Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 18: Menyediakan Dengan Cara Tuhan


Bab 18

Menyediakan Dengan Cara Tuhan

Bagaimanakah kita dapat dibimbing dan diberkati oleh asas-asas yang diwahyukan Tuhan bagi kesejahteraan jasmani para Orang Suci-Nya?

Pendahuluan

Sewaktu melayani sebagai presiden wilayah pada masa Depresi Besar tahun 1930-an, Harold B. Lee mengorganisasi upaya-upaya untuk membantu keadaan melarat banyak anggota di wilayahnya. Dia kemudian mengingat: “Kami telah bergumul dengan masalah ini mengenai kesejahteraan. Ada beberapa program kerja pemerintah; keuangan Gereja dalam keadaan menipis .… [Di wilayah] kami memiliki 7.300 anggota dimana 4.800 di antaranya sebagian atau seluruhnya belum bisa mandiri. Kami hanya memiliki satu tempat untuk pergi, dan tempat itu adalah menerapkan program Tuhan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam wahyu-wahyu.”

Tahun 1935, Presiden Lee dipanggil ke dalam jabatan Presidensi Utama dan diminta untuk memimpin upaya untuk membantu mereka yang membutuhkan di seluruh Gereja, dengan menggunakan pengalaman yang telah dia peroleh di wilayahnya. Presiden Lee mengatakan mengenai pengalaman ini:

“Itu berasal dari upaya-upaya kami yang rendah hati sehingga Presidensi Utama, mengetahui bahwa kami memiliki sedikit pengalaman, memanggil saya pada suatu pagi untuk menanyakan apakah saya mau datang ke kantor mereka .… Kini mereka ingin agar saya memimpin gerakan kesejahteraan untuk mengubah keadaan dari menerima bantuan pemerintah, bantuan langsung, dan membantu menjadikan Gereja berada dalam posisi dimana Gereja dapat mengurus sendiri para anggotanya yang membutuhkan bantuan.

“Setelah pagi itu saya mengendarai mobil saya (musim semi baru saja tiba) menuju City Creek Canyon ke daerah yang waktu itu disebut Rotary Park; dan di sana, dalam keadaan sendiri, saya memanjatkan salah satu doa yang paling rendah hati yang pernah saya panjatkan dalam kehidupan saya.

“Di sana saya berdiri sendirian, waktu itu saya masih berusia tiga puluhan. Pengalaman saya masih terbatas. Saya dilahirkan di sebuah kota kecil di Idaho. Saya hampir-hampir belum pernah keluar dari perbatasan negara bagian Utah dan Idaho. Dan kini, berada dalam posisi dimana saya harus menjangkau seluruh anggota Gereja di seluruh dunia, merupakan pikiran yang paling mengejutkan yang dapat saya bayangkan. Bagaimana mungkin saya dapat melakukannya dengan pemahaman saya yang terbatas?

“Sewaktu saya berdoa, permohonan saya adalah, ‘Jenis organisasi apakah yang seharusnya didirikan agar dapat melaksanakan hal yang telah ditugaskan Presidensi?’ Dan di sana datang kepada saya di pagi yang mulia itu salah satu kesadaran yang paling surgawi mengenai kuasa imamat Allah. Seolah-olah sesuatu mengatakan kepada saya, ‘Tidak perlu ada organisasi baru untuk mengurus kebutuhan umat ini. Semua yang perlu dilakukan adalah menerapkan imamat Allah. Tidak ada hal lain yang Anda perlukan untuk menggantikannya.’

“Maka, dengan pemahaman itu, dan dengan penerapan sederhana kuasa imamat, program kesejahteraan kini telah maju dengan pesat, mengatasi rintangan-rintangan yang tampaknya mustahil diatasi, sampai akhirnya sekarang berdiri sebagai monumen bagi kuasa imamat, yang bentuknya hanya dapat saya lihat sekilas ketika saya berdoa pada waktu itu.”1

Ajaran-ajaran Harold B. Lee

Apakah asas-asas dasar pekerjaan kesejahteraan Gereja?

Dalam Ajaran dan Perjanjian bagian ke-104, … kita memiliki beberapa kata yang dijabarkan dengan jelas mengenai Program Kesejahteraan sejauh yang saya ketahui. Sekarang dengarkan apa yang Tuhan ucapkan:

“Aku, Tuhan, telah membentangkan langit dan membangun bumi, yang berupa perbuatan tangan-Ku; dan segala hal yang ada di dalamnya adalah milik-Ku. Dan adalah maksud-Ku untuk menyediakan bagi para orang suci-Ku.”

.… Apakah Anda mendengarkan hal yang Tuhan ucapkan?

“Dan adalah maksud-Ku untuk menyediakan bagi para orang suci-Ku, sebab segala hal adalah milik-Ku. Tetapi perlu kiranya dilakukan dengan cara-Ku” .…

“Dan lihatlah, inilah cara yang Aku, Tuhan, tentukan untuk menyediakan bagi para orang suci-Ku.”

Sekarang, simaklah makna penting pernyataan ini:

“Supaya yang miskin dapat ditinggikan, dan yang kaya dijadikan rendah.”

Nah, itulah rencananya .… Tuhan terus mengatakan:

“Sebab bumi penuh dan ada cukup, malah berlebihan; ya, Aku telah mempersiapkan segala sesuatu dan telah memberikan kepada anak-anak manusia untuk berbuat menurut kehendak mereka sendiri. Karena itu, jika seseorang akan mengambil kelimpahan yang telah Aku sediakan, dan tidak membagikan bagiannya kepada yang miskin dan yang memerlukan, sesuai dengan hukum injil-Ku, maka dia bersama yang jahat akan membuka matanya di neraka, dan mendapatkan diri disiksa” [A&P 104:14–18].

.… Nah, apakah yang Dia maksudkan dengan ungkapan ini? Cara yang Dia gunakan adalah, “supaya yang miskin dapat ditinggikan, dan yang kaya dijadikan rendah” .…

“Meninggikan,” dalam bahasa kamus, dan definisi yang saya yakin Tuhan coba sampaikan adalah: “Untuk mengangkat dengan harga diri dan sukacita kepada keberhasilan.” Begitulah cara yang seharusnya kita lakukan untuk mengangkat yang miskin, “dengan harga diri dan sukacita kepada keberhasilan,” dan bagaimanakah kita melakukannya? Dengan yang kaya dijadikan rendah.

Sekarang, janganlah salah paham dengan kata “kaya.” Itu tidak selalu berarti orang yang memiliki banyak uang. Orang kaya itu mungkin saja miskin dalam hal yang menyangkut uang, tetapi dia mungkin kaya dalam keterampilan. Dia mungkin kaya dalam penilaian. Dia mungkin kaya dalam teladan yang baik. Dia mungkin kaya dalam semangat optimisme yang luar biasa, dan dalam banyak sifat-sifat yang diperlukan lainnya. Dan ketika para anggota kuorum Imamat bersatu bersama, kita biasanya memperoleh sifat-sifat langka itu untuk mengangkat yang membutuhkan dan menderita dengan harga diri dan sukacita menuju keberhasilan berdasarkan prestasi. Tidak ada rencana Tuhan yang lebih berhasil dengan sempurna selain rencana itu.

Sekarang, ingatlah hal berikut, bahwa Tuhan telah berulang kali mengatakan kepada kita bahwa tujuan dari semua pekerjaan-Nya adalah untuk kerohanian. Apakah Anda ingat apa yang Dia katakan dalam Ajaran dan Perjanjian bagian ke 29?

“Oleh karena itu, sesungguhnya Aku berfirman kepadamu bahwa segala hal bagi-Ku adalah rohani dan tidak pada suatu waktu pun pernah Aku berikan kepadamu suatu hukum yang bersifat jasmani, juga tidak ada seorang pun atau pun anak-anak manusia, juga bukan Adam, bapak leluhurmu, yang telah Aku ciptakan” (Ajaran dan Perjanjian 29:34).

.… Apakah Anda membiarkan segala sesuatu yang Anda lakukan dengan pandangan yang hanya tertuju pada kemuliaan individu seseorang, kemenangan akhir rohaninya atas jasmaninya? Tujuan Tuhan seluruhnya dalam kehidupan adalah untuk menolong kita agar pada akhir kehidupan kita, kita siap mewarisi kerajaan selestial. Bukanlah itu tujuannya? Dapatkah Anda memberikan setiap keranjang makanan yang Anda berikan, dapat Anda memberikan setiap pelayanan yang Anda berikan dengan mengingat tujuan besar itu? Apakah ini cara melakukannya untuk menolong saudara laki-laki dan saudara perempuan saya agar lebih berkesempatan memperoleh dan memiliki warisan selestialnya. Itulah tujuan yang Tuhan tentukan.2

Program kesejahteraan sangat penting dalam pekerjaan Tuhan. Kita harus memelihara kebutuhan-kebutuhan materi [umat] dan memberikan mereka rasa keselamatan dimana mereka tidak perlu harus mati untuk memperolehnya sebelum kita dapat mengangkat pola pikir mereka pada tingkat yang lebih tinggi. Di situlah terdapat tujuan program kesejahteraan Tuhan yang sudah sejak awal dia miliki di Gereja-Nya dalam setiap kelegaan. Program itu tidak lahir tahun 1936. Program itu berawal ketika Tuhan mulai memelihara umat-Nya di bumi ini.3

Ketika sebuah rumah tangga hancur karena kebutuhan akan makanan dan rumah dan pakaian dan bahan bakar, … hal pertama yang harus kita lakukan adalah membangun rasa aman, rasa aman akan kesejahteraan materi, sebelum kita mulai mengangkat keluarga tersebut kepada bidang dimana kita dapat menanamkan iman ke dalam diri mereka. Itu adalah awal, tetapi jika kita tidak memiliki tujuan atas apa yang kita lakukan seperti misalnya membangun iman, pemberian dalam bentuk materi saja akan gagal. Nah, kita harus memahami bahwa, jika kita hanya berusaha membangun iman tanpa terlebih dahulu mengisi perut mereka dan memastikan agar mereka diberi pakaian yang layak, perumahan yang layak dan diberi kehangatan yang layak, mungkin kita akan gagal dalam membangun iman.4

Kita sering mengulangi pernyataan yang diberikan kepada kita oleh Presiden [Heber J.] Grant ketika program [kesejahteraan] ini diluncurkan. Berikut adalah kata-katanya .…

“Tujuan utama kita adalah untuk mendirikan, sedapat mungkin, suatu sistem dimana melalui sistem ini kutukan kemalasan akan disingkirkan, dampak negatif menerima uang sedekah dihilangkan, dan kemandirian, dan kerajinan, hemat serta harga diri sekali lagi ditegakkan di antara umat kita. Tujuan Gereja adalah untuk membantu orang-orang menolong diri mereka sendiri. Asas bekerja harus ditegakkan kembali sebagai asas yang mengatur kehidupan para anggota Gereja kita” [Dalam Conference Report, Oktober 1936, 3].

Saya mengadakan perjalanan di seluruh Gereja atas permintaan Presidensi Utama bersama Penatua Melvin J. Ballard pada masa awal program kesejahteraan untuk membahas bersama para pemimpin Gereja setempat rincian-rincian yang penting bagi program awal kesejahteraan Gereja. Ada tiga bagian tulisan suci kegemaran yang sering dia kutip kepada orang-orang. Satu pernyataan yang sering dia kutip adalah demikian: “Kita harus mengurus umat kita sendiri, karena Tuhan telah mengatakan bahwa semua ini harus dilakukan agar: ‘… gereja dapat berdiri sendiri di atas segala makhluk lainnya di bawah dunia selestial’ (A&P 78:14).”

.… [Dia juga mengutip] dari Ajaran dan Perjanjian bagian ke-115: “Sesungguhnya Aku berfirman kepadamu sekalian: Bangkit dan biarlah terangmu bersinar terus, agar cahayamu dapat menjadi panji bagi bangsa-bangsa,” [dan dia mengajarkan bahwa] ini adalah hari pertunjukan kuasa Tuhan atas nama umat-Nya [A&P 115:5]. Dan kembali dia mengutip bagian ke-104:

“Karena itu, jika seseorang akan mengambil kelimpahan yang telah Aku sediakan, dan tidak membagikan bagiannya kepada yang miskin dan yang memerlukan, sesuai dengan hukum injil-Ku, maka dia bersama yang jahat akan membuka matanya di neraka, dan mendapatkan diri disiksa” [A&P 104:18].

Saya membacakan kutipan-kutipan ini kepada Anda hari ini untuk mengingatkan Anda tentang batu-batu landasan yang di atasnya pekerjaan kesejahteraan Gereja telah diletakkan.5

Sumber-sumber apakah yang hendaknya digunakan untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan perorangan?

Sumber-sumber apakah yang dimiliki Gereja, atau yang dapat Anda sebut aset, untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan seseorang? Bagaimanakah Anda mulai menyelesaikannya? Umpamakan saya sekarang mengajukan pertanyaan ini kepada Anda. Umpamakan nanti malam ada telepon yang ditujukan kepada ayah dari sebuah keluarga yang sekarang berada di tempat pekerjaan, dengan membawa berita yang menyedihkan bahwa putranya yang masih kecil telah ditabrak mobil dan telah dibawa ke rumah sakit, dalam keadaan luka parah. Keluarga ini memiliki pendapatan yang sangat rendah, hanya cukup untuk makanan dan kebutuhan-kebutuhan dasar keluarga. Nah, keluarga ini tentu saja menghadapi masalah, biaya dokter, biaya rumah sakit bagaimanakah Anda akan menangani masalah ini?

Saya khawatir kalau saya mengajukan pertanyaan itu kepada Anda dan Anda memiliki jawabannya, sebagian besar dari Anda akan mengatakan: “Ya, kita mengambil dana dari persembahan puasa.” Tapi itu Program Kesejahteraan tidak dimulai dengan cara itu, dan disitulah letak kesalahan kita. Pertama, kita harus mulai dari orang yang membutuhkan bantuan itu sendiri. Kita tidak akan pindah dari situ sebelum kita membantu orang yang bersangkutan untuk berbuat dengan segenap kemampuannya menolong menyelesaikan masalahnya sendiri. Sekarang, perasaan dan simpati kita mungkin mendorong kita membuat kesimpulan lain, tetapi itulah langkah yang pertama, dan kemudian kita menghubungi saudara-saudara terdekat keluarga tersebut. Kita akan kehilangan kesetiakawanan keluarga, kita akan kehilangan kekuatan yang datang dari persatuan keluarga, jika kita gagal memberikan kesempatan kepada mereka dan membantu mengarahkan cara yang melaluinya sanak saudara dekat dari keluarga tersebut, yang berada dalam keadaan bersedih, dapat datang memberikan bantuan kepada keluaganya.

Kemudian, langkah berikutnya yang kita tempuh adalah pergi ke gudang penyimpanan untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan yang mendesak. Dalam rumah tangga yang baru saja saya gambarkan, saya ingin Anda melihat manfaat dari memberikan kepada keluarga tersebut pakaian, makanan, alas tempat tidur, bahan bakar yang mereka butuhkan untuk keperluan beberapa bulan agar mereka dapat menghemat uang yang dapat dia gunakan untuk membayar biaya darurat rumah sakit, bukan langsung mengambil dana persembahan puasa dan memberikan uang kepada mereka .…

Sekarang, selain yang dapat Anda berikan dari gudang penyimpanan, langkah berikutnya, tentu saja, menganjurkan uskup untuk menggunakan dana persembahan puasa, yang berdasarkan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, digunakan setelah orang yang membutuhkan bantuan tersebut berusaha dengan segala upaya untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dan upaya-upaya dari pemimpinnya. Oleh karena itu, kita harus selalu menjadikan pengumpulan dan penambahan dana sumbangan puasa, dan pengajaran hukum puasa sebagai salah satu bagian paling penting dari Rencana Kesejahteraan .…

Kemudian, setelah itu, kita sampai kepada segi-segi rehabilitasi dari masalah kita. Lembaga Pertolongan, dan kuorum-kuorum Imamat memainkan peranan penting mereka. Lalu, apakah peranan Lembaga Pertolongan dalam program rehabilitasi? Ya, hal pertama yang Anda lakukan, sewaktu Anda mengunjungi rumah keluarga yang sedang mengalami penderitaan tersebut, adalah melakukan sebagaimana yang seharusnya dilakukan uskup, menganalisa keadaan rumah tangga keluarga tersebut .…

Anda pergi ke sana untuk menganalisa, mencari tahu mengenai keadaan, dan melakukan pemesanan dari gudang penyimpanan, jika itu diperlukan, dan melaporkan kembali kepada uskup Anda mengenai kebutuhan-kebutuhan keluarga untuk meminta persetujuan darinya untuk mengeluarkan barang-barang dari gudang penyimpanan, atau dari dana yang yang berada dalam pengawasannya, jika itu diperlukan. Hal kedua yang Anda lakukan adalah memastikan agar masalah pengelolaan rumah tangga keluarga tersebut dipelajari, dan harus ada tindakan untuk memberikan pengarahan yang akan membantu memperbaiki masalah-masalah yang ada di rumah tersebut. Anda harus siap siaga untuk memenuhi kebutuhan darurat keluarga, sakit, kematian, dan keadaan-keadaan lain sejenisnya, yang membutuhkan simpati para sister yang harus disampaikan oleh Lembaga Pertolongan. Kemudian, Anda juga harus selalu siap menjadi pembina moral dalam bagian program ini. Anda harus menjadi tangan yang mengangkat, yaitu upaya untuk membantu memantapkan situasi keluarga tersebut dengan memberikan bantuan dalam keadaan darurat.6

Kini saatnya bagi para anggota imamat untuk mengenal kelompok kuorum mereka. Setiap kuorum hendaknya mengenal para anggota mereka dan kebutuhan-kebutuhan mereka dan mencari mereka yang terjerat dalam banyak hutang dan memberikan saran dengan lembut cara mereka dapat terlepas dari hutang. Tidak ada teman yang lebih dibutuhkan seseorang selain saat ketika dia berada dalam keadaan seperti itu. Sekarang adalah waktunya untuk memberikan mereka kekuatan penglihatan dan kuasa untuk maju terus. Kita tidak saja harus mengajar orang-orang agar keluar dari hutang, tetapi kita juga hendaknya mengajar mereka agar menghindarkan diri dari hutang.7

Kita mengharapkan agar orang yang membutuhkan bantuan berusaha terlebih dahulu dengan segenap kemampuannya untuk menolong dirinya sendiri, baik itu keadaan darurat yang dialami keluarga tunggal atau seluruh komunitas, agar sanak saudara berusaha dengan segenap kemampuan mereka untuk membantu, lalu Gereja turun tangan dengan memberikan barang-barang dari gudang penyimpanan, dari persembahan puasa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan barang yang tidak disediakan di gudang penyimpanan, dan terakhir, Lembaga Pertolongan dan kuorum-kuorum imamat akan membantu dalam program rehabilitasi.8

Bagaimanakah kita dapat menjadikan rumah tangga kita lebih mandiri?

Agar individu atau masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, kelima langkah berikut harus diambil:

Pertama: Tidak boleh ada kemalasan di Gereja.

Kedua: Kita harus belajar hidup mandiri.

Ketiga: Kita harus menguasai seni hidup dan bekerja bersama-sama.

Keempat: Kita harus mempraktekkan persaudaraan dalam kuorum-kuorum imamat kita.

Kelima: Kita harus memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan masalah setiap hari melalui inisiatif kita sendiri sampai kepada batas yang dapat dilakukan seseorang atau menggunakan sumber-sumber setempat sebelum meminta orang lain datang dan membantu menyelesaikan masalah tersebut.9

Ingatlah bahwa program kesejahteraan Gereja harus dimulai dari Anda sendiri. Program itu harus diawali dari setiap anggota Gereja. Kita harus hemat dan irit .… Anda harus bertindak untuk diri Anda sendiri dan menjadi peserta sebelum program kesejahteraan bekerja dengan aktif dalam rumah tangga Anda sendiri .…

Tempuhlah jalan itu … untuk memastikan agar makanan tersedia di rumah Anda; dan nasihatilah tetangga dan teman-teman Anda agar berbuat serupa, karena seseorang telah memiliki penglihatan yang mengetahui bahwa ini akan diperlukan, dan akan diperlukan di masa yang akan datang, dan telah menjadi penyelamat bagi umat kita di masa silam.

Sekarang, marilah kita untuk tidak bersikap bodoh dan mengira bahwa karena matahari bersinar hari ini maka besok tidak akan mendung. Tuhan telah mengatakan kepada kita melalui wahyu mengenai beberapa hal yang akan terjadi kepada kita di masa yang akan datang, dan kita hidup di zaman ketika penggenapan terhadap nubuat-nubuat itu sudah dekat. Kita terkejut bahwa tidak satu pun yang terjadi sekarang yang tidak dilihat para nabi sebelumnya .…

Semoga Allah menolong kita agar rumah kita tetap tertib dan menjaga agar pandangan kita tetap tertuju kepada mereka yang memimpin dalam Gereja ini dan mengikuti petunjuk mereka, dan kita tidak akan disesatkan.10

Anda memperlihatkan kepada saya umat yang “mau bekerja keras,” untuk terhindar dari belenggu hutang, dan untuk bersatu dalam bekerja bersama dalam pelayanan yang tidak mementingkan diri untuk memperoleh tujuan yang mulia, dan saya akan memperlihatkan kepada Anda umat yang telah memperoleh keamanan terbesar dalam dunia dan dalam hal-hal materi.11

Bencana terjadi di setiap tempat. Salah satu bencana terbesar yang kita alami adalah [bencana alam] yang terjadi di Lembah San Fernando [California]. Kami merasa cemas ketika hari-hari berlalu dan kami tidak dapat mengadakan komunikasi karena telepon rusak, dan tidak ada jalan lain memperoleh berita untuk mengetahui bagaimana keadaan anggota Gereja kita di sana; sehingga kami mengadakan kontak dengan [pemimpin imamat] kita yang tinggal di luar daerah tertimpa bencana dan menanyakan apakah dia dapat memberikan laporan kepada kami. Dan kami menerima berita, “Kami baik-baik saja. Kami telah memanfaatkan bahan-bahan makanan dari gudang penyimpanan yang telah kami sisihkan. Kami memiliki simpanan air.” Air yang biasa mereka minum telah tercemar, dan orang-orang menderita dan terancam bahaya karena tercemarnya air; tetapi orang-orang yang mendengarkan telah menyimpan air maupun bahan makanan dan hal-hal lainnya untuk membantu mereka mengatasi akibat dari bencana alam tersebut; dan meskipun tidak semua dari mereka memiliki bahan makanan dan air, mereka yang telah mendengarkan dan mempersiapkan diri tidak takut, dan mereka telah bekerja bersama dengan cara yang menakjubkan untuk saling menolong.12

Saran-saran untuk Pembelajaran dan Pembahasan

  • Sebagaimana dijelaskan oleh Presiden Lee, apakah cara Tuhan untuk mengurus yang miskin dan yang membutuhkan? (lihat A&P104:14–18).

  • Apakah beberapa sumber yang kita miliki yang dapat dibagikan dengan orang yang membutuhkan?

  • Mengapa upaya-upaya kita untuk melayani orang miskin yang membutuhkan hendaknya diarahkan untuk membantu mereka mempersiapkan diri mereka bagi kehidupan kekal? Bagaimanakah kita dapat melakukan ini?

  • Mengapa individu dan keluarga hendaknya berusaha dengan segenap kemampuan mereka untuk menolong diri mereka sendiri? Berkat-berkat apakah yang datang kepada keluarga yang menolong diri mereka sendiri pada saat mereka membutuhkan bantuan? Peranan apakah yang dimainkan kuorum-kuorum imamat dan Lembaga Pertolongan dalam menolong mereka yang membutuhkan?

  • Apakah yang dimaksud dengan mandiri? Langkah-langkah apakah yang harus kita ambil untuk menjadi lebih mandiri?

  • Mengapa kemampuan dan kesediaan bekerja sangat penting dalam upaya menjadi mandiri? Bagaimanakah kita dapat mengajar anak-anak kita untuk bekerja

  • Berkat-berkat apakah yang datang kepada kita ketika kita mengindahkan nasihat pemimpin kita untuk membayar hutang kita dan mempraktikkan sikap hidup hemat dalam mengelola uang kita?

Catatan

  1. Dalam Conference Report, Oktober 1972, 123–124; atau Ensign, Januari 1973, 104.

  2. “The Place of Relief Society in the Welfare Plan,” Relief Society Magazine, Desember 1946, 814–815.

  3. “Let Others Assist You,” ceramah yang disampaikan dalam pertemuan mengenai kesejahteraan, 4 April 1959, arsip Perpustakaan Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 22.

  4. “Place of Mothers in the Plan of Teaching the Gospel in the Home,” Relief Society Magazine, Januari 1965, 12.

  5. Dalam Conference Report, April 1946, 69–70.

  6. “The Place of Relief Society in the Welfare Plan,” 812–813.

  7. The Teachings of Harold B. Lee, diedit oleh Clyde J. Williams (1996), 315.

  8. The Teachings of Harold B. Lee, 306.

  9. “What Is the Church Welfare Plan?” Instructor, Juli 1946, 316.

  10. “Follow the Light,” ceramah yang disampaikan dalam pertemuan kesejahteraan bidang pertanian, April 1969, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 4–5.

  11. Decisions for Successful Living (1974), 202.

  12. “Listen and Obey,” ceramah yang disampaikan dalam pertemuan kesejahteraan bidang pertanian, 3 April 1971, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 4–5.