Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 7: Kebakaan Jiwa


Bab 7

Kebakaan Jiwa

Kehidupan kita adalah kekal, dan pengetahuan ini membantu kita membuat pilihan-pilihan yang benar dan menghibur kita pada masa duka nestapa.

Dari Kehidupan George Albert Smith

George Albert Smith diberkati dengan suatu pemahaman yang kuat mengenai tujuan kehidupan, dan ini memungkinkan dia mendorong orang lain sewaktu mereka menghadapi kemalangan. Dia sering kali mengingatkan para Orang Suci bahwa “kita sedang menjalani kehidupan kekal”—bahwa kekekalan tidak dimulai setelah kehidupan ini namun kefanaan itu adalah bagian yang sangat penting dari kekekalan. “Saya terkadang mengatakan kepada teman-teman saya ketika mereka tampak berada di persimpangan jalan, tidak pasti mengenai jalan mana yang mereka ingin tempuh, ‘Hari ini adalah awal kebahagiaan kekal atau kekecewaan kekal bagi Anda.’”1

Presiden Smith bersaksi mengenai kebenaran ini pada kebaktian pemakaman Hyrum G. Smith, Bapa Bangsa Gereja, yang telah meninggal dalam usia yang relatif muda, meninggalkan istri dan delapan anaknya:

“Saya telah merasakan, sejak saya diminta untuk berceramah pada pemakaman ini, yang barangkali tidak sanggup saya lakukan. Perasaan saya tergugah, dan saya telah mendapati diri saya tidak mampu untuk mengendalikannya, namun sejak saya tiba di gedung ini suatu pengaruh kedamaian yang indah dan manis telah merasuk ke dalam jiwa saya ….

Alih-alih berduka nestapa saya merasa berterima kasih kepada Bapa kita di surga atas Injil Putra Terkasih-Nya yang telah diungkapkan sekali lagi pada zaman kita .… Mengetahui bahwa kehidupan itu kekal adalah berkat yang mengagumkan,—mengetahui bahwa sepanjang kekekalan berkat-berkat yang telah dinikmati pria yang baik ini akan menjadi miliknya. Kehidupan fananya telah usai namun ini hanyalah bagian dari kehidupan kekal. Dia telah meletakkan landasan yang dalam dan aman yang di atasnya dia telah membangun dan akan terus membangun sepanjang kekekalan. Sukacita yang telah dia alami di sini di atas bumi akan ditambahkan ke atasnya ….

Sewaktu saya berpikir mengenai pengalaman orang-orang di dunia, pada peristiwa seperti ini, saya takjub betapa kita telah diberkati. Saya tidak memiliki keraguan lagi tentang kehidupan kekal dan kebakaan jiwa daripada saya menikmati matahari bersinar di tengah hari .… Adalah menyedihkan berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi, bahkan untuk sementara waktu. Kita mengirim mereka ke misi, atau mereka pergi ke bagian lain di dunia untuk tinggal dan kita merindukan mereka. Ketika peristiwa seperti ini terjadi tampaknya bahwa mereka menjadi lebih jauh, namun sesungguhnya mereka tidak jauh, hanya jika kita mau memahami .… Alih-alih memperpanjang belasungkawa yang terkadang mungkin datang kepada mereka yang kehilangan, saya rasa lebih seperti kesukacitaan hari ini yang saya tahu bahwa ini bukanlah akhir ….

… Demikianlah hari ini, sewaktu saya berdiri di hadapan Anda, ketika barangkali air mata semestinya mengalir, jiwa saya dipenuhi dengan penghiburan dan kepuasan. Saya berdoa semoga penghiburan itu berada dalam kehidupan setiap orang yang kehilangan.”2 [Lihat saran 1 di halaman 87].

Ajaran-Ajaran George Albert Smith

Kita hidup sebagai roh sebelum kita datang ke bumi, dan roh kita akan terus hidup setelah kita meninggal.

Pemahaman kita mengenai kehidupan ini bahwa itu adalah kehidupan kekal—bahwa kita hidup dalam kekekalan hari ini sebanyak kita senantiasa akan hidup dalam kekekalan. Kepercayaan kita adalah bahwa kita hidup sebelum kita datang ke sini; yang adalah kecerdasan, yang adalah roh, tidak memiliki awal dalam kehidupan ini. Kita percaya bahwa kita menerima tubuh rohani sebelum kita datang ke dunia ini. Tubuh rohani itu dikirim ke dunia ini, dan di sini itu menerima tubuh jasmani, tubuh yang kita lihat. Bagian jasmani yang kita lihat adalah dari tanah, bersifat jasmani [lihat 1 Korintus 15:47], namun bagian itu yang meninggalkan tubuh ketika kehidupan kita berakhir adalah apa yang rohani, dan itu tidak pernah mati. Tubuh jasmani yang terbaring dalam kubur—itu adalah bagian dari tanah dan kembali ke ibu pertiwi—namun kecerdasan yang telah Allah tempatkan di dalamnya, apa yang memiliki kuasa untuk bernalar dan berpikir, apa yang memiliki kuasa untuk bernyanyi dan berbicara, tidak mengenal kematian; itu sekadar berlalu dari lingkup kehidupan kekal ini, dan menunggu di sana untuk pemurnian tubuh jasmani, sampai waktunya akan dipersatukan kembali dengan tubuh ini, yang akan dimuliakan, bahkan seperti tubuh Tuhan kita yang bangkit yang dimuliakan, jika kita telah hidup layak untuk hal itu.3

Dalam bahasa penyair, “Hidup adalah nyata, Hidup adalah sungguh-sungguh,” dan “kubur bukanlah tujuannya.” [Henry Wadsworth Longfellow, “A Psalm of Life.”] Roh yang menghuni tubuh adalah baka. Itu hidup di balik kubur. Tubuh membusuk dan kembali ke tanah namun roh tetap hidup.4

Saya berterima kasih bahwa telah diungkapkan kepada kita dan dijadikan gamblang pada zaman akhir ini bahwa kehidupan ini bukanlah akhir, bahwa ini hanyalah bagian dari kekekalan, dan bahwa jika kita memanfaatkan hak istimewa kita di sini, bahwa ini hanyalah jalan untuk kemajuan menuju kondisi yang lebih agung dan lebih dihasratkan.5 [Lihat saran 2 di halaman 87].

Tujuan kita di atas bumi ini adalah untuk mempersiapkan diri kita hidup bersama Bapa Surgawi kita.

Sebagian orang percaya bahwa ketika kita pergi dari lingkup keberadaan ini, itu adalah akhir. Itu tampaknya tidak masuk akal bagi saya, ketika kita melihat pada pekerjaan alami, ketika kita menyelidiki organisme manusia, kesempurnaan tubuhnya, denyutan jantungnya, pembentukan dan penguatan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, kemudian kemunduran bertahap sampai kehidupan ini berakhir—bahwa itu adalah mungkin bagi anak-anak Bapa kita siapa pun dapat percaya bahwa manusia yang telah dilahirkan ke dunia hanya untuk hidup menjadi pria dan wanita dewasa, melewati usia tua, dan meninggal, tanpa beberapa tujuan dari kehidupan mereka di sini.6

Kehidupan ini tidak diberikan kepada kita sebagai masa lampau. Ada suatu tujuan yang khusyuk dalam penciptaan kita, dalam kehidupan yang telah Allah berikan kepada kita. Marilah kita belajar apa tujuannya, sehingga kita boleh maju dan mencapai kehidupan kekal.7

Tidak ada keraguan dalam benak Orang Suci Zaman Akhir sehubungan dengan tujuan kehidupan kita di bumi. Kita di sini untuk mempersiapkan diri kita dan mengembangkan diri kita serta menjadikan diri kita memenuhi syarat untuk menjadi layak berdiam di hadirat Bapa Surgawi kita.8

Kita percaya bahwa kita di sini karena kita mempertahankan keadaan pertama kita dan memperoleh hak istimewa dari kedatangan ke bumi ini. Kita percaya bahwa keberadaan kita pun adalah pahala untuk kesetiaan kita sebelum kita datang ke sini, dan bahwa kita sedang menikmati di bumi buah-buah dari upaya kita di dunia roh. Kita juga percaya bahwa kita sedang menabur benih hari ini untuk panen yang akan kita tuai ketika kita pergi dari sini. Kehidupan kekal bagi kita adalah penjumlahan dari prakeberadaan, keberadaan saat ini, dan kelangsungan kehidupan dalam kebakaan, yang menawarkan kepada kita kuasa kemajuan dan peningkatan tanpa akhir. Dengan perasaan dan jaminan itu, kita percaya bahwa “Sebagaimana manusia adanya kini, Allah dahulunya demikian, dan sebagaimana Allah adanya kini, manusia boleh menjadi.” [Lihat Lorenzo Snow, “The Grand Destiny of Man,” Deseret Evening News, 20 Juli 1901, 22]. Dengan diciptakannya serupa dengan Allah, kita percaya bahwa adalah pantas, bahwa adalah benar, bagi kita untuk berharap bahwa kita boleh diizinkan untuk mengambil sifat ke-Allah-an dan, jika kita setia, untuk menjadi seperti Allah; karena sewaktu kita menerima dan mematuhi hukum-hukum alami dari Bapa kita yang mengatur kehidupan ini, kita menjadi lebih seperti Dia; dan sewaktu kita memanfaatkan kesempatan yang ditempatkan di dalam jangkauan kita, kita mempersiapkan diri untuk menerima kesempatan yang lebih besar dalam kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang ….

Betapa kita seharusnya menjadi umat yang bahagia dengan pengetahuan yang kita miliki bahwa masa percobaan bukanlah untuk mempersiapkan diri kita untuk mati, namun untuk hidup; bahwa hasrat Bapa bagi kita adalah agar kita bisa menghindari setiap kekhilafan serta menerima setiap kebenaran, dan dengan menerapkan kebenaran dalam kehidupan kita menjadi lebih seperti Dia, serta menjadi layak untuk berdiam bersama-Nya.9

Saudara-saudara sekalian, ini adalah masalah serius. Kita hendaknya berpikir mengenainya secara serius. Kita hendaknya melihat pada kehidupan kita sendiri dan menemukan jika kita siap untuk kehidupan masa depan yang agung itu, jika kita dipanggil dari kehidupan ini besok apakah kita akan siap untuk memberikan laporan atas perbuatan-perbuatan kita di bumi; apakah kita dapat merasakan bahwa kita akan menerima dari Bapa Surgawi kita sambutan pujian, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.”10 [Lihat saran 3 di halaman 87].

Selama kehidupan ini kita hendaknya mengupayakan apa yang bernilai kekal.

Kita mungkin telah memberi diri kita, dalam kehidupan ini, sedikit hal yang akan memberi kita kepuasan, secara duniawi; namun hal-hal yang kekal, hal-hal yang “sangat berharga,” hal-hal kekallah yang kita capai, dan mempersiapkan diri kita untuk menerima, serta memegang melalui upaya yang secara individu kita lakukan.11

Bukankah hal yang luar biasa bahwa apa yang telah dunia perjuangkan sejak awal, harta kekayaan, kuasa, segala hal yang membuat manusia senang, disimpan dalam kelimpahan hari ini—pakaian yang lebih baik dan lebih banyak daripada yang pernah terjadi sebelumnya, lebih banyak makanan daripada yang dapat dikonsumsi, lebih banyak harta kekayaan dari segala jenis daripada yang pernah dunia miliki sebelumnya. Rumah kita lebih menyenangkan. Kenyamanan hidup telah berlipat ganda secara menakjubkan sejak Injil datang ke bumi, dan hari ini segala sesuatu yang telah kita perjuangkan kita miliki. Pendidikan telah mencapai titik tertinggi. Lebih banyak pengetahuan mengenai apa yang dari dunia dimiliki oleh manusia daripada yang pernah terjadi sebelumnya. Segala sesuatu yang diperjuangkan umat manusia sejak awal zaman yang dianggap paling dihasratkan ada di bumi hari ini; dan terlepas dari hal itu, ada keraguan dan rasa ngeri mengenai apa yang tersimpan di masa depan.

Apakah kesusahan kita? Itu adalah ketika kita telah mencari sesuatu yang mendatangkan kenikmatan, kita telah mencari kehormatan manusia, kita telah mencari hal-hal itu sehingga sifat mementingkan diri berada dalam jiwa kita. Kita telah berupaya untuk menonjolkan diri kita dan lebih mengistimewakan diri kita daripada anak-anak Bapa kita yang lain.12

Janganlah kita dininabobokan untuk kepuasan diri, janganlah kita tertipu dengan kelimpahan hal-hal baik dari dunia ini; karena apa untungnya bagi seseorang walaupun dia akan memperoleh seluruh dunia dan kehilangan jiwanya sendiri? [lihat Markus 8:36]. Janganlah kita memandang berlebihan objek dari ciptaan kita; namun marilah kita bekerja bagi keselamatan jiwa kita.13

Salah satu hal yang menyedihkan dalam kehidupan adalah melihat pria atau wanita dibaringkan di dalam Ibu pertiwi dengan suatu kesadaran akan kenyataan bahwa mereka telah menolak berkat-berkat lebih besar yang ditawarkan Bapa kita kepada mereka, dan terus mencengkeram benda-benda duniawi yang hilang dengan sendirinya. Ketika saya berpikir mengenai jutaan anak Allah di dunia, dan menyadari betapa sedikitnya mereka berjuang untuk hal-hal yang benar-benar sangat berharga, saya merasa sedih.14

Ingatlah bahwa adalah kecerdasan yang Anda peroleh yang adalah kekal, kebenaran yang Anda pelajari di sini dan diterapkan dalam kehidupan Anda, pengetahuan dan pengalaman yang Anda peroleh dan menguntungkan—ini yang akan Anda bawa bersama Anda ketika Anda pulang ke rumah Bapa.15

Harta yang akan kita temukan ketika kita pergi ke sisi lain tabir adalah apa yang telah kita simpan di sana dengan melayani para putra dan putri lainnya Bapa kita yang bersamanya kita telah berkumpul di sini. Dia telah menjadikan hal ini mungkin bagi kita semua, dan selama kita tinggal di sini kita akan menjadi lebih bahagia dengan melayani sesama kita daripada yang mungkin kita dapat menjadi dengan cara lain apa pun.16

Tidaklah begitu penting berapa banyak benda berharga yang mungkin Anda punyai, berapa banyak properti yang mungkin Anda miliki, dan berapa banyak kehormatan manusia yang mungkin Anda peroleh, serta segala sesuatu yang begitu dihasratkan di dunia. Hal yang telah Allah berikan kepada Anda yang lebih berharga daripada segala sisanya adalah kesempatan untuk mendapatkan kehidupan kekal di kerajaan selestial dan memiliki sebagai rekan Anda, sepanjang masa kekekalan, putra dan putri, suami dan istri yang bersama mereka Anda telah berkumpul di sini di atas bumi.17 [Lihat saran 4 di halaman 87].

Karena Yesus Kristus, kita akan dibangkitkan.

Kehidupan saleh Juruselamat adalah teladan sempurna bagi semua orang, dan kebangkitan-Nya adalah jaminan pertama bagi kasih sayang agar kita, juga, akan bangkit dari kubur.18

Ketika Yesus bangkit dari yang mati Dia menjadi buah pertama dari kebangkitan. Roh yang diperanakkan dari Bapa (bagian yang cerdas dari jiwa-Nya) menghuni kembali tubuh duniawi-Nya yang telah dimurnikan, dan Dia menjadi makhluk selestial yang dimuliakan, dan mengambil tempat-Nya, pada sisi kanan Bapa, sebagai salah seorang dari Ke-Allah-an. Dia memiliki kuasa untuk mengatasi kematian karena Dia telah patuh terhadap segala hukum Bapa-Nya yang mengaturnya; dan setelah menundukkan kematian Dia membuka jalan yang dengannya seluruh umat manusia bisa dibangkitkan, dan semua juga bisa dimuliakan dengan mematuhi ajaran-ajaran-Nya, yang begitu sederhana sehingga semua orang bisa mematuhi jika mereka mau.19

Yesus Kristus adalah orang tanpa dosa. Oleh karena kemurnian-Nya, kelurusan hati-Nya dan kebajikan-Nya, Dia sanggup membuka pintu-pintu penjara, untuk mengatasi kematian dan kubur, serta memelopori jalan … menuju surga ke mana kita berharap untuk pergi.20

Kita bisa membuka bagian 88 dari Ajaran dan Perjanjian serta melihat apa yang telah difirmankan Tuhan tentang kebangkitan kita, bukan hanya kebangkitan Juruselamat, namun Dia memberi tahu kita apa yang mungkin terjadi kepada kita .… Kita diberi tahu dalam bagian ini bahwa tubuh kita akan dibangkitkan dari kubur, bukan sebagian tubuh lainnya, dan bahwa roh yang memiliki tubuh ini sekarang akan menghuni tubuh yang sama setelah itu dibersihkan dan dimurnikan serta dibakakan [lihat A&P 88:14–17, 28–33].21

Sekarang banyak orang baik di dunia tidak mengetahui apa kebangkitan itu. Apakah Anda mengajari anak-anak Anda dan sejawat Anda apa itu maksudnya? …. Kebangkitan [Juruselamat] adalah gamblang bagi para Orang Suci Zaman Akhir yang memahami Injil, namun ada begitu banyak orang yang tidak memahami apa itu maksudnya .… Tujuan Injil Yesus Kristus adalah untuk mempersiapkan setiap pria, wanita, dan anak untuk waktu ketika semua orang yang telah meninggal akan dibangkitkan dari kubur mereka, dan ketika Bapa Surgawi kita akan menegakkan kerajaan-Nya di bumi dan orang-orang saleh akan berdiam di sana serta Yesus Kristus akan menjadi Raja kita dan Pemberi Hukum kita.22 [Lihat saran 5 di halaman 87].

Pengetahuan kita tentang kebakaan jiwa mengilhami, mendorong, dan menghibur kita.

Kita membaca dalam Ayub, “Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian” [Ayub 32:8]. Mereka yang belum menerima ilham itu tidak akan memahami makna kebangkitan dari yang mati, dan tanpa pemahaman itu tampaknya bagi saya hanya ada sedikit kebahagiaan bagi mereka yang sedang menjalani hari tua, menunggu waktu ketika roh meninggalkan tubuh untuk pergi ke tempat yang tidak mereka ketahui.23

Oh, betapa menyedihkan kita jadinya jika kita berpikir bahwa kematian menghentikan keberadaan kita. Jika, ketika pekerjaan kehidupan kita di bumi selesai, kita tidak memiliki kesempatan untuk terus berkembang, akan ada sedikit yang mengilhami kita untuk hidup sebagaimana kita seharusnya di sini. Pengetahuan bahwa semua hal baik yang kita capai di sini, dan semua perkembangan yang kita buat, akan menambah kebahagiaan kita secara kekal, mendorong kita untuk melakukan yang terbaik.24

Kita semua melewati dengan cepat waktu itu ketika kita akan dipanggil dari kehidupan ini. Jika kita tidak memahami bahwa ada kehidupan masa depan, jika kita tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pengaruh yang telah kita terima sejauh ini, jika tidak ada sesuatu apa pun hanya kesia-siaan dan kesulitan hidup bagi kita untuk menjalaninya, ada banyak, tampaknya bagi saya, yang akan tumbuh melelahkan dalam perjuangan yang dilakukan untuk keberadaan di sini. Namun dalam belas kasihan Bapa Surgawi kita Dia telah melimpahkan ke atas diri kita karunia-karunia mengagumkan yang datang kepada kelompok manusia.25

Tuhan telah memberkati kita dengan suatu pengetahuan bahwa Dia hidup, dan memiliki tubuh, dan bahwa kita diciptakan serupa dengan-Nya. Kita tidak percaya bahwa Dia adalah suatu jenis intisari atau bahwa Dia tak dapat dipahami. Jika Anda telah menerima kesaksian yang telah datang kepada saya dan mengetahui sebagaimana saya tahu bahwa Bapa Surgawi kita telah mengungkapkan diri-Nya kepada anak-anak manusia, bahwa Dia adalah Allah pribadi, bahwa kita diciptakan serupa dengan-Nya, bahwa roh kita diperanakkan oleh-Nya, bahwa Dia telah memberikan kepada kita kesempatan berdiam di bumi untuk menerima tubuh jasmani, supaya kita boleh siap untuk kembali ke hadirat-Nya dan hidup secara kekal bersama-Nya, saya katakan, jika Anda telah menerima jaminan itu, kemudian Anda memiliki landasan yang di atasnya Anda boleh membangun iman Anda. Jika itu diambil dari Anda; yaitu, jika pengetahuan bahwa Allah benar-benar hidup dan juga jaminan bahwa Yesus Kristus adalah perwujudan Allah dalam daging diambil dari Anda; dan jika kepastian bahwa di sana akan ada kebangkitan harfiah dari yang mati diambil dari Anda, Anda akan menemukan diri Anda dalam kondisi yang dialami anak-anak Bapa kita di seluruh dunia, dan saya bertanya kepada Anda, penghiburan apakah yang tersisa bersama Anda jika demikian? Inilah kebenaran yang mendasar.26

Lebih banyak orang yang saya sayangi berada di sisi lain tabir daripada di sini, dan itu tidak akan lama dalam serangkaian kejadian alami sebelum saya, juga, akan menerima panggilan saya untuk mati. Saya tidak menanti-nantikan waktu itu dengan kegelisahan dan kemasygulan, namun dengan harapan dan dengan jaminan bahwa perubahan itu, ketika itu terjadi, akan untuk meningkatkan kebahagiaan dan keuntungan yang tidak dapat kita ketahui dalam kefanaan.27

Ketika kita menyadari bahwa kematian hanyalah salah satu langkah yang akan diambil anak-anak Allah di sepanjang kekekalan, dan bahwa itu adalah menurut rencana-Nya, itu merampas kematian dari sengatnya dan membawa kita berhadapan muka dengan kenyataan kehidupan kekal. Banyak keluarga telah dipanggil untuk mengucapkan selamat tinggal untuk sementara waktu kepada orang-orang yang mereka kasihi. Ketika kematian seperti itu terjadi, itu mengganggu kita, jika kita akan membiarkannya, dan dengan demikian membawa dukacita hebat ke dalam kehidupan kita. Namun jika mata rohani kita dapat dibuka dan kita dapat melihat, kita akan dihibur, saya yakin, dengan penglihatan yang kita lihat. Tuhan tidak meninggalkan kita tanpa harapan. Sebaliknya Dia telah memberi kita setiap jaminan akan kebahagiaan kekal, jika kita akan menerima anjuran dan nasihat-Nya sementara kita di sini dalam kefanaan.

Ini bukanlah impian kosong. Ini adalah kenyataan. Bagi Anda yang adalah anggota Gereja Yesus Kristus, cerita ini sederhana, namun benar adanya. Ada jilid tulisan suci sakral yang telah ditempatkan Bapa Surgawi kita di dalam jangkauan kita, yang mengajari kita bahwa kita hidup secara kekal .… Tuhan telah memberi kita informasi ini dalam kegamblangan yang luar biasa, dan dari kedalaman hati saya, saya berterima kasih kepada-Nya atas pengetahuan yang telah Dia berikan kepada kita, agar mereka yang berduka nestapa boleh dihibur dan bahwa diri kita sendiri boleh memahami tujuan kita berada di sini. Jika mereka yang telah meninggal dapat berbicara kepada kita, mereka akan berkata, “Terus maju, terus maju, untuk tujuan yang akan membawa kepada kita kebahagiaan kekal bersama.” Lakukan hal-hal yang diinginkan Tuhan untuk Anda lakukan, dan Anda tidak akan kehilangan apa pun yang sangat berharga; namun sebaliknya Anda akan secara berkelanjutan menyimpan harta di surga di mana ngengat dan karat tidak dapat merusakkannya atau pencuri tidak membongkar serta mencurinya [lihat Matius 6:19–20].

Saya meninggalkan kesaksian saya bersama Anda bahwa saya tahu kita sedang menjalani kehidupan kekal, dan bahwa perpisahan sementara karena kematian … adalah salah satu langkah di sepanjang jalan bagi kemajuan kekal dan pada akhirnya akan berakibat pada kebahagiaan jika kita setia.28 [Lihat saran 6 di halaman 87].

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan-gagasan ini sewaktu Anda menelaah bab ini atau sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–viii.

  1. Sewaktu Anda membaca “Dari Kehidupan George Albert Smith” (halaman 75–77), pikirkanlah tentang suatu waktu ketika Anda telah berusaha untuk menghibur seseorang setelah kematian dari orang yang dikasihi. Apakah yang memberi Presiden Smith penghiburan?

  2. Presiden Smith mengajarkan bahwa “[kehidupan] ini adalah bagian dari kekekalan” (halaman 78). Apakah maknanya ini bagi Anda? Bagaimana pemahaman kita mengenai asas ini memengaruhi pilihan-pilihan yang kita buat?

  3. Pelajarilah bagian yang dimulai di halaman 78. Bagaimana ajaran-ajaran dalam bagian ini berbeda dari apa yang diajarkan dunia tentang tujuan kehidupan? Apakah pengalaman yang kita peroleh selama kefanaan yang dapat membantu kita “mengambil sifat ke-Allah-an”?

  4. Ulaslah bagian yang dimulai di halaman 80, khususnya empat alinea terakhir dari bagian ini. Mengapa berjuang untuk hal-hal duniawi seperti “mencengkeram benda-benda duniawi yang hilang dengan sendirinya”?

  5. Pada halaman 83–84, Presiden Smith merujuk pada informasi tentang kebangkitan dalam Ajaran dan Perjanjian 88. Apakah yang ayat 14–17 dan 28–33 dari bagian ini ajarkan kepada Anda tentang kebangkitan? Apakah beberapa cara efektif untuk mengajar kepada anak-anak tentang kebangkitan?

  6. Bacalah bagian yang dimulai di halaman 84. Apakah beberapa pencobaan hidup yang dijadikan lebih dapat ditanggung karena Anda memiliki kesaksian mengenai asas-asas yang diajarkan dalam bagian ini?

Tulisan Suci Terkait: 1 Korintus 15:12–26, 35–42, 53–58; 2 Nefi 9:6–13; Alma 12:24; 28:12; Ajaran dan Perjanjian 93:19–20, 29–34; 130:18–19; Abraham 3:24–26

Bantuan pengajaran: “Mintalah partisipan untuk memilih satu bagian yang mereka minati dan membacanya dalam hati. Mintalah mereka berkumpul dalam kelompok dua atau tiga orang yang memilih bagian yang sama dan diskusikan apa yang mereka pelajari” (dari halaman viii buku ini).

Catatan

  1. Dalam Conference Report, Oktober 1944, 94.

  2. Dalam Deseret News, 13 Februari 1932, Church section, 5, 7.

  3. “Mormon View of Life’s Mission,” Deseret Evening News, 27 Juni 1908, Church section, 2.

  4. Dalam Conference Report, April 1905, 62.

  5. Dalam Conference Report, Oktober 1923, 70–71.

  6. Dalam Conference Report, April 1905, 59.

  7. Dalam Conference Report, Oktober 1906, 48.

  8. Dalam Conference Report, Oktober 1926, 102.

  9. “Mormon View of Life’s Mission,” 2.

  10. Dalam Conference Report, April 1905, 63.

  11. Dalam Conference Report, Oktober 1909, 78.

  12. Dalam Conference Report, April 1932, 44.

  13. Dalam Conference Report, Oktober 1906, 50.

  14. Dalam Conference Report, Oktober 1923, 70.

  15. “Mormon View of Life’s Mission,” 2.

  16. Dalam Deseret News, 26 Mei 1945, Church section, 6.

  17. Dalam Conference Report, April 1948, 163.

  18. “President Smith Sends Greetings,” Deseret News, 27 Desember 1950, Church section, 3.

  19. “Mormon View of Life’s Mission,” 2.

  20. Dalam Conference Report, April 1905, 60.

  21. Dalam Conference Report, April 1939, 122–123.

  22. Dalam Conference Report, April 1950, 187–188.

  23. Dalam Conference Report, April 1939, 121.

  24. Dalam Conference Report, Oktober 1921, 41.

  25. Dalam Conference Report, Oktober 1923, 71.

  26. Dalam Conference Report, Oktober 1921, 39.

  27. Dalam Deseret News, 26 Mei 1945, Church section, 4.

  28. “Some Thoughts on War, and Sorrow, and Peace,” Improvement Era, September 1945, 501.

“Saya berterima kasih bahwa telah diungkapkan kepada kita dan dijadikan gamblang pada zaman akhir ini bahwa kehidupan ini bukanlah akhir, bahwa ini adalah bagian dari kekekalan.”

“Hal … yang lebih berharga daripada segala sisanya adalah kesempatan untuk mendapatkan kehidupan kekal [bersama] putra dan putri, suami dan istri Anda.”

“Kebangkitan …. Juruselamat adalah jaminan pertama bagi kasih sayang agar kita, juga, akan bangkit dari kubur.”