Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 5: Berjalan Dalam Terang Kesaksian


Bab 5

Berjalan Dalam Terang Kesaksian

Bagaimanakah terang kesaksian kita dapat tumbuh menjadi “terang kepastian”?

Pendahuluan

Selama lebih dari 32 tahun, Harold B. Lee adalah saksi khusus akan Juruselamat. Dia bersaksi, “Dengan segala kesungguhan hati, dan dengan segenap jiwa saya, saya memberikan kesaksian saya kepada Anda bahwa saya tahu bahwa Yesus hidup, bahwa Dia adalah Juruselamat dunia.”1

Berbicara mengenai cara memperoleh kesaksian dia mengatakan:

“Saya pernah dikunjungi oleh seorang pendeta Katolik berusia muda yang datang bersama seorang misionari wilayah dari Colorado. Saya bertanya kepadanya apa tujuannya datang, dan dia menjawab, ‘Saya datang untuk bertemu dengan Anda.’

“ ‘Mengapa?’ Ujar saya bertanya.

“ ‘Sebetulnya,’ ujarnya, ‘saya sudah lama mencari konsep-konsep tertentu yang belum saya temukan. Tetapi saya pikir kini saya telah menemukannya dalam komunitas Mormon.’

“Itu menuntun kepada percakapan selama setengah jam. Saya berkata kepadanya, ‘Pak Pendeta, sewaktu hati Anda mulai mengatakan kepada Anda hal-hal yang tidak diketahui oleh pikiran Anda, itu berarti Anda memiliki Roh Tuhan.’

“Dia tersenyum dan berkata, ‘Saya pikir hal itu kini sedang terjadi kepada saya.

“ ‘Kalau begitu jangan menunggu terlalu lama,’ ujar saya kepadanya.

“Beberapa minggu kemudian saya menerima telepon darinya. Dia berkata, ‘Hari Sabtu depan saya akan dibaptis sebagai anggota Gereja, karena hati saya telah mengatakan kepada saya hal-hal yang tidak diketahui pikiran saya.’

“Dia telah dipertobatkan. Dia melihat bahwa apa yang seharusnya telah dia lihat. Dia mendengar apa yang seharusnya telah dia d ngar. Dia memahami apa yang seharusnya telah dia pahami, dan dia berbuat sesuatu mengenai hal itu. Dia telah memiliki kesaksian.”2

Ajaran-ajaran Harold B. Lee

Apakah kesaksian?

Kesaksian dapat didefinisikan sebagai wahyu ilahi kepada manusia yang beriman. Pemazmur mengutarakan pikiran yang sama: “… peraturan Tuhan itu teguh ….” (Mazmur 19:8). Paulus, sang rasul, menyatakan “ … tidak seorang pun, yang dapat mengaku [atau mengetahui] Yesus adalah Tuhan selain oleh Roh Kudus” (1 Korintus 12:3). Para nabi selanjutnya telah mengajarkan bahwa jika Anda mau “bertanya dengan hati yang tulus, dengan maksud yang sungguh-sungguh, beriman dalam Kristus, Dia akan menyatakan kebenarannya kepadamu, melalui kuasa Roh Kudus. Dan oleh kuasa Roh Kudus kamu dapat mengetahui kebenaran akan segala hal” (Moroni 10:4–5) …

Allah hidup! Yesus adalah Juruselamat dunia ini! Injil Yesus Kristus sebagaimana yang terdapat dalam kegenapannya dalam tulisan suci zaman dahulu dan zaman modern adalah benar! Hal-hal ini saya ketahui melalui kesaksian Roh kepada roh saya.3

Perkenankanlah saya membagikan kepada Anda sebuah pengalaman yang saya miliki dengan salah seorang eksekutif bisnis kami. Istri dan anak-anaknya adalah anggota Gereja, tetapi dia sendiri bukan anggota …. Dia berkata kepada saya, “Saya tidak dapat menjadi anggota Gereja sebelum saya memiliki kesaksian.” Saya berkata kepadanya, “Lain kali kalau Anda berada di Salt Lake, datang dan mampirlah.” Sewaktu kami berbicara setelah pertemuan bisnis beberapa minggu kemudian saya berkata kepadanya, “Saya tidak tahu apakah Anda menyadari kalau Anda memiliki kesaksian atau tidak, atau apakah Anda tahu apa kesaksian itu.” Maka demikianlah dia ingin mengetahui apa makna kesaksian itu. Saya menjawabnya dengan mengatakan, “Ketika saatnya tiba bahwa hati Anda mengatakan hal-hal yang tidak diketahui pikiran Anda, itulah Roh Tuhan yang mengatakan kepada Anda.” Lalu saya mengatakan, “Karena saya telah mengenal Anda, ada hal-hal yang Anda ketahui benar dalam hati Anda. Tidak ada malaikat yang akan mengatakan kepada Anda bahwa ini benar.” Roh Tuhan seperti yang dikatakan Tuhan adalah: “Angin bertiup ke mana dia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana dia datang atau ke mana dia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahirdari Roh” (Yohanes 3:8). Oleh karena itu saya berkata kepada teman saya, eksekutif bisnis tersebut: “Sekarang, ingatlah bahwa kesaksian Anda tidak akan datang dengan cara yang dramatis, tetapi ketika kesaksian itu datang, air mata kegembiraan akan membasahi bantal Anda di waktu malam. Anda akan mengetahui, temanku yang terkasih, kapan kesaksian itu datang.”4

Saya bersaksi kepada Anda bahwa saya tahu Juruselamat hidup, bahwa kesaksian paling kuat yang dapat Anda miliki bahwa Dia hidup datang ketika kuasa Roh Suci memberikan kesaksian kepada jiwa Anda bahwa Dia hidup. Lebih kuat dari penglihatan, lebih kuat dari berjalan dan berbicara dengan Dia, adalah kesaksian dari Roh itu yang melaluinya Anda akan dihakimi jika Anda menyangkalnya. Tetapi yang menjadi tanggung jawab Anda semua dan saya adalah untuk memperoleh kesaksian tersebut. Kita senantiasa ditanya, bagaimanakah cara seseorang menerima wahyu? Tuhan berkata dalam sebuah wahyu kepada para pemimpin di masa awal Gereja, “Aku dengan perantaraan Roh Kudus akan menceritakan kepadamu dalam akalmu dan dalam hatimu, hal yang akan datang ke atasmu dan yang akan tinggal di dalam hatimu. Maka lihatlah, inilah Roh wahyu. Lihatlah, inilah Roh yang dengannya Musa membawa anak-anak Israel melalui Laut Merah di atas tanah kering” [lihat A&P 8:2–3]. Ketika Roh itu memberikan kesaksian kepada roh kita, maka itulah wahyu dari Allah yang Mahakuasa.5

[Ketika Lazarus meninggal, Juruselamat mengatakan kepada Marta,] “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, dia akan hidup walaupun dia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” Kemudian Dia memandang kepada Marta dan Dia berkata, “Percayakah engkau akan hal ini?” Dan dari kedalaman hati perempuan yang rendah hati ini, sesuatu membangkitkannya dan dia berkata dengan keyakinan yang sama seperti yang diucapkan oleh Petrus, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia” [Yohanes 11:25–27].

Dari manakah dia memperoleh keyakinan itu? Keyakian itu tidak datang dari membaca kitab-kitab. Keyakinan itu tidak datang dari mempelajari teologi atau ilmu pengetahuan alam atau filsafat. Dia sudah memiliki kesaksian dalam hatinya, seperti yang dimiliki Petrus. Jika Tuhan menjawab, Dia akan mengatakan, “Berbahagialah engkau Marta sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu di surga” …. Hal paling berharga dari semua yang dapat Anda miliki adalah memiliki kesaksian dalam hati Anda bahwa hal-hal ini benar.6

Tidak banyak yang telah melihat Juruselamat secara berhadapan muka dalam kefanaan ini, tetapi setiap dari kita yang telah diberkati dengan karunia Roh Kudus setelah pembaptisan dapat memiliki kepastian yang sempurna akan keberadaan-Nya seolah-olah kita telah melihat-Nya sendiri. Sesungguhnya, jika kita beriman akan kenyataan keberadaanNya meskipun kita belum melihat-Nya, seperti yang dinyatakan secara tidak langsung oleh Tuhan dalam pernyataan-Nya kepada Tomas, berkatnya akan lebih besar bagi mereka yang “tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29), karena “kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7). Meskipun tidak melihat, namun percaya, kita memiliki sukacita yang tak terungkapkan dalam menerima akhir dari iman kita, bahkan keselamatan atas jiwa-jiwa kita (lihat 1 Petrus 1:8–9).7

Dapatkah kita merangkum dan kemudian mengatakan, bahwa setiap orang yang telah menerima kesaksian sejati telah menerima wahyu dari Allah yang hidup, atau kalau tidak dia belum memiliki kesaksian? Oleh karena itu, setiap orang yang memiliki kesaksian, telah menikmati karunia nubuat, dia telah memiliki roh wahyu. Dia telah memiliki karunia yang melaluinya para nabi dapat berbicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab-tanggung jawab mereka ….

Tuhan membantu kita semua untuk berusaha memperoleh kesaksian itu yang paling penting di dalam persiapan kita untuk mengetahui. Ketika pada akhirnya kita memperoleh pemikiran ilahi bahwa Joseph Smith adalah nabi dan bahwa injil benar, maka semua kesulitan lain menjadi cair bagaikan salju tebal sebelum kedatangan sinar matahari.8

Bagaimanakah kita mempersiapkan diri kita untuk menerima kesaksian?

[Juruselamat] mengatakan bahwa “ … kerajaan Allah ada di antara kamu” (Lukas 17:21). Terjemahan yang lebih benar mungkin berbunyi demikian, “Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu,” tetapi sewaktu saya memikirkan mengenai pernyataaan lainnya, “Kerajaan Allah ada di antara kamu,” saya teringat sebuah pengalaman yang kami miliki bersama sekelompok siswa dari Universitas Brigham Young … di Lion House (bekas rumah Brigham Young), di sana terdapat enam belas siswa mewakili enam belas negara asing, diminta untuk berdiri dan menceritakan bagaimana mereka mengenal injil dan menerimanya, … dan untuk memberikan kesaksian mereka. Malam itu sangat menarik. Kami mendengar kesaksian pemuda dan pemudi dari Meksiko Argentina, Brasil, negara-negara Skandinavia, Prancis, dan Inggris. Ceritanya sama. Ketika mereka mulai menceritakan mengenai bagaimana mereka menemukan injil, mereka menceritakan demikian: Mereka mencari kebenaran. Mereka mencari terang. Mereka tidak puas, dan dalam proses pencarian mereka, seseorang datang kepada mereka dengan kebenaran-kebenaran injil. Mereka berdoa mengenainya dan memohon kepada Tuhan dengan segenap kekuatan dan hati mereka, dan akhirnya menerima kesaksian ilahi yang melaluinya mereka tahu bahwa inilah injil Yesus Kristus …. Jadi di dalam hati setiap orang, setiap orang yang mencari kebenaran dengan tulus, jika dia memiliki keinginan untuk mengetahui, dan belajar dengan niat yang sungguh-sungguh dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, maka kerajaan Allah dapat berada di antara dia, atau dengan kata lain kuasa untuk menerimanya ada di tangannya.9

Akar dari kesaksian seseorang haruslah kehidupan yang benar dan murni, kalau tidak Roh tidak dapat memberikan kesaksian mengenai keilahian misi Tuhan atau mengenai pekerjaan ini di zaman kita.10

Hal yang utama … dalam memperoleh kesaksian adalah memastikan agar “keadaan” rohani seseorang berada dalam keadaan yang tertib. Pikiran dan tubuhnya harus bersih jika dia ingin menikmati keberadaan karunia Roh Kudus yang dengannya dia dapat mengetahui kepastian akan hal-hal rohani.11

Pertobatan haruslah mengandung arti lebih dari sekadar menjadi anggota Gereja “pembawa kartu” dengan membawa resi persepuluhan, kartu keanggotaan, rekomendasi bait suci, dan lain sebagainya. Pertobatan berarti mengatasi kecenderungan-kecenderungan untuk mengkritik dan senantiasa berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan di bagian dalam dan bukan hanya penampilan-penampilan luar.12

Nah, ketika para misionari kita melayani, kita mengatakan kepada orang-orang yang mereka layani, “Kami tidak meminta Anda untuk menjadi anggota Gereja hanya untuk mendaftarkan nama Anda dalam catatan keanggotaan. Itu bukan tujuan kami. Kami datang kepada Anda untuk menawarkan kepada Anda karunia terbesar yang dapat ditawarkan dunia, yaitu karunia kerajaan Allah. Di sinilah tempat bagi Anda jika Anda mau menerima dan percaya.” Itulah tantangan kita kepada dunia. “Kami dapat mengajar Anda doktrin-doktrin Gereja Yesus Kristus dan memberikan kesaksian mengenai keilahian pekerjaan-Nya, tetapi kesaksian mengenai kebenaran dari apa yang kami ajarkan haruslah datang dari usaha Anda sendiri.”

Kita mengatakan kepada orang-orang yang kita ajar, “Sekarang, mintalah kepada Tuhan. Belajar, bekerja, dan berdoalah.” Ini adalah proses yang melaluinya orang-orang dibawa ke dalam Gereja, dan adalah melalui cara yang sama inilah orang yang tulus hatinya dimana pun mereka berada sejak permulaan dibawa ke dalam Gereja.13

Sewaktu Yesus menengadah ke langit dalam doa ketika “telah tiba saatnya,” [lihat Yohanes 17:1]. Dia mengungkapkan kebenaran mendalam yang seharusnya memberikan makna yang penuh kepada setiap jiwa: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Meskipun ungkapan ini memiliki makna yang lebih dalam daripada yang akan saya bahas di sini, saya ingin mengambil satu pemikiran dari ungkapan tersebut. Bagaimanakah Anda mengetahui antara Bapa dan Putra? …. Kita mulai memperoleh pengetahuan melalui belajar. Juruselamat menasihati kita untuk “menyelidiki Kitab-kitab suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tiak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu” (Yohanes 5:39). Di dalamnya akan ditemui sejarah mengenai urusan-urusan Allah dengan manusia dalam setiap kelegaan dan pekerjaan dan perkataan para nabi dan orang-orang yang disebut sendiri oleh Juruselamat sebagai yang “diilhamkan Allah,” sebagaimana yang diutarakan Rasul Paulus, “bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16–17). Remaja hendaknya tidak melewatkan hari-hari mereka tanpa membaca kitab-kitab kudus ini.

Tetapi tidaklah cukup mempelajari tentang kehidupan dan pekerjaan-Nya hanya dengan belajar saja. Adalah Tuhan sendiri yang menjawab pertanyaan mengenai bagaimana seseorang dapat mengetahui tentang diri-Nya dan doktrin-Nya: “Barang siapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu” (Yohanes 7:17). Apakah menurut Anda seseorang yang ahli dalam ilmu pengetahuan adalah orang yang belum pernah mengadakan eksperimen di laboratorium? Apakah Anda akan memperhatikan komentar-komentar pengkritik musik yang tidak mengetahui musik atau pengkritik lukisan yang tidak dapat melukis? Demikian pula halnya, Anda yang ingin “mengenal Allah” haruslah menjadi orang yang melakukan kehendak-Nya dan mematuhi perintah-perintah-Nya dan menerapkan kebajikan-kebajikan yang Yesus terapkan.14

Pengetahuan yang diperoleh melalui iman bukanlah jalan belajar yang mudah. Pembelajaran ini menuntut usaha yang tekun dan iman yang berkelanjutan ….

Singkatnya, belajar melalui iman bukanlah tugas yang mudah bagi orang malas. Seseorang pernah berkata, dengan kata lain, proses semacam itu membutuhkan kerja keras segenap jiwa, menggali perasaan dan pikiran terdalam manusia dan menghubungkannya dengan Allah hubungan yang benar harus dibentuk. Baru setelah itu datang “pengetahuan dengan iman.”15

Apakah yang dapat kita lakukan untuk memperkuat kesaksian kita?

[Tuhan berkata kepada Petrus,] “ Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Lukas 22:31–32). Sekarang saya ingin agar Anda memperhatikan, Dia mengatakan hal itu kepada pemimpin Dua Belas Rasul. Saya berdoa untuk Anda; sekarang pergilah dan jadilah insaf, dan setelah Anda insaf, kemudian kuatkanlah saudara Anda. Artinya [kita bisa saja menjadi] tidak insaf atau insaf. Kesaksian Anda adalah sesuatu yang Anda miliki sekarang tetapi kesaksian itu belum tentu selalu ada bersama Anda.16

Kesaksian adalah bagaikan sinar bulan yang sulit dipahami; kesaksian itu rapuh seperti bunga anggrek; Anda harus menyegarkannya kembali setiap pagi kehidupan Anda. Anda harus mempertahankannya dengan belajar, dan dengan iman, dan dengan doa. Jika Anda membiarkan diri Anda marah, jika Anda membiarkan diri Anda bergaul dengan kelompok yang salah, jika Anda mendengarkan jenis cerita-cerita yang salah, jika Anda mempelajari jenis mata pelajaran yang salah, jika Anda terlibat dalam kebiasaan-kebiasaan yang penuh dosa, tidak ada yang lebih mematikan daripada diambilnya Roh Tuhan dari Anda sehingga seolah-olah Anda keluar dari ruangan yang terang dalam gedung ini dan masuk ke dalam kegelapan.17

Kesaksian yang Anda miliki hari ini bisa saja tidak akan Anda miliki keesokan harinya kecuali Anda berbuat sesuatu mengenai kesaksian itu. Baik kesaksian Anda akan bertambah atau berkurang, itu bergantung kepada Anda sendiri. Oleh karena itu, maukah Anda mengingat tanggung jawab Anda? Tuhan mengatakan, “Barang siapa mau melakukan kehendak-Nya, dia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yohanes 7:17).18

Tidak ada Orang Suci Zaman Akhir yang benar-benar telah bertobat dapat menjadi tidak bermoral. Tidak ada Orang Suci Zaman Akhir yang benar-benar telah bertobat dapat bersikap tidak jujur, berdusta, atau mencuri. Itu berarti bahwa seseorang itu mungkin memiliki kesaksian hari ini, tetapi ketika dia merendahkan dirinya untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, itu dikarenakan dia telah kehilangan kesaksiannya dan dia harus berjuang untuk memperolehnya kembali. Kesaksian bukanlah sesuatu yang Anda miliki sekarang dan akan selalu Anda miliki. Baik kesaksian itu akan tumbuh sampai kepada terang yang pasti, atau akan berkurang sampai tidak ada sama sekali, itu bergantung kepada apa yang Anda lakukan mengenai kesaksian itu. Saya katakan, kesaksian yang kita segarkan kembali hari demi hari adalah sesuatu yang menyelamatkan kita dari jeratan-jeratan musuh.19

Bagaimanakah kesaksian menjadi sauh bagi jiwa?

Pada suatu kesempatan dalam pelayanan [Kristus] ketika pemimpin rasul-Nya, Petrus telah menyatakan dengan sungguh-sungguh akan iman dan kesaksiannya terhadap keilahian misi Tuhan: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Tuhan menjawab Petrus dengan menyatakan,” … bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga” dan bahwa di atas “batu karang ini”—atau dengan kata lain, kesaksian yang diungkapkan oleh Roh Kudus, ungkapan yang menyatakan bahwa Yesus adalah Kristus—jemaat-Nya didirikan, dan “alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:16–18).20

Waktunya akan tiba dan kini sedang Anda hadapi … dimana jika Anda tidak memiliki kesaksian yang pasti bahwa hal-hal ini [injil, Gereja dan lain sebagainya] adalah benar Anda tidak akan dapat menahan kesulitan-kesulitan yang akan menimpa Anda dan yang berusaha menghancurkan Anda dari tempat yang aman sekarang. Tetapi jika Anda mengetahui dengan segenap jiwa Anda bahwa hal-hal ini benar …. , Anda akan mengetahui siapa Yesus, Juruselamat Anda itu dan siapa Allah, Bapa Anda itu; dan akan mengetahui apa pengaruh Roh Kudus itu. Jika Anda mengetahui hal-hal itu Anda akan berdiri sebagai sauh melawan segala kesulitan-kesulitan yang akan menimpa rumah Anda, seperti yang diuraikan oleh perumpamaan Tuhan. Bahwa orang yang mendengar firman-Nya dan mematuhi perintah-perintah-Nya akan menjadi seperti rumah yang dibangun di atas landasan batu karang, dan ketika badai datang dan banjir menimpa rumah tersebut dan angin bertiup dengan kencang, rumah itu tidak rubuh, karena rumah itu dibangun di atas landasan batu karang. “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan datanglah banjir. Lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya” (Matius 7:26–27).

Tuhan mengatakan hal itu, dan saya mengatakannya kepada Anda sekarang, bahwa hujan bencana, hujan kesulitan, banjir dan angin pencobaan-pencobaan yang berat akan melanda rumah setiap dari Anda. Akan ada godaan untuk berbuat dosa, Anda akan menghadapi kesulitan dalam kehidupan Anda. Satu-satunya orang yang tidak akan jatuh ketika ujian-ujian itu datang adalah mereka yang membangun rumahnya di atas batu karang kesaksian. Anda akan mengetahui apa pun yang datang; Anda tidak akan dapat bertahan dari pencobaan dan godaan berdasarkan kesaksian atau iman orang lain. Anda hanya dapat bertahan berdasarkan terang yang Anda miliki sendiri melalui kesaksian Roh yang mana Anda semua berhak untuk menerimanya. 21

Tidaklah cukup bagi kita para Orang Suci Zaman Akhir hanya mengikuti para pemimpin kita dan menerima nasihat mereka, tetapi kita memiliki kewajiban yang lebih besar untuk memperoleh bagi diri kita sendiri kesaksian yang tak tergoyahkan mengenai pengangkatan secara ilahi orang-orang ini dan bersaksi bahwa apa yang telah mereka katakan kepada kita adalah kehendak Bapa Surgawi kita.22

Saya datang kepada Anda hari ini sebagai saksi khusus yang ditugaskan, melebih dari segala hal lainnya, dengan tanggung jawab untuk memberikan kesaksian itu. Ada saat-saat yang sangat baik ketika saya mengetahui dengan pasti. Ketika saya mencari Roh untuk menyampaikan ceramah mengenai tema Paskah, kebangkitan Tuhan, saya mengunci diri di dalam kamar, membaca keempat injil, khususnya dari saat Penyaliban, Kebangkitan, dan sesuatu terjadi pada saya. Ketika saya membacanya, seolah-olah saya hidup kembali, hampir seperti kejadian yang sangat nyata, bukan hanya cerita. Dan kemudian saya menyampaikan pesan saya dan memberikan kesaksian bahwa sekarang, sebagai salah seorang saudara yang paling hina, saya, juga memiliki kesaksian pribadi mengenai kematian dan kebangkitan Tuhan dan Tuan kita. Mengapa? Karena saya mengalami jiwa yang membara dimana saya dapat berbicara dengan kepastian tanpa keraguan sedikit pun. Anda juga dapat mengalami hal demikian. Dan hal paling memuaskan di seluruh dunia, sauh terbesar bagi jiwa Anda, pada saat mengalami kesulitan, pada saat menghadapi godaan, pada saat mengalami sakit, pada saat mengalami ketidakpastian, pada saat Anda bergumul dan bekerja, [adalah bahwa] Anda dapat mengetahui dengan kepastian tanpa keraguan sedikit pun bahwa Allah hidup.23

Saran-saran untuk Pembelajaran dan Pembahasan

  • Mengapa wahyu dari Roh Suci “kesaksian paling kuat yang dapat Anda miliki” bahwa Juruselamat hidup?

  • Nasihat apakah yang diberikan Presiden Lee mengenai cara menerima kesaksian injil? Apakah yang telah membantu Anda menerima kesaksian Anda?

  • Bagaimanakah kita dapat mengetahui Bapa Surgawi dan Yesus Kristus?

  • Apakah menurut Anda yang dimaksud Presiden Lee ketika dia mengatakan, “Kesaksian adalah bagaimana sinar bulan yang sulit dipahami; …. Anda harus menyegarkannya kembali setiap pagi kehidupan Anda”?

  • Apakah yang mungkin menjadi penyebab kesaksian kita berkurang atau mati? Apakah yang harus kita lakukan agar terang kesaksian kita dapat “tumbuh menjadi terang yang pasti”?

  • Setelah kita memperoleh kesaksian, bagaimanakah kita dapat membantu orang lain memperkuat kesaksian mereka?

  • Dalam hal-hal apakah pengetahuan bahwa Allah hidup merupakan sauh bagi jiwa kita pada saat-saat yang sulit? Kapankah kesaksian Anda tentang Juruselamat telah menjadi sumber kekuatan bagi Anda?

Catatan

  1. ‘But Arise and Stand upon Thy Feet’ and I Will Speak with Thee,” ceramah yang disampaikan di Brigham Young University, 7 Februari 1956, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 2.

  2. Stand Ye in Holy Places (1974), 92–93.

  3. Stand Ye in Holy Places, 193, 196.

  4. The Teachings of Harold B. Lee, diedit oleh Clyde J. Williams (1996), 140–141.

  5. Ceramah yang disampaikan pada konferensi di Lausanne, Swiss, 26 September 1972, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 8.

  6. Ceramah yang disampaikan di Pocatello, Idaho, 9 Maret 1973, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.

  7. The Teachings of Harold B. Lee, 93.

  8. Church and Divine Revelation, ” 1954, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 17, 23.

  9. Dalam Conference Report, Oktober 1953, 26–27.

  10. The Teachings of Harold B. Lee, 133.

  11. The Teachings of Harold B. Lee, 137.

  12. Dalam Conference Report, April 1971, 92; atau Ensign, Juni 1971, 8.

  13. The Teachings of Harold B. Lee, 135–136.

  14. Decisions for Successful Living (1973), 39–40; paragraf ditambahkan.

  15. The Teachings of Harold B. Lee, 331.

  16. The Teachings of Harold B. Lee, 138.

  17. The Teachings of Harold B. Lee, 139.

  18. The Teachings of Harold B. Lee, 135.

  19. The Teachings of Harold B. Lee, 139.

  20. Stand Ye in Holy Places, 40.

  21. The Teachings of Harold B. Lee, 140.

  22. The Teachings of Harold B. Lee, 133.

  23. Education for Eternity, “The Last Message” ceramah yang diberikan di Institut Agama Salt Lake, 15 Januari 1971, 11.