Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 15: Pelayanan yang Setia, yang Penuh Semangat di dalam Kerajaan Allah


Bab 15

Pelayanan yang Setia, yang Penuh Semangat di dalam Kerajaan Allah

“Mengetahui agama kita adalah benar, kita seharusnya menjadi umat yang paling berbakti di atas muka bumi pada perkara yang telah kita peluk.”

Dari Kehidupan Lorenzo Snow

Menjelang akhir tahun 1851, Presidensi Utama menerbitkan sepucuk surat yang di dalamnya mereka meminta agar semua anggota Kuorum Dua Belas Rasul “mengatur urusan dari berbagai misi mereka” dan kembali ke Salt Lake City bulan April 1853.1 Dengan demikian misi Penatua Lorenzo Snow di Italia mulai mendekati akhir. Pada bulan Februari 1852, dia menempatkan pekerjaan di sana di bawah kepemimpinan Brother John Daniel Malan, orang insaf yang baru, dan melakukan perjalanan bersama Penatua Jabez Woodard ke negara pulau Malta. Dari Malta, Penatua Snow berharap untuk naik kapal ke India. Para misionaris pertama di negara itu bekerja di bawah pengawasannya, dan dia merasakan hasrat yang besar untuk bergabung dengan mereka. Dari sana dia berencana untuk “merampungkan pelayaran mengelilingi bola dunia,” kembali ke rumah dengan melalui Samudra Pasifik ke Amerika Serikat sebelah barat.2

Rencana Penatua Snow berubah ketika dia dan Penatua Woodard mencapai Malta. Dia mendapat tahu bahwa dia akan tertunda di pulau itu beberapa minggu karena sebuah kapal uap rusak di Laut Merah. Alih-alih mengeluh tentang penundaan itu, dia memutuskan untuk pergi bekerja. Dalam sepucuk surat tertanggal 10 Maret 1852, dia menulis, “Saya merasakan bahwa banyak kebaikan yang akan diakibatkan dari cara yang melaluinya Tuhan mungkin mengarahkan penggunaan waktu yang sekarang ada di tangan saya, karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang menarik, dan di sebuah ladang pekerjaan yang paling penting, dimana suatu pekerjaan besar akan dilakukan, meluas sampai ke bangsa-bangsa yang berdekatan.” Dia melaporkan bahwa dia telah mengutus Penatua Thomas Obray, seorang misionaris di Italia, “untuk datang dengan segera, dan membawa persediaan pamflet dan buku yang baik.” Sementara Penatua Snow tidak tahu dengan persis apa yang dia dan para rekannya akan lakukan di Malta, dia mengutarakan hasrat untuk menegakkan sebuah cabang Gereja di sana. Tindakan ini, dia berkata, “Akan melepaskan belenggu rohani dari banyak bangsa, karena bangsa Malta dalam hubungan perdagangan mereka, tersebar di sepanjang pesisir Eropa, Asia, dan Afrika.”3

Pada tanggal 1 Mei 1852, Penatua Snow mengirimkan sepucuk surat yang melaporkan kemajuan pekerjaan di Malta. Dia menulis, “Orang-orang sekarang secara terus-menerus mengunjungi kami untuk bertanya mengenai ‘agama aneh’ ini; beberapa malam yang lalu, kami kedatangan pada waktu yang sama, di penginapan pribadi kami, para pria terhormat dari delapan bangsa berbeda, yang telah datang dari berbagai bagian kota untuk melakukan pembicaraan berkaitan dengan ajaran-ajaran kita: di antara orang-orang itu ada yang dari Polandia dan Yunani, yang sekarang sedang membaca kitab-kitab standar kita dengan minat yang besar. Dua pemuda yang cerdas dan giat, buah-buah pertama pelayanan kami di pulau ini, akan dapat membantu dalam memajukan perkara yang di dalamnya kami terlibat; yang salah seorang dari mereka telah kami tahbiskan sebagai Penatua yang berbicara dengan kefasihan beberapa bahasa.”4

Penatua Snow tidak pernah mewujudkan impiannya melayani di India dan berlayar mengelilingi bola dunia. Alih-alih, dia dengan tekun mengikuti kehendak Tuhan selama perhentiannya yang tak terduga di Malta, dengan membangun landasan untuk pekerjaan misi di sana. Ketika dia akhirnya dapat naik ke kapal pada bulan Mei 1852, dia pergi ke barat alih-alih ke timur, mengikuti petunjuk para pemimpinnya untuk kembali ke Salt Lake City. Kira-kira dua bulan kemudian, Penatua Woodard dan Penatua Obray mengorganisasi sebuah cabang Gereja di Malta5 [lihat saran 1 pada halaman 223].

Ajaran-Ajaran Lorenzo Snow

Karena kita telah menerima kegenapan Injil, kita melayani sebagai duta Kristus.

Kita bersaksi kepada seluruh dunia bahwa kita tahu, melalui wahyu ilahi, bahkan melalui pernyataan dari Roh Kudus, bahwa Yesus adalah Kristus, Putra Allah yang hidup, dan bahwa Dia mengungkapkan diri-Nya kepada Joseph Smith secara pribadi seperti yang Dia lakukan kepada para rasul-Nya zaman dahulu, setelah Dia bangkit dari kubur, dan bahwa Dia menyingkapkan kepadanya kebenaran-kebenaran surgawi yang hanya melaluinya umat manusia dapat diselamatkan. Ini … adalah memangku suatu kedudukan yang sangat penting dan bertanggung jawab, dengan mengetahui, seperti yang kita ketahui, bahwa Allah akan menganggap kita bertanggung jawab atas kecenderungan yang kita buat atas kepercayaan yang sakral ini yang telah Dia percayakan kepada kita.

Sewaktu para rasul tampil di hadapan dunia, setelah mereka menerima kewenangan mereka dari Sang Penebus yang telah bangkit, untuk mengkhotbahkan Injil kerajaan kepada semua bangsa, dengan menjanjikan kepada semua orang yang percaya pada perkataan mereka, Karunia Roh Kudus melalui penumpangan tangan, demikian juga kita tampil. Sebagaimana mereka berdasarkan pada kewenangan mereka, memaklumkan dengan segala keyakinan, di tengah penganiayaan dan pertentangan, Injil adalah kuasa Allah bagi keselamatan kepada mereka semua yang percaya dan patuh, demikian juga kita maklumkan. Sebagaimana mereka mengkhotbahkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, pembaptisan untuk pengampunan akan dosa-dosa, dan penumpangan tangan, oleh mereka yang diwenangkan sepatutnya, untuk penerimaan Roh Kudus, sebagai yang penting bagi keselamatan, demikian juga kita berkhotbah. Sebagaimana mereka dengan kuasa Roh Kudus menjadi saksi tentang Tuhan Yesus Kristus, dan pembawa setia pesan Injil-Nya kepada seluruh dunia orang-orang bukan Israel, demikian juga, dengan dan melalui Roh Kudus yang sama, kita telah menjadi saksi tentang Dia, dan, setelah dipanggil melalui pemanggilan ilahi dan kudus yang sama, kita oleh karena itu memangku kedudukan yang sama.

Kemudian, setelah memangku kedudukan ini, kita memikul semua tanggung jawab sebagai duta Kristus, kita menjadi bertanggung jawab atas tindakan individu kita dan atas cara dimana kita menggunakan bakat dan kemampuan yang telah Tuhan berikan kepada kita6 [lihat saran 2 pada halaman 223].

Keanggotaan di dalam Gereja adalah panggilan untuk menolong orang lain menerima keselamatan.

Ketika Tuhan memanggil individu atau sekelompok individu dari dunia, tidaklah selalu dengan tujuan untuk menjadi manfaat bagi individu atau kelompok individu tertentu itu. Tuhan tidak memiliki pandangan sekadar tentang keselamatan sedikit orang yang disebut Orang Suci Zaman Akhir … , tetapi keselamatan semua orang, yang hidup dan yang telah meninggal. Ketika Tuhan memanggil Abraham Dia membuat janji-janji tertentu kepadanya mengenai kemuliaan yang akan datang ke atas dirinya serta keturunannya, dan dalam janji-janji ini kita menemukan perkataan yang luar biasa ini: bahwa di dalam dirinya dan di dalam benih keturunannya semua bangsa di bumi akan diberkati [lihat Kejadian 22:15–18; Abraham 2:9–11] .… Rancangan Tuhan adalah untuk memberkati bukan hanya dia dan keturunannya, tetapi semua keluarga di bumi .…

… Ketika Yesus datang, Dia datang sebagai kurban bukan sekadar untuk kepentingan Israel, atau keturunan Abraham, Ishak dan Yakub, tetapi untuk kepentingan seluruh keluarga umat manusia, agar di dalam Dia semua orang boleh diberkati, agar di dalam Dia semua orang boleh diselamatkan; dan misi-Nya adalah untuk melakukan persiapan yang melaluinya seluruh keluarga umat manusia boleh menerima manfaat dari Injil abadi, bukan, seperti yang saya katakan, hanya Israel semata, tetapi seluruh ras umat manusia; dan bukan hanya mereka yang berdiam di bumi, tetapi mereka juga yang di dunia roh .…

… Kita memiliki Imamat yang sama yang Yesus miliki, dan kita harus melakukan seperti yang telah Dia lakukan, untuk melakukan pengurbanan dari hasrat dan perasaan kita sendiri seperti yang telah Dia lakukan, barangkali tidak untuk mati syahid seperti yang Dia lakukan, tetapi kita harus melakukan pengurbanan untuk melaksanakan tujuan-tujuan Allah, atau kita tidak akan layak atas Imamat kudus ini, dan menjadi penyelamat dunia. Allah bermaksud menjadikan kita penyelamat bukan hanya bagi banyak orang yang sekarang berdiam di bumi, tetapi bagi banyak orang di dunia roh: Dia tidak hanya akan menempatkan kita pada kedudukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri, tetapi Dia akan menjadikan kita berkompeten untuk membantu dalam penebusan bagi banyak dari anak keturunan Yang Mahakuasa7 [lihat saran 3 pada halaman 223].

Setiap pemanggilan dan tanggung jawab adalah penting dalam pekerjaan Tuhan.

Sekarang pertanyaannya adalah, apakah kita sadar akan kedudukan kita, apakah kita memahami sepenuhnya sifat pekerjaan yang telah kita upayakan untuk wujudkan? Saya terkadang dituntun untuk percaya bahwa beberapa brother kita, para Penatua Israel, terlalu siap dan rela untuk melalaikan kewajiban yang diembankan kepada mereka karena perjanjian-perjanjian mereka, iman yang dahulunya mereka miliki tampaknya hampir terkuras, dan mereka tampak menempatkan diri ke dalam kepuasan yang hening dari keanggotaan nominal semata dalam Gereja.

Ada orang-orang lain yang berpikir karena nama mereka tidak dikenal secara amat luas, karena mereka barangkali … menempati lingkup yang sempit, sehingga tidaklah terlalu masalah kebiasaan apa yang mereka pakai, atau jenis teladan apa yang mereka tunjukkan di hadapan para saudara mereka. Tetapi kemudian, jika mereka memegang kedudukan yang bertanggung jawab, seperti Presidensi Gereja, atau seorang penasihatnya, atau jika mereka termasuk ke dalam Kuorum Dua Belas, atau mereka adalah Presiden Dewan Tinggi, atau Imam Tinggi atau Tujuh Puluh, kemudian mereka akan menganggapnya penting bagaimana mereka bertingkah laku sendiri. Melalui ini mereka menyatakan kelemahan yang besar atau ketidaktahuan yang buruk, pelita mereka apakah mulai suram atau mereka tidak pernah menyadari kedudukan yang mereka pangku dalam mengambil ke atas diri mereka tanggung jawab Injil.

Kita diberi tahu dalam perumpamaan Juruselamat bahwa kerajaan surga adalah seperti tuan rumah yang menyerahkan harta bendanya kepada para hambanya sewaktu dia akan pergi melakukan perjalanan ke sebuah negeri yang jauh. Kepada satu orang dia berikan lima talenta, kepada yang lain dua, kepada yang lain lagi satu. Orang yang menerima lima talenta pergi dan berdagang, dan menghasilkan lima talenta yang lain, menggandakan bagian yang telah dipercayakan kepadanya, dan juga dia yang menerima dua talenta pergi dan memperoleh dua yang lain. Tetapi dia yang menerima satu talenta, pergi dan menggali ke dalam tanah, dan menyembunyikan uang tuannya. Dia tidak diragukan lagi menganggap bahwa tanggung jawabnya begitu kecil sehingga dia tidak dapat melakukan banyak, dan sebagai akibatnya dia tidak akan menggunakan bakat yang begitu tidak berarti [lihat Matius 25:14–30]. Apakah ini tidak berlaku secara langsung untuk kondisi dari beberapa penatua kita? Kata seorang penatua, “Saya hanyalah seorang tukang kayu, atau penjahit, atau barangkali hanya pengangkut batu [asisten tukang batu], oleh karena itu, itu tidak dapat menjadi masalah yang besar bagaimana saya bertingkah laku diri, apakah saya menunaikan atau tidak menunaikan dengan jujur kewajiban-kewajiban saya dalam lingkup saya yang sederhana. Tetapi akan menjadi sangat berbeda jika saya bertindak dalam suatu kedudukan yang lebih bertanggung jawab dan terkemuka.”

Berhentilah, brother; janganlah membiarkan diri Anda tertipu oleh perasaan yang memikat seperti itu. Adalah benar Anda mungkin hanyalah pengangkut batu, tetapi ingatlah Anda adalah penatua di Israel, Anda adalah duta dari Tuhan Yesus Kristus, dan jika Anda menunaikan tugas Anda, Anda berada dalam kepemilikan dari apa yang tidak dapat dunia berikan tidak juga ambil; dan Anda dianggap bertanggung jawab kepada Allah untuk penggunaan yang jujur dari talenta yang di atasnya Dia telah menjadikan Anda petugas pengawasan, apakah itu besar atau kecil.

Sekali lagi, Anda mengerahkan tingkat pengaruh tertentu, dan bahkan jika itu begitu kecil itu berdampak kepada orang atau orang-orang, dan sebagai akibat dari pengaruh yang Anda kerahkan, Anda dianggap kurang lebih bertanggung jawab. Anda, oleh karena itu, apakah Anda mengakuinya atau tidak, telah memikul suatu kepentingan di hadapan Allah dan manusia yang tidak dapat diabaikan dan yang darinya Anda tidak dapat dibebastugaskan jika Anda ingin mendukung nama yang Anda sandang.

Dan apa harapan dari individu itu? Saya katakan bahwa jika dia menghormati pemanggilannya, dan didapati setia pada kepercayaan yang diberikan kepadanya, harapannya untuk keselamatan dan permuliaan dalam kerajaan Allah sama baiknya seperti orang lain siapa pun. Jika dia memahami kedudukannya dan hidup sesuai dengan itu, harapannya setara baiknya dengan orang siapa pun yang pernah hidup sejak zaman Bapa Adam sampai saat sekarang; dan adalah sama pentingnya agar dia bertingkah laku diri dengan patut menurut lingkup dimana dia berjalan, sama seperti hendaknya individu lain siapa pun, yang mungkin dipanggil untuk bertindak dalam sebuah kedudukan yang lebih tinggi; atau, dengan perkataan lain, yang mungkin telah dijadikan petugas pengawasan atas sejumlah besar talenta .…

… Tuhan tidak menuntut sedemikian banyak dari orang yang memiliki hanya satu talenta, daripada dari dia yang memiliki lebih dari satu; tetapi, menurut apa yang dia miliki, demikianlah itu akan dituntut darinya. Biarlah semua orang, oleh karena itu, didorong, dan berupaya untuk meningkatkan beberapa talenta yang mereka miliki; dan biarlah dia yang mungkin memiliki satu talenta menggunakannya dan tidak menyembunyikannya di tanah; yaitu, biarlah dia yang mungkin diberkahi dengan sedikit kemampuan memperbaiki dirinya, dan tidak mengeluh karena alam mungkin tidak begitu bermurah hati kepada dia seperti kepada saudaranya yang lebih beruntung. Marilah kita semua puas dengan bagian kita dalam kehidupan, dan bila itu tidak begitu dihasratkan seperti yang kita dapat inginkan, kita hendaknya mengupayakan dengan ketekunan yang patut untuk memperbaikinya, senantiasa merasa bersyukur atas keberadaan kita di bumi, dan lebih khusus lagi atas Roh Allah yang telah kita terima melalui kepatuhan pada Injil .…

Saya ingat membaca sebuah anekdot … tentang seorang pria yang, melalui kebijaksanaan dan patriotismenya, telah memperoleh kemasyhuran yang besar, tetapi yang karena rasa iri ditugaskan pada kedudukan yang dianggap sangat hina. Pada saat memasuki masa tugasnya dikatakan bahwa dia membuat komentar yang penting ini, “Jika jabatan tersebut tidak menghormati saya, saya akan menghormati jabatan itu.” Banyak kesulitan yang akan dihindari, dan kondisi serta situasi kita akan jauh lebih memberikan dorongan jika kita semua menghormati jabatan dimana kita dipanggil untuk bertindak. Kita diberi tahu bahwa Tuhan sendiri membuat pakaian bagi orang tua kita yang pertama, atau, dengan perkataan lain, pada kejadian itu, bertindak sebagai penjahit; juga bahwa Yesus Kristus adalah tukang kayu. Sekarang, Juruselamat mestilah telah menjadi tukang kayu yang dihormati dan jujur, atau Dia tidak pernah dapat layak menerima kedudukan yang sesudahnya Dia duduki. Jika kita dapat membuat para brother dan sister melihat pentingnya bertindak dengan jujur dan setia dalam pemanggilan mereka masing-masing, banyak gangguan dan masalah yang sekarang kita alami akan dihindari, dan pekerjaan Allah akan bergulir terus dengan kepesatan yang berlipat ganda, dan semua tujuan-Nya akan lebih pesat dan cepat dicapai; dan selain itu, sebagai suatu umat, kita akan dipersiapkan dengan lebih baik daripada kita adanya sekarang untuk dispensasi dari kehendak-Nya .…

Semoga Allah memberkati Anda, brother dan sister, dan memungkinkan Anda untuk selalu bertindak sebagai petugas pengawasan yang bijak atas apa yang dengannya Anda telah dipercayakan8 [lihat saran 4 pada halaman 223].

Ketika kita melayani Allah dengan iman, semangat, dan keriangan, Dia memperkuat kita dan menolong kita berhasil.

Saya katakan, biarlah orang-orang melayani Allah dengan setia dan penuh semangat, serta menjadi riang .… Ada saat-saat ketika orang-orang dibawa ke dalam kondisi dimana akan menjadi sangat sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk memasang rona wajah yang riang. Tetapi saat-saat seperti itu sangatlah langka.9

Mengetahui agama kita adalah benar, kita seharusnya menjadi umat yang paling berbakti di atas muka bumi pada perkara yang telah kita peluk. Mengetahui seperti yang kita ketahui, atau hendaknya ketahui, bahwa Injil yang telah kita terima menjanjikan segala yang dapat hati kita inginkan atau hasratkan, jika kita setia, kita seharusnya menjadi sangat setia, berbakti, penuh semangat dan berambisi dalam melaksanakan rancangan serta keinginan Tuhan sewaktu Dia mengungkapkannya dari waktu ke waktu melalui para hamba-Nya. Kita seharusnya tidak menjadi suam-suam kuku atau lalai dalam melaksanakan tugas-tugas kita, tetapi dengan segala daya, kekuatan dan jiwa kita hendaknya berusaha untuk memahami roh dari pemanggilan kita dan sifat pekerjaan yang di dalamnya kita terlibat.

Ketika Yesus berada di bumi, Dia memerintahkan para murid-Nya untuk pergi dan mengkhotbahkan Injil tanpa dompet atau tas, dengan tidak memikirkan sebelumnya sehubungan dengan apa yang akan mereka makan, atau minum, atau dengan apa mereka akan berpakaian; tetapi hanya pergi dan bersaksi tentang hal-hal itu yang telah diungkapkan kepada mereka. Dengan melakukan hal ini mereka memastikan bagi diri mereka berkat-berkat dari Yang Mahakuasa, dan keberhasilan mengikuti segala pengerahan upaya mereka. Mereka dipastikan akan berhasil; tidak ada kuasa yang dapat merintangi jalan mereka dan mencegah mereka menuai keberhasilan yang paling optimistis karena mereka pergi dengan kekuatan dari Yang Mahakuasa untuk melaksanakan kehendak-Nya, dan merupakan urusan-Nya untuk mendukung dan menyokong mereka serta untuk menyediakan bagi mereka segala sarana keberhasilan. Melalui kepatuhan pada perintah-perintah Tuhan mereka memastikan bagi diri mereka berkat-berkat kehidupan dengan hak istimewa untuk tampil pada fajar kebangkitan pertama, dan mereka memperoleh jaminan bahwa dalam pekerjaan mereka tidak ada kuasa di bumi yang dapat berhasil menentang mereka. Inilah jenis harapan yang akan saya sukai bila saya berada di posisi mereka, atau di posisi lain apa pun, karena bagi pikiran yang penuh pemikiran gagasan tentang keberhasilan utama dalam pencarian apa pun adalah sangat menyenangkan.

Sekarang bila para rasul, alih-alih melakukan sebagaimana mereka diperintahkan, membayangkan bahwa dengan melakukan sesuatu yang lain mereka dapat memenuhi tujuan yang sama, mereka tidak akan berhasil dengan begitu baiknya dalam cara kerja mereka, tidak juga mereka akan memiliki jaminan keberhasilan itu yang dalam segala pencobaan dan penganiayaan yang padanya mereka terpapar tidak diragukan lagi bagi mereka merupakan sumber kesenangan dan kepuasan yang terus-menerus.

… Bila para rasul atau tujuh puluh pada zaman Yesus membayangkan bahwa mereka dapat memenuhi misi yang diberikan kepada mereka dengan membangun sebuah bahtera seperti yang Nuh lakukan, atau membangun lumbung-lumbung dan menyimpan biji-bijian seperti yang Yusuf lakukan, mereka akan salah besar.

Yusuf di tanah Mesir dipanggil untuk melaksanakan sejumlah tugas tertentu, yang dituntut darinya. Dia tidak dipanggil untuk mengkhotbahkan Injil tanpa dompet atau tas; tetapi untuk membangun lumbung-lumbung, dan untuk menggunakan segala pengaruhnya terhadap Raja, orang-orang mulia dan rakyat Mesir untuk menyimpan biji-bijian mereka menghadapi masa bencana kelaparan .… Sekarang sekiranya Yusuf telah pergi mengerjakan dan membangun sebuah bahtera, dia tidak akan diterima oleh Tuhan, tidak juga dia dapat menyelamatkan rakyat Mesir tidak juga seisi rumah ayahnya. Ketika Nuh diperintahkan untuk membangun sebuah bahtera, sekiranya dia telah mendirikan lumbung-lumbung, dia dan seisi rumahnya tidak dapat diselamatkan. Demikian juga halnya dengan diri kita sendiri, ketika tugas dituntut dari tangan kita, … apa pun yang mungkin kita dituntut untuk lakukan di dalam batas-batas kerajaan Yang Mahakuasa, kita harus berjalan dalam semangat persyaratan ini dan melaksanakannya jika kita ingin memperoleh kuasa dan pengaruh dengan Allah kita10 [lihat saran 5 pada halaman 223].

Pekerjaan Tuhan terkadang sulit, tetapi itu membawa sukacita besar.

Kita menghadapi banyak hal yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak menyenangkan, tetapi ada kesenangan besar yang berhubungan dengannya. Ketika kita menengok ke belakang pada kebulatan tekad kita untuk membaktikan diri kita pada perkara kebenaran dan menaati perjanjian-perjanjian kita, kita memperoleh sukacita besar, karena roh pemanggilan kita dengan amat kuat berdiam pada diri kita, yang tanpa roh itu kita tidak dapat mempertahankan langkah dengan kerajaan Allah.11

Kita hendaknya memperbarui perjanjian-perjanjian kita di hadapan Allah dan para malaikat kudus, bahwa kita akan, Allah menjadi penolong kita, melayani-Nya dengan lebih setia selama tahun yang berikut daripada yang telah kita lakukan di waktu yang lalu, bahwa kehidupan umum dan pribadi kita, tindakan kita serta semangat dan pengaruh yang mungkin kita gunakan akan sejalan dengan moto, “Kerajaan Allah atau tidak sama sekali.” Saya percaya … bahwa kita bisa seutuhnya membaktikan diri kita pada pelayanan kepada Allah kita dalam menegakkan Sion-Nya di bumi, dengan bersemangat bekerja demi kepentingan kebenaran dan kesalehan di bumi, sampai itu akan menjadi sukacita bagi kita ketika sedemikian terlibat, agar itu boleh menjadi sifat kedua bagi kita untuk melayani Allah dan menaati perintah-perintah-Nya, serta untuk menaati hukum selestial, dan agar kita boleh sedemikian menikmati Roh Kudus dalam hati kita sehingga kita boleh mengatasi dunia serta menegakkan hukum selestial dalam benak kita dan menegakkannya dalam praktik kita; agar kita boleh sedemikian memahami diri kita dan hak istimewa kita sehingga kita boleh dalam kehidupan ini memastikan bagian berkat-berkat yang cukup besar yang berkaitan dengan hukum selestial, dan yang akan dinikmati dalam kemuliaan selestial12 [lihat saran 6 pada halaman 223].

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertimbangkan gagasan-gagasan ini sewaktu Anda menelaah bab ini atau sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–x.

  1. Kajilah ulang kisah pada halaman 211, 213. Apa kata-kata yang akan Anda gunakan untuk menguraikan sikap Lorenzo Snow tentang melayani Tuhan? Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan untuk mengikuti teladannya.

  2. Pertimbangkan bagian yang dimulai pada halaman 214. Mengapa menurut Anda keanggotaan dalam Gereja mendatangkan tanggung jawab yang demikian besar? Apa maknanya bagi Anda menjadi duta Kristus?

  3. Presiden Snow mengajarkan bahwa panggilan kita di Gereja adalah kesempatan untuk “membantu dalam penebusan” anak-anak Allah (halaman 215–216). Bagaimana mungkin pemahaman ini berdampak pada cara kita melayani di dalam Gereja?

  4. Presiden Snow mengatakan bahwa kita hendaknya melayani dengan tekun, tidak masalah seberapa kecil tanggung jawab kita mungkin tampaknya (halaman 216–220). Kapan Anda telah melihat seseorang menghormati sebuah pemanggilan atau penugasan yang tampaknya kecil?

  5. Bacalah bagian yang dimulai pada halaman 220. Dengan cara apa iman, semangat, dan keriangan memengaruhi pelayanan kita?

  6. Bacalah bagian akhir dalam bab ini (halaman 222–223). Kapan Anda telah mengalami sukacita melayani dalam kerajaan Tuhan? Bagaimana kita dapat menemukan kesenangan dalam pelayanan kita bahkan ketika tugas-tugas kita tidak menyenangkan? Apa yang dapat kita lakukan untuk menolong para anak dan remaja melayani Tuhan dengan setia?

Tulisan Suci Terkait: Mazmur 100:2; 1 Korintus 12:12–31; Yakub 1:6–7; 2:3; Mosia 4:26–27; A&P 64:33–34; 72:3; 76:5–6; 107:99–100; 121:34–36

Bantuan Pengajaran: “Dengarkan dengan sungguh-sungguh komentar Partisipan Teladan Anda akan mendorong mereka untuk saling mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Jika Anda tidak memahami komentar seseorang, ajukan pertanyaan. Anda dapat mengatakan, ‘Saya tidak yakin saya paham. Dapatkah Anda menjelaskannya lagi?’ atau ‘Dapatkah Anda memberi saya sebuah contoh tentang apa yang Anda maksud?’” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia, 64).

Catatan

  1. Lihat Brigham Young, Heber C. Kimball, dan Willard Richards, “Sixth General Epistle of the Presidency of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints,” Millennial Star, 15 Januari 1852, 25.

  2. Lihat “Address to the Saints in Great Britain,” Millennial Star, 1 Desember 1851, 365.

  3. “The Gospel in Malta,” Millennial Star, 24 April 1852, 141–142.

  4. “The Malta Mission,” Millennial Star, 5 Juni 1852, 236.

  5. Lihat Jabez Woodard, “Italian Correspondence,” Millennial Star, 18 September 1852, 476.

  6. Deseret News: Semi-Weekly, 23 Januari 1877, 1.

  7. Deseret News: Semi-Weekly, 23 Januari 1883, 1.

  8. Deseret News: Semi-Weekly, 23 Januari 1877, 1.

  9. Deseret Semi-Weekly News, 30 Maret 1897, 1.

  10. Deseret News: Semi-Weekly, 31 Maret 1868, 2.

  11. Millennial Star, 29 Oktober 1888, 690.

  12. Dalam Conference Report, April 1880, 81.

Penatua Lorenzo Snow

“Jika Anda menunaikan tugas Anda, Anda berada dalam kepemilikan dari apa yang tidak dapat dunia berikan tidak juga ambil.”