Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 14: Pernikahan dan Keluarga—Ditahbiskan oleh Allah


Bab 14

Pernikahan dan Keluarga—Ditahbiskan oleh Allah

“Keluarga adalah salah satu perlindungan terkuat Allah melawan kejahatan di zaman kita. Bantulah menjaga keluarga Anda tetap kuat dan dekat serta layak menerima berkat-berkat Bapa di Surga.”

Dari Kehidupan Ezra Taft Benson

Sejak awal pernikahan mereka, Ezra dan Flora Benson menjadikan rumah dan keluarga mereka sebagai prioritas utama mereka. Ketika anak-anak mereka masih kecil, mereka mulai menekankan bahwa mereka tidak ingin ada di antara anggota keluarga mereka yang tidak “memiliki tempat” di surga.1 Presiden Benson menekankan pesan yang sama ini selama pelayanannya sebagai pemimpin Gereja. Dia berkata:

“Allah menginginkan keluarga menjadi kekal. Dengan segenap jiwa saya, saya bersaksi akan kebenaran pernyataan itu. Semoga Dia memberkati kita untuk memperkuat rumah tangga dan kehidupan setiap anggota keluarga sehingga pada waktunya yang tepat kita dapat melaporkan kepada Bapa Surgawi kita di rumah selestial-Nya bahwa kita semua ada di sana—ayah, ibu, saudara perempuan, saudara lelaki, semua anggota keluarga yang saling mengasihi. Setiap tempat diisi. Kita semua kembali ke rumah.”2

Bagi Presiden dan Sister Benson, upaya untuk memperkuat keluarga mereka dimulai dengan memelihara pernikahan mereka. Mereka saling mengasihi dan berbakti, setia dan saleh. Walaupun mereka cenderung tidak bertengkar, mereka sering mengadakan diskusi yang terus terang.3 Mereka memiliki kepercayaan penuh terhadap satu sama lain, yang mana mereka merasa itu adalah salah satu kekuatan besar dari pernikahan mereka. “Saya tidak pernah, tidak pernah meragukan kesetiaan Flora,” Presiden Benson berkata.4

Presiden dan Sister Benson saling mendukung dan saling memperkuat. “Flora lebih memahami diri saya dan potensi saya daripada orang lain mana pun dalam kehidupan saya. Iman dan dukungannya merupakan berkat yang luar biasa,” Presiden Benson berkata.5 Sering kali, ketika dia merasa tidak mampu dalam tanggung jawab-tanggung jawabnya yang berat, Sister Benson menyeka air matanya dan menghibur dia.6 Dia mencari bantuan Tuhan untuk mendukung suaminya, dan dia mendorong anak-anaknya untuk melakukan hal yang sama. “Kami banyak berdoa dan berpuasa untuk ayah,” putrinya Barbara berkata.7

Gambar
President Ezra Taft Benson with Sister Flora Smith Amussen Benson

Presiden dan Sister Benson selalu loyal dan setia terhadap satu sama lain.

Membangun di atas landasan pernikahan mereka yang kuat, Presiden dan Sister Benson mengajar anak-anak mereka pentingnya hubungan keluarga kekal. “Orangtua kami menanamkan perasaan yang mendalam mengenai kesetiaan dan kasih di antara kami anak-anak,” putranya Mark berkata. “Saya rasa suasana seperti itu tidak tercipta secara alami di rumah, melainkan didorong dan digalakkan oleh seorang ibu dan ayah yang peduli dan penuh kasih.”8

Standar perilaku keluarga Benson yang diharapkan, maupun prioritas yang mereka berikan terhadap keluarga, terpusat pada Injil. Mereka berupaya menciptakan rumah di mana kasih berkuasa, di mana anak-anak belajar dan berkembang, dan di mana mereka menikmati waktu yang menyenangkan. Keluarga Benson menginginkan rumah mereka menjadi tempat berlindung dari dunia. “Itu tidak berarti kami tidak memiliki pergumulan-pergumulan,” putranya Reed berkata. “Kami tidak selalu akur. Kami tidak selalu melakukan pekerjaan sehari-hari kami di rumah. Kami terkadang menguji kesabaran Ibu melewati batas. Tetapi, meskipun semua itu, terdapat rasa kesatuan keluarga, perasaan di mana kami berusaha untuk membuat keluarga bersatu.”9 Sister Benson mengakui: “Tidak ada orang yang sempurna. Dalam keluarga kami tujuan kami bukan untuk membesar-besarkan kelemahan satu sama lain, tetapi justru mendorong untuk saling meningkatkan diri.”10

Anak-anak keluarga Benson masih kecil ketika ayah mereka dipanggil untuk melayani dalam Kuorum Dua Belas Rasul, dan dia khawatir mengenai bagaimana jadwal perjalanannya mungkin memengaruhi keberadaan dia bersama mereka. Dia menulis dalam jurnalnya: “Perjalanan panjang untuk pekerjaan yang berhubungan dengan Gereja akan membuat saya jauh dari keluarga saya dalam jangka waktu yang lama .… Saya sungguh-sungguh percaya bahwa saya setia kepada keluarga saya, memastikan mereka dekat dengan Gereja, dan akan tetap memenuhi kewajiban-kewajiban saya sebagai salah satu Pembesar Umum. Saya tahu ini bukan hal yang mudah.”11

Fakta bahwa itu tidak mudah mendorong Presiden Benson untuk bekerja keras agar tetap dekat dengan keluarganya. “Beberapa di antara kesan dan pengalaman yang paling bahagia, paling memuaskan jiwa dari kehidupan [saya] adalah berhubungan dengan rumah dan hubungan keluarga,” dia berkata.12

Pada tahun 1957, sebagai Menteri Pertanian Amerika Serikat, Presiden Benson mengadakan perjalanan selama empat minggu keliling dunia untuk mengembangkan peluang-peluang perdagangan. Sister Benson dan putri mereka Beverly dan Bonnie menyertai dia. Mereka pergi ke 12 negara, di mana mereka bertemu dengan para pemimpin pemerintah dan mengunjungi lokasi-lokasi kebudayaan penting, permukiman pengungsi, dan operasi-operasi pertanian. Presiden Benson merasa bahwa tur tersebut berhasil dalam meningkatkan kesempatan perdagangan dan juga menciptakan itikad yang baik bagi Gereja. Ketika mereka kembali ke rumah, putrinya Beth sudah menunggu saat pesawat mendarat. Ketika dia melihat orangtua mereka, dia mulai berlari ke arah mereka sambil menangis. Ayahnya mengulurkan tangan dan menarik putrinya dalam pelukan yang penuh kasih. Dia memikirkan, “Dengan segala keajaiban dunia [yang telah kami lihat], saat itu tiba-tiba merupakan saat paling indah dari seluruh perjalanan.”13

Ajaran-Ajaran Ezra Taft Benson

1

Keluarga merupakan unit paling penting untuk sekarang dan selama-lamanya.

Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir memandang keluarga sebagai unit paling penting untuk sekarang dan selama-lamanya. Gereja mengajarkan bahwa segala sesuatu harus berpusat di dalam dan di seputar keluarga. Gereja menekankan bahwa pelestarian kehidupan keluarga untuk sekarang dan selama-lamanya lebih utama dibandingkan semua hal lainnya.14

Tidak ada pengganti yang memuaskan untuk rumah. Landasannya sudah ada sejak dunia dijadikan. Misinya telah ditahbiskan oleh Allah.15

Kualitas suatu bangsa bergantung pada kualitas keluarga-keluarganya. Kualitas Gereja ini tidak akan pernah lebih baik daripada kualitas keluarga-keluarganya. Sebagai umat kita tidak lebih baik daripada tempat di mana keluarga berkumpul, rumah kita .… Rumah yang baik adalah landasan batu karang, batu penjuru peradaban. Rumah itu harus dipelihara. Rumah itu harus diperkuat.16

Sejumlah orang menanyakan kepada saya sebagai pemimpin Gereja mengapa kita begitu menekankan rumah dan keluarga ketika ada banyak masalah yang jauh lebih besar di sekitar kita? Tentu saja jawabannya adalah bahwa masalah-masalah yang lebih besar itu justru akibat dari masalah-masalah individu dan keluarga.17

Pernikahan dan kehidupan keluarga ditahbiskan oleh Allah.Dalam arti kekal, keselamatan adalah urusan keluarga. Allah menuntut orangtua bertanggung jawab atas pengawasan mereka dalam membesarkan keluarga mereka. Ini adalah tanggung jawab yang paling sakral.18

2

Dalam pernikahan yang bahagia, suami dan istri mengasihi dan melayani Allah dan satu sama lain.

Pernikahan, rumah, dan keluarga adalah lebih dari sekadar lembaga sosial. Itu ilahi, bukan buatan manusia. Allah menahbiskan pernikahan dari awal sekali. Dalam catatan mengenai pernikahan pertama yang dicatat dalam Kejadian, Tuhan membuat empat pernyataan penting: pertama, tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja; kedua, bahwa wanita diciptakan untuk menjadi penolong bagi pria, ketiga, bahwa mereka bersatu dan hendaknya menjadi satu daging; dan keempat, bahwa pria hendaknya meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya (lihat Kejadian 2:18, 24).

Kemudian, seolah-olah memperkuat pernyataan sebelumnya, Tuhan berfirman: “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:6). Dia juga berfirman, “Engkau hendaknya mengasihi istrimu dengan segenap hatimu, dan hendaknya mengikatkan diri kepadanya dan bukan kepada yang lain” (A&P 42:22).19

Tulisan suci memberi tahu kita: “Adam mulai mengolah tanah … yang telah Aku Tuhan perintahkan kepadanya. Dan Hawa, juga, istrinya, bekerja bersamanya .… Mereka mulai beranak cucu dan memenuhi bumi .… Dan Adam dan Hawa, istrinya, memanggil nama Tuhan .… Dan Adam dan Hawa memuji nama Allah, dan mereka menyingkapkan segala hal kepada putra mereka dan putri mereka … Dan Adam dan Hawa, istrinya, tidak berhenti meminta kepada Allah.” (Musa 5:1–2, 4, 12, 16).

Dari catatan yang diilhami ini kita melihat Adam dan Hawa memberikan kepada kita teladan yang ideal mengenai hubungan pernikahan perjanjian. Mereka bekerja bersama; mereka memiliki anak bersama; mereka berdoa bersama; dan mereka mengajarkan Injil kepada anak-anak mereka—bersama. Ini adalah pola yang Allah ingin agar semua pria dan wanita yang saleh menirunya.20

Pernikahan itu sendiri harus dianggap sebagai perjanjian yang sakral di hadapan Allah. Pasangan yang menikah memiliki kewajiban tidak saja terhadap satu sama lain, tetapi terhadap Allah. Dia telah menjanjikan berkat-berkat kepada mereka yang menghormati perjanjian tersebut.

Kesetiaan terhadap sumpah pernikahan seseorang mutlak penting untuk kasih, saling percaya, dan ketenteraman. Perzinaan jelas dikutuk oleh Tuhan .…

Menahan diri dan pengendalian diri harus menjadi asas yang mengatur dalam hubungan pernikahan. Pasangan harus belajar mengekang lidah maupun nafsu mereka.

Doa di rumah dan doa bersama pasangan akan memperkuat kesatuan [pasangan]. Secara bertahap pikiran, aspirasi, dan gagasan-gagasan akan menyatu sampai Anda memiliki tujuan-tujuan dan gol yang sama.

Bersandarlah pada Tuhan, ajaran-ajaran para nabi, dan tulisan suci untuk bimbingan dan pertolongan, khususnya ketika terdapat ketidaksepahaman dan masalah.

Pertumbuhan rohani datang dengan menyelesaikan masalah bersama—bukan dengan menghindarinya. Penekanan tak terkendali terhadap individualisme di zaman sekarang mendatangkan egoisme dan pemisahan. Dua individu menjadi “satu daging” masih merupakan standar Tuhan (lihat Kejadian 2:24).

Rahasia pernikahan yang bahagia adalah melayani Allah dan saling melayani sesamanya. Tujuan pernikahan adalah persatuan dan kesatuan, maupun pengembangan diri. Walaupun bertentangan dengan yang lazim dipercaya, semakin banyak kita saling melayani, semakin besar pertumbuhan kerohanian dan emosi kita.21

Gambar
Polynesian couple on a couch with a photo album.

“Kasih yang kita kenal di sini … sesungguhnya adalah kasih yang mengikat keluarga-keluarga bersama untuk sekarang dan selama-lamanya.”

Nasihat dari Rasul Paulus adalah paling indah dan tepat sasaran. Dia mengatakan dengan sederhana, “Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat” (Efesus 5:25).

Dalam wahyu zaman akhir Tuhan berfirman kembali mengenai kewajiban ini. Dia berfirman, “Engkau hendaknya mengasihi istrimu dengan segenap hatimu, dan hendaknya mengikatkan diri kepadanya dan bukan kepada yang lain” (A&P 42:22). Berdasarkan pengetahuan saya hanya ada satu hal lagi dalam semua tulisan suci di mana kita direkomendasikan untuk mengasihi dengan segenap hati kita, dan itu Allah Sendiri. Pikirkanlah apa maknanya itu!

Jenis kasih seperti ini dapat ditunjukkan kepada istri Anda dalam banyak cara. Pertama dan yang terutama, tidak ada hal lain kecuali Allah Sendiri yang lebih diutamakan dari istri Anda dalam kehidupan—bukan pekerjaan, bukan rekreasi, bukan hobi. Istri Anda adalah penolong berharga dan kekal Anda—rekan Anda.

Apa makna dari mengasihi seseorang dengan segenap hati Anda? Itu berarti mengasihi dengan segenap perasan emosi Anda dan dengan segenap pengabdian Anda. Tentu saja ketika Anda mengasihi istri Anda dengan segenap hati Anda, Anda tidak bisa merendahkan dia, mengecam dia, mencari-cari kesalahan dari dia, atau merundung dia dengan kata-kata, perilaku cemberut, atau tindakan-tindakan.

Apa yang dimaksud dengan “mengikatkan diri kepadanya”? Itu berarti tetap dekat kepadanya, loyal dan setia kepadanya, berkomunikasi kepadanya, dan mengungkapkan kasih Anda kepadanya.22

Suami dan istri yang saling mengasihi akan menemukan bahwa kasih dan kesetiaan adalah timbal balik. Kasih ini akan menciptakan suasana yang mengayomi bagi pertumbuhan emosi anak-anak. Kehidupan keluarga hendaknya saat yang membahagiakan dan sukacita yang dapat diingat oleh anak-anak dengan kenangan dan kebersamaan yang menyenangkan.23

3

Keluarga yang kuat memupuk kasih, rasa hormat, dan dukungan terhadap setiap anggota keluarga.

Marilah kita memperkuat keluarga. Doa keluarga dan perorangan setiap pagi dan setiap malam dapat mengundang berkat-berkat Tuhan dalam keluarga kita. Saat makan bersama memberikan waktu yang sangat baik untuk mengulas kegiatan-kegiatan hari itu dan tidak hanya memberi makan tubuh tetapi juga memberi makan rohani, dengan para anggota keluarga bergiliran membaca tulisan suci, khususnya Kitab Mormon. Malam hari adalah waktu yang baik bagi ayah yang sibuk untuk berada di sisi tempat tidur setiap dari anak-anaknya, untuk berbicara dengan mereka, menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, dan memberi tahu mereka betapa besar Anda mengasihi mereka.24

Keluarga adalah salah satu perlindungan terkuat Allah melawan kejahatan di zaman kita. Bantulah menjaga keluarga Anda kuat dan dekat serta layak menerima berkat-berkat dari Bapa kita di Surga. Sewaktu Anda melakukannya, Anda akan menerima iman dan kekuatan yang akan memberkati kehidupan Anda untuk selama-lamanya.25

Satu hal penting yang Tuhan minta dari kita masing-masing adalah untuk menyediakan rumah di mana terdapat pengaruh yang membahagiakan dan positif untuk kebaikan. Di tahun-tahun yang akan datang, harga perabot rumah yang mahal atau jumlah kamar mandi bukan hal yang penting, tetapi yang lebih penting adalah apakah anak-anak kita merasa dikasihi dan diterima di rumah. Akan menjadi sangat penting apakah terdapat kebahagiaan dan tawa ria, atau pertengkaran dan perselisihan.26

Keluarga yang berhasil memiliki kasih dan rasa hormat terhadap setiap anggota keluarga. Para anggota keluarga mengetahui mereka dikasihi dan dihargai. Anak-anak merasa mereka dikasihi oleh orangtua mereka. Dengan demikian, mereka aman dan percaya diri.

Keluarga yang kuat memupuk sifat komunikasi yang efektif. Mereka memperbincangkan masalah mereka, membuat rencana bersama, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Malam keluarga dan dewan keluarga dijalankan dan digunakan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan akhir ini.

Ayah dan ibu dalam keluarga yang kuat tetap dekat dengan anak-anak mereka. Mereka berbicara. Sejumlah ayah mewawancarai setiap anak secara resmi, yang lain melakukannya secara tidak resmi, dan beberapa yang lainnya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meluangkan waktu sendiri-sendiri secara teratur dengan setiap anak.

Setiap keluarga memiliki masalah dan tantangan-tantangan. Tetapi keluarga yang berhasil berusaha bekerja bersama untuk mencapai solusi alih-alih menggunakan kritikan dan perselisihan. Mereka saling mendoakan, berdiskusi, dan memberikan dorongan semangat. Terkadang keluarga-keluarga ini berpuasa bersama sebagai dukungan terhadap salah satu dari anggota keluarga.

Keluarga yang kuat saling mendukung.27

4

Rumah adalah tempat terbaik bagi anak-anak untuk mempelajari asas-asas dan praktik-praktik Injil.

Keluarga adalah tempat yang paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai abadi kepada para anggotanya. Jika kehidupan keluarga kuat dan berdasarkan pada asas-asas dan praktik-praktik Injil Yesus Kristus, … masalah-masalah tidak muncul dengan mudah.28

Orangtua yang berhasil telah menemukan bahwa membesarkan anak-anak dalam lingkungan yang tercemar dengan kejahatan tidaklah mudah. Oleh karena itu, mereka mengambil langkah-langkah pasti untuk menyediakan pengaruh-pengaruh sehat yang terbaik. Asas-asas moral diajarkan. Buku-buku yang baik disediakan dan dibaca. Kegiatan menonton televisi dikontrol. Musik yang baik dan meneguhkan disediakan. Tetapi yang paling penting, tulisan suci dibaca dan dibahas sebagai cara untuk membantu mengembangkan kerohanian.

Di rumah-rumah Orang Suci Zaman Akhir yang berhasil, orangtua mengajar anak-anak mereka untuk memahami iman kepada Allah, pertobatan, baptisan, dan karunia Roh Kudus (lihat A&P 68:25).

Doa keluarga adalah kegiatan yang teratur dalam keluarga-keluarga ini. Doa adalah cara untuk mengungkapkan terima kasih atas berkat-berkat dan untuk mengakui dengan rendah hati kebergantungan pada Allah Yang Mahakuasa untuk kekuatan, nafkah, dan dukungan.

Adalah pernyataan yang bijaksana dan benar bahwa keluarga yang berlutut bersama untuk berdoa berdiri tegak di hadapan Tuhan!29

Anak-anak perlu mengetahui siapa mereka dalam arti kekal mengenai identitas mereka. Mereka perlu mengetahui bahwa mereka memiliki Bapa Surgawi kekal yang kepada-Nya mereka dapat bersandar, yang kepada-Nya mereka dapat berdoa, dan yang dari-Nya mereka dapat menerima bimbingan. Mereka perlu mengetahui dari mana mereka berasal sehingga kehidupan mereka akan memiliki makna dan tujuan.

Anak-anak harus diajar untuk berdoa, untuk bersandar pada Tuhan untuk bimbingan, dan untuk mengucapkan terima kasih atas berkat-berkat yang mereka terima. Saya teringat berlutut berdoa di sisi tempat tidur anak-anak kami yang masih kecil, membantu mereka dengan doa-doa mereka.

Anak-anak harus diajar antara yang benar dan yang salah. Mereka dapat dan harus mempelajari perintah-perintah Allah. Mereka harus diajarkan bahwa mencuri, berdusta, berbuat curang, atau menginginkan hal-hal yang dimiliki orang lain adalah salah.

Anak-anak harus diajar untuk bekerja di rumah. Mereka hendaknya belajar di sana bahwa pekerjaan yang jujur mengembangkan kewibawaan dan harga diri. Mereka hendaknya mempelajari kesenangan dari bekerja, dari melakukan pekerjaan dengan baik.

Waktu senggang anak-anak harus diarahkan secara konstruktif pada kegiatan-kegiatan yang baik dan positif.30

Dirancang untuk memperkuat dan mengamankan keluarga, program malam keluarga Gereja menetapkan satu malam setiap minggu yang harus disediakan bagi para ayah dan ibu untuk berkumpul bersama putra dan putri mereka di sekeliling mereka di rumah.31

Asas-asas Injil bisa ditanamkan melalui malam keluarga yang efektif di mana remaja akan diperkuat sehingga mereka tidak perlu takut akan masa depan mereka. Ajaran seperti itu harus dilakukan dengan iman, kesaksian, dan optimisme.32

Membuat rumah Anda tertib berarti mematuhi perintah Allah. Ini mendatangkan keharmonisan dan kasih .… Ini adalah doa keluarga harian. Ini mengajarkan kepada keluarga Anda untuk memahami Injil Yesus Kristus. Ini berarti setiap anggota keluarga mematuhi perintah-perintah Allah. Ini berarti … menjadi layak menerima rekomendasi bait suci, semua anggota keluarga yang menerima tata cara-tata cara permuliaan, dan keluarga Anda dimeteraikan bersama untuk kekekalan. Ini adalah bebas dari utang yang berlebihan, dengan anggota keluarga membayar persepuluhan dan persembahan dengan jujur.33

5

Allah telah mengungkapkan bahwa keluarga bisa berlanjut setelah kematian.

Kasih yang kita kenal di sini bukan kasih yang bersifat sementara, tetapi sesungguhnya adalah kasih yang mengikat keluarga-keluarga bersama untuk sekarang dan selama-lamanya.34

Adalah melalui Joseph Smith di mana Allah Surga mengungkapkan kebenaran bahwa keluarga bisa berlanjut setelah kematian—bahwa simpati, kasih sayang, dan kasih kita terhadap satu sama lain akan berlanjut selama-lamanya.35

Tidak ada pengurbanan yang terlalu besar untuk memiliki berkat-berkat pernikahan kekal. Bagi sebagian besar dari kita, bait suci mudah diakses, mungkin begitu mudah sehingga berkatnya tidak dianggap terlalu serius. Sebagaimana halnya dengan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesetiaan dalam menjalani Injil, dinikahkan dengan cara Tuhan membutuhkan kerelaan untuk menyangkal diri Anda sendiri dari kefasikan—keduniawian—dan tekad untuk melakukan kehendak Bapa kita. Melalui tindakan iman ini, kita menunjukkan kasih kita kepada Allah dan pertimbangan kita terhadap keturunan yang belum lahir. Karena keluarga kita adalah sumber sukacita terbesar kita dalam kehidupan ini, demikian pula itu dalam kekekalan.36

Rumah dan Keluarga kami memiliki kenangan bahagia yang begitu mendalam hanya ketika kami mendengar kata-kata yang menyenangkan ini diucapkan! Saya berharap dan berdoa dengan sungguh-sungguh bagi Anda, dan dengan segenap semangat jiwa saya, agar Anda dapat mengetahui sukacita dan kepuasan yang tak terhingga dari menjadi orangtua yang terhormat. Anda akan merindukan salah satu dari sukacita terbesar dalam kehidupan ini dan dalam kekekalan jika Anda dengan sengaja menghindari tanggung jawab sebagai orangtua dan membina rumah tangga. Sebagaimana yang diungkapkan melalui Nabi Joseph Smith, konsep mulia keluarga dan hubungan keluarga yang langgeng merupakan landasan dasar dari kebahagiaan kita dalam kehidupan ini dan dalam kehidupan yang akan datang.37

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Presiden Benson mengajarkan, “Dalam arti kekal, keselamatan adalah urusan keluarga” (bagian 1). Apa ini artinya bagi Anda? Apa yang dapat anggota keluarga lakukan untuk keselamatan satu sama lain?

  • Sewaktu Anda menelaah nasihat Presiden Benson di bagian 2, renungkanlah bagaimana itu semua berhubungan dengan apa yang dia sebut “rahasia pernikahan yang bahagia.” Mengapa menurut Anda “rahasia” ini menuntun pada kebahagiaan?

  • Di bagian 3, pertimbangkanlah apa yang Presiden Benson katakan mengenai praktik-praktik keluarga yang berhasil. Dengan cara-cara apa praktik-praktik ini memperkuat keluarga? Renungkanlah apa yang dapat Anda lakukan untuk mengikuti nasihat ini.

  • Mengapa menurut Anda keluarga adalah “tempat yang paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai abadi”? (lihat bagian 4, dengan memerhatikan nasihat spesifik Presiden Benson mengenai mengajar dalam keluarga). Kapan Anda telah melihat para anggota keluarga saling membantu mempelajari asas-asas Injil?

  • Presiden Benson bersaksi bahwa keluarga dapat “berlanjut setelah kematian” (bagian 5). Apa pendapat dan perasaan Anda sewaktu Anda merenungkan kebenaran ini? Apa beberapa “kenangan indah” yang datang kepada Anda saat rumah dan keluarga disebut?

Tulisan Suci yang Berhubungan

Mazmur 127:3–5; 1 Korintus 11:11; 3 Nefi 18:21; A&P 49:15; 132:18–19; lihat juga “Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Liahona, November 2010, 129.

Bantuan Belajar

“Penelaahan Injil Anda paling efektif ketika Anda diajarkan oleh Roh Kudus. Mulailah selalu penelaahan Injil Anda dengan berdoa agar Roh Kudus membantu Anda belajar” (Mengkhotbahkan Injil-Ku [2004], 18)

Catatan

  1. Dalam Sheri L. Dew, Ezra Taft Benson: A Biography (1987), 363.

  2. The Teachings of Ezra Taft Benson (1988), 493.

  3. Lihat Ezra Taft Benson: A Biography, 126.

  4. Dalam Derin Head Rodriguez, “Flora Amussen Benson: Handmaiden of the Lord, Helpmeet of a Prophet, Mother in Zion,” Ensign, Maret 1987, 20

  5. Dalam “Flora Amussen Benson: Handmaiden of the Lord, Helpmeet of a Prophet, Mother in Zion,” 14.

  6. Lihat Ezra Taft Benson: A Biography, 179.

  7. Barbara Benson Walker, dalam Ezra Taft Benson: A Biography, 179.

  8. Mark Amussen Benson, dalam “Flora Amussen Benson: Handmaiden of the Lord, Helpmeet of a Prophet, Mother in Zion,” 20.

  9. Reed Amussen Benson, dalam Ezra Taft Benson: A Biography, 140.

  10. Reed Amussen Benson, dalam Ezra Taft Benson: A Biography, 133.

  11. Dalam Ezra Taft Benson: A Biography, 178.

  12. Dalam Ezra Taft Benson: A Biography, 126.

  13. Dalam Ezra Taft Benson: A Biography, 327.

  14. The Teachings of Ezra Taft Benson, 489.

  15. Dalam Conference Report, April 1949, 198.

  16. Dalam Conference Report, Oktober 1953, 122.

  17. The Teachings of Ezra Taft Benson, 521.

  18. “Fundamentals of Enduring Family Relationships,” Ensign, November 1982, 59.

  19. The Teachings of Ezra Taft Benson, 534.

  20. The Teachings of Ezra Taft Benson, 534.

  21. “Fundamentals of Enduring Family Relationships,” 59, 60.

  22. Sermons and Writings of President Ezra Taft Benson (2003), 209–210.

  23. “Fundamentals of Enduring Family Relationships,” 59.

  24. The Teachings of Ezra Taft Benson, 491.

  25. “To the ‘Youth of the Noble Birthright,’” Ensign, Mei 1986, 43.

  26. “Great Things Required of Their Fathers,” Ensign, Mei 1981, 34.

  27. “Counsel to the Saints,” Ensign, Mei 1984, 6.

  28. “Fundamentals of Enduring Family Relationships,” 59.

  29. “Counsel to the Saints,” 6–7.

  30. “Fundamentals of Enduring Family Relationships,” 60.

  31. The Teachings of Ezra Taft Benson, 528.

  32. “May the Kingdom of God Go Forth,” Ensign, Mei 1978, 33.

  33. “Great Things Required of Their Fathers,” 36.

  34. The Teachings of Ezra Taft Benson, 292.

  35. The Teachings of Ezra Taft Benson, 490.

  36. “This Is a Day of Sacrifice,” Ensign, Mei 1979, 33–34.

  37. The Teachings of Ezra Taft Benson, 491–492.