Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 17: Mematuhi Hukum Kesucian


Bab 17

Mematuhi Hukum Kesucian

“Aturan moral surga baik untuk pria maupun wanita adalah kesucian menyeluruh sebelum pernikahan dan kesetiaan penuh setelah pernikahan.”

Dari Kehidupan Ezra Taft Benson

Melakukan banyak perjalanan sebagai pemimpin keagamaan dan politik, Presiden Ezra Taft Benson sadar sekali akan kemerosotan moral yang terus terjadi di seluruh dunia, khususnya yang berhubungan dengan hukum kesucian. Dia memiliki sikap yang tegas terhadap kemerosotan ini, mengajarkan bahwa “hukum kesucian adalah asas yang memiliki makna kekal.”1 Dia menyatakan bahwa “di Gereja dan kerajaan Allah, kesucian tidak akan pernah ketinggalan zaman, terlepas apa yang mungkin dunia lakukan atau katakan.”2 Dia mengajarkan lebih lanjut: “Kita harus berada di dalam dunia amoral dan tidak bermoral, … tetapi bukan dari dunia itu. Kita harus dapat tidur dengan mudah tanpa harus khawatir mengenai hal-hal yang tidak bermoral yang telah kita lakukan.”3

Untuk menggambarkan pentingnya tetap bersih dari pengaruh-pengaruh dunia yang tidak bermoral, Presiden Benson membagikan kisah berikut:

“Saya teringat sebuah cerita mengenai seorang anak gadis yang, bersama kencannya, akan pergi ke sebuah tempat yang memiliki reputasi meragukan, menentang nasihat bijaksana dari orangtuanya. Pertanyaan yang dia ajukan adalah, ‘Apa bahayanya jika hanya masuk untuk melihat apa yang terjadi di sana?’ Orangtuanya tampaknya menyerah pada permintaan anaknya dan menyarankan agar dia memakai pakaian indah berwarna putih untuk kegiatan tersebut. Sebelum pemuda yang akan menjadi kencannya tiba, ayahnya berkata, ‘Maukah kamu menolong ayah sebelum pergi dan pergilah ke ruang daging asap dan ambil satu iris daging bacon dari sana?’

Anak gadis itu terkejut atas permintaan ini dan berkata, ‘Dengan pakaian terbaik saya seperti ini? Saya tidak akan pernah bisa membersihkan bau busuk dari pakaian saya.’ Ibunya berkata, ‘Itu benar, kamu tidak bisa pergi ke ruang daging asap tanpa menyerap sejumlah bau di sana. Menurut kami kamu cukup cerdas untuk tidak masuk ke sebuah tempat di mana kamu akan keluar dalam kondisi yang kurang cantik dan kurang bersih daripada ketika kamu masuk.’ Dengan nasihat yang bijaksana itu, anak gadis muda ini membuat keputusan yang benar untuk menjaga dirinya tak ternoda dan tetap bersih dari pengaruh-pengaruh jahat dalam dunia.”4

Gambar
An Hispanic couple with temple bags walking outside the Los Angeles California Temple.

Kepatuhan terhadap hukum kesucian mendatangkan “rasa sukacita dan kebahagiaan yang penting.”

Ajaran-Ajaran Ezra Taft Benson

1

Allah telah menetapkan standar kesucian bagi anak-anak-Nya.

Dalam dispensasi ini Tuhan mengulangi kembali perintah yang diberikan di Sinai ketika Dia berfirman, “Janganlah engkau … berbuat zina, … tidak juga melakukan apa pun yang seperti itu” (A&P 59:6, penekanan ditambahkan). Dari permulaan waktu, Tuhan telah menetapkan standar yang jelas dan pasti mengenai kemurnian akhlak. Standar itu dari dahulu selalu sama, hingga sekarang, dan akan selalu sama. Standar itu adalah hukum kesucian. Standar itu sama untuk semua orang—untuk pria dan wanita, untuk tua dan muda, untuk yang kaya dan miskin.5

Gereja tidak memiliki standar ganda mengenai moralitas. Aturan moral surga baik untuk pria maupun wanita adalah kesucian menyeluruh sebelum pernikahan dan kesetiaan penuh setelah pernikahan.6

Dalam Kitab Mormon, Nabi Yakub memberi tahu kita bahwa Tuhan senang akan kesucian anak-anak-Nya (lihat Jakub 2:28). Apakah Anda mendengar itu, brother dan sister sekalian? Tuhan tidak hanya berkenan ketika kita suci; Dia senang akan kesucian. Mormon mengajarkan hal yang sama kepada putranya, Moroni, ketika dia menulis bahwa kesucian dan kebajikan adalah “paling mahal dan berharga melebihi segala sesuatu” (Moroni 9:9).7

Hasrat alami bagi manusia dan wanita untuk bersama berasal dari Allah. Tetapi kebersamaan seperti itu dibatasi oleh hukum-hukum-Nya. Hal-hal tersebut diperuntukkan secara tepat untuk pernikahan, ketika dilakukan dalam batas ikatan pernikahan, adalah benar dan berkenan di hadapan Allah dan memenuhi perintah untuk berkembang biak dan memenuhi bumi. Tetapi hal-hal yang sama itu ketika dilakukan di luar ikatan pernikahan adalah suatu kutukan.8

Pergilah ke altar pernikahan dalam keadaan murni dan bersih. Cadangkanlah kebersamaan yang manis dan intim itu untuk hubungan pernikahan yang dicadangkan oleh Allah dari Surga sebagai bagian dari pernikahan dan bukan dilakukan di luar perjanjian pernikahan. Saya tidak peduli apa yang dunia katakan, tetapi ini adalah standar-standar dari kerajaan Allah.9

2

Dosa yang melanda angkatan ini adalah pelanggaran moral.

Dosa yang melanda angkatan ini adalah pelanggaran moral. Ini, Nabi Joseph katakan, akan menjadi sumber dari lebih banyak godaan, lebih banyak hajaran, dan lebih banyak kesulitan bagi para penatua Israel daripada apa pun lainnya. 10

Pelanggaran moral adalah kekuatan jahat yang tidak saja memengaruhi dunia tetapi juga memengaruhi anggota Gereja. Tidak mengakuinya adalah ketidakpedulian yang berbahaya atau bagaikan mengabaikannya. Dalam kategori kejahatan, hanya pembunuhan dan menyangkal Roh Kudus yang lebih berat dari hubungan seks yang dilarang, yang kita sebut percabulan ketika itu melibatkan seorang yang tidak menikah, atau dosa perzinaan yang lebih serius ketika itu melibatkan seseorang yang menikah. Saya tahu hukum-hukum pemerintah tidak menganggap ketidaksucian sebagai dosa yang serius seperti yang dianggap Allah, juga tidak dihukum seberat hukuman Allah, tetapi itu tidak mengubah kekejiannya. Dalam pandangan Allah hanya ada satu standar moral bagi pria dan wanita. Dalam pandangan Allah kesucian tidak pernah ketinggalan zaman .…

Tidak ada dosa yang menyebabkan kehilangan Roh Tuhan di antara umat kita yang lebih besar di zaman sekarang daripada hubungan seks bebas. Ini menyebabkan umat kita tersandung, menghancurkan pertumbuhan mereka, memperlemah kuasa rohani mereka, dan membuat mereka tunduk pada dosa-dosa lain.11

Terdapat bahaya mengerikan jika Anda membangun hubungan pranikah berdasarkan hubungan intim fisik .… Dampak-dampak berbahaya dari hubungan tidak sah seperti itu dibawa ke dalam kehidupan pernikahan, mendatangkan kekecewaan, kepedihan, dan melemahkan struktur rumah tangga.12

Kemurnian akhlak adalah sebuah asas kekal. Roh Allah “tidak berdiam di dalam bait suci yang tidak kudus” [lihat Helaman 4:24]. Kemurnian adalah pemberi nyawa; ketidakmurnian menimbulkan kematian. Hukum-hukum kudus Allah tidak dapat dilanggar tanpa hukuman. Bangsa-bangsa besar telah jatuh ketika moral mereka rusak, karena dosa-dosa amoralitas menuntun rakyat mereka menjadi individu-individu yang rusak yang tidak mampu menghadapi tantangan-tantangan di zaman mereka.13

Ketidaksucian adalah kejahatan yang menimbulkan kutukan paling besar dari semua kejahatan, sementara kemurnian akhlak adalah salah satu perlindungan terbesar bagi rumah tangga yang berhasil. Rumah tangga yang bahagia dan berhasil tidak dapat dibangun di atas amoralitas.14

Sejumlah orang akan membenarkan tindakan amoralitas mereka dengan argumen bahwa pembatasan-pembatasan terhadapnya hanya merupakan aturan keagamaan, aturan yang tidak berarti apa-apa karena pada kenyataannya Allah itu tidak ada. Anda akan mengenali ini hanya sebagai rasionalisasi tidak benar yang dirancang untuk membenarkan selera badani, nafsu, dan emosi seseorang. Hukum Allah tidak bisa diubah. Itu berlaku untuk semua orang, baik mereka percaya kepada Allah atau tidak. Semua orang tunduk pada hukuman-hukumannya, tidak peduli betapapun seseorang mencoba merasionalisasikan atau mengabaikannya.

Tindakan amoral … selalu disertai dengan penyesalan. Seseorang tidak dapat melakukan hubungan seks bebas tanpa mengalami dampak-dampak buruk darinya. Dia tidak dapat berbuat salah dan kemudian merasa nyaman dengan hal itu—itu mustahil. Setiap kali seseorang melanggar hukum Allah, dia menerima akibatnya dalam bentuk kepedihan, kesedihan, penyesalan, kurang harga diri, dan dia menyingkirkan dirinya sendiri dari kontak dengan Roh Allah.15

3

Agar tetap bersih secara moral, kita perlu mempersiapkan diri kita untuk melawan godaan.

Kebanyakan orang jatuh ke dalam dosa seks dalam upaya salah arah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Kita semua memiliki kebutuhan untuk merasa dikasihi dan berguna. Kita semua berupaya untuk memiliki sukacita dan kebahagiaan dalam kehidupan kita. Mengetahui ini, Setan sering memikat orang-orang ke dalam dosa amoralitas dengan memanfaatkan kebutuhan-kebutuhan dasar mereka. Dia menjanjikan kesenangan, kebahagiaan, dan kepuasan.

Tetapi tentu saja ini adalah sebuah tipuan. Seperti yang dikatakan oleh penulis Amsal: “Siapa melakukan zina tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri” (Amsal 6:32). Samuel orang Laman mengajarkan hal yang sama ketika dia mengatakan, “Kamu telah mengupayakan kebahagiaan dengan melakukan kedurhakaan, yang hal itu bertentangan dengan kodrat kebenaran” (Helaman 13:38). Alma mengatakannya dengan lebih sederhana: “Kejahatan tidak pernah merupakan kebahagiaan” (Alma 41:10).16

Ada pepatah lama yang menyatakan: Lebih baik mempersiapkan diri dan mencegah daripada memperbaiki dan bertobat. Sungguh tepat pepatah ini untuk hukum kesucian. Pertahanan pertama untuk memastikan diri kita agar tetap bersih secara moral adalah dengan mempersiapkan diri kita melawan godaan dan mencegah diri kita terlibat dalam dosa.17

Pikiran yang bersih

Kendalikan pikiran Anda. Tidak seorang pun terlibat ke dalam tindakan amoral secara tiba-tiba. Benih-benih pertama tindakan amoral selalu tertanam dalam pikiran. Ketika kita membiarkan pikiran kita terfokus pada hal-hal yang cabul atau amoral, langkah pertama menuju tindakan amoral telah diambil. Secara khusus saya memperingatkan Anda terhadap kejahatan pornografi. Berulang kali kita mendengar dari mereka yang telah terjebak dalam dosa besar bahwa sering kali langkah pertama dalam perjalannnya menuju pelanggaran dimulai dengan bahan-bahan pornografi. Juruselamat mengajarkan bahwa bahkan ketika seorang pria memandang seorang wanita dan menginginkannya, atau dengan kata lain, ketika dia membiarkan pikirannya mulai tidak terkendali, dia telah berzina dengan dia di dalam hatinya (lihat Matius 5:28; A&P 63:16).18

Mereka yang memikirkan hal-hal yang bersih tidak melakukan perbuatan kotor. Anda tidak saja bertanggung jawab di hadapan Allah untuk tindakan-tindakan Anda tetapi juga untuk mengendalikan pikiran Anda. Jadi hiduplah dengan cara yang tidak akan membuat Anda malu seandainya pikiran dan tindakan Anda diketahui orang lain. Pepatah lama masih benar bahwa apa yang Anda tabur dalam pikiran akan berbuah tindakan, apa yang Anda tabur dalam tindakan akan membentuk kebiasaan, ketika Anda menabur kebiasaan maka itu akan membentuk sebuah karakter, dan karakter Anda menentukan tujuan kekal Anda. “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia” (lihat Amsal 23:7).19

Pikirkanlah dengan saksama perkataan Nabi Alma kepada putranya yang bandel, Korianton, “Meninggalkan dosa-dosamu, dan jangan lagi mengikuti nafsu matamu.” (Alma 39:9).

“Nafsu matamu.” Di zaman kita, apa arti ungkapan itu?

Film, program televisi, dan rekaman-rekaman video yang merangsang dan cabul.

Majalah-majalah dan buku-buku yang jorok dan porno.

Kami menasihi Anda … untuk tidak mencemari pikiran Anda dengan materi yang merendahkan seperti itu, karena setelah dilewati oleh kejorokan ini pikiran tidak pernah sama.20

Jadilah bersih. Jadilah bajik dalam pikiran dan tindakan Anda. Bacalah buku-buku yang baik. Jangan pernah membiarkan pikiran Anda terpengaruh oleh pornografi .… Dalam firman Tuhan, “Biarlah kebajikan mengisi pikiranmu dengan tidak ada hentinya; maka rasa percayamu akan menjadi kuat di hadirat Allah. Roh Kudus akan menjadi rekanmu terus-menerus” (A&P 121:45–46).21

Berdoalah untuk memperoleh kekuatan.

Berdoalah selalu untuk memperoleh kekuatan melawan godaan. Godaan akan datang kepada kita semua. Godaan itu akan berada dalam banyak bentuk dan muncul dalam banyak samaran, tetapi Tuhan telah memberi kita kunci untuk melawannya. Dia berkata kepada Nabi Joseph Smith: “Berdoalah selalu, agar kamu boleh keluar sebagai penakluk; ya, agar kamu boleh menaklukkan Setan, dan agar kamu boleh lolos dari tangan para hamba Setan yang menyokong pekerjaannya” (A&P 10:5). Hendaknya menjadi bagian dari doa sehari-hari kita untuk memohon kepada Tuhan untuk kekuatan secara terus-menerus melawan godaan, khususnya yang melibatkan hukum kesucian.22

Tidak ada godaan yang melampaui kekuatan Anda untuk menghindarinya. Jangan membiarkan diri Anda berada dalam posisi di mana Anda mudah terjatuh. Dengarkanlah bisikan-bisikan dari Roh. Jika Anda terlibat dalam hal-hal di mana Anda merasa bahwa Anda tidak dapat berdoa dan memohon berkat-berkat Tuhan mengenai apa yang sedang Anda lakukan, itu berarti Anda terlibat dalam jenis kegiatan yang salah.23

Penghindaran pada situasi-situasi yang tidak pantas

Pria dan wanita yang menikah terkadang main mata dan menggoda orang-orang dari lawan jenis. Pertemuan yang katanya tidak berbahaya tersebut diatur, atau meluangkan waktu bersama dalam jumlah yang berlebihan. Dalam semua kasus ini, orang merasionalisasikan dengan mengatakan bahwa ini adalah ungkapan persahabatan yang alami. Tetapi apa yang mungkin tampak seperti godaan yang tidak berbahaya atau hanya sekadar sedikit iseng dengan seseorang dari lawan jenis dapat dengan mudah mengarah pada keterlibatan yang lebih serius dan pada akhirnya perselingkuhan.

Sebuah pertanyaan yang baik untuk diajukan kepada diri kita sendiri adalah ini: Apakah pasangan saya akan senang jika dia tahu saya melakukan ini?24

Jika Anda sudah menikah, hindari berada sendirian dengan orang-orang dari lawan jenis kapan pun memungkinkan. Banyak di antara tragedi amoralitas bermula ketika seorang pria dan wanita berada sendirian di kantor, atau di gereja, atau mengendarai mobil. Pada awalnya mungkin tidak ada niat atau bahkan pikiran untuk berbuat dosa. Tetapi situasinya memberikan kesempatan sempurna untuk terjadinya godaan. Satu hal mengarah pada yang lainnya, dan dengan cepat itu mengakibatkan tragedi. Jauh lebih mudah menghindari situasi-situasi seperti itu sejak awal untuk mencegah berkembangnya godaan.25

Kesopanan

Bersikaplah sopan. Kesopanan dalam berpakaian dan bahasa dan perilaku adalah indikasi sesungguhnya dari kehalusan dan karakteristik Orang Suci Zaman Akhir yang bajik .… Hindari hal-hal yang merendahkan dan vulgar dan merangsang.26

Gambar
Young adults in San Diego, California.

“Bagi mereka yang masih lajang dan sedang berkencan, rencanakan dengan saksama kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif.”

Kegiatan-kegiatan yang sehat dan positif

Atasilah kejahatan dengan hal-hal yang baik. Anda dapat mengatasi banyak kecenderungan jahat melalui pengerahan tenaga fisik yang baik dan kegiatan-kegiatan yang sehat. Jiwa yang sehat, tanpa pengaruh alkohol dan tembakau yang merusak tubuh dan roh, berada dalam kondisi yang lebih baik untuk mengalahkan kejahatan.27

Bagi mereka yang masih lajang dan sedang berkencan, rencanakan dengan saksama kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif sehingga Anda tidak dibiarkan berdua tanpa melakukan sesuatu selain kasih sayang secara fisik .… Ini adalah asas mengisi kehidupan seseorang dengan kegiatan-kegiatan positif sehingga hal yang negatif tidak berkesempatan untuk tumbuh.28

Isilah kehidupan Anda dengan sumber-sumber kekuatan yang positif. Tidaklah cukup hanya dengan mencoba melawan kejahatan atau mengosongkan kehidupan kita dari dosa. Kita harus mengisi kehidupan kita dengan kesalehan. Kita harus terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mendatangkan kekuatan rohani.

Saya berbicara mengenai kegiatan seperti pembacaan dan penelaahan tulisan suci. Ada kuasa yang mengalir ke dalam kehidupan kita ketika kita membaca dan menelaah tulisan suci setiap hari yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Doa harian adalah sumber kuasa besar lainnya. Berpuasa untuk memperoleh kekuatan tertentu atau berkat-berkat khusus dapat menguatkan kita melampaui kemampuan normal kita. Pelayanan terhadap sesama, kehadiran di gereja, pelayanan dalam kerajaan Allah—semuanya dapat memberikan tambahan kekuatan dan kuasa pada cadangan yang kita miliki.

Kita harus berbuat lebih dari sekadar menyingkirkan pengaruh-pengaruh negatif dari kehidupan kita. Kita harus menggantikannya dengan kegiatan-kegiatan benar yang mengisi kita dengan kekuatan dan tekad untuk menjalani hidup sebagaimana mestinya.29

4

Melalui pertobatan yang tulus, mereka yang terjerat dalam dosa seks dapat menjadi bersih kembali.

Mungkin bagi sejumlah orang nasihat untuk bersiap-siap dan melakukan pencegahan ini sudah terlambat. Mungkin Anda sudah benar-benar terjerumus dalam dosa yang serius. Jika kasusnya demikian, tidak ada pilihan sekarang selain memperbaiki kehidupan Anda dan bertobat dari dosa-dosa Anda. Kepada Anda saya ingin menyarankan lima hal penting yang dapat Anda lakukan untuk kembali pada keadaan kemurnian akhlak. Menyingkirlah segera dari situasi apa pun yang menyebabkan Anda berbuat dosa atau yang dapat menyebabkan Anda berbuat dosa. Memohonlah kepada Tuhan untuk memperoleh kuasa mengatasinya. Izinkan pemimpin imamat Anda membantu mengatasi pelanggaran tersebut dan kembali ke penemanan penuh dengan Tuhan. Terimalah bantuan ilahi dan isilah kehidupan Anda dengan sumber-sumber kekuatan yang positif. Ingatlah bahwa melalui pertobatan yang sungguh-sungguh, Anda dapat menjadi bersih kembali.

Bagi mereka yang melakukan apa yang disyaratkan oleh pertobatan yang sesungguhnya, janjinya adalah pasti. Bagi mereka yang melakukan apa yang disyaratkan bagi pertobatan sejati, janjinya pasti. Anda dapat menjadi bersih kembali. Keputusasaan dapat diangkat. Perasaan tenteram dari pengampunan akan mengalir ke dalam kehidupan Anda. Dalam dispensasi ini Tuhan berbicara dengan sangat jelas ketika Dia berfirman, “Lihatlah, dia yang telah bertobat dari dosa-dosanya, orang yang sama diampuni, dan Aku, Tuhan tidak mengingatnya lagi” (A&P 58:42).30

5

Orangtua hendaknya mengajari anak-anak mereka untuk menjalankan hukum kesucian.

Orangtua hendaknya memberikan kepada anak-anak mereka petunjuk-petunjuk khusus mengenai kesucian pada usia dini, baik untuk perlindungan fisik maupun moral mereka.31

Jika orangtua saling mengasihi dan menghargai, dan jika dalam kemitraan sakral mereka terdapat dukungan penuh dan kesetiaan yang tidak diragukan lagi, hal-hal mendasar ini akan diwujudkan di rumah-rumah generasi yang akan datang. Sebaliknya, jika terdapat pertengkaran, perselisihan, dan ketidakharmonisan di rumah, dan keterlibatan dalam praktik main mata yang berbahaya dengan orang lain ketika tidak berada di rumah, maka rumah-rumah generasi yang akan datang akan menjadi lemah oleh tindakan itu .…

… Rumah-rumah kita harus menjadi benteng kekuatan dengan menanamkan kesalehan dan mendatangkan ke dalamnya kedamaian, kesatuan, dan tindakan yang tidak mementingkan diri yang diciptakan oleh kemurnian diri, kesetiaan yang tidak dapat diragukan, dan pengabdian keluarga. Orangtua harus menerima pernikahan sebagai lembaga ilahi, dan menghormati peran sebagai orangtua. Anak-anak harus diilhami melalui ajaran dan teladan sebagai persiapan untuk pernikahan mereka, untuk melindungi mereka dari ketidaksucian seperti penyakit yang menjijikkan, dan untuk mempratikkan kebajikan-kebajikan Kristen mendasar lainnya.32

Gambar
A father sitting on a stone fence with his teenage son. The father and son are looking at each other as they counsel together. Posed by models.

Presiden Ezra Taft Benson menasihati orangtua untuk mengajar anak-anak mereka mengenai hukum kesucian.

6

Allah telah memberi kita hukum kesucian untuk mendatangkan sukacita kepada kita.

Bapa Surgawi kita tidak menghasratkan hal apa pun untuk kita kecuali ingin kita bahagia. Dia memberi tahu kita hanya hal-hal yang akan mendatangkan sukacita bagi kita. Dan salah satu asas paling pasti yang diberikan oleh Allah untuk membantu kita memperoleh sukacita adalah melalui hukum kesucian. Saya berdoa dengan segenap hati saya agar Anda akan mempertimbangkan dengan sangat serius konsekuensi yang penuh sukacita dari mematuhi hukum ini, dan konsekuensi tragis dari pelanggaran terhadapnya.33

Sebuah alasan untuk memperoleh kebajikan—yang mencakup kesucian diri, pikiran dan tindakan-tindakan yang bersih, dan integritas—adalah bahwa kita harus memiliki Roh dan kuasa Allah dalam kehidupan kita untuk melakukan pekerjaan Allah. Tanpa kuasa dan pengaruh ini kita tidak lebih baik daripada orang-orang di organisasi lain. Kebajikan itu bersinar dan akan memengaruhi orang lain menuju kehidupan yang lebih baik dan menyebabkan nonanggota menanyakan mengenai kepercayaan kita.34

Setialah pada hukum-hukum kudus Allah. Ingatlah, hukum-hukum tersebut tidak bisa dilanggar tanpa konsekuensi. Jika Anda ingin bahagia dan berhasil dalam pergaulan, kencan, dan pembangunan rumah tangga Anda di bumi, selaraskan kehidupan Anda dengan hukum-hukum kekal dari surga. Tidak ada cara lain.35

Tidak ada kebahagiaan yang abadi dalam amoralitas. Sukacita tidak ditemukan dengan melanggar hukum kesucian. Hal yang sebaliknya berlaku. Mungkin saja ada kesenangan sementara. Untuk sementara itu mungkin seperti segala sesuatu yang indah. Tetapi hubungan akan memburuk dengan cepat. Perasaan bersalah dan malu muncul. Kita menjadi takut dosa-dosa kita akan terungkap. Kita harus menyelinap dan bersembunyi, berdusta dan berselingkuh. Kasih mulai padam. Kepahitan, kecemburuan, amarah, dan bahkan kebencian mulai tumbuh. Semua ini adalah akibat alami dari dosa dan pelanggaran.

Sebaliknya, ketika kita mematuhi hukum kesucian dan menjaga diri kita tetap bersih secara moral, kita akan memiliki berkat-berkat kasih dan kedamaian yang meningkat, rasa percaya dan penghargaan yang lebih besar terhadap pasangan nikah kita, komitmen yang lebih dalam terhadap satu sama lain, dan dengan demikian rasa sukacita dan kebahagiaan yang dalam dan penting.36

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Presiden Benson mengatakan bahwa standar kemurniah akhlak Tuhan adalah “jelas dan tanpa keraguan” (bagian 1). Dalam hal-hal apa standar ini berbeda dengan pesan-pesan dari dunia?

  • Apa beberapa konsekuensi dari melanggar hukum kesucian? (Untuk beberapa contoh, lihat bagian 2).

  • Apa beberapa hal khusus yang dapat kita lakukan untuk melindungi diri kita dan keluarga kita dari godaan seks? (Untuk beberapa contoh, lihat bagian 3).

  • Kajilah ulang nasihat Presiden Benson kepada mereka yang terjerumus “dalam dosa yang serius” (bagian 4). Apa pikiran dan perasaan Anda sewaktu Anda merenungkan janji Tuhan untuk menyambut orang yang bertobat “kembali ke penemanan penuh”?

  • Mengapa menurut Anda penting bagi orangtua untuk “memberikan kepada anak-anak mereka petunjuk-petunjuk khusus mengenai kesucian pada usia dini”? Bagaimanakah kesetiaan orangtua terhadap satu sama lain memengaruhi perasaan anak-anak mereka mengenai pernikahan dan hukum kesucian? (lihat bagian 5).

  • Apa beberapa “konsekuensi yang penuh sukacita” dari mematuhi hukum kesucian? (Untuk beberapa contoh, lihat bagian 6).

Tulisan Suci yang Berhubungan

Kejadian 39:7–21; 1 Korintus 6:18–20; Galatia 5:16; Alma 38:12; 39:3–5; 3 Nefi 12:27–30; A&P 42:22–25

Bantuan Mengajar

“Imbaulah mereka yang Anda ajar untuk datang ke kelas siap belajar dan berperan serta. Sewaktu mereka berusaha secara perorangan untuk mempelajari Injil, mereka akan lebih mungkin untuk berperan dalam suasana belajar selama pelajaran” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia [1999], 80).

Catatan

  1. “The Law of Chastity,” New Era, Januari 1988, 4.

  2. “To ‘the Rising Generation,’” New Era, Juni 1986, 6.

  3. The Teachings of Ezra Taft Benson (1988), 285.

  4. The Teachings of Ezra Taft Benson, 282–283.

  5. “The Law of Chastity,” 4.

  6. “To ‘the Rising Generation,’” 5–6.

  7. “The Law of Chastity,” 4.

  8. Dalam Conference Report, Oktober 1964, 59.

  9. The Teachings of Ezra Taft Benson, 281.

  10. “Cleansing the Inner Vessel,” Ensign, Mei 1986, 4; pernyataan oleh Joseph Smith dikutip dalam Brigham Young, “Instructions to Missionaries,” Deseret News, 13 Juni 1860, 113.

  11. Dalam Conference Report, Oktober 1964, 59.

  12. “Your Charge: To Increase in Wisdom and Favor with God and Man,” New Era, September 1979, 43.

  13. Dalam Conference Report, Oktober 1959, 113.

  14. Dalam Conference Report, April 1949, 196.

  15. This Nation Shall Endure (1977), 97.

  16. “The Law of Chastity,” 4–5.

  17. “The Law of Chastity,” 6.

  18. “The Law of Chastity,” 6.

  19. Dalam Conference Report, Oktober 1964, 60.

  20. “To the ‘Youth of the Noble Birthright,’” Ensign, Mei 1986, 45; lihat juga “To the Young Women of the Church,” Ensign, November 1986, 81.

  21. The Teachings of Ezra Taft Benson, 285.

  22. “The Law of Chastity,” 6.

  23. Dalam Conference Report, Oktober 1964, 60.

  24. “The Law of Chastity,” 6.

  25. “The Law of Chastity,” 6.

  26. “To the Young Women of the Church,” Ensign, November 1986, 83.

  27. Dalam Conference Report, Oktober 1964, 60.

  28. “The Law of Chastity,” 6.

  29. “The Law of Chastity,” 7.

  30. The Teachings of Ezra Taft Benson, 284.

  31. Dalam Conference Report, Oktober 1964, 59.

  32. Dalam Conference Report, April 1949, 197, 198.

  33. “The Law of Chastity,” 7.

  34. The Teachings of Ezra Taft Benson, 278.

  35. “Your Charge: To Increase in Wisdom and Favor with God and Man,” 43.

  36. “The Law of Chastity,” 5.