahu yang berisikan lima puluh pria itu bergerak melawan kekuatan berlawanan yang kuat—resistansi air.

Sorak-sorai kelompok orang banyak tersebut mencapai puncaknya ketika perahu panjang pertama melintasi garis akhir.”

Setelah perlombaan, Penatua Hunter berjalan ke tempat di mana perahu-perahu ditambatkan dan berbicara dengan salah seorang pendayung, yang menjelaskan bahwa haluan perahu panjang “dibuat sedemikian rupa sehingga memotong dan membelah air untuk membantu mengatasi resistansi yang memperlambat kecepatan perahu. Selanjutnya dia menjelaskan bahwa mengayuh dayung melawan resistansi air menciptakan kekuatan yang menyebabkan perahu bergerak maju. Resistansi menciptakan baik perlawanan maupun gerakan maju.”1

Penatua Hunter menggunakan perlombaan perahu di Samoa tersebut untuk memperkenalkan sebuah ceramah tentang tujuan kemalangan. Selama pelayanannya sebagai Rasul, dia berbicara tentang kemalangan berulang kali, memberikan nasihat, harapan, dan dorongan. Dia berbicara dari pengalaman pribadi, setelah menanggung penyakit yang mengancam nyawa dan pencobaan-pencobaan lain. Dia bersaksi dengan keyakinan yang kuat bahwa di masa-masa sulit, “Yesus Kristus memiliki kekuatan untuk mengurangi beban kita dan meringankan bobot derita kita.”2

Gambar
Kristus di kolam Betesda

Dalam pencobaan-pencobaan kita, Juruselamat menyampaikan kepada kita masing-masing ajakan yang Dia sampaikan kepada pria di kolam Betesda: “Maukah engkau sembuh?” (Yohanes5:6).

Ajaran-Ajaran Howard W. Hunter

1

Kemalangan adalah bagian dari rencana Allah untuk kemajuan kekal kita.

Saya telah mengamati bahwa kehidupan—setiap kehidupan—memiliki bagiannya berupa suka dan duka. Sesungguhnya, kita melihat banyak sukacita dan dukacita di dunia, banyak rencana yang berubah dan arahan baru, banyak berkat yang tidak selalu terlihat atau terasa seperti berkat, dan banyak yang merendahkan hati kita serta meningkatkan kesabaran kita dan iman kita. Kita semua pernah memiliki pengalaman-pengalaman itu dari waktu ke waktu, dan saya kira kita akan selalu memilikinya .…

… Presiden Spencer W. Kimball, yang banyak tahu tentang penderitaan, kekecewaan, dan keadaan di luar kendalinya, suatu kali menulis:

“Sebagai manusia, kita berhasrat melenyapkan dari kehidupan kita rasa sakit jasmani dan kepedihan jiwa serta memastikan bagi diri kita kemudahan dan kenyamanan yang terus-menerus, tetapi jika kita menutup pintu terhadap dukacita dan kemasygulan, kita mungkin tidak menyertakan para teman dan pemberi manfaat terbaik kita. Penderitaan dapat menjadikan orang suci dari orang biasa sewaktu mereka belajar kesabaran, kepanjangsabaran, dan penguasaan diri [Faith Precedes the Miracle (1972), 98].

Dalam pernyataan itu, Presiden Kimbal merujuk pada menutup pintu terhadap pengalaman-pengalaman tertentu dalam kehidupan .… Pintu-pintu tertutup secara teratur dalam kehidupan kita, dan sebagian dari penutupan itu sungguh menyebabkan rasa sakit dan dukacita. Tetapi saya sungguh percaya bahwa saat satu pintu seperti itu menutup, yang lain terbuka (dan barangkali lebih dari satu), dengan pengharapan dan berkat-berkat di bidang-bidang lain dari kehidupan kita yang mungkin tidak kita temukan dengan cara lain.

… Beberapa tahun yang lalu, [Presiden Marion G. Romney] mengatakan bahwa semua pria dan wanita, termasuk yang paling setia dan loyal, akan menemukan kemalangan dan kesengsaraan dalam kehidupan mereka karena, menurut perkataan Joseph Smith, “Manusia harus menderita agar mereka dapat naik ke atas Gunung Sion dan dipermuliakan di atas langit” [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 264; lihat Conference Report, Oktober 1969, 57].

Presiden Romney kemudian mengatakan,

“Ini tidak berarti bahwa kita mendambakan penderitaan. Kita menghindarinya semampu kita. Meskipun demikian, kita sekarang tahu, dan kita semua tahu ketika kita memilih untuk datang ke dalam kefanaan, bahwa kita akan di sini diuji dalam tungku pemurnian kemalangan dan kesengsaraan .…

[Lebih lanjut,] rencana Bapa untuk membuktikan [dan memurnikan] anak-anak-Nya tidaklah mengecualikan Juruselamat sendiri. Penderitaan yang Dia relakan untuk tanggung, dan yang memang Dia tanggung, setara dengan perpaduan penderitaan semua pria [dan wanita di mana pun. Gemetar dan berdarah serta menghendaki untuk menciut dari cawan itu, Dia berfirman,] ‘Aku meminumnya dan menyelesaikan persiapan-Ku bagi anak-anak manusia’ (A&P 19:18–19)” (dalam Conference Report, Oktober 1969, hlm. 57).

Kita semua harus menyelesaikan “persiapan [kita] bagi anak-anak manusia” [A&P 19:19]. Persiapan Kristus sangat berbeda dengan persiapan kita, tetapi kita semua memiliki persiapan untuk dilakukan, pintu-pintu untuk dibuka. Untuk melakukan persiapan penting seperti itu sering kali memerlukan rasa sakit, perubahan yang tak terduga dalam jalan kehidupan, dan berserah, “bahkan seperti anak tunduk kepada ayahnya” [Mosia 3:19]. Menyelesaikan persiapan ilahi dan membuka pintu-pintu selestial dapat membawa kita—tentunya, tidak diragukan lagi akan membawa kita—langsung kemasa-masa akhir dari kehidupan fana kita.3

Kita datang ke kehidupan fana untuk menemukan resistansi. Itu adalah bagian dari rencana untuk kemajuan kekal kita. Tanpa godaan, penyakit, rasa sakit, dan dukacita, tidak akan ada kebaikan, kebajikan, apresiasi bagi kesejahteraan, atau sukacita .… Kita harus ingat bahwa kekuatan resistansi yang sama yang mencegah kemajuan kita juga menyediakan bagi kita kesempatan untuk mengatasi.4

2

Kesukaran fana kita adalah untuk pertumbuhan dan pengalaman kita.

“Ketika [kesulitan-kesulitan kefanaan] merendahkan hati kita dan memurnikan kita serta mengajar kita dan memberkati kita, itu dapat menjadi alat yang kuat di dalam tangan Allah untuk menjadikan kita orang yang lebih baik, untuk menjadikan kita lebih bersyukur, lebih mengasihi, dan lebih tenggang rasa terhadap orang lain di masa-masa sulit mereka sendiri.”

Ya, kita semua memiliki saat-saat sulit, secara individu dan secara kolektif, tetapi bahkan dalam masa-masa yang paling sulit, di zaman dahulu atau di zaman modern, masalah dan nubuat itu tidak pernah dimaksudkan untuk melakukan apa pun selain memberkati orang yang saleh dan menolong mereka yang kurang saleh bergerak menuju pertobatan. Allah mengasihi kita, dan tulisan suci memberi tahu kita Dia “telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” [Yohanes 3:16].5

Bapa bangsa yang agung dalam Kitab Mormon, Lehi, berbicara dengan memberikan dorongan kepada putranya Yakub, seorang putra yang lahir di padang belantara di masa penderitaan berat dan pertentangan. Kehidupan Yakub tidak seperti yang mungkin telah dia harapkan dan bukan sebagaimana alur pengalaman yang ideal mungkin gariskan. Dia menderita banyak kesengsaraan dan kegagalan, tetapi Lehi menjanjikan bahwa kesengsaraan seperti itu akan dipersucikan untuk manfaat putranya (lihat 2 Nefi 2:2).

Kemudian Lehi menambahkan kata-kata ini yang telah menjadi klasik:

“Karena mestilah perlu, bahwa ada pertentangan dalam segala sesuatu. Jika tidak demikian, … kebenaran tidak dapat didatangkan, tidak juga kejahatan, tidak juga kekudusan tidak juga kegetiran, tidak juga yang baik tidak juga yang jahat” (2 Nefi 2:11).

Saya telah memperoleh penghiburan yang besar selama bertahun-tahun dalam penjelasan ini tentang sebagian rasa sakit dan kekecewaan dalam kehidupan. Saya bahkan mendapatkan penghiburan yang lebih besar bahwa pria dan wanita yang paling hebat, termasuk Putra Allah, telah mengalami pertentangan seperti itu agar dapat memahami dengan lebih baik perbedaan antara kesalehan dan kejahatan, kekudusan dan kegetiran, baik dan buruk. Dari ruang tahanan yang gelap dan lembab di Penjara Liberty, Nabi Joseph Smith belajar bahwa jika kita dipanggil untuk melalui kesengsaraan, itu adalah untuk pertumbuhan dan pengalaman kita dan pada akhirnya adalah untuk kebaikan kita (lihat A&P 122:5–8).

Ketika satu pintu menutup, pintu yang lain terbuka, bahkan untuk seorang nabi di dalam penjara. Kita tidak selalu cukup bijak tidak juga cukup berpengalaman untuk menilai dengan memadai semua kemungkinan masuk dan keluar. Tempat tinggal yang Allah persiapkan bagi setiap anak yang dikasihi-Nya mungkin hanya memiliki selasar dan sandaran tangga tertentu, karpet dan tirai yang khusus yang Dia inginkan kita lalui dalam perjalanan kita untuk memilikinya .…

Di berbagai situasi dalam kehidupan kita, mungkin pada saat yang berulang-ulang dalam kehidupan kita, kita memang harus mengakui bahwa Allah tahu apa yang tidak kita ketahui dan melihat apa yang tidak kita lihat. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan” (Yesaya 55:8).

Jika Anda mengalami kesulitan di rumah dengan anak-anak yang melenceng, jika Anda menderita kerugian finansial dan ketegangan emosional yang mengancam keluarga Anda dan kebahagiaan Anda, jika Anda harus menghadapi kehilangan nyawa atau kesehatan, semoga kedamaian menyertai jiwa Anda. Kita tidak akan dicobai melampaui kemampuan kita menanggungnya [lihat 1 Korintus 10:13; Alma 13:28; 34:39]. Peralihan-peralihan jalan dan kekecewaan-kekecewaan kita adalah jalan yang lurus dan sempit menuju Dia.6

Gambar
Joseph Smith di penjara

Ketika Joseph Smith berada di Penjara Liberty, Tuhan mengungkapkan kepadanya bahwa kemalangan dapat memberi kita pengalaman dan adalah demi kebaikan kita.

3

Kita memiliki setiap alasan untuk optimis dan yakin bahkan di masa-masa sulit.

Selalu ada sejumlah kesulitan dalam kehidupan fana, dan itu akan selalu ada. Tetapi dengan mengetahui apa yang kita ketahui, dan menjalani hidup sebagaimana kita seharusnya hidup, sesungguhnya tidak ada tempat, tidak ada dalih, untuk pesimisme dan keputusasaan.

Selama masa kehidupan saya, saya telah melihat dua perang dunia, ditambah Perang Korea, ditambah Perang Vietnam dan [banyak lagi]. Saya telah bekerja melewati masa Depresi dan mampu kuliah di sekolah hukum sementara memulai keluarga muda pada saat bersamaan. Saya telah melihat pasar saham dan ekonomi dunia menggila, dan saya telah melihat beberapa penguasa lalim dan tirani menggila, yang semuanya menyebabkan masalah cukup besar di seluruh dunia dalam prosesnya.

Jadi saya berharap Anda tidak akan percaya bahwa semua kesulitan dunia telah dipadatkan ke dalam dekade Anda, atau bahwa belum pernah segalanya lebih buruk daripada yang Anda alami secara pribadi, atau bahwa itu tidak akan membaik. Saya meyakinkan Anda kembali bahwa segala sesuatunya pernah lebih buruk dan itu akan selalu menjadi lebih baik. Itu selalu demikian—khususnya ketika kita menjalankan dan mengasihi Injil Yesus Kristus serta memberinya kesempatan untuk berkembang dalam kehidupan kita .…

Bertolak belakang dengan apa yang mungkin dikatakan sebagian orang, Anda memiliki setiap alasan di dunia ini untuk menjadi bahagia serta optimis dan yakin. Setiap generasi sejak permulaan waktu telah memiliki sesuatu untuk diatasi dan sejumlah masalah untuk ditangani.7

4

Ketika kita datang kepada Juruselamat, Dia akan mengurangi beban kita dan meringankan bobot derita kita.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28–30) .…

… Tawaran bantuan yang menakjubkan ini yang disampaikan oleh Putra Allah sendiri tidaklah terbatas kepada orang-orang Galilea pada zaman-Nya. Seruan untuk memikul kuk-Nya yang enak dan menerima beban-Nya yang ringan ini tidaklah dibatasi hanya bagi generasi-generasi yang telah lalu. Itu dulu dan sekarang merupakan permohonan universal kepada semua orang, kepada semua kota dan bangsa, kepada setiap pria, wanita, dan anak di mana pun.

Di zaman kita sendiri dengan kebutuhannya yang besar kita tidak boleh mengabaikan jawaban yang tidak pernah gagal ini terhadap kesusahan dan kekhawatiran dunia kita. Di sini terdapat janji berupa kedamaian dan perlindungan pribadi. Di sini terdapat kuasa untuk mengampuni dosa di segala periode waktu. Kita, juga, harus percaya bahwa Yesus Kristus memiliki kuasa untuk mengurangi beban kita dan meringankan bobot derita kita. Kita, juga, harus datang kepada-Nya dan di sana menerima peristirahatan dari kerja kita.

Tentu saja, kewajiban menyertai janji-janji seperti itu.“Pikullah kuk yang Kupasang,” pinta-Nya. Di zaman Alkitab kuk adalah alat yang sangat membantu bagi mereka yang menggarap ladang. Itu memungkinkan kekuatan hewan kedua dihubungkan dan dipadukan dengan upaya satu hewan lain, berbagi dan mengurangi pekerjaan berat bajak atau gerobak. Beban yang membuat kewalahan atau barangkali mustahil untuk dipikul oleh satu dapat dipikul secara bersama dan nyaman oleh dua yang disatukan bersama dengan kuk yang sama. Kuk-Nya membutuhkan upaya yang keras dan sungguh-sungguh, tetapi bagi mereka yang benar-benar insaf, kuk itu mudah dan bebannya menjadi ringan.

Mengapa menghadapi beban kehidupan sendirian, Kristus bertanya, atau mengapa menghadapinya dengan dukungan duniawi yang akan cepat goyah? Bagi mereka yang berbeban berat adalah kuk Kristus, adalah kuasa dan kedamaian berdiri berdampingan dengan seorang Allah yang akan memberikan dukungan, keseimbangan, dan kekuatan untuk menghadapi tantangan-tantangan kita dan menanggung tugas-tugas kita di sini dalam ladang kefanaan yang keras ini.

Jelaslah, beban kehidupan pribadi berbeda dari orang ke orang, tetapi kita masing-masing memilikinya .… Tentu saja, sebagian dukacita disebabkan oleh dosa-dosa dari dunia yang tidak mengikuti nasihat dari Bapa [kita] di Surga. Apa pun alasannya, tampaknya tak seorang pun dari kita sepenuhnya bebas dari tantangan hidup. Kepada satu dan semua orang, Kristus berfirman, pada dasarnya: Sepanjang kita semua harus menanggung sejumlah beban dan memikul sebagian kuk, mengapa tidak milik-Ku saja? Janji-Ku kepadamu adalah bahwa kuk-Ku enak, dan beban-Ku ringan (lihat Matius 11:28–30).8

Gambar
remaja putra yang tersenyum

“Para murid Kristus di setiap generasi diundang, sesungguhnya diperintahkan, untuk dipenuhi dengan kecemerlangan harapan yang sempurna.”

5

Orang Suci Zaman Akhir tidak perlu takut akan kesukaran-kesukaran zaman terakhir.

Tulisan suci … mengindikasikan bahwa akan ada waktunya ketika seluruh dunia akan mengalami sejumlah kesulitan. Kita tahu bahwa dalam dispensasi kita ketidakbenaran akan, sayangnya, menjadi sangat nyata, dan itu akan mendatangkan kesulitan dan rasa sakit serta hukuman yang tak terelakkan. Allah akan memangkas ketidaksalehan itu pada waktu tepat-Nya sendiri, tetapi tugas kita adalah untuk menjalani hidup dengan sepenuhnya dan dengan setia serta tidak mencemaskan diri kita tentang kesengsaraan dunia atau kapan itu akan berakhir. Tugas kita adalah untuk memiliki Injil dalam kehidupan kita dan untuk menjadi cahaya yang cemerlang, kota yang terletak di atas bukit, yang mencerminkan keindahan Injil Yesus Kristus serta sukacita dan kebahagiaan yang akan selalu datang kepada setiap orang di setiap zaman yang menaati perintah-perintah.

Dalam dispensasi terakhir ini akan ada kesukaran yang hebat (lihat Matius 24:21). Kita tahu bahwa akan ada peperangan dan desas-desus tentang peperangan (lihat A&P 45:26) dan bahwa seluruh bumi akan berada dalam huru-hara (lihat A&P 45:26). Semua dispensasi telah mengalami masa-masa berbahayanya, tetapi zaman kita akan mencakup bahaya yang serius (lihat 2 Timotius 3:1). Orang jahat akan bertambah banyak (lihat 2 Timotius 3:13), tetapi orang jahat sudah sering kali bertambah banyak. Malapetaka akan datang dan kedurhakaan akan merajalela (lihat A&P 45:27).

Tak terelakkan bahwa akibat alami dari sebagian nubuat-nubuat sejenis ini adalah rasa takut, dan itu bukanlah rasa takut yang terbatas pada generasi yang lebih muda. Itu adalah rasa takut yang dirasakan oleh mereka dari usia berapa pun yang tidak memahami apa yang kita pahami.

Tetapi saya ingin menekankan bahwa perasaan ini tidaklah perlu bagi Orang Suci Zaman Akhir yang setia, dan itu bukan berasal dari Allah. Kepada Israel zaman dahulu, Yehova yang agung berfirman:

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau .…

Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.” (Ulangan 31:6, 8).

Dan kepada Anda, generasi kita yang menakjubkan di Israel modern, Tuhan telah berfirman:

“Oleh karena itu, janganlah takut, kawanan kecil; lakukanlah yang baik; biarlah bumi dan neraka bergabung melawanmu, karena jika kamu dibangun di atas batu karang-Ku, mereka tidak dapat berjaya .…

Pandanglah kepada-Ku dalam setiap pemikiran; janganlah ragu, janganlah takut.” (A&P 6:34, 36).

Nasihat seperti itu tersebar di seluruh tulisan suci modern kita. Dengarkan jaminan yang mengagumkan ini: “Janganlah takut, anak-anak kecil, karena kamu adalah milik-Ku, dan Aku telah mengatasi dunia, dan kamu adalah dari mereka yang telah Bapa-Ku berikan kepada-Ku.” (A&P 50:41). “Sesungguhnya Aku berfirman kepadamu teman-teman-Ku, janganlah takut, biarlah hatimu terhibur; ya, bersukacitalah selamanya, dan dalam setiap hal berterimakasihlah.” (A&P 98:1).

Mengingat nasihat yang mengagumkan itu, saya pikir kita wajib untuk bersukacita lebih banyak lagi dan berputus asa lebih sedikit lagi, untuk berterima kasih atas apa yang kita miliki dan atas besarnya berkat-berkat yang Allah berikan kepada kita, dan untuk berbicara lebih sedikit lagi tentang apa yang mungkin tidak kita miliki atau kegelisahan apa yang mungkin menyertai masa-masa sulit dalam generasi ini atau generasi mana pun.

Zaman dengan pengharapan dan kegembiraan besar

Bagi Orang Suci Zaman Akhir ini adalah zaman dengan pengharapan dan kegembiraan yang besar—salah satu era terbesar dalam Pemulihan dan oleh karena itu salah satu era terbesar dalam dispensasi mana pun, karena dispensasi kita adalah yang terbesar dari segala dispensasi. Kita perlu memiliki iman dan harapan, dua dari kebajikan dasar dari kemuridan Kristus mana pun. Kita harus terus menunjukkan keyakinan kepada Allah, karena itu adalah asas pertama dalam tatanan kepercayaan kita. Kita harus percaya bahwa Allah memiliki segala kuasa, bahwa Dia mengasihi kita, dan bahwa pekerjaan-Nya tidak akan dihentikan atau digagalkan dalam kehidupan individu kita atau di dunia pada umumnya .…

Saya berjanji kepada Anda dalam nama Tuhan yang saya adalah hamba-Nya bahwa Allah akan selalu melindungi dan mengurus umat-Nya. Kita akan memiliki kesulitan-kesulitan kita seperti halnya setiap generasi dan kelompok umat telah memiliki kesulitan. Tetapi dengan Injil Yesus Kristus, Anda memiliki setiap harapan dan janji serta kepastian. Tuhan memiliki kuasa atas Orang Suci-Nya dan akan selalu mempersiapkan tempat-tempat kedamaian, pertahanan, dan keselamatan bagi umat-Nya. Ketika kita memiliki iman kepada Allah kita dapat berharap untuk dunia yang lebih baik—untuk kita pribadi, dan untuk seluruh umat manusia. Nabi Eter di zaman dahulu mengajarkan (dan dia tahu sesuatu tentang kesulitan): “Karenanya, barangsiapa percaya kepada Allah boleh dengan kepastian berharap untuk dunia yang lebih baik, ya, bahkan tempat di sisi kanan Allah, yang harapan itu datang dari iman, menjadikan sauh bagi jiwa manusia, yang akan menjadikan mereka yakin dan tabah, selalu berlimpah ruah dalam pekerjaan baik, dituntun untuk memuliakan Allah.” (Eter 12:4).

Para murid Kristus di setiap generasi diundang, sesungguhnya diperintahkan, untuk dipenuhi dengan kecemerlangan harapan yang sempurna (lihat 2 Nefi 31:20).

Berupaya menghilangkan rasa takut

Jika iman dan harapan kita bersauh kepada Kristus, pada ajaran, perintah, dan janji-Nya, maka kita mampu bersandar pada sesuatu yang benar-benar luar biasa, sungguh-sungguh ajaib, yang dapat membelah Laut Merah dan menuntun Israel modern ke suatu tempat “di sana kita hidup sentosa, hidup penuh berkat.” (Nyanyian Rohani, 1985, no.15). Rasa takut, yang dapat datang kepada orang di masa-masa sulit, adalah senjata utama dalam persenjataan yang Setan gunakan untuk menjadikan umat manusia tidak bahagia. Dia yang takut kehilangan kekuatan dalam peperangan kehidupan dalam perjuangan melawan yang jahat. Oleh karena itu, kuasa si jahat selalu mencoba untuk menimbulkan rasa takut dalam hati manusia. Di setiap zaman dan di setiap era, umat manusia telah menghadapi rasa takut.

Sebagai anak-anak Allah serta keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub, kita harus berupaya menghilangkan rasa takut di antara orang-orang. Orang yang memiliki rasa takut tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dengan baik, dan mereka tidak dapat melakukan pekerjaan Allah sama sekali. Orang Suci Zaman Akhir memiliki misi yang ditugaskan secara ilahi untuk dipenuhi yang sama sekali tidak boleh dikalahkan oleh rasa takut dan kecemasan.

Seorang Rasul Tuhan di masa-masa awal mengatakan ini: “Kunci untuk menaklukkan rasa takut telah diberikan melalui Nabi Joseph Smith. ‘Jika kamu siap kamu tidak akan takut.’ (A&P 38:30). Pesan ilahi itu perlu diulangi hari ini di setiap pasak dan lingkungan.” (Penatua John A. Widtsoe, dalam Conference Report, April 1942, hlm.33).

Apakah kita siap untuk berserah diri pada perintah-perintah Allah? Apakah kita siap untuk mencapai kemenangan atas selera jasmani kita? Apakah kita siap untuk mematuhi hukum yang benar? Jika kita dapat dengan jujur menjawab ya terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita dapat memerintahkan rasa takut untuk pergi dari kehidupan kita. Pastilah tingkat rasa takut dalam hati kita bisa diukur dengan baik oleh persiapan kita untuk hidup dengan saleh—hidup dengan cara yang hendaknya mencirikan setiap Orang Suci Zaman Akhir di setiap zaman dan masa.

Kesempatan istimewa, kehormatan, dan tanggung jawab hidup di zaman akhir

Perkenankan saya mengakhiri dengan salah satu pernyataan terbesar yang pernah saya baca dari Nabi Joseph Smith, yang menghadapi kesulitan-kesulitan yang begitu hebat dalam kehidupannya dan yang, tentu saja, membayar harga tertinggi bagi kemenangannya. Tetapi dia memang menang, dan dia adalah seseorang yang bahagia, gesit, dan optimis. Mereka yang mengenal dia merasakan kekuatan dan keberaniannya, bahkan pada masa-masa yang paling kelam. Dia tidak patah semangat, atau bertahan lama dalam keputusasaan.

Dia mengatakan tentang masa kita—masa Anda dan saya—bahwa masa kita adalah masa “yang dibahas para nabi, imam dan raja [di masa lalu] dengan kesukaan yang khas; [semua saksi zaman dahulubagi Allah ini] telah menanti-nantikan dengan antisipasi penuh sukacita terhadap hari ketika kita hidup; dan terbakar oleh antisipasi surgawi dan penuh sukacita mereka telah menyanyi dan menulis serta bernubuat mengenai zaman kita ini; … kita adalah umat yang disenangi yang telah Allah pilih untuk mendatangkan kemuliaan Zaman Akhir” [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith,213].

Betapa suatu kesempatan yang istimewa! Betapa suatu kehormatan! Betapa tanggung jawab yang besar! Dan betapa sukacitanya! Kita memiliki setiap alasan pada waktu ini dan dalam kekekalan untuk bersukacita dan berterima kasih atas kualitas kehidupan kita dan janji-janji yang telah diberikan kepada kita.9

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Bagaimana dapat menolong kita untuk tahu bahwa kemalangan adalah bagian dari rencana Allah untuk kemajuan kekal kita? (Lihat bagian 1). Menurut Anda mengapa kemalangan adalah bagian yang perlu dari kefanaan?

  • Ulaslah kembali ajaran-ajaran Presiden Hunter di bagian 2 tentang beberapa tujuan dari kemalangan. Bagaimana Anda telah melihat bahwa kemalangan dapat memberikan manfaat bagi kita? Bagaimana kita dapat melihat kemalangan dari sudut pandang kekal Tuhan?

  • Mengapa, seperti yang Presiden Hunter ajarkan, kita memiliki alasan untuk berbahagia dan optimis bahkan di saat-saat yang sulit? (Lihat bagian 3). Bagaimana kita dapat mengembangkan optimisme yang lebih besar selama masa-masa seperti itu? Apa saja berkat yang terus kita miliki bahkan selama kemalangan yang paling hebat?

  • Bagaimana kita menerima ajakan Juruselamat untuk membiarkan Dia memikul beban kita dan meringankan bobot derita kita? (Lihat bagian 4). Apa artinya memikul kuk-Nya ke atas diri kita? Bagaimana Juruselamat telah menolong Anda di saat-saat yang sulit?

  • Presiden Hunter mengajarkan bahwa perasaan takut tentang kesukaran di zaman terakhir bukanlah berasal dari Allah (lihat bagian 5). Bagaimana hidup dengan dengan rasa takut adalah berbahaya? Bagaimana kita dapat hidup dengan harapan dan iman alih-alih dengan rasa takut?

Tulisan Suci Terkait

Yohanes 14:27; 16:33; Ibrani 4:14–16; 5:8–9; 1 Nefi 1:20; Alma 36:3; A&P 58:2–4; 101:4–5; 121:7–8; 122:7–9

Bantuan Penelaahan

“Banyak orang mendapati bahwa waktu terbaik untuk menelaah adalah di pagi hari setelah beristirahat di malam hari .… Yang lainnya lebih suka menelaah pada jam-jam tenang setelah pekerjaan dan kekhawatiran hari itu berakhir .… Barangkali yang lebih penting daripada waktunya dalam hari adalah bahwa waktu yang teratur disisihkan untuk penelaahan” (Howard W. Hunter, “Reading the Scriptures,” Ensign, November 1979, 64).

Catatan

  1. “God Will Have a Tried People,” Ensign, Mei 1980, 24.

  2. “Come unto Me,” Ensign, November 1990, 17–18.

  3. “The Opening and Closing of Doors,” Ensign, November 1987, 54, 59.

  4. “God Will Have a Tried People,” 25–26.

  5. “An Anchor to the Souls of Men,” Ensign, Oktober 1993, 71.

  6. “The Opening and Closing of Doors,” 59–60.

  7. “An Anchor to the Souls of Men,” 70.

  8. “Come unto Me,” 17–18.

  9. “An Anchor to the Souls of Men,” 71–73.