Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 17: Membagikan Injil


Bab 17

Membagikan Injil

Bagaimanakah kita memenuhi tanggung jawab yang diberikan Allah kepada kita untuk membagikan injil kepada orang lain?

Pendahuluan

Kadang-kadang Penatua Gordon B. Hinckley, dari Kuorum Dua Belas, dan istrinya, Marjorie, mengadakan perjalanan bersama Presiden dan Sister Harold B. Lee. “Pada dua kesempatan terpisah kami bepergian bersama Presiden dan Sister Lee ke Inggris, Jerman, Austria, Italia, Yunani, dan Tanah Suci, dimana kami bertemu dengan para misionari, anggota, remaja, dan anggota dinas tentara,” ujar Sister Hinckley. “Belum pernah kami memiliki teman seperjalanan yang lebih anggun, lebih sopan, lebih baik hati daripada mereka.”

“Kami berada di Inggris pada suatu hari Minggu. Hari itu sibuk sekali: dua sesi yang terdiri konferensi dan api unggun di malam hari. Setelah kami kembali ke hotel kira-kira jam 9:30 malam, kami menjadi sangat lelah dan lapar. Kami pergi ke ruangan makan malam di hotel dan menyantap sedikit makanan. Hari telah berlalu—kami dapat bersantai. Paling tidak, itu yang saya pikirkan. Tidak lama setelah itu, pelayan sudah berada di dekat saya sambil membawa pensil untuk menulis pesanan kami. Presiden Lee memandang ke arah pelayan tersebut dan berkata, ‘Anda anggota Gereja mana?’ Hari itu belum usai bagi Presiden Lee. Dia telah mulai dengan praktek pengabaran injilnya. Sebelum selesai makan dia telah mengetahui semua mengenai pelayan muda ini. Dia telah kehilangan suaminya dan kini sendirian dan takut. Dia berjanji untuk bertemu dengan misionari dan belajar lebih banyak lagi tentang Gereja. Sungguh indah menyaksikan presiden Gereja mempraktekkan apa yang telah dia khotbahkan sepanjang hari itu. Ketika pelayan tersebut (wanita yang kira-kira berusia tiga puluh lima tahun) mengetahui bahwa orang yang berbincang-bincang dengannya itu adalah presiden, nabi, pelihat, dan pewahyu Gereja Yesus Kristus, dia tidak dapat mempercayai bahwa orang seperti itu mau merendahkan dirinya dengan berbicara kepada orang seperti dirinya. Dia sangat terharu.”1

Berbicara mengenai membagikan injil, Presiden Lee mengatakan, “Semoga [kita] menyadari bahwa ini adalah tanggung jawab yang telah diberikan Tuhan kepada Gereja-Nya di semua masa kelegaan, … untuk mengajarkan injil kepada setiap makhluk agar setiap orang tidak dapat berdalih di hari penghakiman, dan agar semua orang dapat ditebus dari Kejatuhan dan dibawa kembali ke hadirat Tuhan.2

Ajaran-ajaran Harold B. Lee

Mengapa penting bagi kita untuk membagikan injil kepada orang lain?

Kita mempertahankan kesaksian kita dengan menjalankan, berdoa dan aktif di Gereja dan dengan mematuhi perintah-perintah Allah. Baru setelah itu Roh pembimbing akan berada bersama kita, salah satu hak milik paling berharga yang dapat dimiliki oleh seorang anggota Gereja.

Dengan kesaksian ini, adalah tanggung jawab kita semua untuk sadar akan kewajiban kita memberikan kesaksian akan misi ilahi Tuhan di mana pun kesempatan yang kita miliki. Jika kita menerapkannya ada banyak kesempatan untuk mengajarkan injil, hari demi hari dan jam demi jam, di mana pun kita berada. Jika kita telah menjalankan injil, jika kita telah mempesiapkannya dan jika kita mengusahakannya, maka Roh pembimbing akan memberikan kita kemampuan untuk mengajar. Ingatlah, di dalam mengajarkan injil, perkataan hanyalah perkataan, kecuali kata-kata tersebut disertai oleh Roh Tuhan .…

Tanggung jawab kita adalah untuk membawa pesan kebenaran kepada dunia, untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa di dalam ajaran-ajaran injil Yesus Kristus ditemukan solusi terhadap setiap problem yang menimpa umat manusia.3

Kita hendaknya menerima setiap kesempatan untuk membawa pengetahuan tentang injil kepada orang lain—kepada rekan sesama anggota Gereja yang tidak aktif, kepada teman-teman kita yang bukan anggota Gereja di perguruan tinggi, dinas militer, dan bisnis, kepada tetangga dan teman-teman kita.

Tuhan memberikan wahyu ini kepada Nabi: “Karena masih banyak lagi sekte, golongan dan aliran di bumi ini yang dibutakan oleh muslihat halus manusia, di mana mereka menanti-nantikan untuk menipu, dan mereka hanya dijauhkan dari kebenaran kerena mereka tidak tahu di mana menemukannya” (A&P 123:12).4

Tidak ada suara yang lebih disambut bagi yang murni hatinya selain suara utusan sejati yang mengkhotbahkan injil Yesus Kristus.5

Anda akan mengingat [Penatua Charles A. Callis] yang menceritakan kepada kita mengenai saat ketika dia pergi ke Montana untuk mengunjungi seorang pria yang pernah melayani misi di Irlandia. Setelah mencari pria ini, yang kini sudah sangat lanjut usia, dia memperkenalkan dirinya dan berkata, “Apakah Anda seorang misionari yang pernah melayani di Irlandia bertahun-tahun yang silam?” Dan pria itu mengatakannya. “Ya,” ujarnya, “apakah Anda orangnya yang ketika mengucapkan kata-kata perpisahan di ladang misi menyatakan bahwa Anda merasa bahwa Anda telah gagal selama tiga tahun melayani misi di sana karena Anda hanya berhasil membaptiskan satu anak kecil Irlandia yang kotor? Apakah Anda mengucapkan hal itu?” “Ya, saya ingat saya yang mengatakan itu.” Brother Callis mengatakan, “Baiklah, saya ingin memperkenalkan diri saya. Nama saya Charles A. Callis dari Dewan Dua Belas Rasul Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Sayalah anak kecil Irlandia yang kotor yang Anda baptiskan sewaktu Anda melayani sebagai misionari di Irlandia.” Satu jiwa yang menjadi seorang rasul Gereja dan Kerajaan Allah.6

Tidak seorang pun yang mengulurkan tangannya untuk menolong orang lain yang tidak memperoleh bagi dirinya hak keselamatan yang patut diterimanya karena kesediaannya menolong orang lain. Nah, ingatlah bahwa kita semua adalah anak-anak Bapa kita, baik itu anggota Gereja sekarang mau pun bukan. Adalah anak-anak Bapa Surgawi lainlah yang harus menjadi perhatian kita. Bagi Tuhan mereka sama berharganya dengan yang sekarang menjadi anggota Gereja. Jika setiap dari kita melaksanakan tugas membawa orang ke dalam kandang, Tuhan mengatakan bahwa Dia akan mendatangkan keselamatan kepada jiwanya sendiri [lihat A&P 4:4].7

Mengapa kesediaan berkorban merupakan bagian yang penting dari membagikan injil?

Inti utama yang kita sebut orang Kristen terdapat dalam catatan penulis injil Yohanes dimana dia mengutip kesaksian Tuhan mengenai misi ilahi-Nya sendiri sebagai Juruselamat dunia. Berikut adalah kata-katanya:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Maka telah dinyatakan bahwa pelayanan tertinggi yang dapat kita berikan di dalam kehidupan fana, adalah kesediaan untuk mengorbankan diri kita bagi kesejahteraan orang lain. Tempat untuk berkorban dan melayani dalam proses pembersihan kehidupan dijelaskan oleh Nabi Joseph Smith:

“Sebuah agama yang tidak menuntut pengorbanan segala hal tidak pernah memiliki kekuatan yang cukup untuk menghasilkan iman yang diperlukan bagi kehidupan dan keselamatan .…

“Adalah melalui pengorbanan inilah, dan hal satu-satunya inilah, maka Allah menahbiskan bahwa manusia hendaknya memperoleh kehidupan kekal” [Lectures on Faith (1985), 69].

Jika kita dapat menerapkan asas itu kepada diri kita sendiri dan ke dalam kehidupan kita, yang melaluinya kita dapat memperoleh karunia yang berharga itu, maka kita akan benar-benar menjadi bijaksana. Raja Benyamin mengajarkan kepada umatnya dalam amanat penutupnya:

“… bilamana kamu melakukan pelayanan untuk sesamamu berarti kamu hanya melayani Allahmu” (Mosia 2:17) .…

Oleh karena itu, memberi adalah suatu ungkapan kasih seseorang, dan ketika seseorang sungguh-sungguh mau memberikan dirinya, itu adalah bukti adanya kasih di dalam diri orang tersebut, yaitu menyebabkan dia bersedia memberi .…

Nabi Joseph Smith begitu mengasihi kebenaran yang telah diwahyukan kepadanya sehingga dia bersedia mengorbankan segala yang dia miliki di dunia, tanpa menahan nyawanya, melakukan segala upaya agar dia dapat memberikan kesaksian itu dan agar kesaksian itu dapat didengar oleh bangsa-bangsa di bumi .…

Beberapa bulan yang lalu saya mengunjungi sebuah wilayah dan diminta untuk mewawancarai beberapa remaja putra sebagai calon misionari. Saya telah diberi tahu oleh presiden wilayah bahwa salah seorang di antara remaja putra tersebut telah sembuh, setelah lama dirawat di rumah sakit, dari penyakit sres berat yang dia alami sewaktu berada dalam dinas militer. Sewaktu saya menghadapi pemuda ini dalam wawancara, saya bertanya kepadanya, “Mengapa Anda ingin melayani dalam misi ini?”

Dia duduk sambil berpikir untuk beberapa saat, dan kemudian dia menjawab, “Ketika saya masuk dalam dinas tentara, itu adalah kali yang pertama saya jauh dari rumah. Saya menemukan kondisi yang aneh. Saya menemukan godaan dari berbagai arah dan bujukan untuk berbuat dosa. Saya membutuhkan kekuatan untuk terhindar dari dosa, dan saya pergi kepada Bapa Surgawi saya dan berdoa kepada-Nya dalam iman agar memberikan saya kekuatan untuk menahan kejahatan. Allah mendengar doa saya dan memberikan saya kekuatan tersebut. Setelah masa pelatihan berakhir dan kami hampir berada di wilayah pertempuran, kami mendengar suara letupan senjata-senjata yang menandakan pesan kematian yang segera akan datang. Saya takut, dan saya gemetar di sekujur badan saya. Saya berdoa kepada Allah untuk memohon keberanian, dan Dia memberikan saya keberanian, dan saya menerima ketenangan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya .… Saya ditugaskan sebagai pengintai di baris depan yang berarti saya berada di depan pasukan tempur dan kadang-kadang hampir dikelilingi oleh musuh. Saya tahu bahwa hanya ada satu kekuatan di bumi yang dapat menyelamatkan saya, dan saya berdoa untuk memperoleh kekuatan tersebut agar dapat melindungi saya, menyelamatkan nyawa saya, dan Allah mendengar doa saya dan mengembalikan saya ke pasukan saya.”

Lalu dia berkata kepada saya: “Brother Lee, saya memiliki semua hal itu yang patut saya syukuri. Hal terkecil yang dapat saya lakukan adalah pergi sekarang sebagai duta Yesus Kristus, untuk mengajarkan kepada umat manusia berkat-berkat yang telah saya terima sebagai seorang anak di rumah saya.”

Sewaktu saya mendengar ungkapan iman dari pemuda itu, saya membandingkannya dengan orang-orang yang telah saya dengar mengatakan bahwa mereka mengira bahwa dengan pergi ke ladang misi mereka akan memperoleh pelatihan, mereka akan melihat dunia, mereka akan memperoleh pengalaman yang berharga yang akan bermanfaat bagi mereka secara pribadi .…

Manfaat yang ditujukan untuk kepentingan pribadi tidak datang dari ajaran-ajaran kebenaran, melainkan ajaran-ajaran dari musuh kebenaran .…

Bahwa orang yang berambisi untuk memperoleh manfaat demi kepentingan pribadi tidak pernah dapat menjadi orang yang bahagia, karena hal-hal yang dia cari dalam kehidupan selalu tak tercapai olehnya dan akan senantiasa memperolok upaya-upaya perolehan dan pencariannya. Bahwa orang yang melayani tanpa mementingkan diri adalah orang yang bahagia.8

Kita menyaksikan dalam pekerjaan misionari kita pertunjukan luar biasa dari para remaja putra dan remaja putri [yang pergi] … ke seluruh penjuru bumi, bahwa melalui pelayanan mereka yang tidak mementingkan diri mereka berdiri sebagai para saksi di sepanjang waktu dan di segala tempat tentang tanggung jawab ilahi terhadap Gereja untuk mengajarkan injil.9

Bagaimanakah kita dapat mengajarkan injil dengan kuasa dan wewenang?

Alma … dan para putra Mosia pergi melayani misi dan mereka melaksanakan pelayanan misionari yang hebat .… Alma melihat para saudaranya, para putra Mosia, mengadakan perjalanan ke negeri Zarahemla.

“Maka para putra Mosia ini berada bersama Alma pada waktu malaikat untuk pertama kalinya menampakkan diri kepadanya, karena itu Alma sangat bersukacita melihat saudara-saudaranya dan yang menambah kesukaannya lagi karena mereka masih saudara-saudaranya dalam Tuhan. Ya, dan mereka telah menjadi kuat dalam pengetahuan akan kebenaran, karena mereka adalah orang-orang yang berpikiran sehat dan mereka telah menyelidiki tulisan-tulisan suci dengan tekun supaya mereka dapat mengetahui firman Allah.

“Tetapi ini belum semuanya, mereka telah banyak berdoa dan berpuasa, karena itu mereka mempunyai roh nubuat dan roh wahyu dan apabila mereka mengajar, mereka mengajar dengan kekuatan dan kekuasaan Allah” [Alma 17:2–3].

Sekarang, apakah Anda [memahami] rumus yang melaluinya Anda dapat mengajar dengan kekuatan dan kekuasaan Allah? Menjadi kuat dalam pengetahuan akan kebenaran, menjadi orang yang berpikiran sehat, menyelidiki tulisan suci dengan tekun agar kita dapat mengetahui firman Allah. Tetapi itu belum semuanya. Kita harus berdoa, dan kita harus berpuasa, dan kita harus memiliki roh nubuat, dan setelah melakukan semua itu, kemudian kita mengajar dengan kekuatan dan kekuasaan Allah.10

Tuhan … mengatakan: “Dan Aku memberimu sebuah perintah agar kamu saling mngajarkan ajaran kerajaan,” dan kemudian menambahkan, “Mengajarlah kamu dengan tekun dan kasih karunia-Ku akan bersamu” ( A&P 88:77–78 ). Saya telah berusaha mendefinisikan kata-kata itu “dengan tekun” dan “kasih karunia.” Menurut kamus, dengan tekun artinya “memperhatikan dengan gigih, melaksanakan dengan penuh perhatian,” lawan kata dari kemalasan, atau kesembronoan, atau ketidak pedulian .…

.… Menurut saya definisi kata “kasih karunia” terdapat secara tidak langsung dalam Ajaran dan Perjanjian bagian keempat dimana Tuhan menjanjikan kepada mereka yang bersedia terlibat dengan penuh semangat dalam pekerjaan misionari: “ … dan lihatlah, dia yang mengayunkan sabitnya dengan sekuat tenaganya, orang itu menyimpan persediaan agar dia tidak binasa, tetapi membawa keselamatan bagi jiwanya” [A&P 4:4]. “Kasih karunia” yang menyelamatkan dari kuasa penebusan Tuhan akan menjangkau pemberi maupun mereka yang akan menerima tata cara-tata cara penyelamatan injil.11

Sekarang, yang terakhir, yang bagi saya merupakan hal yang tampaknya penting atau lebih penting dari semua hal lainnya:

“Dan Roh akan diberikan kepadamu oleh doa yang lahir dari iman, dan jika kamu tidakmenerima Roh, janganlah kamu mengajar” [A&P 42:14].

Sekarang kami dapat memberikan kepada Anda alat-alat dalam rencana misionari ini untuk menyajikan dan mempelajari injil; semuanya ada di sana. Tetapi jika misionari tidak menerapkannya sendiri dalam doa yang tekun, maka dia tidak akan pernah memperoleh Roh, yang dengannya dia dapat mengkhotbahkan injil. Itulah yang dimaksudkan Nefi [ketika dia] mengatakan:

“Dan sekarang aku, Nefi, tidak dapat menuliskan segala hal yang diajarkan di antara bangsaku, karena aku tidak mahir di dalam tulisan seperti dalam ucapan; karena apabila seseorang berbicara dengan kuasa Roh Kudus, kuasa Roh Kudus itu membawanya kepada hati anak-anak manusia” (2 Nefi 33:1).

.… Ketika Anda memiliki Roh dan Anda mendengarkan dan dibimbing serta digerakkan oleh roh untuk membedakan, dimana setiap dari Anda yang dipanggil ke dalam pelayanan-Nya berhak menikmatinya, maka Anda dapat mengetahui dan dibimbing olehnya dan perkataan Anda disertai dengan kuasa Roh Kudus, yang tanpanya tidak seorang pun akan dapat menjadi guru injil Yesus Kristus yang efektif.12

Mengapa menjalankan injil merupakan bagian yang penting dari membagikan injil?

Cara terbaik di dunia untuk membuat orang tertarik kepada injil adalah menjalankan teladan dan standar-standar yang kita harapkan dari mereka yang mengaku sebagai anggota Gereja. Itulah hal pertama yang akan membuat orang asing terkesan. Bagaimanakah kita, yang mengaku sebagai anggota, berperilaku sebagai anggota Gereja? .…

.… Tidak seorang pun, baik pria maupun wanita dapat mengajarkan injil jika dia sendiri tidak menjalankannya. Tindakan pertama untuk membuat Anda memenuhi syarat menjadi misionari adalah menjalankan asas-asas yang Anda ajarkan. Pernahkah Anda memikirkan bahwa seorang pendosa akan menjadi guru yang sangat baik untuk mengajarkan tentang pertobatan? Apakah menurut Anda bahwa setiap orang akan dapat mengajar orang lain dengan efektif mengenai menguduskan hari Sabat jika dia sendiri tidak menguduskan hari Sabat? Apakah menurut Anda, Anda dapat mengajarkan asas-asas injil lain apa pun jika Anda tidak cukup mempercayainya untuk menanamkannya ke dalam kehidupan Anda sendiri?13

Yesus [mengatakan]: “Karena itu, angkatlah terangmu supaya terang itu dapat menyinari dunia. Lihatlah, Akulah Terang yang harus kamu angkat ke atas—yang telah kamu lihat apa yang Kulakukan. Lihatlah, kamu melihat bahwa Aku telah berdoa kepada Bapa, dan kamu sekalian telah memberi kesaksian” (3 Nefi 18:24). Tugas kita adalah untuk “mengangkat” kepada dunia yang telah dilakukan Yesus bagi manusia: penebusan, teladan yang Dia berikan, dan ajaran-ajaran yang telah Dia berikan kepada kita secara pribadi dan melalui para nabi-Nya, baik di zaman dahulu maupun di zaman modern. Tuhan juga menasihati kita: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa yang di surga” (Matius 5:16) .…

Dalam semua situasi kepemimpinan dimana kita berusaha memperbaiki perilaku manusia, sulit untuk terlalu membesarkan kekuatan teladan baik itu—yang menyangkut orang tua yang memperlihatkan maupun yang memberitahukan kepada anak-anak mereka mengenai nilai pernikahan bait suci atau seorang puma misionari yang bersinar terang sebagai akibat dari perubahan-perubahan dan kedewasaan yang diakibatkan oleh injil.14

“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” [lihat Matius 5:14]. Apakah yang dimaksud dengan ungkapan itu? .…

.… Setiap Orang Suci Zaman Akhir yang berada dalam lingkungan Gereja, dalam dinas militer, dalam kehidupan sosial, atau dalam komunitas bisnis dilihat bukan sebagai seorang individu saja, melainkan sebagai anggota Gereja yang terlihat adanya sekarang. Seseorang pernah mengatakan: “Berhati-hatilah cara Anda bertindak, karena Anda mungkin satu-satunya teladan Gereja yang dapat dilihat orang.” Tuhan di sini memperingatkan kita bahwa standar hidup di Gereja harus dapat dilihat lebih tinggi daripada standar hidup dunia.15

Baru-baru ini saya berada di Seoul di Korea [1954], dan salah seorang anggota Gereja kita paling hebat di negara tersebut adalah seorang pria yang bernama Dr. Ho Jik Kim. Dia adalah … penasihat dalam pemerintahan Korea. Dia adalah pemimpin salah satu lembaga pendidikan di sana, dan di sekelilingnya kini dia telah berhasil mengumpulkan tiga puluh empat anggota baru, banyak di antara mereka berpendidikan tinggi. Kami berbicara dengan dia kira-kira dua jam, berusaha meletakkan sebuah landasan yang dapat digunakan sebagai awal dari kegiatan misionari di negara Korea. Dia menceritakan kepada kami mengenai pertobatan dirinya. “Hal yang membuat saya tertarik kepada Gereja,” ujarnya menjelaskan, “adalah ketika saya diundang ke rumah para anggota Orang Suci Zaman Akhir yang merupakan staf pengajar di Universitas Cornell .… Hal yang paling membuat saya terkesan adalah jenis kehidupan rumah tangga yang mereka miliki. Saya belum pernah berada di rumah dimana terdapat hubungan yang sedemikian manis antara suami dan istri, dan ayah dan ibu dan anak-anak. Saya melihat mereka melakukan doa keluarga. Saya sangat terkesan sehingga saya mulai menanyakan mengenai agama mereka ini. Dan suatu malam setelah saya lama belajar dan telah menjadi yakin mengenai keinginan saya menjadi bagian dari kelompok seperti itu, saya tahu bahwa saya harus terlebih dahulu memiliki kesaksian. Saya berlutut dan berdoa hampir sepanjang malam dan saya menerima sebuah kesaksian tentang keilahian pekerjaan ini.” Tetapi ingatlah, itu semua diawali karena teladan luar biasa dari sebuah keluarga yang menjalankan kehidupan rumah tangga yang diharapkan injil dari para Orang Suci Zaman Akhir sejati.16

Saran-saran untuk Pembelajaran dan Pembahasan

  • Apakah beberapa kesempatan yang kita miliki untuk mengajar injil “hari demi hari … dimana pun kita berada”? Apakah beberapa sifat yang dimiliki oleh mereka yang berhasil membagikan injil kepada orang lain?

  • Pelajaran-pelajaran apakah yang dapat kita pelajari dari pengalaman Presiden Lee dalam membagikan injil di restoran hotel?

  • Berkat-berkat apakah yang telah datang ke dalam kehidupan Anda karena Anda telah berusaha membagikan injil kepada orang lain?

  • Pengorbanan-pengorbanan apakah yang diminta dari kita untuk membagikan injil? Bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam melakukan pengorbanan-pengorbanan semacam itu? Apakah yang membuat Anda terkesan mengenai sikap seorang pemuda yang kembali dari perang dan pergi melayani misi?

  • Pelajaran apakah yang dapat kita petik dari Alma 17:2–3 mengenai bagaimana membagikan injil dengan kekuatan dan kekuasaan?

  • Mengapa penemanan Roh Kudus penting jika kita ingin menjadi misionari yang efektif? Apakah yang dapat kita lakukan agar memiliki bimbingan Roh lebih penuh lagi sewaktu kita membagikan injil?

  • Bagaimanakah kita dapat mengatasi keengganan dan ketakutan kita membagikan injil?

  • Mengapa teladan hidup benar kita merupakan alat pengajaran yang sangat kuat?

Catatan

  1. Glimpses into the Life and Heart of Marjorie Pay Hinckley, diedit oleh Virginia H. Pearce (1999), 21–22.

  2. Dalam Conference Report, April 1961, 35.

  3. “Directs Church; Led by the Spirit,” Church News, 15 Juli 1972,4.

  4. Ye Are the Light of the World (1974), 24–25.

  5. Dalam Conference Report, April 1961, 34.

  6. “Wherefore, Now Let Every Man Learn His Duty, and to Act in the Office in Which He Is Appointed in All Diligence,” ceramah kepada pertemuan Umum Dewan Imamat, 6 November 1968, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 10.

  7. Ceramah dalam sesi misionari konferensi wilayah Universitas Brigham Young, 19 Oktober 1957, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir,3.

  8. Dalam Conference Report, April 1947, 47–50.

  9. Dalam Conference Report, April 1951, 33.

  10. Ceramah kepada staf pengajar institut agama, 3 Februari 1962, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 7–8.

  11. Dalam Conference Report, April 1961, 34–35.

  12. Ceramah dalam sesi misionari konferensi wilayah Universitas Brigham Young, 5–6.

  13. Ceramah dalam sesi misionari konferensi wilayah Universitas Brigham Young, 2, 5.

  14. “Therefore Hold Up Your Light That It May Shine unto the World,” ceramah dalam seminar wakil regional, 1 Oktober 1969, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 3.

  15. Ye Are the Light of the World, 12–13.

  16. By Their Fruits Shall Ye Know Them, Brigham Young University Speeches of the Year (12 Oktober 1954), 5.