Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 7: Joseph dan Hyrum Smith, Saksi bagi Kristus


Bab 7

Joseph dan Hyrum Smith, Saksi bagi Kristus

“Kami mengangkat suara kami dengan rasa terima kasih atas kehidupan dan pelayanan dari Nabi Joseph Smith, dari Bapa Bangsa Hyrum Smith, dan para nabi serta rasul dan para pria serta wanita saleh yang telah membangun di atas landasan yang mereka tegakkan.”

Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith

Sejak masih sangat muda, Joseph Fielding Smith tahu bahwa keluarganya memiliki hubungan khusus dengan Nabi Joseph Smith. Dia terilhami oleh teladan kakeknya, Hyrum Smith, kakak dan teman setia Nabi Joseph. Hyrum melayani dengan setia bersama adiknya sebagai pemimpin di Gereja. Dia juga membantu penerbitan Kitab Mormon dan dipanggil untuk menjadi salah satu dari Delapan Saksi bagi kitab tersebut. Pada tanggal 27 Juni 1844, Joseph dan Hyrum mati syahid di Carthage, Illinois, memeteraikan kesaksian mereka mengenai Juruselamat dan Injil-Nya. “Dalam kehidupan mereka tidak terbagi, dan dalam kematian mereka tidak terpisahkan!” (A&P 135:3).

Joseph Fielding Smith tidak pernah mengenal kakek nenek keluarga Smith. Jauh sebelum dia dilahirkan, kakeknya Hyrum mati syahid. Istri Hyrum, Mary Fielding Smith juga mati muda. Joseph Fielding Smith berkata, “Saya tidak pernah mengenal Nenek Smith saya. Saya selalu menyesali itu, karena dia adalah salah satu wanita yang paling mulia yang pernah hidup, tetapi saya kenal dengan saudara perempuannya yang baik, Bibi Mercy Thompson, dan sewaktu kecil saya biasanya pergi dan mengunjungi dia di rumahnya dan duduk di pangkuannya, di mana dia menceritakan cerita-cerita mengenai Nabi Joseph Smith, dan, saya sangat bersyukur atas pengalaman itu.”1

Joseph Fielding Smith juga belajar dari teladan ayahnya, Joseph F. Smith, yang telah mengenal Nabi Joseph Smith secara pribadi. Mengenai ayahnya, Joseph Fielding Smith berkata, “Tidak ada unsur keraguan atau ketidakpastian sedikit pun dalam kesaksiannya. Hal ini terutama sekali benar ketika dia berbicara mengenai keilahian Juruselamat kita atau misi nabi Joseph Smith.”2

Teladan dan ajaran-ajaran ini menuntun Joseph Fielding Smith pada kesaksian tentang Injil yang dipulihkan di masa kanak-kanaknya. “Saya tidak ingat saat ketika saya tidak percaya akan misi Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus kita dan juga misi Nabi Joseph Smith,”3 dia kemudian mengatakan. Ketika dia mengajar Injil, dia terkadang mengungkapkan kesaksiannya dengan menggunakan istilah-istilah kekeluargaan, “Apakah saya mengasihi Nabi Joseph Smith? Ya, saya mengasihi dia, sebagaimana ayah saya mengasihi dia sebelum saya. Saya mengasihi dia karena dia adalah hamba Allah dan karena pemulihan Injil dan karena manfaat-manfaat dan berkat-berkat yang telah datang kepada saya dan keluarga saya, dan kepada Anda dan keluarga Anda, melalui berkat-berkat yang dilimpahkan kepada orang ini dan mereka yang bekerja bersamanya.”4

Meskipun Presiden Smith bersyukur pada ajaran-ajaran dan warisan keluarganya, dia memperoleh kesaksian sendiri. Dia berkata, “Saya selalu sangat bersyukur atas kesaksian yang datang kepada saya melalui Roh Tuhan bahwa Joseph Smith, Nabi Allah, dipanggil untuk menjadi pemimpin dalam Dispensasi Kegenapan Waktu.”5 Dalam kesempatan lainnya dia bersaksi, “Saya memiliki pengetahuan, melalui karunia Allah, bahwa Joseph Smith pada tahun 1820 sesungguhnya melihat Bapa dan Putra; bahwa Bapa memperkenalkan Putra-Nya; bahwa Putra berbicara kepadanya, dan menanyakan kepadanya apa yang ingin dia ketahui, dan memberi dia nasihat; memberi tahu dia apa yang harus dilakukan, disertai dengan janji bahwa pada akhirnya pengetahuan lain akan datang dan kegenapan Injil, yang waktu itu belum ada di muka bumi, akan dipulihkan.” Kemudian dia memberikan kepastian bahwa semua orang dapat menerima kesaksian yang sama, “Setiap jiwa di muka bumi yang memiliki keinginan untuk mengetahuinya memiliki kesempatan istimewa, karena setiap jiwa yang mau merendahkan hatinya, dan dalam kerendahan hati dan iman yang mendalam, dengan roh yang menyesal, menghadap Tuhan, akan menerima pengetahuan itu dengan keyakinan bahwa Dia hidup.”6

Ajaran-Ajaran Joseph Fielding Smith

1

Dua tema yang paling menonjol: bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah dan bahwa Joseph Smith adalah seorang Nabi.

Kita menghubungkan nama Yesus Kristus dan Joseph Smith. Kristus adalah Tuhan; Dia mengerjakan kurban pendamaian; Dia adalah kebangkitan dan hidup; melalui Dia semua manusia dibangkitkan dalam kebakaan, sementara mereka yang percaya dan mematuhi hukum-hukum-Nya juga akan memperoleh kehidupan kekal.

Joseph Smith adalah seorang Nabi, dipanggil di zaman akhir ini untuk menerima, melalui wahyu, kebenaran-kebenaran Injil yang menyelamatkan dan untuk memegang jabatan sebagai pemimpin yang sah, yang memiliki kuasa dari ketinggian, untuk memimpin tata cara-tata cara Injil.

Karena kebenaran-kebenaran ini yang diwahyukan melalui dia adalah kebenaran-kebenaran yang akan pergi ke setiap bangsa sebelum Kedatangan Kedua, tidaklah mengherankan bahwa kita mendapati Moroni mengatakan kepada Joseph Smith bahwa “nama[nya] akan dikenal dengan baik dan jahat di antara segala bangsa, kaum, dan bahasa, atau bahwa itu akan secara baik maupun jahat dibicarakan di antara semua orang” [Joseph Smith—Sejarah 1:33].

Tidaklah juga mengherankan ketika kita kemudian mendapati Tuhan berfirman kepada Nabi, “Ujung-ujung bumi akan bertanya tentang namamu, dan yang bodoh akan menempatkan engkau dalam ejekan, dan neraka akan mengamuk melawan engkau;

Sementara yang murni hatinya, dan yang bijak, dan yang mulia, dan yang bajik, akan mencari nasihat, dan wewenang, dan berkat-berkat secara terus-menerus dari bawah tanganmu” (A&P 122:1–2).

Ujung-ujung bumi sekarang mulai bertanya tentang nama Joseph Smith, dan banyak orang di banyak bangsa bersukacita di dalam Injil yang dipulihkan melalui perantaraannya.

Sejak awal dispensasi ini, kesaksian tentang Yesus, sebagaimana diungkapkan kepada Joseph Smith, telah dikhotbahkan di Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, kebanyakan wilayah Eropa, dan pulau-pulau di Pasifik.

Di tahun-tahun belakangan ini terdapat perluasan pekerjaan yang luar biasa di Meksiko, di negara-negara Amerika Tengah, dan di Amerika Selatan.

Dan Asia sekarang [tahun 1971] sedang diperkenalkan pada pesan Injil dengan cara yang melampaui segala sesuatu di masa lampau. Gereja berdiri semakin kuat di Jepang dan Korea, di Taiwan dan Hong Kong, dan kita baru saja memulai pekerjaan misionaris di Thailand, Singapura, dan Indonesia.

Dan harinya akan tiba, dalam pemeliharaan Tuhan, ketika bangsa-bangsa lain, yang sekarang tertutup pada pesan kebenaran, akan mengizinkan misionaris untuk datang, dan para penatua Israel akan pergi untuk memberitakan kepada orang-orang yang jujur hatinya di antara bangsa-bangsa itu mengenai Kristus dan Injil kerajaan-Nya yang telah datang ke bumi di zaman ini melalui Nabi Joseph Smith.7

Joseph Smith adalah pewahyu untuk pengetahuan tentang Kristus dan tentang keselamatan kepada dunia untuk zaman dan angkatan ini.8

Ada dua tema yang selalu penting dalam pikiran saya. Bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah, yang disalib untuk dosa-dosa dunia, dan bahwa Joseph Smith adalah seorang Nabi yang dipanggil dan diangkat untuk pengantaran ke dalam dispensasi kegenapan waktu. Itu adalah pesan saya kepada dunia.9

2

Tuhan memanggil Joseph Smith untuk menjadi pemimpin dalam dispensasi yang agung ini.

Joseph Smith … datang dan di bawah pengarahan para utusan kudus meletakkan landasan untuk kerajaan Allah dan untuk pekerjaan yang ajaib dan menakjubkan agar dunia bisa dipersiapkan untuk kedatangan Tuhan.10

Gambar
The Prophet Joseph Smith, Jr. in the Sacred Grove (in Manchester, New York) when he received the First Vision. Joseph is depicted kneeling before God the Father and Jesus Christ. Both God the Father and Christ are portrayed wearing white robes. The Father is presenting Christ to Joseph. There are trees in the background. (Joseph Smith - History 1:15-20)

“Joseph Smith adalah seorang Nabi yang dipanggil dan diangkat untuk pengantaran ke dalam dispensasi kegenapan waktu.”

Saya tahu bahwa dia [Joseph Smith] telah dipanggil, diangkat oleh Bapa kita di surga; bahwa dia menerima wahyu dan bimbingan dari Putra Allah yang akan memberikan manfaat dan memberkati semua orang jika mereka mau menerimanya.11

Tidak ada keraguan sedikit pun dalam pikiran saya bahwa Tuhan telah membangkitkan Nabi Joseph Smith dan memberi dia wahyu, perintah, membuka surga kepadanya, dan memanggil dia untuk memimpin dalam dispensasi yang mulia ini. Saya sangat yakin bahwa di masa remajanya, ketika dia pergi untuk berdoa, dia melihat dan benar-benar berdiri di hadapan Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus; dalam pikiran saya tidak ada keraguan sedikit pun—saya tahu bahwa ini benar. Saya tahu bahwa dia kemudian dikunjungi oleh Moroni, menerima Imamat Harun melalui tangan Yohanes Pembaptis, menerima Imamat Melkisedek melalui tangan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dan bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir diorganisasi pada tanggal 6 April 1830, melalui perintah ilahi.12

Dalam memilih wakil untuk memimpin “pekerjaan yang menakjubkan hampir tampil di antara anak-anak manusia,” [lihat A&P 4:1] Tuhan tidak memilih orang yang terdidik dalam pembelajaran dan tradisi-tradisi dunia. Jalan-Nya bukanlah jalan-jalan manusia, demikian pula pikiran-Nya tidak seperti pikiran manusia [lihat Yesaya 55:8]. Orang yang terdidik dalam pembelajaran dunia akan memiliki terlalu banyak tradisi dan filosofi manusia yang mengganggu dia dari kebenaran. Dalam kebijaksanaan-Nya yang besar Tuhan memilih anak yang tidak terdidik—seorang anak laki-laki berusia empat belas tahun. Kepada anak muda ini Tuhan mewahyukan kegenapan Injil, yang tidak akan diterima dunia karena ketidakpercayaan mereka. Selama bertahun-tahun dalam bimbingan surgawi—karena dia diajar oleh para utusan dari hadirat Tuhan—anak muda ini, Joseph Smith, disiapkan untuk memimpin pekerjaan pemulihan Injil dan pembangunan Kerajaan Allah.13

3

Tuhan berfirman bahwa angkatan ini akan memiliki firman-Nya melalui Nabi Joseph Smith.

Di setiap zaman ketika Injil berada di bumi, Injil itu harus diwahyukan kepada para nabi Tuhan, dan mereka harus dipanggil untuk melayani sebagai pemimpin yang sah untuk melaksanakan dan mengarahkan pelaksanaan tata cara-tata cara keselamatan bagi sesama mereka.

Joseph Smith adalah Nabi yang dipanggil Tuhan di zaman ini untuk memulihkan kebenaran-kebenaran mengenai keselamatan dan untuk menerima kunci-kunci dan kuasa untuk melaksanakan kebenaran-kebenaran yang menyelamatkan ini.

Kepada dia Tuhan berfirman, “… angkatan ini akan memperoleh firman-Ku melalui kamu” (A&P 5:10). Dan kemudian, dengan merujuk pada Injil yang dipulihkan melalui Joseph Smith, Tuhan berfirman, “Injil Kerajaan ini akan dikhotbahkan di seluruh dunia, untuk menjadi saksi bagi semua bangsa, dan kemudian akan datang akhir dunia, atau kehancuran bagi yang jahat” [Joseph Smith—Matius 1:31].14

Sekarang saya mengatakan—

Bahwa semua orang di zaman ini harus mengandalkan Joseph Smith untuk mempelajari kebenaran mengenai Kristus dan Injil-Nya;

Bahwa pada akhirnya nama nabi ini akan dikenal di setiap penjuru bumi dan di antara semua orang;

Bahwa yang jujur hatinya akan menerima dia sebagai Nabi dan akan menyembah Tuhan yang telah diwahyukan kepadanya;

Bahwa Gereja yang dia organisasi melalui perintah ilahi akan makmur karena Gereja itu mengikuti wahyu-wahyu yang datang melalui dia;

Dan bahwa semua orang yang percaya pada ajaran-ajaran Joseph Smith dan bekerja di jalan yang ditetapkan olehnya akan datang pada pengetahuan bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah yang disalibkan untuk dosa-dosa dunia.

Demikian pula bahwa saya tahu Yesus adalah Kristus—dan itu adalah melalui wahyu dari Roh Kudus—saya tahu bahwa Joseph Smith adalah sekarang dan dahulu dan akan selalu sebagai Nabi Allah ….

Dengan semangat kesaksian dan rasa terima kasih, saya [membagikan] kata-kata yang diilhami ini dari Ajaran dan Perjanjian: “Joseph Smith, sang Nabi dan Pelihat Tuhan, telah melakukan lebih banyak, kecuali Yesus saja, demi keselamatan manusia di dunia ini, daripada orang lain siapa pun yang pernah hidup di dalamnya” (A&P 135:3).15

4

Joseph Smith dan kakaknya, Hyrum, disatukan dalam kehidupan dan kematian.

Saya bersyukur atas pemulihan kebenaran kekal dalam dispensasi Injil akhir ini; atas misi dan pelayanan Joseph Smith, sang Nabi, dan kakek saya, Hyrum Smith, Bapa Bangsa; dan atas fakta bahwa kunci-kunci kerajaan Allah telah diberikan kembali kepada manusia di bumi.16

Gambar
Hyrum with his arm around Joseph with men pulling a boat ashore behind them.

Joseph and Hyrum Smith: “Dalam kehidupan mereka tidak terbagi, dan dalam kematian mereka tidak terpisahkan!” (A&P 135:3).

“Dan lagi, sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, diberkatilah hamba-Ku Hyrum Smith, karena Aku, Tuhan, mengasihinya karena integritas hatinya, dan karena dia mengasihi apa yang benar di hadapan-Ku, firman Tuhan” [A&P 124:15].

Siapa yang tidak akan bahagia mendapatkan penghormatan keyakinan dan pujian seperti itu yang diberikan kepadanya, dan datang dari Tuhan? Hyrum Smith adalah di antara orang pertama yang dibaptis dalam dispensasi ini. Melalui kehidupannya dia berdiri di sisi adiknya, Joseph, dan memperkuat dia melalui dorongan, iman dan kasih yang penuh pengabdian. Hyrum adalah orang yang memiliki hati yang sangat lembut. Dia memiliki kerendahan hati yang dalam dan lebih mengasihi adiknya daripada nyawanya sendiri. Hal ini dia tunjukkan melalui kematiannya saat dia mati syahid. Dia tidak gentar dalam membela kebenaran. Sesungguhnya dia “mengasihi apa yang benar.”

Hyrum Smith lahir pada tanggal 9 Februari 1800, dan hampir enam tahun lebih tua dari Nabi. Kehormatan yang dimiliki Joseph Smith adalah kehormatan bagi Hyrum juga yang bersukacita bersama adiknya dalam semua berkat Tuhan yang dilimpahkan kepadanya. Sifat kasih persaudaraan yang sama ini juga diperlihatkan oleh Nabi Joseph kepada kakaknya, Hyrum. Mereka mengalami kesedihan dan sukacita bersama. Mereka berdua juga mengalami penganiayaan yang sama. Mereka dikurung di dalam penjara yang sama demi Injil, dan ketika waktunya tiba bagi pemeteraian kesaksian mereka, mereka mati syahid bersama. “Dalam kehidupan mereka tidak terbagi, dan dalam kematian mereka tidak terpisahkan” [A&P 135:3] .…

Ini adalah penghormatan dari Nabi, “Brother Hyrum, betapa setianya hati yang engkau miliki! Ah, semoga Yehova yang Kekal memahkotai dengan berkat-berkat kekal ke atas kepalamu, sebagai suatu pahala bagi perhatian yang kau miliki bagi jiwaku! Ah, betapa banyaknya kedukaan yang telah kita alami bersama, dan sekali lagi kita menemui diri kita tertambat dengan tangan penindasan yang tak henti-hentinya. Hyrum, namamu akan dituliskan dalam Kitab Hukum Tuhan, untuk dilihat oleh mereka yang datang sesudah engkau, agar mereka boleh mengikuti pola kerjamu.”

Sekali lagi Nabi mengatakan, “Saya dapat berdoa dalam hati saya agar semua saudara saya adalah seperti kakak terkasih saya Hyrum, yang memiliki kelembutan seekor anak domba, serta integritas seorang Ayub, dan singkatnya, kelembutan hati serta kerendahan hati Kristus; dan saya mengasihi dia dengan kasih itu yang lebih kuat daripada kematian, karena saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk menghardik dia, demikian pula dia menghardik saya.”17

5

Joseph dan Hyrum Smith memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka.

Kakek saya, Bapa Bangsa Hyrum Smith, dipanggil untuk memegang kunci-kunci bagi dispensasi ini bersama dengan Nabi Joseph, adiknya. Tuhan telah berfirman bahwa dalam mulut kedua saksi ini segala perkara akan menjadi sah [lihat 2 Korintus 13:1] ….

Joseph Smith tidak bisa berdiri sendiri, kalau tidak pekerjaanya akan gagal, sama seperti pekerjaan Juruselamat membutuhkan pengukuhan dari saksi-saksi lain, dan yang dapat memberikan kesaksian bagi Kristus selain Bapa-Nya? [lihat Yohanes 8:12–18]. Dan oleh karena itu Tuhan memanggil orang lain untuk berdiri bersama Joseph Smith dan untuk memegang kunci-kunci keselamatan dalam dispensasi ini sebagai saksi bersamanya ….

… Tidak saja [Hyrum] dipanggil untuk menjadi Bapa Bangsa bagi Gereja, yang adalah hak kesulungannya, tetapi pada saat yang sama Tuhan berfirman kepadanya:

“Dan sejak mulai waktu ini Aku menetapkan baginya bahwa dia boleh menjadi nabi, dan pelihat, dan pewahyu bagi gereja-Ku, seperti juga hamba-Ku Joseph;

Agar dia boleh bertindak bersama-sama juga dengan hamba-Ku Joseph; dan bahwa dia akan menerima nasihat dari hamba-Ku Joseph, yang akan memperlihatkan kepadanya kunci-kunci yang dengannya dia boleh meminta dan menerima, dan dimahkotai dengan berkat, dan kemuliaan, dan kehormatan, dan imamat, dan karunia keimamatan yang sama, yang pada suatu kali diberikan ke atas dia yang adalah hamba-Ku Oliver Cowdery;

Agar hamba-Ku Hyrum boleh memberikan kesaksian tentang apa yang akan Aku perlihatkan kepadanya, agar namanya boleh disimpan sebagai ingatan terhormat dari angkatan ke angkatan, selama-lamanya” [A&P 124:94–96].

Bersama dengan pemanggilan dan perintah ini, Nabi Joseph Smith menganugerahkan kepada Hyrum Smith semua kunci, wewenang dan karunia keimamatan yang dia, sebagai Nabi, pegang, dan yang dahulunya dipegang oleh Oliver Cowdery. Tuhan juga mengungkapkan kepada Hyrum Smith semua yang diperlukan untuk memungkinkan dia memiliki semua secara lengkap dan dalam hal apa pun, seorang saksi bersama adiknya, Joseph, sebagai seorang nabi, pelihat, pewahyu dan presiden Gereja, dan untuk menjabat sebagai pemimpin di segala waktu fana dan segala kekekalan dalam dispensasi ini bersama adiknya, Joseph, seorang saksi bagi Yesus Kristus.18

Bersama adiknya, kakek saya, Bapa Bangsa Hyrum Smith, dia [Joseph Smith] memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya di Penjara Carthage. Dan saya juga ingin menjadi alat dalam tangan Tuhan dengan memberitahukan kepada seluruh penjuru bumi bahwa keselamatan itu telah tersedia kembali karena Tuhan telah membangkitkan seorang pelihat yang perkasa di zaman ini untuk menegakkan kembali kerajaan-Nya di bumi.19

Gambar
Room in Carthage jail seen on slant; men with guns come through door; Joseph is heading for window which reveals crowd below; painting is bathed in reddish hues.

Bersama-sama, Joseph dan Hyrum Smith memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka.

Kami mengangkat suara kami dengan rasa terima kasih atas kehidupan dan pelayanan dari Nabi Joseph Smith, dari Bapa Bangsa Hyrum Smith, dan para nabi serta rasul dan para pria serta wanita saleh yang telah membangun di atas landasan yang mereka tegakkan.20

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Presiden Smith menceritakan mengenai para anggota keluarga yang membantu memelihara kesaksian masa kanak-kanaknya terhadap misi Joseph Smith (lihat “Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith”). Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu anak-anak memperoleh kesaksian tentang misi Nabi Joseph Smith?

  • Dalam hal-hal apa nama Yesus Kristus dan Joseph Smith berhubungan? (lihat bagian 1). Bagaimana pelayanan Nabi Joseph Smith telah memengaruhi kesaksian Anda tentang Juruselamat dan Injil-Nya?

  • Renungkanlah pengamatan Presiden Smith mengenai Tuhan yang memanggil Joseph Smith alih-alih “orang yang terdidik dalam pembelajaran dan tradisi-tradisi dunia” (bagian 2). Bagaimana pemahaman ini dapat membantu kita ketika kita merasa tidak mampu untuk memenuhi tanggung jawab kita?

  • Di bagian 3, Presiden Smith mengutip Ajaran dan Perjanjian 5:10 dan 135:3. Bagaimana Anda dapat menjelaskan ayat-ayat ini kepada seseorang yang tidak memahami misi Joseph Smith?

  • Apa yang dapat Anda pelajari dari hubungan antara Joseph Smith dan kakaknya, Hyrum? (lihat bagian 4).

  • Bagaimana perasaan Anda sewaktu Anda memikirkan mengenai Joseph dan Hyrum Smith memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka? (lihat bagian 5). Dengan cara bagaimana kita dapat menghormati pengurbanan mereka?

Tulisan Suci yang Berhubungan

Terjemahan Joseph Smith, Kejadian 50:30–31; 2 Nefi 3:5–15; A&P 11:11–26; 76:22–24; 135

Bantuan Mengajar

Salah satu cara untuk mendorong pembelajaran sebaik mungkin adalah dengan mendengarkan secara cermat ketika seseorang mengajukan pertanyaan atau memberikan komentar. “Mendengarkan adalah sebuah ungkapan kasih. Itu sering kali memerlukan pengurbanan. Ketika kita dengan tulus mendengarkan orang lain, kita sering kali mengabaikan apa yang ingin kita ucapkan agar mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia [1999], 66).

Catatan

  1. Dalam Conference Report, April 1962, 44.

  2. Dalam Bryant S. Hinckley, “Joseph Fielding Smith,” Improvement Era, Juni 1932, 459.

  3. Dalam Conference Report, April 1962, 44.

  4. Dalam Conference Report, April 1960, 73.

  5. Dalam Conference Report, April 1962, 45.

  6. Dalam Conference Report, Oktober 1949, 88–89.

  7. Dalam Conference Report, Oktober 1970, 6.

  8. “The First Prophet of the Last Dispensation,” Ensign, Agustus 1971, 7.

  9. Dalam Conference Report, April 1920, 108–109.

  10. Dalam Conference Report, April 1920, 107.

  11. Dalam Conference Report, Oktober 1949, 88.

  12. “To Know for Ourselves,” Improvement Era, Maret 1970, 3.

  13. Essentials in Church History (1950), 20–21.

  14. Dalam Conference Report, Oktober 1970, 6.

  15. “The First Prophet of the Last Dispensation,” 7.

  16. “A Prophet’s Blessing,” Ensign, Juli 1972, 130.

  17. “Hyrum Smith: A Tribute by Joseph Fielding Smith,” Improvement Era, Februari. 1933, 201; cetak miring dihilangkan dari asli; lihat juga Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 461.

  18. Dalam Conference Report, April 1930, 91–93; lihat juga Doctrines of Salvation, disunting oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid (1954–1956), 1:216–219.

  19. “The First Prophet of the Last Dispensation,” 7.

  20. “Ogden Temple Dedicatory Prayer,” Ensign, Maret 1972, 9.