Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 17: Kuasa Pemeteraian dan Berkat-Berkat Bait Suci


Bab 17

Kuasa Pemeteraian dan Berkat-Berkat Bait Suci

“Elia datang untuk memulihkan ke bumi … kegenapan kuasa imamat. Imamat ini memegang kunci-kunci yang mengikat dan memeteraikan dibumi dan surga untuk semua tata cara dan asas-asas yang berhubungan dengan keselamatan manusia.”

Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith

Pada tahun 1902 Joseph Fielding Smith mengadakan perjalanan ke negara bagian Massachusetts, di mana dia dapat menemukan informasi mengenai leluhur keluarga Smith. Sementara dia berada di sana, dia bertemu seorang genealogis bernama Sidney Perley. Tuan Perley mengatakan kepadanya, “Keinginan saya, jika saya mampu melakukannya, untuk mencari catatan-catatan setiap orang yang datang ke Essex County sebelum tahun 1700.”

Presiden Smith kemudian mengatakan, “Saya berkata kepadanya, ‘Tuan Perley, Anda telah memilih melakukan sebuah pekerjaan yang besar, bukan?’ Dia menjawab, ‘Ya, dan saya khawatir bahwa saya tidak akan pernah bisa menyelesaikannya.’ Kemudian saya berkata kepadanya, ‘Mengapa Anda melakukan pekerjaan ini?’ Dia berpikir untuk sejenak dan terlihat sedikit bingung dan kemudian menjawab, ‘Saya tidak tahu mengapa, tetapi saya bisa memulainya, dan saya tidak dapat berhenti.’ Saya berkata, ‘Saya bisa memberitahu Anda mengapa Anda melakukan hal ini dan mengapa Anda tidak dapat berhenti, tetapi jika saya memberi tahu Anda, Anda tidak akan memercayai saya dan akan menertawakan saya.’

‘Ah,’ dia dia berkata, ‘Entahlah. Jika Anda dapat memberi tahu saya, saya yakin saya akan tertarik untuk mengetahuinya.’ Kemudian saya memberi tahu dia mengenai nubuat mengenai Elia dan penggenapan janjinya kepada Nabi Joseph Smith dan Oliver Cowdery, tanggal 3 April 1836, di Bait Suci Kirtland, dan bagaimana semangat pencarian ini telah memengaruhi banyak orang, dan mereka telah memalingkan hati mereka untuk mencari orang mati sebagai penggenapan atas janji besar ini yang akan datang sebelum kedatangan kedua, sehingga bumi tidak akan dihantam dengan kutukan. Sekarang anak-anak sedang memalingkan hati mereka kepada leluhur mereka, kita sedang melakukan pekerjaan tata cara bagi orang mati agar mereka dapat menemukan penebusan dan memiliki kesempatan istimewa untuk datang ke dalam kerajaan Allah, meskipun mereka telah mati.

Ketika saya selesai berbicara, dia tertawa dan berkata, ‘Itu kisah yang menarik, tetapi saya tidak memercayainya.’ Namun dia mengakui bahwa terdapat sesuatu yang membuat dia tergerak untuk melanjutkan penyelidikan ini, dan dia tidak dapat berhenti. Saya telah bertemu dengan banyak orang lain yang juga memulai pekerjaan ini dan tidak dapat berhenti, pria dan wanita yang bukan anggota Gereja. Sekarang kita menemukan ribuan pria dan wanita menyelediki catatan-catatan orang yang sudah meninggal. Mereka tidak mengetahui sebabnya, tetapi agar mereka dapat memperoleh catatan-catatan yang dihimpun ini dan pergi ke bait suci kita dan melakukan pekerjaan bagi orang mati.”1

Presiden Smith mengajarkan bahwa sejarah keluarga adalah mengenai lebih dari sekadar mencari nama-nama, tanggal, dan tempat-tempat dan mengumpulkan cerita. Ini mengenai menyediakan tata cara bait suci yang mempersatukan keluarga untuk kekekalan, memeteraikan orang-orang yang setia dari semua angkatan sebagai anggota keluarga Allah. “Orang tua harus dimeteraikan kepada satu sama lain, dan anak-anak kepada orang tua untuk dapat menerima berkat-berkat kerajaan selestial,” dia berkata. “Oleh karena itu keselamatan dan kemajuan kita bergantung pada keselamatan orang-orang yang telah mati yang layak, yang dengannya kita harus disatukan dalam ikatan keluarga. Hal ini hanya dapat dilakukan dalam Bait Suci kita.”2 Sebelum mengucapkan doa pengudusan di Bait Suci Ogden Utah, dia berkata, “Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa ketika kita menguduskan rumah Tuhan, apa yang benar-benar kita lakukan adalah menguduskan diri kita sendiri kepada pelayanan Tuhan, dengan perjanjian bahwa kita akan menggunakan rumah tersebut dengan cara yang Dia maksudkan akan digunakan.”3

Ajaran-Ajaran Joseph Fielding Smith

1

Elia memulihkan kuasa untuk memeteraikan, untuk mengikat, di bumi dan di surga.

Maleakhi, salah satu Nabi terakhir dari Perjanjian Lama, mengakhiri ramalannya dengan kata-kata ini:

“Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu:

Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah” (Maleakhi 4:5–6).

Tampaknya tepat sekali bahwa nabi terakhir di antara nabi-nabi zaman dahulu harus menutup perkataannya dengan sebuah janji kepada angkatan-angkatan di masa yang akan datang, dan dalam janji tersebut meramalkan waktunya akan tiba ketika akan ada hubungan antara dispensasi-dispensasi yang lalu dengan dispensasi-dispensasi zaman akhir ….

Kita memiliki penafsiran yang lebih jelas mengenai perkataan Maleakhi yang diberikan oleh nabi bangsa Nefi, Moroni, yang menampakkan diri kepada Joseph Smith pada tanggal 21 September 1823. Ini adalah cara nabi tersebut mengutipnya:

“Lihatlah, Aku akan mengungkapkan kepadamu Imamat, melalui tangan Elia sang Nabi, sebelum kedatangan hari Tuhan yang besar dan mengerikan.

Dan dia akan menanamkan dalam hati anak-anak janji-janji yang dibuat kepada leluhur, dan hati anak-anak akan berpaling kepada leluhur mereka.

Jika tidak demikian, seluruh bumi akan sepenuhnya dilenyapkan pada kedatangan-Nya” (A&P 2:1–3).

Moroni memberi tahu Joseph Smith bahwa ramalan ini akan digenapi. Penggenapannya datang kira-kira dua belas tahun kemudian, pada tanggal 3 April 1836. Pada hari ini Elia menampakkan diri kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery di Bait Suci Kirtland dan di sana dia menganugerahkan kepada mereka … kuasa untuk mengikat, untuk memeteraikan, di bumi dan di surga. Kunci-kunci imamat ini dipegang oleh Elia, yang kepadanya Tuhan memberikan kuasa atas unsur-unsur di bumi maupun atas manusia, dengan wewenang untuk memeteraikan untuk waktu fana dan kekekalan kepada orang-orang saleh semua tata cara yang berhubungan dengan kegenapan keselamatan.4

Beberapa anggota Gereja telah menjadi bingung dengan mengira bahwa Elia datang dengan kunci pembaptisan untuk orang mati atau keselamatan bagi orang mati. Kunci-kunci Elia lebih tinggi dari itu. Itu adalah kunci-kunci untuk memeteraikan, dan kunci-kunci pemeteraian itu berhubungan dengan orang yang masih hidup dan mencakup orang yang sudah mati yang bersedia untuk bertobat.5

Elia datang untuk memulihkan ke bumi, dengan menganugerahkan kepada nabi-nabi fana yang telah diberi tugas secara sah oleh Tuhan, kegenapan kuasa Imamat. Imamat ini memegang kunci-kunci yang mengikat dan memeteraikan di bumi dan di surga untuk semua tata cara dan asas yang berhubungan dengan keselamatan manusia, agar tata cara dan asas-asas tersebut dapat menjadi sah dalam kerajaan selestial Allah ….

Adalah melalui wewenang ini bahwa tata cara-tata cara dilaksanakan di bait suci baik untuk orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Ini adalah kuasa yang mempersatukan suami dan istri untuk kekekalan ketika mereka berada dalam ikatan pernikahan sesuai dengan rencana kekal. Ini adalah wewenang yang melaluinya orang tua dapat memperoleh hak menjadi orang tua bagi anak-anak mereka hingga sepanjang kekekalan dan bukan hanya untuk waktu fana, yang membuat keluarga menjadi kekal dalam Kerajaan Allah.6

2

Pemulihan terhadap wewenang pemeteraian menyelamatkan bumi dari sepenuhnya dilenyapkan pada kedatangan Yesus Kristus.

Seandainya Elia tidak datang kita mungkin memahami bahwa semua pekerjaan di masa-masa lalu menjadi sia-sia, karena Tuhan berfirman kepada seluruh bumi, dalam kondisi-kondisi seperti itu, akan sepenuhnya dilenyapkan pada kedatangan-Nya. Oleh karena itu, misi-Nya adalah sangat penting bagi dunia. Ini bukan masalah mengenai baptisan bagi orang mati saja, melainkan juga pemeteraian orang tua dan pemeteraian anak-anak kepada orang tua, agar terdapat “persatuan yang menyeluruh dan tuntas dan sempurna, dan penggabungan bersama dispensasi, dan kunci, dan kuasa, dan kemuliaan,” dari awal hingga akhir zaman [lihat A&P 128:18]. Jika kuasa pemeteraian ini tidak berada di bumi, maka kebingungan akan melanda dan kekacauan akan menggantikan ketertiban di hari itu ketika Tuhan akan datang, dan, tentu saja, ini tidak dapat terjadi, karena segala sesuatu diatur dan dikendalikan oleh hukum yang sempurna dalam kerajaan Allah.7

Mengapa bumi akan dilenyapkan? Itu karena jika tidak terdapat gabungan mata rantai di antara leluhur dan anak-anak—yang adalah pekerjaan bagi orang mati—maka kita akan ditolak; seluruh pekerjaan Allah akan gagal dan dilenyapkan sepenuhnya. Tentu saja, kondisi seperti itu tidak perlu terjadi.8

Pemulihan wewenang [pemeteraian] ini adalah berkat yang menyelamatkan bumi dari dilenyapkan sepenuhnya pada kedatangan Yesus Kristus. Ketika kita memiliki kebenaran ini tertanam dengan pasti dan jelas dalam pikiran kita, mudah bagi kita untuk memahami bahwa hanya akan ada kebingungan dan bencana seandainya pada saat kedatangan Kristus kuasa pemeteraian tidak berada di sini.9

3

Untuk mempersiapkan diri bagi keselamatan yang sepenuhnya, kita harus menerima tata cara-tata cara bait suci melalui kuasa pemeteraian.

Tuhan [telah] memberi kita hak istimewa dan berkat-berkat, dan kesempatan untuk membuat perjanjian, menerima tata cara-tata cara yang berhubungan dengan keselamatan kita selain yang dikhotbahkan di dunia, selain asas-asas iman kepada Tuhan Yesus Kristus, pertobatan dari dosa dan baptisan untuk pengampunan dosa-dosa dan penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus; dan asas-asas dan perjanjian ini tidak diterima di tempat lain kecuali dalam bait suci Allah.10

Pekerjaan bait suci terjalin sangat erat dengan rencana keselamatan, sehingga salah satunya tidak dapat berjalan tanpa yang yang lainnya. Dengan kata lain, tidak akan ada keselamatan jika tidak terdapat tata cara bait suci yang hanya ada di bait suci.11

Ada ribuan Orang Suci Zaman Akhir yang … bersedia untuk pergi ke pertemuan Gereja, bersedia membayar persepuluhan mereka dan melakukan tugas-tugas rutin di Gereja, tetapi tampaknya mereka tidak merasakan atau memahami pentingnya menerima berkat-berkat dalam bait suci Tuhan yang akan membawa mereka pada permuliaan. Ini adalah sesuatu yang aneh. Orang tampaknya puas hanya menjalani hidup yang mudah tanpa memanfaatkan kesempatan yang tersedia bagi mereka dan tanpa menerima perjanjian-perjanjian yang diperlukan ini yang akan membawa mereka kembali ke hadirat Allah sebagai putra dan putri Allah.12

Jika Anda ingin memperoleh keselamatan sepenuhnya, yaitu permuliaan dalam kerajaan Allah, … Anda harus masuk ke bait suci Tuhan dan menerima tata cara-tata cara kudus ini yang hanya ada di rumah itu, yang tidak dapat diterima di tempat lain. Tidak ada pria yang akan menerima kegenapan kekekalan, kegenapan permuliaan sendirian; tidak ada wanita yang akan menerima berkat itu sendirian; melainkan suami dan istri, ketika mereka menerima kuasa pemeteraian di bait suci Tuhan, akan terus maju hingga ke permuliaan, dan akan berlanjut dan menjadi seperti Tuhan. Dan itu adalah tujuan manusia, yaitu yang Tuhan inginkan bagi anak-anak-Nya.13

Catatan: Untuk membaca beberapa dari perkataan Presiden Smith mengenai harapan dan janji kepada orang-orang yang beriman yang tidak bisa menerima semua tata cara bait suci di sepanjang kehidupan mereka, lihat bab 15 dalam buku ini.

4

Karena kuasa pemeteraian, kita dapat melaksanakan tata cara penyelamatan bagi mereka yang telah meninggal tanpa menerima tata cara tersebut.

Siapakah bapa-bapa yang dibicarakan oleh Maleakhi, dan siapakah anak-anak? Bapa-bapa adalah para leluhur kita yang meninggal tanpa memiliki kesempatan untuk menerima Injil, tetapi yang menerima janji bahwa waktunya akan tiba ketika kesempatan istimewa tersebut akan diberikan kepada mereka. Anak-anak adalah mereka yang sekarang masih hidup yang mempersiapkan data silsilah dan yang melaksanakan tata cara perwakilan di Bait Suci.14

Gambar
A family at a computer.

Semua anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam pekerjaan sejarah keluarga.

Elia datang, memiliki kunci-kunci pemeteraian, dan kuasa tersebut telah diberikan kepada kita yang dengannya kita dapat membantu orang yang telah meninggal. Kuasa pemeteraian ini mencakup mereka yang telah mati yang bersedia bertobat dan untuk menerima Injil bagi orang yang meninggal tanpa pengetahuan tersebut, sama halnya kuasa ini untuk membantu mereka yang masih hidup yang bertobat.15

Tuhan telah memfirmankan bahwa semua anak roh-Nya, setiap jiwa yang pernah hidup atau yang akan hidup di bumi, akan memiliki kesempatan yang sama dan adil untuk memercayai dan mematuhi hukum-hukum Injil abadi ini. Mereka yang menerima Injil dan hidup sesuai dengan hukum-hukumnya, termasuk baptisan dan pernikahan selestial, akan memiliki kehidupan kekal.

Jelas bahwa hanya sebagian kecil dari umat manusia yang pernah mendengar firman kebenaran yang diwahyukan melalui suara dari salah satu hamba sejati Tuhan. Dalam kebijaksanaan dan keadilan Tuhan, semua orang pada akhirnya harus mendengarkan firman kebenaran yang diwahyukan tersebut. Petrus menyatakan:

“Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.” (1 Petrus 4:6).

Mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk mendengar pesan keselamatan dalam kehidupan ini tetapi yang akan bersedia menerimanya dengan segenap hati mereka jika kesempatan seperti itu datang kepada mereka—mereka adalah orang-orang yang akan menerimanya dalam dunia roh; mereka adalah orang-orang yang untuknya kita akan melaksanakan tata cara-tata cara di bait suci; dan mereka adalah orang-orang yang akan, dengan cara ini, menjadi ahli waris bersama kita untuk menerima keselamatan dan kehidupan kekal.16

Berbaliknya hati bapa-bapa kepada anak-anak dan dari anak-anak kepada bapa-bapa, adalah kuasa keselamatan bagi orang mati, melalui pekerjaan perwakilan yang bisa dilakukan oleh anak-anak kepada bapa-bapa mereka, dan dalam arti yang sesungguhnya adalah wajar dan konsisten. Saya pernah mendengar mereka yang menentang pekerjaan ini sering mengatakan bahwa mustahil bagi satu orang untuk menjadi wakil bagi orang lain. Mereka yang menyatakan pendapat mereka dengan cara ini mengabaikan fakta bahwa seluruh pekerjaan keselamatan adalah pekerjaan perwakilan, Yesus Kristus berdiri sebagai penebus, menebus kita dari kematian, yang untuknya kita tidak bertanggung jawab, dan juga menebus kita dari tanggung jawab terhadap dosa-dosa kita sendiri, dengan syarat kita bertobat dan menerima Injil. Dia telah melakukan ini pada skala yang besar dan tak terbatas dan melalui asas yang sama dengan wewenang yang Dia delegasikan kepada para anggota Gereja-Nya untuk bertindak bagi orang mati yang tidak mampu melaksanakan tata cara penyelamatan bagi mereka sendiri.17

Saya rasa terkadang kita memandang pekerjaan untuk keselamatan orang mati ini dalam sudut pandang yang agak sempit. Adalah gagasan yang keliru jika menganggap orang-orang yang untuknya kita melakukan pekerjaan di bait suci Tuhan sebagai orang mati. Kita hendaknya menganggap mereka sebagai orang yang masih hidup; dan wakil dari orang yang masih hidup hanya mewakili mereka dalam menerima berkat-berkat yang seharusnya telah mereka terima dan akan mereka terima dalam kehidupan ini seandainya mereka hidup dalam dispensasi Injil. Oleh karena itu, setiap orang yang telah mati yang untuknya pekerjaan dilakukan di bait suci dianggap sebagai orang yang hidup pada saat tata cara tersebut diberikan.18

Ajaran keselamatan untuk orang mati ini adalah salah satu asas yang paling mulia yang pernah diungkapkan kepada manusia. Ini adalah cara di mana Injil akan ditawarkan kepada semua orang. Ini menunjukkan fakta bahwa Allah tidak membedakan orang [lihat Kisah para Rasul 10:34]; bahwa setiap jiwa berharga dalam pandangan-Nya; dan bahwa semua orang akan, sesungguhnya dan pada kenyataannya, dihakimi sesuai dengan perbuatan mereka.

Sekarang, saya berterima kasih kepada Tuhan bahwa Dia telah memulihkan Injil abadi kepada kita di zaman sekarang. Saya berterima kasih kepada-Nya atas kuasa pemeteraian yang dikembalikan ke bumi melalui Nabi Elia. Saya berterima kasih kepada-Nya atas unit keluarga kekal, atas kesempatan istimewa yang kita miliki untuk dimeteraikan dalam bait suci kudus-Nya, dan kemudian atas ketersediaan berkat-berkat pemeteraian ini untuk diberikan kepada leluhur kita yang telah meninggal tanpa memiliki pengetahuan Injil.19

5

Pekerjaan sejarah keluarga dan pekerjaan bait suci untuk orang mati adalah pekerjaan kasih.

Ada banyak orang yang baik, rendah hati yang telah mengurbankan kenyamanan, dan terkadang kebutuhan hidup sehari-hari, agar mereka dapat mempersiapkan catatan-catatan dan melaksanakan pekerjaan bagi orang mati agar karunia keselamatan dapat dibawa kepada mereka. Pekerjaan kasih ini tidak akan sia-sia, karena mereka yang telah bekerja untuk tujuan mulia ini akan memperoleh harta dan kekayaan mereka dalam kerajaan selestial Allah. Besarlah pahala yang akan mereka terima, ya, bahkan melampaui kekuatan manusia fana untuk memahaminya.20

Tidak ada pekerjaan yang berhubungan dengan Injil yang lebih tidak mementingkan diri daripada pekerjaan dalam Rumah Tuhan, untuk orang-orang kita yang telah mati. Mereka yang bekerja untuk orang mati tidak mengharapkan untuk menerima bayaran atau imbalan duniawi apa pun. Pada dasarnya itu adalah pekerjaan kasih, yang tumbuh dalam hati manusia melalui pekerjaan yang setia dan terus-menerus dalam tata cara-tata cara penyelamatan ini. Tidak ada imbalan bayaran, tetapi akan ada sukacita besar di surga yang dinikmati jiwa-jiwa yang telah kita bantu memperoleh keselamatan mereka. Itu adalah pekerjaan yang meningkatkan jiwa manusia, memperluas pandangannya mengenai kesejahteraan sesama manusia, dan menanamkan ke dalam hatinya kasih bagi semua anak Bapa Surgawi kita. Tidak ada pekerjaan yang setara dengan pekerjaan yang dilakukan dalam bait suci untuk orang mati dalam mengajar manusia untuk mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri. Yesus begitu mengasihi dunia sehingga Dia bersedia menyerahkan diri-Nya sebagai kurban untuk dosa agar dunia dapat diselamatkan. Kita juga memiliki kesempatan istimewa, dalam tingkat kecil, untuk menunjukkan kasih besar kita kepada-Nya dan kepada sesama manusia dengan membantu mereka memperoleh berkat-berkat Injil yang sekarang tidak bisa mereka terima tanpa bantuan kita.21

6

Melalui pekerjaan sejarah keluarga dan pekerjaan bait suci, kita melengkapi organisasi keluarga dari generasi ke generasi.

Ajaran keselamatan bagi orang mati dan pekerjaan bait suci memberi kita harapan yang mulia untuk memiliki kesinambungan hubungan keluarga. Melaluinya kita belajar bahwa ikatan keluarga tidak akan diputuskan, bahwa suami dan istri akan secara kekal berkumpul kembali dan mereka akan berkumpul kembali dengan anak-anak mereka hingga angkatan terakhir. Akan tetapi, untuk dapat menerima kesempatan istimewa ini tata cara-tata cara pemeteraian dalam bait suci Allah kita harus dilakukan. Semua kontrak, ikatan, kewajiban dan perjanjian yang dibuat oleh manusia akan berakhir, tetapi kewajiban dan perjanjian yang dibuat di dalam rumah Tuhan, jika dipatuhi dengan setia, akan bertahan selamanya [lihat A&P 132:7]. Ajaran ini memberi kita konsep yang lebih jelas mengenai tujuan Tuhan bagi anak-anak-Nya. Ini menunjukkan belas kasihan dan kasih-Nya yang berlimpah dan tak terbatas kepada semua orang yang mematuhi-Nya, ya, bahkan mereka yang memberontak, karena dalam kebaikan-Nya Dia akan memberikan berkat-berkat besar kepada mereka.22

Kita diajar dalam Injil Yesus Kristus bahwa organisasi keluarga akan menjadi, sejauh yang berhubungan dengan permuliaan selestial, organisasi yang lengkap, organisasi yang terhubung dari ayah dan ibu dan anak-anak dari satu generasi ke ayah dan ibu dan anak-anak dari generasi berikutnya, dan dengan demikian berkembang dan menyebar hingga akhir masa.23

Gambar
A father and son looking through a photo album at the Joseph Smith Memorial Building.

Kuasa pemeteraian imamat “mempersatukan suami dan istri untuk kekekalan ketika mereka berada dalam ikatan pernikahan sesuai dengan rencana kekal.”

Harus ada mata rantai, penggabungan angkatan-angkatan menjadi satu dari zaman Adam hingga akhir masa. Keluarga-keluarga akan digabungkan dan dihubungkan bersama, orang tua kepada anak-anak, anak-anak kepada orang tua, satu angkatan ke angkatan lainnya, sampai kita akan disatukan bersama dalam satu keluarga yang sangat besar bersama bapa kita Adam sebagai pemimpin, di mana Tuhan telah menempatkan dia. Jadi kita tidak dapat diselamatkan dan dipermuliakan dalam kerajaan Allah kecuali kita memiliki keinginan di dalam hati kita untuk melakukan pekerjaan ini dan melaksanakannya dengan segenap kemampuan kita atas nama orang mati. Ini adalah ajaran yang mulia, ajaran mengenai asas-asas kebenaran agung yang diwahyukan melalui Nabi Joseph Smith. Kita hendaknya memanfaatkan kesempatan kita dan membuktikan diri kita layak dan dapat diterima di hadapan Tuhan, agar kita dapat menerima permuliaan ini untuk diri kita sendiri, dan di sana bersukacita dalam kerajaan Allah bersama kerabat dan teman-teman kita dalam reuni agung dan berkumpulnya para Orang Suci Gereja Putra Sulung, yang telah menjaga diri mereka bebas dan tak ternoda dari dosa-dosa dunia.

Tuhan memberkati kita dan saya berdoa semoga kita memiliki keinginan dalam hati kita untuk mengembangkan pemanggilan kita dan untuk melayani Dia dengan setia dalam semua hal ini, itulah doa saya.24

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Dalam “Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith,” baca nasihat Presiden Smith mengenai “apa yang benar-benar kita lakukan” saat pengudusan bait suci. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengikuti nasihat ini?

  • Bagaimanakah ajaran-ajaran dalam bagian 1 berhubungan dengan upaya-upaya kita untuk membantu leluhur kita yang telah meninggal? Bagaimanakah ajaran-ajaran ini dapat menghubungkan hubungan kita dengan para anggota keluarga yang masih hidup?

  • Sewaktu Anda membaca bagian 2, carilah penjelasan Presiden Smith mengenai mengapa kuasa pemeteraian “menyelamatkan bumi dari dilenyapkan sepenuhnya saat kedatangan Yesus Kristus.” Apa yang diajarkan hal ini mengenai tempat keluarga dalam rencana keselamatan?

  • Dalam hal-hal apa pekerjaan bait suci “terjalin sangat erat dalam rencana keselamatan”? (lihat bagian 3). Bagaimanakah asas ini dapat memengaruhi perasaan kita mengenai pekerjaan bait suci?

  • Presiden Smith menasihati bahwa ketika kita melakukan pekerjaan bait suci untuk orang mati, kita hendaknya memikirkan mengenai orang-orang tersebut sebagai orang yang masih hidup (lihat bagian 4). Apa makna hal ini bagi Anda? Bagaimanakah gagasan ini dapat memengaruhi cara Anda melayani di bait suci?

  • Sewaktu Anda meninjau bagian 5, carilah berkat-berkat yang menurut Presiden Smith akan datang kepada mereka yang melakukan pekerjaan sejarah keluarga. Bagaimanakah Anda telah menemukan bahwa hal-hal ini benar?

  • Pelajari bagian 6, dan bayangkan pengalaman bersukacita bersama leluhur Anda dalam “reuni agung.” Pikirkanlah mengenai apa yang dapat Anda lakukan untuk mempersiapkan diri Anda dan keluarga Anda untuk kesempatan istimewa itu.

Tulisan Suci yang Berhubungan

1 Korintus 15:29; A&P 95:8; 97:15–16; 128:16–19

Bantuan Mengajar

“Ketika seseorang mengajukan pertanyaan, pertimbangkanlah untuk meminta orang lain untuk menjawabnya alih-alih menjawabnya sendiri. Misalnya, Anda dapat mengatakan, ‘Itu pertanyaan yang menarik. Bagaimana pendapat yang lain mengenai pertanyaan ini?’ atau ‘Ada yang bisa membantu menjawab pertanyaan ini?’” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia [1999], 64).

Catatan

  1. Dalam Conference Report, April 1948, 134.

  2. “Salvation for the Dead,” Improvement Era, Februari 1917, 361; lihat juga Doctrines of Salvation, disunting oleh Bruce R. McConkie, jilid 3 (1954–1956), 2:147.

  3. “Ogden Temple Dedicatory Prayer,” Ensign, Maret 1972, 6.

  4. “The Coming of Elijah,” Ensign, Januari 1972, 2, 5.

  5. “The Keys of the Priesthood Restored,” Utah Genealogical and Historical Magazine, Juli 1936, 100.

  6. “A Peculiar People: The Authority Elijah Restored,” Deseret News, Januari 16, 1932, Bagian Gereja, 8; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:117.

  7. “Salvation for the Living and the Dead,” Relief Society Magazine, Desember 1918, 677–78; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:121.

  8. Doctrines of Salvation, 2:122.

  9. “The Coming of Elijah,” 5.

  10. Dalam “Relief Society Conference Minutes,” Relief Society Magazine, Agustus 1919, 466; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:40.

  11. “One Hundred Years of Progress,” Liahona: The Elders’ Journal, April 15, 1930, 520.

  12. “The Duties of the Priesthood in Temple Work,” Utah Genealogical and Historical Magazine, Januari 1939, 4.

  13. “Elijah the Prophet and His Mission—IV,” Instructor, Maret 1952, 67.

  14. “Salvation for the Dead,” Millennial Star, Desember 8, 1927, 775; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:127.

  15. “The Keys of the Priesthood Restored,” 101.

  16. Sealing Power and Salvation, Brigham Young University Speeches of the Year (12 Januari 1971), 2–3; cetak miring dihilangkan.

  17. The Restoration of All Things (1945), 174–175.

  18. “The Keys of the Priesthood Restored,” 100–101.

  19. Sealing Power and Salvation, 3.

  20. “A Greeting,” Utah Genealogical and Historical Magazine, Januari 1935, 5; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:180.

  21. “Salvation for the Dead,” Improvement Era, Februari 1917, 362; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:144.

  22. “Salvation for the Dead,” Improvement Era, Februari 1917, 362–363; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:173.

  23. Dalam Conference Report, April 1942, 26; lihat juga Doctrines of Salvation, 2:175

  24. Dalam Conference Report, Oktober 1911, 122.