Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 20: Menjalankan Hukum Kesucian


Bab 20

Menjalankan Hukum Kesucian

Apakah yang dapat kita lakukan untuk melindungi kesucian diri kita dan keluarga kita?

Pendahuluan

“Jika Anda ingin memiliki berkat-berkat dari Roh tuhan, Anda harus menjaga agar tubuh Anda, bait suci Allah, bersih dan murni,” ujar Presiden Harold B. Lee.1

Dia menggunakan sepucuk surat yang menyedihkan dari seorang pria yang telah melanggar hukum kesucian untuk melukiskan pentingnya nasihat ini: “Ketika saya menikmati Roh Tuhan dan hidup sesuai dengan injil, lembaran-lembaran tulisan suci dibukakan kepada saya dengan pemahaman baru dan makna lembaran-lembaran tulisan suci tersebut meresap ke dalam jiwa saya. Kini sejak saya dikeluarkan dari Gereja, saya tidak lagi dapat membaca dengan pemahaman; saya membaca dengan keraguan bagian-bagian tulisan suci sebelum saya merasa telah memahaminya dengan jelas. Dahulu saya senang melaksanakan tata cara-tata cara injil bagi anak-anak saya, memberkati bayi-bayi saya, membaptiskan mereka, menetapkan mereka, melayani mereka ketika mereka sakit. Kini saya harus berdiri dan menyaksikan orang lain melaksanakan tata cara-tata cara tersebut. Dahulu saya senang pergi ke bait suci, tetapi sekarang pintu-pintu bait suci tertutup bagi saya. Dahulu saya suka mengeluh sedikit mengenai sumbangan-sumbangan yang diminta Gereja, membayar persepuluhan, membayar persembahan puasa, memberikan sumbangan untuk ini dan itu, dan kini sebagai orang yang telah dikeluarkan dari keanggota Gereja, saya tidak diizinkan untuk membayar persepuluhan; tingkap-tingkap langit kini tertutup bagi saya karena saya tidak dapat membayar persepuluhan. Saya tidak akan pernah lagi di dalam kehidupan saya mengeluh mengenai permintaan Gereja untuk mengorbankan dari pendapatan saya. Anak-anak saya sangat baik terhadap saya, tetapi saya tahu jauh di dalam jiwa mereka, mereka malu terhadap ayah yang namanya mereka sandang.”2

Presiden Lee mengatakan, “Pria dan wanita yang pandangannya tertuju kepada tujuan kekal kehidupan kekal, adalah orang yang kaya, karena seluruh jiwanya dipenuhi dengan api yang datang kepada orang yang telah menjaga kehidupannya tetap layak.”3

Ajaran-ajaran Harold B. Lee

Mengapa penting mematuhi hukum kesucian?

Sebagai tujuan agar pria dan wanita dapat disatukan bersama dalam hubungan pernikahan kudus ini, dimana tubuh-tubuh jasmani dipersiapkan sebagai tabernakel bagi roh-roh surgawi, Tuhan telah menempatkan ke dalam dada setiap pemudi dan pemuda keinginan untuk saling bersatu. Ini adalah desakan-desakan hati yang suci dan kudus tetapi sangat kuat. Agar kehidupan tidak dinilai terlalu rendah atau agar proses-proses kehidupan ini tidak disalahgunakan hanya untuk memuaskan nafsu manusia, Allah telah menempatkan beberapa kategori terberat dalam hal yang menyangkut kejahatan terhadap Sepuluh Perintah, pertama, pembunuhan, dan kedua adalah ketidakmurnian seksual. Jangan membunuh! Jangan berjinah!” (lihat Keluaran 20:13–14) …. Gereja menasihati Anda agar sopan dalam berpakaian dan berperilaku dan melarang pikiran-pikiran jahat yang akan membuat Anda mengucapkan kata-kata yang tidak sopan dan yang akan membuat Anda melakukan tindakan yang merendahkan martabat dan tidak pantas. Untuk memperoleh kebahagiaan tertinggi dalam ikatan pernikahan yang suci, sumber-sumber kehidupan harus dijaga supaya tetap murni.4

Jadilah bajik. Ini adalah salah satu perintah terbesar.

“Biarlah hati nuranimu juga dipenuhi dengan kasih yang murni terhadap semua orang dan kepada kaum yang beriman, dan biarlah kebajikan tak henti-hentinya menghiasi pikiranmu, maka keyakinanmu akan menjadi kuat di hadirat Allah; dan ajaran mengenai keimamatan akan meresap ke dalam jiwamu bagaikan embun dari surga.

“Roh Kudus akan menjadi temanmu yang setia dan tongkat kerjaanmu merupakan suatu tongkat keadilan dan kebenaran yang tak berubah; dan kerajaanmu adalah kerajaan abadi dan tanpa maksud-maksud paksaan, semua ini akan mengalir kepadamu untuk selama-lamanya” (A&P 121:45–46).

Tetapi kita tidak akan pernah memiliki kekuasan, kekuatan, penemanan dari Roh Kudus di dunia kalau kita tidak belajar untuk menjadi bajik dalam pikiran, kebiasaan, dan dalam tindakan-tindakan kita.5

Kenakanlah perisai kebenaran. Janganlah menyerah kepada godaan ketika dalam keadaan lemah. Lindungilah benteng kemurnian itu. Tubuh Anda adalah bait suci dari Roh Kudus, jika Anda tetap menjaganya bersih dan murni.6

Jalankanlah hukum kesucian lebih sempurna lagi daripada yang pernah Anda lakukan sebelumnya, dengan memiliki pikiran-pikiran yang murni. Ingatlah yang dikatakan Tuhan, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Matius 5:27–28). Oleh karena itu, pikiran-pikiran kita haruslah murni. Atasilah setiap kebiasaan buruk Anda yang memiliki kecenderungan melakukan perbuatan tidak bermoral, dan hindarilah kebejatan moral yang akan merusak kehidupan Anda.7

Apakah akibat-akibat pelanggaran terhadap hukum kesucian?

Belum pernah sebelumnya doktrin tentang kehidupan benar dan kemurnian serta kesucian memiliki tantangan sedemikian besar. Standar-standar moral sedang digrogoti oleh kekuatan iblis. Tidak ada yang lebih penting yang dapat kita lakukan selain mengajarkan dengan sekuat mungkin, dengan bantuan Roh Tuhan, untuk membujuk umat kita di dunia agar hidup dekat dengan Tuhan pada saat godaan besar ini ada di sekitar kita.8

Ancaman terbesar Setan di zaman sekarang ditujukan untuk menghancurkan keluarga, dan mencemoohkan hukum kesucian dan kekudusan perjanjian pemikahan.9

Beberapa waktu yang lalu dalam salah satu konferensi wilayah kami diakhiri dengan pesan yang menarik …. Setelah presiden wilayah bangkit untuk mengakhiri konferensi, dia mengarahkan pandangannya ke arah balkon yang dipadati oleh para remaja dan berkata, “Ada sesuatu yang ingin saya ucapkan kepada Anda, para remaja yang ada di balkon. Mungkin sementara saya masih menjabat sebagai presiden wilayah Anda, setiap dari Anda akan datang kepada saya untuk diwawancarai untuk ditingkatkan dalam keimamatan, atau untuk jabatan apa pun yang dipanggilkan kepada Anda, atau untuk rekomendasi bait suci—dan di antara pertanyaan yang akan saya ajukan kepada Anda adalah sebuah pertanyaan yang harus dipertimbangkan dengan masak-masak. Apakah secara moral Anda bersih? Jika Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur, ‘Ya, Presiden, saya bersih secara moral,’ maka Anda akan bahagia. Jika Anda menjawab, ‘Tidak,’ maka Anda akan sedih; dan jika Anda berdusta kepada saya, maka kegetiran akan menyelimuti jiwa Anda sepanjang kehidupan Anda” ….

Suatu hari kelak [kita] akan bertemu dengan Pencipta kita dan seperti yang dinyatakan oleh Moroni—dan ini adalah bahasa yang sangat keras—dia mengatakan, “Apakah kamu mengira bahwa kamu dapat berbahagia untuk tinggal bersama yang Mahakudus Israel, bilamana jiwamu disiksa dengan suatu kesadaran akan kesalahan?” Dia mengatakan, “Kamu akan lebih berbahagia tinggal dengan jiwa-jiwa yang terkutuk di neraka daripada di hadirat yang Mahakudus Israel jika ketidakbersihan dan kekotoran masih ada padamu” [lihat Mormon 9:3–4].10

Ketika kita melanggar perintah, kita menyakiti diri kita sendiri dan juga orang lain. Kesalahan itu biasanya mengakibat kesedihan, depresi, permusuhan, atau penarikan diri, jika kita tidak bertobat. Kita sebenarnya mengurangi harga diri kita sendiri; kita merendahkan peranan kita sebagai putra dan putri Allah; kita bahkan mungkin berusaha menghindarkan diri dari kenyataan yang sebenarnya mengenai siapa diri kita!

Ketika kita berbuat dosa kita menjadi anggota keluarga manusia yang kurang efektif …. Kita dapat menyakiti orang lain; kita bahkan dapat menyerang keluarga manusia dengan cara yang diputarbalikkan atas kegagalan kita sendiri, sehingga dengan demikian penderitaan manusia menjadi berlipat ganda. Ketidaksucian orang tua dapat menurunkan reaksi berantai yang dapat menjangkau beberapa generasi, meskipun kemarahan dan pemberontakan dari anak-anak yang kecewa dalam bentuk lain. Tidak adanya kasih di rumah menimbulkan reaksi yang membawa dampak terhadap kita semua; umat manusia membayar harga yang sangat mahal terhadap jenis kegagalan ini. Apakah yang lebih penting bagi kebutuhan-kebutuhan keluarga manusia selain mengusahakan agar kita tetap suci, mengembangkan kasih di rumah—dengan kata lain mematuhi setiap perintah?11

Tidak ada pria atau wanita yang berada dalam posisi kepemimpinan di gereja ini yang setelah terjatuh ke dalam kesalahan sampai berada di bawah standar-standar yang diharapkan darinya tanpa menyeret banyak orang yang menaruh kepercayaan terhadapnya. Dia telah melukai hati nurani mereka; dia telah menyeret mereka yang imannya lemah, dan banyak yang memperlihatkan ketidaksenangannya kepada Gereja ketika seseorang yang mereka percaya jatuh di bawah standar yang mereka harapkan dia pertahankan.12

Saya telah menekankan akibat buruk dari dosa; bahwa upah dosa adalah maut, dan bahwa melalui penebusan Tuhan Yesus Kristus, Anda yang telah berbuat dosa dapat memperoleh pengampunan melalui pertobatan sejati dan memperoleh sukacita di dalam kehidupan ini dan kepenuhan di kehidupan yang akan datang.13

Apakah tanggung jawab pemegang imamat dalam kaitannya dengan hukum kesucian?

Saudara-saudaraku sekalian, kita harus membuat tekad baru bahwa kita akan mematuhi hukum kesucian: dan jika kita telah berbuat salah, mulai sekarang marilah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan ini. Marilah kita berjalan di jalan menuju terang; dan saya memohon kepada Anda, saudara-saudaraku terkasih, janganlah menyalahgunakan kesempatan indah yang Anda miliki sebagai pria, sebagai orang yang dapat bergandengan tangan dengan Pencipta dalam prokreasi jiwa-jiwa manusia, dengan terlibat dalam hubungan tidak sah yang hanya akan membuat aib dan menghancurkan hati istri dan anak-anak Anda. Saudara-saudaraku sekalian, kami memohon kepada Anda untuk menjaga agar tetap bersih secara moral, dan berjalan dijalan kebenaran dan kesalehan, dan dengan cara demikian memperoleh sorak pujian dari Bapa Surgawi dimana Anda adalah anak-anak-Nya.14

Saya ingin memperingatkan badan keimamatan agung ini untuk tidak melakukan dosa besar Sodom dan Gomora, yang disebut sebagai dosa terbesar kedua setelah pembunuhan. Saya berbicara tentang dosa perzinahan, yang seperti Anda ketahui, adalah nama yang digunakan Tuhan ketika Dia merujuk kepada dosa seksual yang tidak diperbolehkan, yaitu percabulan maupun perzinahan; dan disamping dosa ini; dosa homoseksual sama beratnya, yang tampaknya semakin diterima secara sosial di Babel dunia, dimana para anggota Gereja tidak boleh menjadi bagian daripadanya.

Meskipun kita berada di dunia, kita tidak boleh menjadi bagian dari dunia. Setiap upaya dilakukan oleh sekolah-sekolah atau tempat-tempat hiburan untuk memperlihatkan kesesatan seksual, yang tidak bermanfaat apa-apa kecuali menimbulkan gairah ingin mencoba, harus ditentang keras dan tanpa henti-hentinya oleh para pemegang imamat di Gereja ini melalui upaya apa pun yang sah dan berdasarkan hukum.15

Bagi seorang anak Allah, dan khususnya bagi yang memegang imamat dan telah aktif di Gereja, menganggap karunia kuasa penciptaan yang diberikan Allah ini sebagai hal untuk dipermainkan atau hubungannya dengan kekasihnya hanya ditujukan untuk memuaskan nafsu jasmaninya berarti dia bermain api dengan Setan, yang tahu bahwa perilaku seperti itu adalah jalan pasti untuk menghancurkan pemurnian yang diperlukan untuk menerima penemanan Roh Tuhan.16

Bagaimanakah orang tua dapat mengajar anak-anak mereka untuk memahami dan menjalankan hukum kesucian?

Nah, pengajaran paling efektif di Gereja dilakukan di dalam keluarga dimana tanggung jawab ayah dan ibu di rumah adalah untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka, sementara mereka masih kecil, asas-asas dasar tentang iman, pertobatan, percaya kepada Juruselamat, asas-asas permulaan tentang kesucian, kebajikan, kehormatan, dan lain sebagainya. Kekuatan terbesar yang dapat dimiliki anak-anak dalam menghindarkan hal-hal ini adalah rasa takut akan kehilangan tempat mereka di dalam lingkungan keluarga kekal. Jika mereka telah diajar sejak kecil dan pada masa remaja untuk mengasihi keluarga dan menghargai rumah tangga, maka mereka akan berpikir dua kali sebelum mereka ingin berbuat sesuatu yang akan selamanya melarang mereka menjadi bagian dari rumah keluarga yang kekal. Bagi kita, pernikahan, membesarkan anak, kesucian, kebajikan adalah beberapa di antara kebenaran sangat berharga yang kita miliki … hal-hal yang paling vital.17

Sudahkah kita memastikan bahwa di dalam mengembangkan jiwa anak kecil, yang tugasnya dipercayakan kepada kita, agar kita tidak sekali-kali meninggalkan dia tanpa memperoleh manfaat belajar dari pengalaman kita bertahun-tahun untuk mengajarkan kepadanya mengenai “cara bertindak” berdasarkan semua pengalaman yang kita ketahui? Apakah kita, dalam tahun-tahun pertumbuhan anak kita, meletakkan landasan dan kerangka bagi kehidupan yang kuat, berhasil dan bahagia, atau apakah kita membiarkan semuanya kepada metode yang tidak pasti mencoba dan salah, dan bagaimana pun berharap bahwa Pelindung akan melindungi anak terkasih itu sementara dia memperoleh pengalaman?

Mungkin sebuah pengalaman sejati akan menanamkan ke dalam diri Anda pikiran yang saya coba perkenalkan … Seorang pilot muda sedang mengadakan latihan rutin menerbangkan pesawat sendirian jauh di atas bandara … tiba-tiba dari sistem komunikasi radio terdengar teriakan kepada petugas di menara pengendali: “Saya tidak dapat melihat! Saya telah menjadi buta.” Seandainya di menara pengendali juga terjadi kepanikan, malapetaka pasti akan terjadi kepada pilot muda dan pesawat yang mahal tersebut; tetapi, untunglah, petugas di menara adalah orang yang telah berpengalaman, yang berdasarkan pengalaman tahu bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu kebutaan sementara dapat terjadi kepada penerbang baru yang sedang berada dalam keadaan sangat tegang. Dengan tenang petugas tersebut berbicara kepada pemuda di atas, mengarahkan kepadanya mengenai proses menghilangkan ketinggian secara perlahan sementara pada waktu yang sama memerintahkan agar segera menyiapkan perlengkapan darurat, untuk mengantisipasi kalau pesawat jatuh. Setelah beberapa menit yang sangat menegangkan yang tampaknya tak berkesudahan bagi semua yang menyaksikan, pilot yang buta tersebut mendaratkan roda-roda pesawatnya kelandasan bandara dan berhenti di lapangan. Para petugas ambulan bergegas menuju anak tersebut untuk membawanya ke rumah sakit militer untuk dirawat.

Apakah yang akan terjadi seandainya petugas di menara pengendali menjadi gugup atau melalaikan tugasnya, atau tidak tahu cara mengatasi jenis keadaan darurat seperti ini? Jawabannya adalah sama seperti yang dapat terjadi kepada [seorang remaja] jika dia tidak memiliki penasihat bijaksana yang berpengalaman ketika dia menghadapi krisis yang mengejutkan yang belum pernah dia alami sebelumnya. Dalam kedua kasus tersebut, kehidupan akan menjadi rusak, kalau pun tidak hancur, dan kesempatan untuk memperoleh pencapaian yang tertinggi menjadi musnah ….

Saya berharap para ibu dapat mendengar seruan hati dan pertanyaan-pertanyaan dari seorang gadis manis tersayang yang, sewaktu masa kehidupan remaja impiannya untuk menikah di bait suci sudah hampir dicapainya, telah melanggar hukum kesucian dan kini … hidup dalam keadaan yang senantiasa tersiksa oleh hati nuraninya. Pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan kepada dirinya: “Bagaimana saya tahu kalau saya berada dalam keadaan bahaya? Mengapa saya tidak memiliki kekuatan untuk menahan godaan?” Seperti halnya dengan pilot yang menjadi buta, dia telah terbang dalam keadaan buta, tetapi, sayangnya, tidak ada petugas menara pengendali untuk membimbing dia mendarat di tempat yang aman pada waktu dia mengalami krisis. Ah, seandainya saja dia mau membicarakan masalahnya kepada seorang ibu yang bijaksana!

Apakah ibu sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan Gereja atau pekerjaan rumah tangganya atau dengan pekerjaan sosial atau klub-klubnya untuk membina persaudaraan dengan putrinya yang seharusnya memungkinkan bagi putrinya untuk mengadakan pembicaraan-pembicaraan paling pribadi mengenai hal-hal kudus kepada ibunya? Mungkin di sini seorang ibu sudah puas dengan menyerahkan masalah-masalah yang rumit ini kepada kursus-kursus akademis yang, terlalu sering, justru mendorong siswa untuk mencobanya. Mungkin dia tidak menyadari kerusakan yang telah diakibatkan oleh hal-hal yang datang setiap hari di dalam ruangan keluarga rumahnya sendiri, melalui radio, majalah, dan acara-acara televisi, dimana gagasan-gagasan terselubung mengenai kasih dan kehidupan, dan pernikahan, yang terlalu sering salah ditafsirkan oleh remaja sebagai jalan menuju kebahagiaan.18

Anda para ibu sekalian, tetaplah dekat dengan putri-putri Anda. Ketika mereka masih kecil, janganlah membiarkan orang lain memberitahukan kepada mereka mengenai hal yang disebut fakta kehidupan. Segera setelah anak-anak Anda mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Anda, anak-anak kecil mengenai hal-hal intim kecil, duduklah dan berbicaralah kepada mereka mengenai hal-hal tersebut sampai pada batas pemahaman mereka. Maka mereka akan mengatakan, “Baiklah, saya mengerti Ibu.” Dan tidak berapa lama kemudian ketika mereka menginjak usia belasan tahun, mereka akan datang untuk yang kedua kalinya, kali ini dalam keadaan lebih berpengalaman. Kemudian mereka mulai berkencan, lalu ke manakah mereka meminta nasihat? Jika Anda telah melakukan tugas Anda, mereka akan datang untuk meminta nasihat kepada Ibu mengenai hal ini dan, kemudian pada malam pernikahannya, dia akan meminta nasihat dari ibunya, bukan dari wanita-wanita lain di jalanan.

Dan Anda, para ayah sekalian, jadilah teman bagi putra-putra Anda. Jangan sekali-kali menolak putra Anda ketika dia ingin meminta nasihat Anda mengenai hal-hal yang dia ingin agar dibicarakan ayah kepadanya. Di situlah terletak keselamatan dalam rumah. Di situlah terletak keselamatan para remaja kita. Janganlah menolak hak mereka untuk memperoleh keselamatan itu, ingatlah itu para ayah dan ibu sekalian.19

Salah satu halyang harus kita lakukan dalam mengajar para remaja kita adalah mempersiapkan mereka mengenai cara menghadapi godaan yang datang pada saat yang lengah ….

Orang yang memiliki tanggung jawab utama adalah ayah dari anak laki-laki tersebut. Ini tidak berarti bahwa seorang ayah harus bangun di suatu pagi hari dan memanggil putranya untuk duduk di sisi tempat tidurnya dan memberitahukan kepada putranya semua fakta kehidupan dalam waktu lima belas menit. Bukan itu yang dibutuhkan anak laki-laki. Dia membutuhkan ayah untuk menjawab pertanyaan ketika dia mengajukan pertanyaan mengenai hal yang sifatnya rumit. Dia haus akan pengetahuan; dia penasaran mengenai banyak hal.

Jika seorang ayah mau bersikap terus terang dan jujur, dan memberitahukan kepada putranya sesuai kemampuan pemahamannya sewaktu dia tumbuh dewasa, maka ayah itu akan menjadi panutan dimana anak itu akan kembali untuk meminta nasihat di tahun-tahun berikutnya. Ayah itu akan menjadi sauh bagi jiwa anak itu, sementara ayah dapat memberikan pelajaran yang dia peroleh dari pengalaman hidupnya untuk membantu mempersiapkan anaknya mengatasi keadaan jika dia terjatuh ke dalam jerat mematikan pada saat dia lengah.20

Betapa saya ingin menanamkan ke dalam diri Anda hari ini, Anda yang setiap hari harus melewati jembatan berayun [di atas] keduniawian dan dosa yang mengalir bagaikan arus yang deras di bawah Anda, betapa saya ingin bahwa ketika Anda memiliki keraguan dan kekhawatiran yang membuat Anda kehilangan doa dan iman dan kasih, semoga Anda mendengar suara saya sebagai suara yang memanggil Anda dari ujung jembatan kehidupan, “Percayalah dengan iman—inilah jalannya karena saya dapat melihat jalan—jauh kedepan daripada Anda.” Saya memohon kepada Allah agar Anda hari ini dapat merasakan kasih yang mengalir dari jiwa saya kepada jiwa Anda, dan mengetahui belas kasih saya yang dalam terhadap Anda masing-masing sewaktu Anda menghadapi masalah-masalah kehidupan Anda. Saatnya sudah tiba ketika setiap dari Anda harus berdikari. Saatnya sudah tiba ketika tidak ada seorang pria maupun wanita yang dapat bertahan dari terang yang dipinjam. Masing-masing harus dimbimbing oleh terang yang ada di dalam dirinya sendiri. Jika Anda tidak memilikinya, Anda tidak akan dapat bertahan.21

Saran-saran untuk Pembelajaran dan Pembahasan

  • Mengapa kita harus memiliki pikiran-pikiran yang murni jika kita ingin menjalankan hukum kesucian?

  • Berkat-berkat apakah yang datang kepada mereka yang suci dan bajik?

  • Mengapa ketidaksucian adalah jalan menuju kehancuran baik kehancuran jasmani maupun rohani? Bagaimana keadaan tidak suci melambangkan menghindarkan diri dari “kenyataan yang sebenarnya mengenai siapa diri kita”?

  • Apakah tanggung jawab para pemimpin imamat dalam melindungi diri mereka dan orang-orang yang mereka kasihi dari bahaya ketidaksucian?

  • Apakah yang seharusnya diajarkan para ayah dan ibu kepada anak-anak mereka mengenai kemurnian seksual? Apakah yang dapat dilakukan para orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka merasa cukup yakin untuk diberitahukan mengenai hal-hal yang pribadi kepada mereka?

  • Pengaruh-pengaruh apakah di dunia sekarang yang dapat mengurangi kemampuan kita untuk menahan godaan-godaan untuk bersikap tidak bermoral? Mengapa nasihat bahwa “tidak ada seorang pria maupun wanita yang dapat bertahan dari terang yang dipinjam” khususnya berlaku dalam mematuhi hukum kesucian di dunia sekarang?

Catatan

  1. Dalam Conference Report, Konferensi Area Meksiko dan Amerika Tengah 1972, 103.

  2. The Teachings of Harold B. Lee, diedit oleh Clyde J. Williams (1996), 105.

  3. By Their Fruits Shall Ye Know Them, Brigham Young University Speeches of the Year (12 Oktober 1954), 8.

  4. The Teachings of Harold B. Lee, 213–214.

  5. Stand Ye in Holy Places (1974), 215.

  6. The Teachings of Harold B. Lee, 215.

  7. The Teachings of Harold B. Lee, 608.

  8. The Teachings of Harold B. Lee, 85.

  9. The Teachings of Harold B. Lee, 227.

  10. Ceramah kepada para pemimpin siswa dan dewan siswa Ricks College, 3 Maret 1962, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 19–20.

  11. The Teachings of Harold B. Lee, 226–227.

  12. The Teachings of Harold B. Lee, 504.

  13. Decisions for Successful Living (1973), 219.

  14. The Teachings of Harold B. Lee, 218.

  15. The Teachings of Harold B. Lee, 232.

  16. The Teachings of Harold B. Lee, 224.

  17. Interview with Tom Pettit for NBC, 4 Mei 1973, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 22–23.

  18. “My Daughter Prepares for Marriage,” Relief Society Magazine, Juni 1955, 348–349.

  19. The Teachings of Harold B. Lee, 227–228.

  20. The Teachings of Harold B. Lee, 228.

  21. “Fortifying Oneself against the Vices of the World,” ceramah kepada lulusan sarjana muda yang disampaikan di Ricks College, 6 Mei 1970, Arsip Departemen Sejarah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 18–19.