Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 20: Keselamatan Duniawi bagi Diri Kita Sendiri dan Orang Lain


Bab 20

Keselamatan Duniawi bagi Diri Kita Sendiri dan Orang Lain

Jika kita mengikuti nasihat Tuhan, kita dapat dengan lebih baik memenuhi kebutuhan duniawi kita sendiri dan membantu mereka yang membutuhkan di sekitar kita.

Dari Kehidupan George Albert Smith

George Albert Smith menjadi Presiden Gereja sewaktu Perang Dunia II berakhir. Perang itu telah menyisakan kerusakan bagi banyak bangsa, dan ribuan orang tanpa makanan serta keperluan lain. Dalam sebuah ceramah konferensi umum, Presiden Smith menguraikan keadaan genting mereka dan mendesak para Orang Suci untuk membantu membebaskan penderitaan mereka, “Mereka semua adalah anak-anak [Allah]. Mereka membutuhkan kita; mereka tidak hanya membutuhkan dukungan moral kita dan ajaran agama kita, namun mereka membutuhkan makanan dan pakaian serta perlengkapan tidur dan bantuan dalam segala hal karena, dalam banyak kasus, mereka tidak memiliki apa pun yang tersisa. Jika Anda dapat membaca beberapa surat yang datang ke kantor kami dari beberapa orang miskin di sana, itu akan menyayat hati Anda. Orang-orang yang telah diambil dari rumah mereka dengan gagasan bahwa mereka akan diperkenankan untuk bermukim di tempat lain, dan semuanya tiba-tiba terabaikan, dan kemudian ketika mereka kembali ke rumah mereka, mendapati dijarah dan dirampok apa yang mereka miliki—segalanya—dan ditinggalkan tak berdaya, tanpa tempat untuk dituju.”1

Karena Gereja telah mempraktikkan penyimpanan makanan selama bertahun-tahun, itu dipersiapkan untuk membantu dalam keadaan seperti ini. Upaya untuk menyediakan bantuan seperti itu dimulai menjelang akhir 1945, ketika Presiden Smith pergi ke Washington, D.C., untuk membuat perencanaan dengan presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, untuk mengirim makanan dan pakaian ke Eropa. Selama pertemuan mereka Presiden Truman berkata, “Kami akan senang membantu Anda dengan cara apa pun semampu kami .… Berapa lamakah yang akan Anda perlukan untuk menyiapkan ini?”

Presiden Smith mengejutkannya dengan menjawab, “Semuanya sudah siap .… Kami [telah] membangun lumbung-lumbung dan memenuhinya dengan biji-bijian, dan menambahkan kawanan domba dan kawanan ternak, dan sekarang apa yang kami perlukan adalah kendaraan dan kapal untuk mengirim makanan, pakaian dan perlengkapan tidur dalam jumlah besar kepada orang-orang Eropa yang berada dalam kemasygulan. Kami memiliki sebuah organisasi dalam Gereja [Lembaga Pertolongan] yang memiliki dua ribu lebih selimut buatan sendiri yang sudah siap.”

Presiden Smith melaporkan kepada para Orang Suci bahwa sebagai hasil dari pengapalan ini, “banyak orang menerima pakaian yang hangat dan perlengkapan tidur serta makanan tanpa penundaan apa pun. Sama cepatnya kami dapat memperoleh kendaraan dan kapal, kami memiliki apa yang diperlukan untuk dikirim ke Eropa.”2

Hampir 15 tahun sebelumnya, Penatua Smith, yang waktu itu seorang anggota Kuorum Dua Belas Rasul, berceramah kepada Lembaga Pertolongan selama waktu kebutuhan mendesak lainnya—Masa Depresi Besar. Dia mengajarkan bahwa membantu mereka yang membutuhkan melampaui sekadar menyediakan bantuan duniawi; itu juga membutuhkan kebaikan hati dan kasih amal sejati:

“Tidak pernah ada suatu waktu, dalam penilaian saya, ketika kebaikan hati dibutuhkan lebih daripada sekarang. Ini adalah hari-hari ketika jiwa orang-orang sedang dicobai, dan ketika hati mereka tersayat. Ini adalah hari-hari ketika banyak orang sedang menghadapi kelaparan dan kemasygulan bahkan di antara para Orang Suci Zaman Akhir .…

… Saya percaya Bapa Surgawi kita sedang memberi kita kesempatan untuk perkembangan .… Kita akan menemukan sekarang apakah kasih yang Juruselamat firmankan hendaknya ada dalam hati kita ada di antara kita.”3 [Lihat saran 1 di halaman 248–249].

Ajaran-Ajaran George Albert Smith

Jika kita bijak dengan harta kita, kita akan dipersiapkan untuk masa-masa sulit.

Itu adalah anjuran dari para pionir awal di bawah Presiden [Brigham] Young untuk menyimpan bahan makanan di tangan selama satu tahun, sehingga jika siapa pun yang kehilangan hasil panen, dia dapat bertahan sampai musim berikutnya .…

Kita mungkin mengalami masa sulit, saudara-saudara sekalian, namun kita dapat dipersiapkan untuknya, jika kita berpikir mengenai tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun bencana kelaparan pada zaman Firaun serta merencanakan seperti apa yang mereka lakukan [lihat Kejadian 41]. Kondisi seperti itu mungkin datang lagi. Kita tidak tahu, namun kita tahu bahwa pada masa awal Gereja, Presidensi dan kepemimpinan Gereja menganjurkan orang-orang untuk menyimpan cukup makanan untuk memenuhi keadaan darurat. Hasilnya telah ada bahwa sejak orang-orang secara menyeluruh bermukim di sini dan pertanian mulai menghasilkan, dan kawanan ternak serta kawanan domba bertambah, belum ada keperluan nyata bagi siapa pun yang menderita karena makanan.4

Kita sedang hidup di zaman yang berbahaya. Tulisan suci sedang digenapi, dan seperti tampak bagi saya ini adalah waktu khusus ketika, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan akan tertipu. Adalah luar biasa betapa mudahnya bagi mereka yang berhasrat meningkatkan penghasilan keuangan di dunia untuk menemukan alasan mengesampingkan ajaran-ajaran Tuhan yang gamblang dengan merujuk pada kehidupan kita. Dan adalah aneh bagi saya berapa banyak orang jatuh pada kebiasaan mendengarkan mereka yang mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Bapa Surgawi kita yang diungkapkan .…

… Umat ini telah dianjurkan untuk menghemat tenaga mereka dan harta mereka. Kita telah diajari oleh mereka yang telah Tuhan angkat untuk memberi kita petunjuk agar kita hendaknya hidup dalam batas penghasilan kita, agar kita hendaknya tidak mengikuti kebiasaan dunia dan membelanjakan secepatnya dan bahkan lebih cepat daripada uang yang dapat kita peroleh ke dalam tangan kita, untuk mengurus diri kita sendiri dan keluarga kita.

Saya merasa takut para Orang Suci Zaman Akhir, dalam banyak kasus, dibutakan oleh kepongahan mereka sendiri, oleh hasrat mereka untuk menjadi seperti apa dunia adanya; dan kita telah diberi tahu dalam bahasa yang sedemikian gamblangnya oleh Bapa Surgawi bahwa kita tidak dapat hidup sebagaimana dunia hidup serta menikmati Roh-Nya.5

Sebagian individu … menggunakan saham mereka dan membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak perlu, dan jika masa sulit datang, mereka mungkin mendapati diri mereka sendiri tak dapat memenuhi kewajiban mereka.

Kita bisa memetik pelajaran dari semut. Dia memanen persediaannya ketika itu tersedia dan menyimpannya untuk menghadapi hari ketika tidak akan mungkin untuk mendapatkannya. Hasilnya adalah bahwa di tempat penyimpanan makanannya biasanya ada persediaan berlimpah. Belalang, serangga yang jauh lebih besar, tidak mengerjakan dengan cara itu. Dia tidak menyimpan apa pun dalam persediaan untuk masa sulit, namun bergantung pada pemeliharaan baik yang menyediakan baginya apa yang dia butuhkan, dan akibatnya adalah bahwa sebagian besar belalang mati kelaparan.

Saya merasa takut sebagian umat manusia seperti belalang dan tidak memanfaatkan kesempatan yang mereka miliki dengan suatu cara yang pantas. Jika mereka mau mengambil pelajaran dari semut, mereka akan menyimpan makanan yang mereka butuhkan dan selalu memiliki sebagian di tangan.6 [Lihat saran 2 di halaman 249].

Tuhan telah mengarahkan kita untuk bekerja memperoleh mata pencaharian kita sendiri.

Bahkan kenyataannya bahwa begitu banyaknya uang telah tersedia bagi banyak orang menyebabkan anak muda dalam beberapa hal merasa bahwa karena uang datang relatif mudah, banting tulang yang jujur tidak diperlukan atau dihasratkan. Namun saya puas bahwa tidak ada umat yang pernah hidup di bumi yang, setelah gagal untuk memperoleh mata pencaharian mereka melalui integritas dan kerajinan, tidak menjadi kekurangan.

Jika anak-anak kita tumbuh dalam kemalasan, kita tahu bahwa ini tidak menyenangkan Tuhan.7

Seberapa jauh lebih baiknya kita ketika kita terlibat dalam beberapa kerja yang pantas.8

Bapa Surgawi kita … berfirman sejak dahulu, dahulu sekali ada para pemalas di Sion, … dan Dia berfirman, “Dia yang bermalas-malas tidak akan makan roti tidak juga mengenakan pakaian pekerja” [A&P 42:42]. Saya kira bahwa Dia tidak menunjuk pada mereka yang tidak dapat menemukan pekerjaan, dan yang secara sah berusaha untuk mengurus diri mereka sendiri. Saya kira bahwa Dia merujuk pada kebiasaan sebagian orang yang bersandar pada sesama mereka .… Saya rasa bahwa tidak pernah ada pembenaran diberikan kepada siapa pun di dunia yang merasa bahwa dia dapat bergantung kepada orang lain untuk menyediakan baginya mata pencarian. Saya tidak merasakan semasa kanak-kanak bahwa seseorang akan dipaksa untuk menyediakan bagi saya sarana untuk hidup. Tuhan memberi saya kecerdasan. Dia mengarahkan bahwa saya hendaknya bekerja, dan saya mulai bekerja ketika saya berusia dua belas tahun, dan saya menemukan sukacita di dalamnya, dan telah memperoleh mata pencaharian saya dan membantu orang lain selama lebih dari lima puluh tahun.

Saya berterima kasih kepada Allah atas pekerjaan, atas sukacita yang datang dari melakukan sesuatu di dunia. Saya tidak mengindikasikan jenis pekerjaan tertentu apa pun kecuali itu terhormat. Namun Tuhan telah mengindikasikan bahwa kita hendaknya menjadi rajin. Pada zaman dahulu Dia berfirman bahwa kita hendaknya memperoleh mata pencaharian kita dengan peluh dari wajah kita [lihat Kejadian 3:19].9 [Lihat saran 3 di halaman 249].

Baik yang kaya maupun yang miskin hendaknya tidak menaruh hati mereka pada kekayaan.

“Celakalah kamu orang-orang kaya, yang tidak mau memberikan harta kekayaanmu kepada yang miskin, karena kekayaanmu akan menggerogoti jiwamu; dan ini akan menjadi ratapanmu pada hari pengunjungan, dan penghakiman, dan keberangan: Panen telah berlalu, musim panas telah berakhir, dan jiwaku tidak diselamatkan!” (A&P 56:16).

Itulah yang Tuhan firmankan mengenai orang-orang kaya yang menolak untuk membagikan harta kekayaan mereka kepada yang miskin. Namun Dia memfirmankan sesuatu yang sama seriusnya kepada orang miskin yang tidak melakukan yang terbaik. Dia berfirman:

“Celakalah kamu orang-orang miskin, yang hatinya tidak hancur, yang rohnya tidak menyesal, dan yang perutnya tidak puas, dan yang tangannya tidak tahan dari menyambar barang-barang orang lain, yang matanya penuh ketamakan, dan yang tidak mau bekerja dengan tanganmu sendiri!” (A&P 56:17) .…

… Kemudian Dia berfirman lebih lanjut, “Tetapi diberkatilah yang miskin yang murni hatinya.” Ada sedikit perbedaan di sana, “… diberkatilah yang miskin yang murni hatinya, yang hatinya hancur, dan yang rohnya menyesal, karena mereka akan melihat kerajaan Allah datang dalam kuasa dan kemuliaan yang besar untuk pembebasan mereka; karena ketambunan bumi akan menjadi milik mereka” (A&P 56:18).

Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki harta kekayaan dunia namun masih memiliki kehidupan dan keberadaan serta kecerdasan, dan yang bersemangat melakukan hal yang Tuhan ingin mereka lakukan .…

Sekarang, saudara-saudara sekalian, kita memiliki baik yang kaya maupun yang miskin dalam organisasi kita. Jika kita miskin, kita dapat layak sebagaimana yang Tuhan indikasikan di sini. Kita dapat menjadi murni hati dan melakukan yang terbaik, dan Dia tidak akan mengizinkan mereka yang melakukan yang terbaik menanggung keperluan hidup di antara orang-orang yang ada dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir .…

Saya berharap kita tidak akan merasa getir karena sebagian pria dan wanita kaya. Jika kita kaya, saya berharap kita tidak akan menjadi egosentris dan tidak sadar akan kebutuhan anak-anak Bapa kita yang lain. Jika keadaan kita lebih baik daripada mereka, kita seharusnya menjadi saudara lelaki dan saudara perempuan yang sebenarnya, tidak berpura-pura. Hasrat kita hendaknya untuk mengembangkan di dunia ini sebuah organisasi yang sedemikian rupa agar orang-orang lain, dengan melihat pekerjaan baik kita akan termotivasi untuk memuliakan nama Bapa Surgawi kita .…

Kita tidak harus mencontoh kebiasaan buruk orang lain. Kita tidak harus masuk ke dalam pemikiran yang akan kita ambil dari apa yang dimiliki orang lain. Merujuk kembalilah pada sepuluh perintah, dan Anda akan menemukan satu alinea singkat, “Jangan mengingini” [Keluaran 20:17] .…

Kita tidak harus masuk ke dalam pemikiran itu. Orang lain mungkin melakukan itu, namun jika kita memiliki semangat Injil Yesus Kristus dalam hati kita, kita tidak akan tertipu mengenai itu.

Kita diberi tahu bahwa kita tidak dapat melayani Allah dan beberapa majikan lainnya [lihat Matius 6:24]. Kita harus membuat pilihan kita, dan jika kita ingin menjadi hamba Allah dan anak-anak Bapa Surgawi kita serta memperoleh berkat-berkat-Nya, kita harus melakukannya dengan menghormati-Nya dan dengan menaati perintah-perintah-Nya. Perasaan kita, dan kasih kita, jika saya boleh menggunakan ungkapan itu, hendaknya pergi keluar kepada seluruh dunia sejauh mereka mau menerimanya.10 [Lihat saran 4 pada halaman 249].

Melalui persepuluhan dan persembahan lainnya, kita membantu dalam pekerjaan Gereja serta memberkati mereka yang membutuhkan.

Tuhan telah memberi kita hak istimewa untuk menyumbangkan sepersepuluh dari penghasilan kita, untuk Gereja-Nya, untuk pengembangan pekerjaan-Nya di dunia. Mereka yang membayar persepuluhan mereka menerima berkat mereka .… Kita tidak dapat berharap memperoleh berkat-berkat tanpa upaya yang sungguh-sungguh. Kita akan dituntut untuk membuat apa yang tampaknya bagi sebagian orang sebagai pengurbanan. Saya kira orang-orang berpikir ketika mereka membayar persepuluhan maka mereka sedang membuat pengurbanan, namun mereka tidak; mereka sedang membuat investasi nyata yang akan kembali dengan dividen kekal. Bapa Surgawi kita memberi kita semua yang kita miliki. Dia menempatkan semuanya dalam tangan kita, mewenangkan kita untuk mempertahankan bagi penggunaan kita sendiri sembilan persepuluh darinya, dan kemudian Dia meminta agar kita menaruh sepersepuluh-Nya dimana Dia arahkan, dimana Dia tahu itu akan mencapai apa yang terbaik dalam mengembangkan Gereja-Nya.

Ketika kita mendengar laporan pagi ini mengenai Gereja yang hebat ini [selama sebuah sesi konferensi umum], laporan keuangan itu sangat mengesankan saya—mengetahui bahwa organisasi besar seperti ini, dengan kelompok besar orang, berfungsi dalam begitu banyak cara, di tengah kekacauan dan kemasygulan dunia dalam suatu kondisi seperti itu sehingga salah seorang Presidensi Gereja dapat berdiri di sini dan dengan penuh kebenaran mengatakan kepada kita Gereja ini bebas dari utang. Dengan bangsa-bangsa dan sebagian besar orang terlibat utang, namun Gereja telah sedemikian rupa dikelola sehingga bebas dari utang. Marilah kita berpikir tentangnya. Marilah kita mendukung Gereja. Marilah kita mengikuti kepemimpinan aktif dalam Gereja. Marilah kita hidup sedemikian rupa sehingga Tuhan dapat memberkati kita sebagaimana Dia memberkati Gereja.11

Jika Anda telah membayar persepuluhan yang jujur, saya boleh mengatakan tanpa ragu-ragu sembilan persepuluh lainnya telah menjadi berkat yang lebih besar bagi mereka yang telah membayar dari seratus persen sebelumnya kepada mereka yang tidak membayar. Inilah pekerjaan Tuhan .… Manusia tidak dapat melakukan ini. Dengan segenap kemurahan hati Anda dan segala pemberian Anda, semua pekerjaan misionaris Anda, dengan pengurusan Anda kepada yang miskin, … dengan segala yang telah Anda berikan sebagai orang-orang biasa, saya bersaksi bahwa apa yang telah Anda sisakan membawa kepada Anda lebih banyak kebahagiaan, lebih banyak kedamaian, lebih banyak penghiburan dan lebih banyak jaminan akan kehidupan kekal daripada umat lain mana pun di dunia yang menikmatinya hari ini.12

Saya yakin Tuhan mengasihi jiwa-jiwa yang rendah hati dan setia yang bersedia menjangkau dan menyentuh mereka yang membutuhkan apakah itu dengan makanan atau pakaian atau perlengkapan tidur atau kebaikan hati karena itu adalah bagian dari Injil Yesus Kristus.13 [Lihat saran 5 di halaman 249].

Jika kita bermurah hati dengan harta kita, tidak ada perlunya bagi siapa pun pergi tanpanya.

Tidak ada perlunya bagi pria, wanita, atau anak-anak mana pun dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir untuk pergi tanpanya, karena Gereja diorganisasi untuk membantu mereka yang kekurangan keperluan hidup. Ada banyak bagi semua orang, dan berlebih-lebih .… Allah telah mengizinkan manusia untuk mendapatkan harta kekayaan, dan jika mereka mendapatkannya dengan pantas, itu adalah milik mereka, dan Dia akan memberkati mereka dalam penggunaannya jika mereka mau menggunakannya dengan pantas.14

Kita menjadi begitu terlibat dengan dunia sehingga kita melupakan orang-orang yang sedang menderita yang dapat kita bantu, dalam banyak kasus.15

Pikirkan mengenai para pria yang telah kehilangan pekerjaan dan juga para wanita .… Pikirkan mengenai jumlah anak-anak Bapa kita yang Dia kasihi sebanyak Dia mengasihi kita yang akan dalam kemasygulan. Pikirkanlah mengenai penderitaan yang akan terjadi jika kita yang lebih beruntung tidak bermurah hati dengan harta kekayaan Allah yang telah ditempatkan dalam tangan kita—bukan hanya harta kekayaan, namun jika kita menahan dari anak-anak-Nya kata-kata dorongan dan penuh manfaat serta gagal mengunjungi rumah di mana ada begitu banyak kebutuhan dan memberikan apa yang mungkin bagi setiap orang dari kita untuk diberikan. Saudara-saudara sekalian, semua kesempatan ini diberikan kepada kita untuk memperkaya diri kita sendiri serta mengembangkan karakter kita dan agar kita boleh menyimpan bagi diri kita sendiri harta di surga di mana ngengat dan karat tidak merusak, dan di mana pencuri tidak membongkar serta mencurinya [lihat Matius 6:20]. Kesempatan-kesempatan ini ditawarkan kepada kita oleh seorang Bapa yang mahabijak yang mengetahui akhir dari awal, yang telah berfirman, “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya.”

Marilah kita … melihat ke sekitar kita di lingkungan rumah kita—tidak menyerahkannya kepada Uskup dan Lembaga Pertolongan, namun marilah kita masing-masing melayani dengan kasih kebaikan hati kepada mereka yang akan sangat membutuhkan kita. Dan apa pun yang kita lakukan janganlah kita membuat mereka yang memerlukan bantuan merasa seperti fakir miskin. Marilah kita memberikan apa yang kita berikan seakan-akan itu kepunyaan mereka. Allah telah meminjamkannya untuk kita. Terkadang kita yang telah mengumpulkan harta [bertindak] seakan-akan kita pikir itu kepunyaan kita. Segala sesuatu yang kita miliki, makanan kita, pakaian kita, tempat berlindung kita, rumah kita dan kesempatan kita semuanya diberikan kepada kita sebagai pengurus dalam Gereja serta kerajaan Bapa Surgawi kita, dan jika kita mau … membagikan harta kekayaan kita meskipun itu mungkin hanya sedikit milik si janda, kita akan mendapatkan dari-Nya yang tinggal di tempat tinggi berkat-berkat yang kita perlukan pada zaman kita di sini di bumi, dan ketika waktunya tiba bagi kita untuk pergi dari kehidupan ini, kita akan mendapati sedang menunggu bagi kita berkat dari seorang Bapa yang penuh kasih yang menghargai upaya yang telah kita lakukan.16

Jika kita berhasrat untuk diidentifikasi dengan kerajaan Tuhan kita, kerajaan selestial, inilah kesempatan kita untuk mempersiapkan diri—dengan kasih yang tak dibuat-buat, dengan kerajinan, dengan kehematan, dengan kegigihan, dengan hasrat untuk melakukan segalanya yang berada di dalam kekuatan kita untuk memberkati orang lain, untuk memberi—tidak selalu memiliki perasaan kita harus menerima, namun hasrat untuk memberi, karena saya berkata kepada Anda, “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima” [Kisah Para Rasul 20:35]. Injil Yesus Kristus adalah Injil untuk memberi, bukan hanya untuk harta kekayaan namun untuk diri kita sendiri, dan saya berterima kasih kepada Bapa Surgawi saya bahwa saya termasuk dalam sebuah organisasi seperti ini yang telah diberi petunjuk sedemikian rupa.17 [Lihat saran 6 di halaman 249].

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan-gagasan ini sewaktu Anda menelaah bab ini atau sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–viii.

  1. George Albert Smith memberi tahu para Orang Suci selama Masa Depresi Besar, “Saya percaya Bapa Surgawi kita sedang memberi kita kesempatan untuk perkembangan” (halaman 239). Apa maknanya ini bagi Anda? Dengan cara-cara apakah kita “berkembang” sewaktu kita melayani mereka yang membutuhkan?

  2. Sewaktu Anda membaca bagian pertama dari ajaran-ajaran (halaman 240–242), pertimbangkanlah hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mulai atau meningkatkan penyimpanan makanan dan sumber-sumber Anda. Beberapa contoh keadaan darurat atau kondisi apakah yang untuknya Anda hendaknya mempersiapkan diri? Apa yang dapat kuorum Imamat dan Lembaga Pertolongan lakukan untuk membantu para anggota mempersiapkan diri untuk keadaan darurat?

  3. Ulaslah bagian yang dimulai di halaman 242 serta bacalah Ajaran dan Perjanjian 68:31. Mengapa Anda berpikir Tuhan menuntut kita untuk bekerja bagi pokok pencarian kita? Apakah beberapa cara efektif untuk mengajarkan kepada anak-anak pentingnya bekerja?

  4. Bacalah peringatan-peringatan Presiden Smith bagi yang kaya dan yang miskin di halaman 243–244. Apakah akibat-akibat dari menaruh hati kita pada kekayaan? Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari hal ini?

  5. Bacalah bagian yang dimulai di halaman 245, yang di dalamnya Presiden Smith mendiskusikan berkat-berkat dari membayar persepuluhan dan persembahan lainnya. Apakah beberapa cara efektif untuk mengajar anak-anak muda atau anggota baru tentang berkat-berkat ini?

  6. Sewaktu Anda menelaah bagian terakhir dari ajaran-ajaran (halaman 247–248), pikirkanlah mengenai sesuatu yang khusus yang dapat Anda lakukan untuk membantu uskup dan para pemimpin lingkungan lainnya memenuhi kebutuhan orang-orang di lingkungan atau komunitas Anda. Apakah maknanya bagi Anda untuk memberikan “bukan hanya untuk harta kekayaan namun untuk diri kita sendiri”?

Tulisan Suci Terkait: Efesus 4:28; Yakobus 1:27; 2 Nefi 5:17; Yakub 2:17–19; Mosia 4:22–25; Ajaran dan Perjanjian 104:13–18

Bantuan pengajaran: “Bahkan ketika Anda mengajar banyak orang pada waktu yang sama, Anda dapat menjangkau perorangan. Misalnya, Anda menjangkau perorangan sewaktu Anda menyapa setiap orang dengan hangat di awal kelas …. Anda juga menjangkau sewaktu Anda berperan serta mengundang dan menyelamatkan” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia, 35).

Catatan

  1. Dalam Conference Report, April 1948, 181.

  2. Dalam Conference Report, Oktober 1947, 6.

  3. “To the Relief Society,” Relief Society Magazine, Desember 1932, 706.

  4. Dalam Conference Report, April 1947, 162, 165.

  5. Dalam Conference Report, April 1929, 30.

  6. Dalam Improvement Era, Agustus 1946, 521.

  7. “Some Warning Signs,” Improvement Era, Juli 1948, 425.

  8. Dalam Conference Report, Oktober 1949, 171.

  9. Dalam Conference Report, Oktober 1934, 49–50.

  10. Dalam Conference Report, Oktober 1949, 170–172.

  11. Dalam Conference Report, April 1941, 25, 28.

  12. Dalam Conference Report, April 1948, 16–17.

  13. Dalam Conference Report, April 1947, 162.

  14. Dalam Conference Report, Oktober 1949, 169, 171.

  15. Dalam Conference Report, April 1948, 181.

  16. “Saints Blessed,” Deseret News, 12 November 1932, Church section, 8.

  17. Dalam Conference Report, Oktober 1934, 52.

George Albert Smith sedang mengunjungi gudang penyimpanan uskup bersama para pemimpin Gereja lainnya. Karena Gereja telah menyimpan makanan, itu dipersiapkan untuk membantu mereka yang membutuhkan akibat Perang Dunia II.

George Albert Smith sedang mengunjungi gudang penyimpanan uskup bersama para pemimpin Gereja lainnya. Karena Gereja telah menyimpan makanan, itu dipersiapkan untuk membantu mereka yang membutuhkan akibat Perang Dunia II.

“Kita mungkin mengalamai masa sulit, saudara-saudara sekalian, namun kita dapat dipersiapkan untuknya.”

“Tuhan telah memberikan kepada kita hak istimewa untuk menyumbangkan sepersepuluh dari penghasilan kita, untuk Gereja-Nya, untuk pengembangan pekerjaan-Nya.”