Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 4: Asas-asas Utama dan Tata Cara-tata cara Injil


Bab 4

Asas-asas Utama dan Tata Cara-tata cara Injil

Bagaimanakah caranya agar kita dapat lebih patuh dan setia terhadap asas-asas utama dan tata cara-tata cara injil dan bertahan sampai akhir?

Pendahuluan

Menjadi murni dan kudus dalam kehidupan dan dalam karakter adalah keinginan semua Orang Suci Zaman Akhir yang setia. Presiden Harold B. Lee mengajarkan bahwa jalan menuju kepada kemurnian dan kekudusan adalah dengan menerima keempat asas-asas utama dan tata cara-tata cara injil—beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, pertobatan, pembaptisan, dan menerima karunia Roh Kudus—dan kemudian bertahan sampai akhir dalam mematuhi semua perintah Allah. Dia menyatakan:

“Hukum-hukum Allah yang diberikan kepada umat manusia diwujudkan dalam rencana injil, dan Gereja Yesus Kristus bertanggung jawab untuk mengajarkan hukum-hukum ini kepada dunia. Hukum-hukum tersebut diberikan oleh Bapa Surgawi kita hanya untuk satu tujuan, agar Anda yang diatur oleh hukum tersebut dapat juga dipelihara oleh hukum dan disempurnakan dan dikuduskan, atau dijadikan kudus oleh hukum yang sama (lihat A&P 88:34). Karunia terbesar dari semua karunia Allah kepada kita adalah karunia keselamatan dalam kerajaan-Nya.”1

Dia juga mengajarkan, “Pengetahuan tentang Allah dan Kristus, PutraNya, adalah penting bagi kehidupan kekal, tetapi mematuhi perintah-perintah Allah harus mendahului perolehan pengetahuan atau kecerdasan tersebut.”2

Bab ini akan membahas bagaimana keempat asas-asas utama dan tata cara-tata cara injil dan bertahan sampai akhir dalam kebenaran menuntun kita menuju kehidupan kekal.

Ajaran-ajaran Harold B. Lee

Apakah iman, dan bagaimana iman menuntun kita dalam upaya-upaya kita memperoleh kehidupan kekal?

Iman yang diterapkan dalam agama adalah asas landasannya dan memang ini merupakan sumber segala kebenaran yang menuntun manusia dalam upaya-upayanya untuk memperoleh kehidupan kekal di dunia yang akan datang. Asas ini berpusat pada Allah yang dengan iman dikenali sebagai sumber segala kuasa dan segala kebijaksanaan di alam semesta dan yang merupakan Kecerdasan yang memimpin dari “segala hal yang terlihat atau yang tak terlihat yang memperlihatkan kebijaksanaan-Nya.” Dengan beriman kepada Allah, Anda juga … dapat menjadi selaras dengan yang Mahatinggi dan dengan kuasa dan kebijaksanaan yang diperoleh dari Bapa Surgawi Anda dapat mengendalikan kuasa alam semesta dan membuatnya melayani Anda pada saat-saat yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terlalu sulit untuk dipecahkan oleh kekuatan atau kecerdasan manusia.

Bagaimanakah [kita] dapat mengembangkan iman ini? Jawabannya adalah dengan belajar, dengan bekerja dan dengan doa. Rasul Paulus mengajukan pertanyaan, Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Roma 10:14). Kita harus menjawab, mereka tidak dapat menjawabnya. Oleh karena itu iman hanya dapat datang dengan mendengar firman Allah dari para pemberita kebenaran. Pemberitaan kebenaran mengenai Allah dan tujuan-tujuan-Nya telah diumpamakan dengan menabur benih, yang jika benih itu baik akan mulai bertunas dan tumbuh dalam hati Anda dengan persyaratan berikut: Pertama, benih itu harus ditanam dalam tanah yang subur yaitu keinginan hati yang tulus; kedua benih itu dipupuk dengan pembelajaran dan penyelidikan yang tekun; dan ketiga, benih tersebut disiram dengan “embun-embun” rohani yang ramah dan dihangati dengan sinar-sinar ilham yang berasal dari doa yang rendah hati. Hasil panen dari penanaman seperti itu hanya datang kepada individu yang bertindak atas kebenaran-kebenaran yang telah dia pelajari dan memperbaharui kehidupannya dari dosa dan mengisi hari-harinya dengan tindakan-tindakan baik dalam mematuhi perintah-perintah Allah yang kepada-Nya dia beriman, dan dalam melayani sesama manusia.3

Dengan iman sepuluh perintah Tuhan dari Gunung Sinai diubah dari sekedar kata-kata hampa seorang filosuf menjadi suara bergemuruh dari ketinggian, dan ajaran-ajaran para nabi menjadi firman Allah yang diwahyukan untuk menuntun kita menuju rumah Selestial kita …. Dengan iman kita akan memahami bahwa apa pun yang diperlukan dalam kehidupan untuk mengikuti standar Yesus “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” [Matius 5:48] adalah untuk kebaikan kita dan manfaat kekal kita meskipun proses pemurnian itu dapat melibatkan pengajaran yang hebat dari Allah yang Mahabijaksana, “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Dia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” [Ibrani 12:6].4

Setiap anak harus belajar bahwa iman yang diperlukan untuk memperoleh kesempurnaan hanya dapat dikembangkan melalui pengorbanan dan kalau dia tidak mau belajar berkorban dari hasrat-hasrat dan keinginan-keinginan [jasmaninya ] dalam upaya mematuhi hukum-hukum Injil maka dia tidak dapat dipersucikan dan dijadikan kudus di hadapan Tuhan.5

Mengapa perlu pertobatan setiap hari?

Agar kebaikan terus berkembang kebaikan itu perlu dipupuk dan dilaksanakan secara terus menerus, dan untuk hidup benar diperlukan penyingkiran perbuatan jahat setiap hari dari karakter kita melalui pertobatan setiap hari dari dosa ….

Lalu, apakah langkah-langkah yang harus diambil untuk menempuh jalan pertobatan ini agar layak menerima pengampunan Allah, melalui penebusan Kurban Tebusan Tuhan, dan hak istimewa untuk memperoleh kehidupan kekal di dunia yang akan datang? Seorang Bapa yang Mahabijaksana, melihat bahwa ada yang akan jatuh dalam dosa dan semua orang perlu bertobat, telah menyediakan melalui ajaran-ajaran injil-Nya dan melalui Gereja-Nya rencana keselamatan yang menetapkan jalan yang jelas kepada pertobatan.

Pertama, mereka yang berdosa harus mengakui dosa tersebut. “Dengan ini kamu boleh mengetahui bila seseorang telah bertobat atas dosa-dosanya. Lihatlah, dia akan mengakuinya dan meninggalkannya” (Ajaran dan Perjanjian 58:43). Pengakuan dosa tersebut pertama-tama harus dilakukan kepada orang yang paling menderita karena perbuatan Anda. Pengakuan yang tulus tidak hanya sekadar mengakui kesalahan setelah terbukti bersalah. Jika Anda telah “menyakiti banyak orang di muka umum,” pengakuan Anda harus dilakukan di muka umum dan di hadapan orang yang telah Anda sakiti sehingga Anda memperlihatkan rasa malu dan kerendahan hati Anda dan kesediaan Anda untuk menerima teguran yang memang pantas Anda terima. Jika perbuatan Anda dilakukan secara rahasia dan tidak menyakiti orang lain kecuali diri Anda sendiri, pengakuan Anda hendaknya dilakukan secara rahasia, agar Bapa-Mu di Surga yang mendengar secara tersembunyi dapat membalasnya kepadamu. Perbuatan-perbuatan yang dapat mempengaruhi status Anda di Gereja, atau hak istimewa Anda atau peningkatan Anda di Gereja, harus segera diakui kepada uskup yang telah ditunjuk Tuhan sebagai gembala atas setiap kawanan dan diberi tugas untuk menjadi hakim umum di Israel. Dia dapat mendengarkan pengakuan itu di tempat tersembunyi dan menanganinya dengan adil dan penuh belas kasihan, sesuai dengan kasus masing-masing …. Setelah pengakuan, orang yang berdosa harus memperlihatkan hasil pertobatannya dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang diukurkan dengan perbuatan-perbuatan buruk. Dia harus berusaha dengan segenap kemampuannya mengganti kerugian untuk memulihkan hal-hal yang telah hilang atau memperbaiki kerusakan yang telah dia akibatkan. Dia yang bertobat dari dosa-dosanya dengan cara ini dan sama sekali berpaling daripadanya, untuk tidak lagi mengulanginya, berhak memperoleh janji pengampunan atas dosa-dosanya, jika dia tidak melakukan dosa yang tidak terampunkan, seperti yang dinyatakan oleh Nabi Yesaya, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18).6

Marilah kita mengakui kenyataan ini. Kita semua telah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan, atau lalai melakukan hal-hal yang seharusnya kita lakukan. Oleh karena itu, kita semua telah berbuat salah, dan setiap dari kita perlu bertobat. Iblis akan mengupayakan agar Anda percaya bahwa jika Anda telah berbuat satu kesalahan, mengapa Anda tidak terus berbuat salah? Itu adalah cara Setan untuk mencoba mengatakan kepada Anda bahwa tidak ada kesempatan untuk kembali. Tetapi Anda harus berputar haluan untuk berbuat yang benar, dan melalui pertobatan berpaling dari perbuatan salah Anda dan tidak pernah kembali lagi. Tuhan mengatakan, “Pergilah pada jalanmu dan jangan berbuat dosa lagi. Tetapi kepada jiwa yang berbuat dosa [yaitu berbuat dosa lagi], maka dosa-dosa lama akan kembali, firman Tuhan Allahmu” (A&P 82:7).7

Nah, jika Anda telah berbuat salah, jadikanlah hari ini sebagai awal perubahan hidup Anda. Berpalinglah dari hal salah yang telah Anda lakukan. Perintah terpenting dari semua perintah Allah adalah perintah yang sekarang paling sulit Anda patuhi. Jika perintah yang paling sulit Anda patuhi itu adalah mengenai ketidakjujuran, jika itu mengenai ketidaksucian, jika itu mengenai bersumpah palsu, tidak mengatakan yang sebenarnya, maka sekaranglah hari bagi Anda untuk bertobat sampai akhirnya Anda dapat mengalahkan kelemahan tersebut. Atasilah masalah tersebut dan kemudian mulailah dengan perintah tersulit berikutnya. Begitulah cara mempersucikan diri Anda dengan mematuhi perintah-perintah Allah. 8

Mengapa pembaptisan persiapan yang perlu untuk bertemu dengan Allah?

Ketika kita memasuki air pembaptisan kita mengikat janji dengan Tuhan bahwa kita akan berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk mematuhi perintah-perintah Allah, dengan pengertian bahwa janji-janji Tuhan akan diberikan kepada kita dan kemuliaan-Nya akan ditambahkan untuk selama-lamanya, dan bahwa kita akan membiarkan kehidupan kita diatur oleh Allah bahwa kita bersedia menjadi saksi Allah di semua tempat bahkan sampai kematian [lihat Mosia 18:8 - 10]. Perjanjian itulah yang telah kita buat ketika kita dibaptis menjadi anggota Gereja ini.9

Pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa … adalah untuk mereka yang telah mencapai usia pertanggungjawaban, suatu persiapan yang diperlukan untuk bertemu dengan Allah kita. Adalah melalui cara inilah Anda menjadi “anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus,” (Galatia 3:26–27) atau dengan kata lain melalui pembaptisan telah menerima “kuasa untuk menjadi para putra dan putri Allah” [lihat Mosia 5:7]. Adalah melalui perantara inilah Anda dapat menerapkan kepada diri Anda darah penebusan Kristus, agar Anda dapat menerima pengampunan atas dosa-dosa Anda, dan hati Anda dimurnikan [lihat Mosia 4:2]. Agar layak menerima pengampunan setelah dibaptiskan, Anda harus merendahkan hati Anda dan berseru kepada Tuhan setiap hari dan berjalan dengan tabah dalam terang ajaran-ajaran injil ….

…. Hanya mereka yang bertobat dan dibaptiskan bagi pengampunan dosa-dosa mereka yang akan berhak menuntut sepenuhnya darah penebusan-Nya.10 Juruselamat sendiri dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, sebagaimana yang Dia ucapkan untuk “menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Matius 3:15). Jika hal ini berlaku bagi diri-Nya, bagaimana dengan diri kita? Nikodemus diberitahu: “Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yohanes 3:5). Tuhan tidak memberitahukan tanpa keraguan lagi mengenai mengapa pembaptisan yang Dia ajarkan itu perlu.

“Dan tiada hal yang najis dapat memasuki kerajaan-Nya. Karena itu tiada sesuatu pun dapat memasuki perhentian-Nya kecuali orang-orang yang telah mencuci pakaian mereka di dalam darah-Ku, disebabkan iman mereka dan pertobatan akan segala dosa mereka dan kesetiaan mereka sampai akhir” (3 Nefi 27:19).

Itulah sebabnya mengapa Petrus menasihati para pendengarnya, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah para Rasul 2:38). Karena melalui pembaptisan oleh orang yang memiliki wewenang, orang yang dibaptiskan itu sesungguhnya dapat membersihkan pakaiannya dalam darah Anak Allah, yang telah menebus dosa-dosa semua orang yang menerima-Nya dan masuk kadang melalui pintu, melalui pembaptisan. “Tidak jika mereka tidak mau bertobat,” ujar Juruselamat dengan jelas, “mereka harus menderita bahkan seperti Aku” (A&P 19:17).11

Bagaimanakah Roh Kudus menuntun kita ke hadirat Tuhan?

Setiap anggota yang telah dibaptiskan telah ditumpangkan ke atas kepalanya dan para penatua, setelah menetapkan dia sebagai anggota Gereja, berkata, “Terimalah Roh Kudus.” Kemudian mereka dapat mengulangi perkataan yang Tuhan ucapkan ketika Dia memberitahukan kepada para murid-Nya mengenai Penghibur atau Roh Kudus, yang akan datang: Roh Kudus akan mengingatkan Anda akan semua hal. Roh Kudus akan mengajarkan Anda akan segala sesuatu. Roh Kudus akan memperlihatkan kepada Anda akan hal-hal yang akan datang [lihat Yohanes 14:26; 16:13]. Maka jika saya menetapkan Anda sebagai anggota Gereja, saya akan menganugerahkan kepada Anda karunia Roh Kudus, yang akan menjadi pelita bagi kaki Anda dan menuntun jalan Anda, yang akan mengajar Anda segala sesuatu dan mengingatkan Anda segala sesuatu dan memperlihatkan kepada Anda hal-hal yang akan datang.12

Tuhan berfirman: “Maka inilah injil-Ku—pertobatan dan pembaptisan dengan air, kemudian menyusul pembaptisan oleh api dan Roh Kudus, yaitu penghibur, yang memperlihatkan segala hal dan mengajarkan hal-hal kedamaian mengenai kerajaan” (A&P 39:6).

Ketika seseorang memiliki karunia Roh Kudus, dia memiliki sesuatu yang diperlukan untuk mengungkapkan kepadanya setiap asas dan tata cara keselamatan yang berhubungan dengan manusia di bumi ini.13

Adalah wajar jika kita mengatakan bahwa ketika seseorang dibaptiskan dengan air dan menerima berkat-berkat Roh melalui penumpangan tangan, maka ini adalah kelahiran yang baru. Ini kelahiran yang baru karena dia telah dibangkitkan dari kematian rohani ke hadirat salah seorang Tubuh Ketuhanan, yaitu Roh Kudus. Itulah sebabnya mengapa kami mengatakan kepada Anda “Terimalah Roh Kudus” ketika Anda ditetapkan. Karunia tersebut diberikan kepada orang percaya yang setia dan hidup untuk menuntut berkat tersebut, hak untuk tinggal dengan salah seorang dari Tubuh Ke Tuhanan untuk mengatasi kematian rohani.14

Pembaptisan dengan pencelupan melambangkan kematian dan penguburan manusia dari dosa; dan muncul dari air, yaitu kebangkitan kepada pembaharuan kehidupan rohani. Setelah pembaptisan, tangan-tangan ditumpangkan ke atas kepala orang percaya yang telah dibaptiskan, dan dia diberkati untuk menerima Roh Kudus. Dengan cara ini orang yang dibaptiskan menerima janji atau karunia Roh Kudus, atau hak istimewa untuk dibawa kembali ke hadirat salah seorang dari Tubuh Ketuhanan; melalui kepatuhan dan melalui kesetiaannya, orang yang telah diberkati seperti ini dapat menerima bimbingan dan pengarahan Roh Kudus dalam perbuatan dan ucapannya sehari-hari, bahkan seperti telah dilakukan Adam di Taman Eden bersama Allah, Bapa Surgawinya. Menerima bimbingan dan pengarahan dari Roh Kudus seperti itu berarti dilahirkan kembali secara rohani.15

Dalam asas-asas dasar injil—iman, pertobatan, pembaptisan, dan penerimaan Roh Kudus, melalui kuasa mana segala sesuatu dapat diungkapkan kita akan mulai memahami apa yang mungkin dimaksudkan Nabi Joseph Smith ketika dia mengatakan pada suatu kesempatan pada saat dia mengajukan pertanyaan mengapa gereja ini berbeda dengan semua gereja lainnya—karena kita memiliki Roh Kudus [lihat History of the Church, 4:42]. Dengan memiliki kuasa itu yang melaluinya segala sesuatu dapat diungkapkan, maka melalui cara ini kegenapan injil Yesus Kristus dapat ditegakkan.16

Bagaimanakah kita dapat bertahan sampai akhir?

Apakah hukum-hukum dan cara yang melaluinya kita dapat menerima [berkat kemuliaan selestial]? Kita memiliki asas-asas utama dan tata cara-tata cara Injil—iman, pertobatan, pembaptisan, dan Roh Kudus; dan dalam kerajaan Allah ada hukum-hukum yang mengajarkan kita jalan menuju kepada kesempurnaan. Setiap anggota Gereja yang belajar untuk menjalankan dengan sempurna setiap hukum yang berada dalam kerajaan adalah orang yang belajar untuk menjadi sempurna. Tidak ada anggota dari Gereja ini yang tidak dapat menjalankan hukum, setiap hukum injil dengan sempurna. Kita semua dapat belajar untuk berbicara kepada Allah dalam doa. Kita semua dapat belajar menjalankan Kata-kata Bijaksana dengan sempurna. Kita semua dapat belajar menguduskan hari Sabat dengan sempurna. Anda semua dapat belajar cara mematuhi hukum puasa dengan sempurna. Kita tahu cara mematuhi hukum kesusilaan dengan sempurna. Nah, sewaktu kita belajar untuk mematuhi setiap dari hukum-hukum ini dengan sempurna kita sendiri berada di jalan menuju kepada kesempurnaan.17

Anda mungkin bertanya kepada saya, bagaimanakah seseorang mempersucikan dirinya, dan menjadikan dirinya kudus agar dia siap berjalan di hadirat Tuhan? …. Tuhan mengatakan demikian, “Dan lagi, sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, bahwa yang diatur oleh hukum adalah juga dilindungi oleh hukum, dan oleh hukum yang sama ini disempurnakan dan dipersucikan” (A&P 88:34). Hukum apa? Hukum-hukum Tuhan sebagaimana yang terdapat dalam injil Yesus Kristus, yang dengan mematuhi hukum-hukum dan tata cara-tata caranya merupakan jalan yang akan membuat kita murni dan kudus. Kepatuhan terhadap setiap hukum yang telah Tuhan berikan kepada kita adalah satu langkah lebih dekat untuk menerima hak masuk ke hadirat Tuhan di suatu hari kelak.

Dalam wahyu lainnya Dia telah memberikan kepada kita formula yang melaluinya kita dapat mempersiapkan diri kita dalam tahun-tahun kehidupan kita. “Sesungguhnya, demikian firman Tuhan: Akan terjadi bahwa setiap jiwa yang meninggalkan dosa-dosanya dan datang kepada-Ku, dan menyerukan nama-Ku dan mentaati suara-Ku, dan mematuhi perintah-perintah-Ku, akan melihat muka-Ku dan mengetahui bahwa Aku ada” (A&P 93:1). Sederhana, bukan? Tetapi dengarkan kembali. Semua yang harus Anda lakukan adalah meninggalkan dosa-dosa Anda, datang kepada-Nya, menyerukan nama-Nya, mematuhi suara-Nya, dan mematuhi perintah-perintah-Nya, dan kemudian Anda akan melihat muka-Nya dan akan mengetahui bahwa Dia ada.18

Inilah pekerjaan Tuhan dan ketika Dia memberikan perintah kepada anak-anak manusia, Dia menyediakan jalan yang melaluinya perintah tersebut dapat dilaksanakan. Jika anak-anak-Nya mau berusaha dengan segenap kemampuan mereka untuk menolong diri mereka sendiri, maka Tuhan akan memberkati usaha-usaha mereka.

…. Tuhan mengharapkan agar kita berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk menyelamatkan diri kita sendiri, dan … setelah kita berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk menyelamatkan diri kita sendiri, maka kita dapat mengandalkan belas kasihan dari kasih karunia Bapa Surgawi kita. Dia menyerahkan Putra-Nya agar melalui kepatuhan terhadap hukum-hukum dan tata cara-tata cara injil kita dapat memperoleh keselamatan kita, tetapi tidak sebelum kita berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk menolong diri kita sendiri.19

Tuhan memberikan kepada kita, setiap dari kita, sebuah lampu untuk dibawa, tetapi apakah kita akan memiliki minyak di dalam lampu kita atau tidak bergantung seluruhnya kepada kita masing-masing. Apakah kita mau mematuhi perintah-perintah atau tidak dan menyediakan minyak yang diperlukan untuk menerangi jalan kita dan membimbing kita bergantung pada kita masing-masing. Kita tidak dapat bergantung kepada keanggotaan kita di Gereja atau garis keturunan kita. Apakah kita memiliki minyak dalam lampu kita atau tidak, saya ulangi, bergantung sepenuhnya kepada kita masing-masing; itu bergantung kepada kesetiaan kita dalam mematuhi perintah-perintah dari Allah yang Hidup.20

Semua asas injil dan semua tata cara injil hanyalah undangan untuk mempelajari injil dengan menerapkan ajaran-ajarannya. Hanya itu—undangan-undangan untuk datang dan menerapkan injil agar Anda dapat mengetahui …. Tampaknya jelas bagi saya bahwa kita dapat juga mengatakan, kita tidak akan pernah tahu ajaran-ajaran injil apa pun sebelum kita mengalaminya satu demi satu dengan menerapkannya. Dengan kata lain, kita mempelajari injil dengan menerapkannya.21

Pesan terbesar yang dapat diberikan oleh orang yang berada dalam kedudukan ini kepada anggota Gereja adalah patuhilah perintah-perintah Allah, karena di dalamnya terdapat keselamatan Gereja dan keselamatan perorangan. Patuhilah perintah-perintah. Tidak ada hal lain yang dapat saya katakan yang akan memberikan pesan yang lebih kuat atau lebih penting daripada pesan ini di zaman sekarang.22

Saran-saran untuk Pembelajaran dan Pembahasan

  • Bagaimanakah kita dapat mengembangkan iman yang lebih besar lagi kepada Tuhan Yesus Kristus? Bagaimanakah iman menolong kita menjalankan perintah-perintah, bukan menganggapnya enteng? Kapankah iman Anda kepada Allah telah membuat Anda mampu menangani “masalah-masalah yang terlalu sulit untuk diatasi oleh kekuatan dan kecerdasan Anda sebagai manusia”?

  • Mengapa pengakuan penting bagi proses pertobatan? Mengapa kita hendaknya mulai hari ini untuk bertobat dari dosa-dosa kita dan mengubah kehidupan kita, bukan menunggu keesokan harinya?

  • Bagaimanakah kita “mencuci pakaian [kita] dalam darah Putra Allah”?

  • Menurut Presiden Lee, bagaimanakah menerima karunia Roh Kudus membantu kita mengatasi kematian rohani? Apakah yang dapat kita lakukan untuk memperoleh lebih banyak bimbingan Roh Kudus dalam “perbuatan dan ucapan sehari-hari” kita?

  • Apakah yang diajarkan Ajaran dan Perjanjian 93:1 kepada kita mengenai pentingnya bertahan sampai akhir dalam mematuhi perintah-perintah?

  • Bagaimanakah menjalankan suatu ajaran injil tertentu telah membantu Anda mengetahui bahwa ajaran tersebut benar?

Catatan

  1. The Teachings of Harold B. Lee, diedit oleh Clyde J. Williams (1996), 19.

  2. “‘And This Is Life Eternal,’ “ Relief Society Magazine, April 1950,

  3. Decisions for Successful Living (1973), 75–76.

  4. “‘Put on the Whole Armor of God,’ “ Church News, 30 Mei 1942, 8.

  5. For Every Child, His Spiritual and Cultural Heritage,” Children’s Friend, Agustus 1943, 373.

  6. Decisions for Successful Living, 94, 98–99.

  7. The Teachings of Harold B. Lee, 115.

  8. The Teachings of Harold B. Lee, 82.

  9. Ceramah kepada Mutual Improvement Association, 1948, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 5.

  10. Decisions for Successful Living, 116, 118.

  11. Stand Ye in Holy Places (1974), 316–317.

  12. Ceramah dalam konferensi remaja di Billings, Montana, 10 Juni 1973, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 4.

  13. Stand Ye in Holy Places, 51.

  14. Ceramah dalam konvensi seminari di Jordan, 26 Februari 1947, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 5.

  15. The Teachings of Harold B. Lee, 95.

  16. Ceramah dalam seminar presiden misi baru, 29–30 Juni 1972, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 5.

  17. Ceramah dalam konferensi distrik di Lima, Peru, 1 November 1959, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 6–7.

  18. The Teachings of Harold B. Lee, 166; paragrar ditambahkan.

  19. Dalam Conference Report, Konferensi Area Munich, Jerman 1973, 7.

  20. Dalam Conference Report, Oktober 1951, 30.

  21. “Learning the Gospel by Living It,” ceramah dalam konferensi tahunan Pratama ke-52, 3 April 1958, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 3.

  22. Ensign, Agustus 1972, sampul belakang.