2008
Seseorang di Antara Kerumunan
Mei 2007


Seseorang di Antara Kerumunan

Marilah kita dengan tenang dan teguh maju terus kepada Juruselamat, dengan beriman bahwa Dia peduli terhadap kita dan memiliki kuasa untuk menyembuhkan serta menyelamatkan kita.

Gambar
Elder Dennis B. Neuenschwander

Di dalam kitab Lukas kita membaca tentang seorang perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Dia telah menggunakan semua kekayaannya untuk mencari solusi medis tetapi tidak menemukan keberhasilan. Dalam sebuah kerumunan, perempuan ini mendekati Juruselamat dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Yesus ingin mengetahui siapa yang telah menjamah-Nya karena dia merasa bahwa kuasa telah keluar dari diri-Nya. Para Rasul tidak dapat memahami pertanyaan itu dan bertanya, “Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau, dan Engkau bertanya siapa yang menyentuh-Ku?”1 Perempuan itu kemudian dengan ketakutan yang besar dan gemetar mengakui bahwa dialah yang telah menjamah-Nya dan dengan seketika telah sembuh. Juruselamat menyuruhnya pergi dengan damai dan memberitahunya bahwa imannya telah menyelamatkannya.

Ada banyak yang harus dipelajari dan direnungkan dalam cerita sederhana yang menarik ini.

Saya dapat membayangkan kerumunan itu sendiri. Kerumunan itu pastilah cukup besar, ketika orang-orang maju mendekati Yesus. Mungkin itu bahkan merupakan sebuah kerumunan yang ramai, ketika orang-orang mendorong dan mendesak mencoba untuk dapat melihat-Nya dengan lebih baik. Saya bertanya-tanya mengapa mereka berada di sana. Kebanyakan, saya pikir, datang karena keingintahuan. Ke mana pun Dia pergi berita tentang kedatangan dan mukjizat-Nya mendahului Dia. Mungkin mereka mengharapkan untuk melihat sesuatu yang tidak biasa, sebuah kejadian yang tidak boleh dilewatkan. Meskipun tidak disebutkan, kemungkinan besar ada orang-orang Farisi dalam kerumunan itu, yang tampaknya selalu dekat untuk mencari kesempatan menjebak, mempermalukan, atau mencari sesuatu yang dengannya mereka dapat menyalahkan Yesus. Mungkinkah bahwa beberapa di antara mereka dalam kerumunan itu bahkan datang untuk menghina?

Di antara kerumunan itu ada seorang perempuan. Saya melihat seorang perempuan yang sederhana, mungkin bahkan seorang perempuan yang takut-takut, yang mendekati Juruselamat dari belakang dan kemudian dengan perasaan malu mengakui bahwa dia telah menyentuh jumbai jubah-Nya. Dia adalah seorang perempuan yang telah menggunakan semua kekayaannya dan jatuh miskin karena kesulitan-kesulitannya. Dia sangat memerlukan bantuan. Secara kasat mata, tidak banyak perbedaan antara dia dengan orang lainnya dalam kerumunan itu. Tidak seorang pun yang mencoba menghentikannya untuk mendekati Yesus. Sesungguhnya, para Rasul tidak memerhatikan maupun berusaha menghentikannya. Tetapi ada sesuatu yang membuatnya berbeda dari yang lainnya dalam kerumunan tersebut hari itu. Meskipun tenggelam dalam kerumunan orang, dia dengan ketetapan hati dan diam-diam maju dengan satu tujuan dalam benaknya: untuk datang kepada Juruselamat, beriman bahwa Dia memiliki kuasa untuk menyembuhkannya, bahwa Dia memedulikannya dan akan menanggapi kebutuhannya. Dalam satu hal ini dia memisahkan dirinya dari kerumunan. Orang banyak datang untuk melihat, tetapi perempuan ini datang untuk disembuhkan.

Ada cerita yang menarik lainnya dalam tulisan suci tentang seseorang yang setia di antara kerumunan. Alma berada di antara para imam jahat dari Raja Nuh. Ini adalah orang-orang yang digambarkan terangkat-angkat dalam kesombongan hati mereka, malas, dan pemuja berhala, yang berbicara sia-sia serta muluk-muluk kepada orang.2 Mereka telah memutarbalikkan jalan-jalan Tuhan, karena mereka tidak menggunakan hati mereka untuk memahami.3 Ketika Abinadi menyampaikan pesannya mengenai pertobatan, mereka menertawakan dia dan akhirnya membunuhnya. Ini tentu saja adalah kerumunan orang yang jahat. Meskipun demikian, sebagaimana yang tulisan suci tunjukkan, “Ada seorang di antara mereka”4 yang percaya. Hanya Alma yang mengindahkan apa yang telah Abinadi ajarkan. Dengan keberanian dia keluar dari kerumunan untuk mengikuti Tuhan. Pengaruh dari satu orang ini di antara kerumunan dalam perjalanan sejarah bangsa Nefi tidaklah terkira.

Salah satu kerumunan dalam Kitab Mormon yang terkenal adalah kerumunan yang menempati bangunan yang besar dan luas dalam penglihatan Lehi mengenai pohon kehidupan. Bangunan itu penuh dengan orang, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan, yang sedang mengejek dan menuding-nuding dengan jari mereka kepada mereka yang sedang memakan buah pohon itu.5 Sayangnya, beberapa orang yang telah mencicipi buah mendengarkan kerumunan itu serta “terdampar ke dalam jalan yang terlarang dan hilang”6 Meskipun demikian, ada beberapa orang lainnya, yang memakan buah dan tidak mendengarkan kerumunan.7 Ini adalah mereka yang menikmati berkat-berkat sepenuhnya pohon kehidupan.

Dalam kenyataan cerita ini bukanlah tentang kerumunan tetapi individu- individu yang berada di antara kerumunan itu. Hal ini adalah benar-benar mengenai Anda dan saya. Kita semua berada di antara kerumunan dunia ini. Hampir semua dari kita adalah seperti perempuan itu yang, tidak memedulikan kerumunan, datang kepada Juruselamat. Kita semua memiliki iman bahwa sekadar sebuah sentuhan akan mendatangkan kesembuhan bagi jiwa kita yang menderita dan bantuan bagi kebutuhan kita yang paling dalam.8 Para anggota baru Gereja di beberapa negara sering kali seperti Alma. Mereka mendengar firman tentang kehidupan ketika tidak seorang pun lainnya dalam keluarga atau lingkaran teman-teman mereka mendengarnya. Tetapi, masih saja mereka memiliki keberanian untuk menerima Injil dan membuat rencana arah melewati kerumunan. Saya pikir kita masing-masing memahami apa artinya untuk mengambil buah yang memuaskan itu dari pohon kehidupan dalam pandangan dan suara mereka yang mengejek, dan apa artinya untuk menggunakan setiap upaya keberanian untuk tidak mendengarkan mereka.

Bergumul melewati kerumunan dunia dapat menjadi sunyi dan berat. Pengaruh dan godaannya terhadap individu yang berharap untuk meninggalkannya untuk sesuatu yang lebih baik dapat menjadi sangat kuat dan sangat sulit untuk diatasi.

Siapa yang lebih baik daripada Juruselamat yang dapat menjangkau, mendukung, dan pada akhirnya menolong seseorang di antara kerumunan itu? Dia memahami apa artinya untuk bertekun di antara kerumunan yang tidak menghormati dan masih tetap setia. Kerumunan duniawi tidaklah mengenal-Nya, dengan mengatakan bahwa “Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada” dan bahwa “dan rupa pun tidak sehingga kita menginginkannya.”9 Raja Benyamin berkata bahwa dunia “akan menganggapnya sebagai seorang manusia.”10 Yesaya kemudian menggambarkan tempat Kristus di antara kerumunan dunia dengan kata-kata berikut:

Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan …; ia sangat dihina, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya: padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.11

Nefi menuliskan bahwa “dunia, karena kedurhakaan mereka, akan menilai-Nya sebagai sesuatu yang tak berharga.”12

Meskipun demikian pada akhirnya, Putra Sulung Allah yang sering dinilai secara keliru dan tidak dipahami, akan muncul dari satu di antara kerumunan sebagai Yang Diurapi, Juruselamat dan Penebus dunia. Kemunculan ini dengan rendah hati dinubuatkan dalam pernyataan Juruselamat Sendiri kepada kepala imam dan penatua tertentu bahwa, “batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.”13

Brother dan sister yang terkasih, saya berdoa agar kita masing-masing dapat dengan selamat melewati kerumunan dunia ini. Dalam semua keadaan kehidupan marilah kita dengan tenang dan teguh maju terus kepada Juruselamat, dengan beriman bahwa Dia peduli terhadap kita dan memiliki kuasa untuk menyembuhkan serta menyelamatkan kita. Marilah kita mengindahkan firman-Nya mengenai kehidupan dan mengambil buah yang datang dari firman-Nya dengan sepenuhnya, berkesinambungan, dan berani. Dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. Lukas 8:45.

  2. Lihat Mosia 11:5–11.

  3. Lihat Mosia 12:25–27.

  4. Mosia 17:2.

  5. Lihat 1 Nefi 8:27.

  6. 1 Nefi 8:28.

  7. Lihat 1 Nefi 8:33.

  8. Lihat Lukas 4:18.

  9. Yesaya 53:2.

  10. Mosia 3:9.

  11. Yesaya 53:3–4.

  12. 1 Nefi 19:9.

  13. Matius 21:42.