2010
Kemurnian Seksual Memberkati Hidup Kita
Juli 2010


Apa yang Kita Percayai

Kemurnian Seksual Memberkati Hidup Kita

Kemurnian akhlak artinya menjadi bersih secara moral dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Kemurnian seksual ini “menyenangkan Allah.”1 Bapa Surgawi telah memberi kita kuasa kudus penciptaan untuk tujuan mendatangkan anak-anak dan untuk pengungkapan kasih dalam pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita. Dia juga telah memberi kita hukum kemurnian akhlak untuk melindungi kita dari kehancuran yang berasal dari membagikan keintiman fisik di luar ikatan pernikahan.

Bapa Surgawi telah menetapkan batasan-batasan yang jelas untuk kemurnian akhlak. Dia memerintahkan kepada kita agar tidak melakukan hubungan seksual apa pun sebelum kita menikah. Setelah kita menikah, kita diperintahkan untuk benar-benar setia kepada pasangan kita.2 Jika kita melanggar hukum kemurnian akhlak, kita telah melakukan sebuah dosa yang serius.3 Nabi Alma mengajarkan bahwa dosa seksual adalah lebih serius daripada dosa lain apa pun kecuali pembunuhan atau penyangkalan terhadap Roh Kudus.4

Setan membuat pelecehan terhadap kemurnian akhlak dan terhadap kekudusan pernikahan ketika dia menggoda kita untuk memercayai bahwa keintiman seksual di luar ikatan pernikahan dapat diterima sepanjang seorang pria dan seorang wanita saling mencintai. Itu tidaklah benar. Itu adalah dosa serius yang mencemari kuasa yang telah Allah berikan kepada kita untuk menciptakan kehidupan.5

Bapa kita di Surga telah memerintahkan kepada kita semua untuk menjalankan hukum kemurnian akhlak. Berkat-berkat karena mematuhi perintah ini dan akibat-akibat karena melanggar hukum ini adalah sama bagi kita masing-masing, terlepas dari nafsu, hasrat, atau godaan seksual kita.

Jika kita telah melakukan dosa seksual, Tuhan akan mengampuni kita jika kita sungguh-sungguh bertobat.6 Rasa sakit dari dosa itu dapat digantikan dengan kedamaian pengampunan yang manis.7

Sewatu kita menjaga diri kita murni secara seksual, kita akan menjadi lebih peka terhadap bimbingan Roh Kudus dan menerima kekuatan, penghiburan, serta perlindungan.8

  1. Anda dapat memutuskan sekarang untuk menjadi murni dan tidak pernah goyah. Beberapa orang mungkin merasa bahwa mereka dapat melakukan dosa seksual dengan gagasan bahwa mereka akan bertobat kemudian. Sikap ini menunjukkan ketidakkhidmatan bagi perintah-perintah Tuhan dan kurangnya pemahaman tentang pertobatan serta kesalehan.9

  2. Melalui kesopanan dalam berpakaian dan berpenampilan, Anda memperlihatkan kepada Allah bahwa Anda tahu tubuh Anda adalah ciptaan kudus dari-Nya. Kesopanan meningkatkan kemurnian akhlak.10

  3. Pornografi adalah mencandukan dan menghancurkan. Itu akan merampas dari Anda kehormatan diri dan pengendalian diri Anda serta sering kali menuntun pada dosa-dosa seksual yang lebih serius.11

  4. Jika Anda mendapati diri Anda bergumul dengan godaan seksual, termasuk perasaan akan ketertarikan terhadap sesama jenis kelamin, Anda dapat memilih untuk menolak godaan tersebut. Tuhan akan “memberikan jalan keluar” sehingga Anda “dapat menanggungnya.”12

  5. Jika Anda telah melakukan pelanggaran seksual, berbicaralah dengan uskup atau presiden cabang Anda. Dia akan menolong Anda melalui proses pertobatan.13

  6. Jika Anda telah menjadi korban perkosaan, inses, perundungan, atau kejahatan seksual lainnya, Anda tidak bersalah atas dosa. Uskup atau presiden cabang Anda dapat menolong membimbing Anda melalui proses penyembuhan emosional.14

  7. Jika lajang dan berkencan, perlakukan teman kencan Anda dengan rasa hormat, rencanakan kegiatan-kegiatan yang membangun, dan berhentilah dari pembicaraan atau kegiatan yang membangkitkan perasaan seksual.

  8. Jika telah menikah, setialah kepada pasangan Anda dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Bersikap genit terhadap orang lain tidaklah pantas.15 Jauhkan diri dari situasi dimana godaan dapat tumbuh.16

“Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19–20).

Ilustrasi foto oleh Welden C. Andersen; Lana Leishman; Robert Casey; Jan Friis, © Henrik Als; Matthew Reier; dan John Luke